Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS TRILOGI

ANALISIS INVESTASI PUBLIK

MAKALAH

DICKY GUNAWAN (15102054)

MIRA AYU PRIHATINIA (15102114)

KHARISMA SENOAJI (15102139)

AVIVAH TURROHMANIAH (15102153)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang diberi judul “Analisis Investasi Publik”.
Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah
Akuntansi Sektor Publik pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Trilogi.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu selama proses penyusunan dan
penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Afrizal Aziz, selaku Dosen Matakuliah Akuntansi Sektor Publik


yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah ini;
2. Pengarang buku yang menginspirasi kami melalui karya-karya dalam
tulisannya;
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat dengan baik bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………..……..…………………………....... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………......... iii
BAB I PENDAHULUAN………………...……………………… 1
A. Latar Belakang………………………………….………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………….……... 2
C. Tujuan Penulisan ……………………………..….…….. 2
D. Manfaat Penelitian …………………………….……….. 2
BAB II PEMBAHASAN ……….………………………………… 4
2.1 Penetuan Kebutuhan Investasi Publik….……................ 4
2.2 Aspek Kelayakan Investasi ……………….………...... 4
2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Investasi Publik…. 5
2.4 Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik …………...... 8
2.5 Contoh Kasus 1……………………………..….…….... 8
2.6 Contoh Kasus 2……………………………..….…….... 10
BAB III PENUTUP ………………...……………………………… 12
Kesimpulan …….…………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat , pemerintah


dihadapkanpadamasalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputus
an investasi publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program,
kegiatan, dan fungsi yang menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk
investasi publik harus mendapat perhatian yang lebih besar
dibandingkandengan pengeluaran rutin, karena pengeluaran
investasi/modal memiliki efek jangka panjang,sedangkan pengeluaran
rutin lebih berdampak jangka pendek. Kesalahandalam
melakukan pengambilan keputusan investasi tidak saja akan berdampak pa
da anggaran tahun berjalan,namun juga akan membebani anggaran tahun-
tahun berikutnya.Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan
penganggaran modal/investasi.Penganggaran modal/investasi merupakan
proses untuk menganalisis proyek-proyek danmemutuskan apakah proyek
tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran modal/investasi.
Untuk memberikan mekanisme dalam mengatur proyek investasi publik
secara lebih efisien dan efektif,maka perlu dilakukan analisis investasi
secara mendalam. Analisis investasi berhubungan eratdengan
penganggaran fungsional, alokasi sumber daya, dan praktik manajemen
keuangan disector publik. Selain itu, program investasi public merupakan
bentuk dari dual budgeting , yaitu pemisahan anggaran modal/investasi dari
anggaran rutin.Di kebanyakan Negara berkembang, anggaran
pembangunan dan anggaran rutindipisahkan. Fokus perhatiannya
ditujukanuntukmengintegrasikankebijakandengan pengeluaran manajemen
. Dalam praktiknya terdapat permasalahan yang sulit diselesaikan,dianatar
anya adalah:

1
a. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan
program yangkomprehensif.
b.Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan
datang.
c. Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada.
d. Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi
dan pengeluaran rutin.
Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi, pemerintah terlebih
dahulu perlu menentukan kebutuhan investasi yang dibutuhkan. Untuk
menentukan kebutuhan investasi perlu dilakukan evaluasi yang mencakup:

1. Inventarisasi investasi
2. Inventarisasi memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai investasi,
kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk.
3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada
4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan
datang
5. Inventarisasi kebutuhan investasi
6. Evaluasi kelayakan investasi
7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya,
finansial, ekonomi, dan aspek distribusi. Penghitungan kelayakan investasi
dapat dilakukan dengan meneggunakan alat analisis, misalnya: NPV, IRR,
ARR, PP.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka kami membuat rumusan
masalah antara lain :
1. Bagaimana penetuan kebutuhan investasi publik?
2. Apa saja aspek kelayakan investasi?
3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi investasi publik?
4. Bagaimana teknik dasar penilaian investasi publik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penentuan kebutuhan investasi publik
2. Untuk mengetahui aspek kelayakan investasi
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi investasi publik
4. Untuk mengetahui teknik dasar penilaian investasi publik

D. Manfaat Penelitian

2
Selain tujuan, makalah ini juga memiliki manfaat, antara lain sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
analisis investasi publik.
2. Bagi pihak lainnya, memperluas wawasan dan sebagai acuan penulis
lainnya yang akan melakukan penyusunan atau pun yang akan
melanjutkan penulisan makalah ini sesuai judul diatas.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penetuan Kebutuhan Investasi Publik


Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran
yang akan ditetapkan bagi masing masing unit organisasi. Analisis mendalam
sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan karena investasi publik
berkaitan erat dengan masalah transparasi dan kewajaran anggaran.
Penentuan kebutuhan investasi publik terkait dengan dua kegiatan, yaitu
peningkatan kuantitas investasi dan peningkatan kualitas investasi.
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul Investasi. Salah satu
penggolongannya adalah :
1. Investasi penggantian
2. Investasi penambahan kapasitas
3. Investasi baru

Pengeluaran investasi untuk penggatian barang modal mengikuti pola


umur manfaat barang modal. Bila umur ekonomi barang modal telah habis,
maka perlu pembelian barang modal baru untuk menggantinya.

Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi tuntutan


peningkatan cakupan pelayanan. Jumlah penambahan unit barang modal
ditentukan oleh produktivitas barang modal yang saat ini ada. Produktivitas
barang modal diukur berdasarkan rasio antara input dengan output yang
dihasilkan.

Investasi dapat juga berupa investasi baru yang belum ada sebelumnya.
Untuk jenis investasi baru, maka pertimbangan mengenai aspek teknis,
ekonomi, sosial-budaya, dan aspek distribusi harus mendapat perhatian lebih
besar.

2.2 Aspek Kelayakan Investasi


Dalam perencanaan dan analisis investasi harus mempertimbangkan
beberapa aspek yang secara bersama sama menunjukkan keuntungan dan
manfaat yang diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Seluruh aspek
harus dievaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan siklus
pelaksanaan, karena aspek aspek tersebut satu sama lain saling berhubungan.
a. Aspek Teknis
Merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan. Jika aspek teknis nya tidak layak maka investasinya
akan ditolak.

4
b. Aspek Sosial dan Budaya
Menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan
merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat, aspek ini juga mencakup aspek legal dan lingkungan.
c. Aspek Ekonomi dan Finansial
Meliputi kegiatan menganalisis apakah suatu proyek yang diusulkan
akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya cukup
besar. Aspek finansial menerangkan pengaruh pengaruh finansial dari
suatu proyek yang diusulkan.
d. Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan
dengan masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan merata.

2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Investasi Publik


a. Faktor diskonto yang digunakan
b. Tingkat inflasi
c. Risiko dan ketidakpastian
d. Capital rationing

Tingkat Diskonto

Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return)


yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat resiko tertentu. Jika suatu
proyek tidak memberikan keuntungan yang diisyaratkan (required rate of
return), maka proyek tersebut harus ditolak. Perhitungan tingkat diskonto
merupakan bagian yang cukup kompleks dalam analisis investasi.

Pada sektor swasta terdapat dua sumber pendanaan, yaitu pembiayaan


modal (equity finance) dan pembiayaan utang (debt finance). Keuntungan
yang diperoleh kreditor sebagai pemberi utang, berupa pembayaran bunga
utang, sedangkan investor memperoleh keuntungan berupa dividen dan
gain atau saham yang dimilikinya. Harga psar saham merefleksikan laba
dimasa depan yang diharapkan (expected future earnings). Pembiayaan
hutang memiliki resiko yang lebih rendah dibandingkan pembiayaan
modal sehingga kreditor akan meminta tingkat kembalian (rate of return)
yang lebih rendah dibandingkan dengan investor karena resiko investasi
berbanding lurus dengan return investasi. Semakin tinggi resiko investasi,
maka return yang diharapkan juga semakin tinggi. Pembiayaan utang
memiliki biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan pembiayaan modal.
Biaya utang (cost of debt) lebih murah dibandingkan dengan biaya modal
sendiri (cost of equity) karena pembayaran bunga utang merupakan biaya

5
yang mengurangi pajak. Biaya modal total dapat dinyatakan dalam bentuk
biaya modal rata rata tertimbang dengan rumus :

Ko = Ke.(E/V) + Kd.(1-T).(D/V)

Dalam hal ini:


K0 = biaya modal total
Ke = biaya modal (tingkat keuntungan yang disyaratkan atas investasi
modal)
Kd = biaya utang (tingkat keuntungan yang disyaratkan atas investasi
utang)
T = Tingkat pajak
E = Harga pasar saham
D = harga pasar surat berharga utang
V = E + D = nilai pasar perusahaan secara keseluruhan

Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek


dikatakan cukup, masalah berikutnya yang perlu dipertimbangkan
berfokus pada tingkat diskonto (discount rate) yang cocok yang akan
digunakan. Anatara biaya dan manfaat terjadi pada tingkat waktu yang
berbeda, sehingga nilai tersebut perlu didiskontokan untuk beberapa
periode waktu sebelum bebagai alternatif investasi diperbandingkan untuk
ditentukan investasi mana yang akan dilakukan. Untuk tujuan analisis
biaya manfaat, maka perlu digunakan tingkat diskonto sosial (social
discount rate).
Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menyatakan
sosial discount rate sebagai suatu tingkat yang merefleksikan preferensi
maysarakat terhadap manfaat saat ini atas manfaat yang akan diterima
dimasa yang akan datang, atau disebut social time priference rate (STPR).
Masalah yang muncul adalah bahwa alasan memilih manfaat sekarang
(current benefits) mungkin dipengaruhi oleh penilaian individu yang
menilai terlalu rendah (under estimate) manfaat yang akan diperoleh
dimasa depan. Asumsi dalam pendekatan ini adalah generasi mendatang
akan lebih sejahtera dari pada generasi sekarang. Oleh karena itu
dilakukan pengurangan terhadap kebutuhan benefit yang tersedia.
Kemungkinan lebih lanjut adalah dengan mencoba untuk menjelaskan social
opportunity cost rate (SOCR). Penggunaan analisis berdasarkan SOCR adalah
bahwa sumber daya yang digunakan untuk melakukan investasi di sektor publik
terbatas dan sumber daya itu tidak tersedia ditempat lain. Sehingga, discount rate
yang digunakan pada investasi sektor publik harus dinilai dengan pengujian
social discount rate.

6
Inflasi
Penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi.
Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin rendah nilai riil keuntungan dimasa
depan yang diharapkan (expected future returns) sehingga tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi menyebabkan required
rate of return semakin tinggi.

Risiko dan Ketidakpastian

Required rate of return akan semakin tinggi jika resiko investasi naik.
Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan sosial-politik, tidak
adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat
meningkatkan risiko investasi. Faktor-faktor tersebut menyumbang risiko
suatu negara (country risk) yang jika sudah sangat parah dapat mengarah
pada risiko default country. Terjaminnya keamanan berinvestasi,
penegakan hukum dan demokrasi, terjaminnya property right dan contract
right dapat menurunkan risiko investasi.

Capital Rationing
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi
masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi. Harus
dilakukan perangkingan investasi dikarenakan tidak tercukupinya dana
untuk membiayai semua investasi yang diajukan. Perangkingan dapat
dilakukan dengan menggunakan rasio manfaat/biaya atau dapat juga
menggunakan model pemrograman linear.
Pada organisasi sektor publik, selain memperhatikan faktor-faktor di atas
penilaian investasi juga harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Tingkat utang pemerintah
Jumlah yang harus dibayarkan oleg pemerintah sehubungan
dengan perolehan sumber pembiayaan di luar pajak, seperti utang
luar negeri dan obligasi pemerintah yaitu berupa bunga dan pokok
hutang.
2. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (Social opportunity
cost rate)
Proyek pemerintah harus menghasilkan tingkat keuntungan
(return) yang minimal sama dengan tingkat keuntungan proyek
sektor swasta dengan penggunaan dana yang sama.
3. Social time preference rate
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh masyarakat jika
menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan konsumsi di masa
yang akan datang.

7
2.4 Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik
Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat
empat langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek investasi, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan.
Organisasi di sektor publik seringkali dihadapkan pada banyak
alternatif investasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Sehingga
perlu diidentifikasi alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk
dianalisis lebih lanjut.
2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan
dilaksanakan (cost/benefit relationship)
Pada organisasi sektor publik biaya dan manfaat atas suatu
usulan investasi tidak dapat secara langsung diukur dengan satuan
mata uang, sehingga teknik analisis biaya dan manfaat sangat
cocok untuk diterapkan. Dalam analisis biaya-manfaat ini, benefit
(manfaat) ditekankan pada semua keunggulan ekonomi dan sosial
yang diperoleh, sedangkan untuk cost (biaya) ditekankan pada
kelemahan-kelemahan proyek yang dikuantitatifkan dalam bentuk
uang.
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah.
Apabila biaya dan manfaat dari suatu proyek tidak dapat diukur
dalam bentuk rupiah, maka dapat dilakukan perhitungan mengenai
nilai manfaat dari proyek secara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness
analysis).
4. Memilih proyek yang manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang
tinggi.
Rasio biaya dan manfaat atau efektifitas biaya merupakan titik
awal penentuan penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian
yang dapat mempengaruhi perhitungan. Tidak semua biaya dan
manfaat sosial dapat dimaksukkan dalam perhitungan, bahkan
beberapa diantaranya tidak dapat dipakai dalam pengukuran yang
objektif dalam bentuk moneter. Analisis moneter mungkin
mengindikasikan bahwa proyek akan memberikan nilai uang
terbaik, tetapi faktor-faktor politik, respon pemerintah, serta
tekanan-tekanan sosial menyebabkan pertimbangan biaya dan
manfaat diperlukan atas proyek tersebut.

2.5 Contoh Kasus 1

Contoh investasi publik di Indonesia oleh Basroni dan Sasmoyo dalam


Abdul Halim(2008) adalah Investasi Pelayanan Geriatri di RSUD Kabupaten
Sleman. Berikut adalah hasil analisis penilaian kelayakan investasi tersebut:

8
 Dilihat dari analisis peluang pasar dan pemasarannya cukup prospektif dan
potensial untuk investasi pelayanan geriatric karena kenyataannya bahwa
pada dasarnya setiap orang adalah calon manula atau orang lansia, serta
data yang menunjukkan adanya pertambahan alami lansia 6.000 orang
rerata per tahunnya.
 Analisa dari aspek teknis memenuhi syarat kelayakan, karena
RSUD Sleman telah berpengalaman dalam menyelenggarakan
pelayanan penyakit dalam sebagai prasyarat berjalannya pelayanan
geriatri didukung oleh salah satu faktanya adalah persyaratan lokasi untuk
bangunan seluas 522 m2 yang dibutuhkan telah siap pada lahan 1,2 ha dan
merupakan bagian dari master plan.
 Analisa dari aspek sosial dan budaya dapat dikatakan layak. Secara sosial
adanya pelayanan geriatric akan memiliki manfaat semakin adil dan
meratanya kesempatan masyarakat lanjut usia mendapatkan pelayanan
geriatri.
 Analisa dari aspek distribusi dapat dikatakan layak, karena rencana
investasi pelayanan geriatric di RSUD Sleman akan meningkatkan
aksesibitas masyarakat kabupaten Sleman dan sekitarnya dalam
memperoleh layanan geriatri. Khusus untuk keluarga miskin bisa
menikmati layanan geriatri secara gratis melalui jaminan PT. Askes.
 Analisa dari aspek biaya dapat dikatakan layak, karena rencana investasi
pelayanan geriatric di RSUD Sleman dengan total biaya sebesar Rp
2.226.813.000,- akan menghasilkan manfaat yang lebih besar baik secara
sosial, budaya, ekonomi, dan keuangan.
 Analisis dari aspek pendapatan dapat dikatakan layak, karena rencana
investasi pelayanan geriatric di RSUD Sleman akan menjadi multiplier
effect pada peningkatan utilitas pelayanan medis lainnya dan pelayanan
penunjang.
 Analisis Net Present Value (NPV) menghasilkan nilai > 1 yaitu:
Untuk tingkat diskonto 12% sebesar: Rp. 1.464.913.583,-
Untuk tingkat diskonto 15% sebesar: Rp. 955.826.540,-
Untuk tingkat diskonto 18% sebesar: Rp. 541.702.109,0 sehingga
dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
 Analisis Payback Period (PP) menyimpulkan bahwa nilai investasi akan
kembali pada tahun ke4,6.

9
2.6 Contoh Kasus 2

INVESTASI DI KABUPATEN SRAGEN, JAWA TENGAH

Pembangunan Usaha Grosir di 20 Kecamatan

Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen berencana membangun usaha grosir


yang meliputi 20 kecamatan di seluruh wilayahnya. Investasi ini dilakukan
dengan pola bagi hasil antara Pemda setempat dengan investor yang berminat.
Pihak kecamatan akan menyiapkan lahan yang lokasinya sesuai dengan master
planPemda, sedangkan pembangunan dan pengelolaannya diserahkan kepada
investor.

Pemda telah menyiapkan lokasi yang strategis. Jumlah pelanggan prospektif


dilihat dari populasi penduduk Kabupaten Sragen ± 900.000 jiwa dengan 682.367
jiwa merupakan usia produktif. Besarnya dana yang diperlukan untuk melakukan
investasi tersebut:

1. Tanah (ukuran 30mx40m2 x Rp 400.000) : Rp 480.000.000


2. Bangunan (260 m2 x Rp 2.000.000) : Rp 520.000.000
3. Modal Kerja : Rp. 500.000.000
4. Peralatan komputer/mesin hitung : Rp 10.000.000
5. Total : Rp 1.510.000.000
Berdasarkan analisa investasi dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Pay Back Periode: 6,2 bulan
2. NPV : 1.175.000.000,-
3. IRR : 10,588 (baik)
4. ARR : 22,185 (baik)
5. PI : 1,778 (> 1 diterima)
Sumber: www.sragenkab.go.id diakses tanggal 17 Oktober 2010 pukul 14. 39
WIB

Analisis
Investasi di atas tergolong investasi baru dengan tujuan menyediakan tempat
untuk usaha grosir bagi masyarakat di 20 kecamatan dalam wilayah Kabupaten
Sragen. Dengan demikian, evaluasi investasi harus ditekankan pada keempat
aspek berikut ini:
a. Aspek Teknis

10
Investasi usaha grosir tersebut telah memenuhi aspek teknis.

b. Aspek Sosial dan Budaya


Pembangunan usaha grosir ini kemungkinan besar berdampak pada
penjual retail atau toko- toko kecil yang sudah ada. Mereka akan
kehilangan sebagian konsumen. Di sisi lain, investasi ini juga
menyediakan tempat usaha dan memberikan kesempatan kerja yang lebih
luas lagi. Dengan adanya investasi ini, diharapkan mampu meningkatkan
produktivitas masyarakat sekitar. Selain itu, usaha grosir ini juga akan
memudahkan konsumen atau masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan
sehari- hari. Namun, tentunya terdapat social opportunity cost yang
ditanggung oleh masyarakat dimana pasti akan terjadi pertambahan polusi
suara akibat aktivitas jual beli. Selain itu juga masalah sampah dan
kelancaran lalu lintas.

c. Aspek Ekonomi dan Finansial


Dari hasil analisis investasi yang telah dilakukan, dapat kita lihat bahwa
indicator- indicator tersebut menunjukkan bahwa investasi usaha grosir ini
merupakan investasi yang menguntungkan. Hasil perhitungan NPV positif
dengan payback period yang relative sangat singkat, hanya 6, 2 bulan.
Selain itu, dengan mengikutsertakan modal dari investor swasta, maka
investasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

d. Aspek Distribusi
Investasi ini memungkinkan terjadinya distribusi yang merata karena
dilakukan di seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen. Dengan demikian,
pembangunan tidak hanya terpusat pada kecamatan- kecamatan kota.
Selain itu, proyek ini juga turut mengundang partisipasi dari pihak swasta
sehingga alokasi dana Pemerintah Daerah tidak akan terlampau banyak
terkuras di proyek ini saja.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Otonomi daerah mendorong desentralisasi wewenang pemerintah daerah


dalam mengelol berbagai sumber daya yang ada di daerahnya. Kebanyakan
dari sumber daya yang ada memerlukan aliran dana agar lebih memiliki nilai
ekonomis dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
dalam hal ini dibutuhkan suatu investasi pemerintah yang dapat mengcover
kebutuhan akan dana yang diperlukan. Perencanaan investasi pemerintah
memerlukan suatu analisis investasi guna menilai layak tidaknya rencana
investasi tersebut untuk direalisasikan. Tidak hanya melihat dari sisi
keuangan saja, analisis investasi ini juga melihat dari berbagai sudut pandang
kelayakan suatu proyek yang nantinya ditujukan untuk mensejahterakan
masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Mardiasmo,MBA,Ak., Akuntansi Sektor Publik. Andi Yogyakarta

https://www.academia.edu/19570296/Investasi_Sektor_Publik

http://cintokowati.blogspot.co.id/2010/11/asp-analisis-investasi-sektor-
publik.html

13

Anda mungkin juga menyukai