Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan

Disusun Oleh :
Dwi Ageng Setyawan (17310448)

STIE MAHARDHIKA
AKUNTANSI REGULER B
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada
kita semua sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dimana makalah ini membahas Manajemen Persediaan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yan
telah membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.

i
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar.............................................................................................. i
Daftar Isi....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Persediaan................................................. 3
2.2 Tujuan Manajemen Persediaan.......................................................3
2.3 Fungsi Manajemen Persediaan... ................................................... 4
2.4 Jenis-Jenis Persediaan…….............................................................5
2.5 Biaya-Biaya Persediaan…………………….................................. 5
2.5.1. Biaya Pesan………………………..................................... 6
2.5.2. Biaya Simpan……………………...................................... 6
2.5.3. Biaya Kehabisan Bahan…………...................................... 7
2.6. Optimalisasi Persediaan................................................................ 7
2.6.1 ROP ………………………………………………………... 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persediaan merupakan salah satu unsur penting dalam operasi perusahaan,


selain itu persediaan dapat mempermudah dan memperlancar jalannya kegiatan
normal pada suatu perusahaan yang dilakukan secara rutin untuk memproduksi
barang yang diperuntukkan bagi konsumen.
Bahan baku untuk barang dalam proses dan barang jadi merupakan
macam-macam bentuk dari persediaan, dan persediaan berhubungan dengan stok
dari apapun yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Meskipun persediaan
mewakili sebagian besar dari investasi bisnis yang harus dikelola dengan baik
untuk memaksimalkan keuntungan.
Persediaan berhubungan dengan bermacam-macam tujuan yaitu : mencari
perimbangan antara jumlah stok yang benar tetapi tidak terlalu banyak,
meningkatkan turnover persediaan tanpa mengorbankan tingkat pelayanan,
menjaga stok terendah tetapi tidak membahayakan kinerja, memelihara
bermacam-macam stok yang sangat banyak tetapi tidak menghabiskan dengan
cepat sehingga menipis, mempunyai persedian yang mencukupi tanpa item-item
yang usang atau tidak terpakai, selalu mempunyai stok yang diinginkan tetapi
tidak item yang lambat, Ketika persediaan tidak dikelola dengan benar dan
menjadi tidak dipercaya, tidak efisien dan mahal, tidak hanya item yang disimpan,
pajak asuransi dan juga biaya yang ada dalam inventory.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan manajemen persediaan ?
2. Apa saja tujuan dan fungsi serta jenis manajemen persediaan ?
3. Bagaimana cara memaksimalkan manajemen persediaan ?

1
2

1.3. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian
manajemen persediaan, tujuan dan macam-macamnya serta hasil yang maksimal
dengan adanya manajemen persediaan bagi perusahaan. Dan memenuhi tugas
mata kuliah manajemen keuangan.

1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen
persediaan.
2. Mengetahui dengan benar cara menangani persediaan barang di
perusahaan.
3. Memahami hasil yang paling maksimal dalam menangani persediaan
barang.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Manajemen Persediaan


Istlah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan
segala sesuatu atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam
antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Sitem persediaan adalah
serangkaian kebijaksanaan yang memonitor tingkat persediaan dan mementukan
tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus di isi, dan berapa
besar pesanan yang harus dilakukan.
Sedangkan pengertian persediaan menurut Warren Reeve Fess yang
diterjemahkan oleh Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan yaitu :
“Digunakan untuk mengindikasikan (1) barang dagang yang disimpan untuk
kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan (2) bahan yang
digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu.”
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang digunakan untuk dijual
kembali atau digunakan dalam proses produksi.

2.2. Tujuan Manajemen Persediaan


Dalam perusahaan seperti perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang
memiliki persediaan yang beraneka ragam jenisnya, sehingga persediaan memiliki
tujuan. Adapun uraian dari tujuan persediaan adalah sebagai berikut :
a. Batch Stock/Lot Size Inventory, persediaan yang diadakan karena
kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam
jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan saat ini.
b. Fluctuation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.
c. Anticipation Stock, persediaan yang diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola
4

musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi


penggunaan atau penjualan atau permintaan yang meningkat.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
persediaan, maka perusahaan dapat melakukan efisiensi produksi dan
penghematan biaya angkut, dapat menghadapi fluktuasi permintaan konsumen
yang tidak dapat diramalkan atau tidak beraturan serta untuk mengatasi jumlah
pesanan yang telah diramalkan sebelumnya., dalam bahasa timbul mekanisme
untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut
ragam standar (Subarianto, 2000).

2.3. Fungsi Manajemen Persediaan


Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuti terdiri dari :
a) Fungsi Decoupling adalah persediaan yang memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung
pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak
akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan
waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar
departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan
terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari para langganan.
b) Fungsi Economic Lot Sizing. Persediaan lot size ini perlu
mempertimbangkan penghematan-penghematan atau potongan
pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah dan
sebagainya. Hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko,
dan sebagainya).
c) Fungsi Antisipasi yaitu apabila perusahaan menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diperkirakan dan diramalkan
berdasarkan
5

pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam


hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasional
inventories).
2.4. Jenis-jenis Persediaan
Secara garis besar dalam perusahaan yang bergerak di dalam industri pabrik
(manufaktur), persediaan diklasifikasikan berdasarkan tahapan dalam proses
produksi. Adapun uraian dari jenis-jenis persediaan adalah sebagai berikut :
a. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan barang-
barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponen-komponen lainnya
yang digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components),
yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen
yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat
dirakit menjadi suatu produk.
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies stock), yaitu
persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi
tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
d. Persediaan barang setengah jadi (work in process stock), yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih
perlu di proses lebih lanjut menjadi barang jadi.
e. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang-
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk
dijual atau dikirim pada langganan.

2.5. Biaya Persediaan

Seperti yang sudah disebutkan diatas, tujuan manajemen persediaan adalah

untuk menyediakan persediaan yang diperlukan guna menjamin kelangsungan

operasi perusahaan pada tingkat biaya yang minimal. Untuk itu. Langkah pertama

yang perlu dilakukan oleh manajemen adalah mengidentifikasi semua biaya yang

berkaitan dengan pembelian dan penyimpanan persediaan. Biaya yang berkaitan


6

dengan persediaan dikelompokkan menjadi ; 1. Biaya pesan (ordering costs), 2.

Biaya simpan (carrying costs), 3. Biaya kehabisan bahan (stockout costs).

2.5.1. Biaya Pesan (Ordering Costs)


Merupakan semua biaya yang timbul karena perusahaan memesan
barang apabila barang tersebut dibeli pada pihak lain. Biaya tersebut
meliputi biaya sejak dilakukan pemesanan sampai barang tersebut
berada di gudang. Biaya pemesanan meliputi biaya pengelolaan
sampai bagian pembelian, bagian tenaga kerja, bagian telepon atau
administrasi, serta biaya persiapan penyusunan spesifikasi yang
berhubungan dengan proses pemesanan. Disamping itu biaya
pemesanan meliputi biaya penerimaan, pengecekan, penimbangan,
biaya pembayaran faktur, dan potongan tunai apabila perusahaan
membeli dalam jumlah yang cukup besar dan biaya lain hingga
persediaan siap diproses,
Untuk mencari biaya pesan total (ordering costs) dapat dirumuskan
sebagai berikut :
 TOC = F X S/Q
= FXN
Dimana :
S = jumlah kebutuhan atau permintaan / tahun
Q = jumlah unit sekali pesan
N = jumlah atau frekuensi pemesanan / tahun
F = biaya pesan

2.5.2. Biaya Simpan (Carrying Costs)


Mencakup semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
menyimpan dalam periode tertentu. Biasanya biaya ini ditunjukkan
dengan persentase atau harga beli persediaan. Biaya ini meliputi sewa
gedung, biaya penurunan nilai perusahaan, biaya penyusutan
teknologi, biaya asuransi baik kebakaran atau kehilangan, biaya pajak.
Untuk mencari mencari biaya penyimpanan (carrying costs) dapat
dirumuskan sebagai berikut :
7

 TCC = C X P X A
Atau
TCC = CP X A
Dimana :
C = Biaya penyimpanan dalam prosentase
P = harga /unit
CP = biaya penyimpanan /unit dalam rupiah
A = rata-rata persediaan (Q/2)

 Total Biaya Persediaan = Total biaya pesan + Total biaya simpan


TIC = TOC + TCC
= F X (S/Q) + C X P X (Q/2)

2.5.3. Biaya Kehabisan Bahan (Stockout Costs)


Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat
persediaan, biaya kekurangan bahan adalah yang paling sulit
diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi
adanya permintaan bahan. Kekurangan bahan bisa dari luar maupun
dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan
konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam
terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan
departemen lain maupun penundaan pengiriman maupun idle
kapasitas. Biaya kekurangan dari pihak luar dapat berupa biaya back
order, biaya kehilangan kesempatan penjualan, dan biaya kehilangan
kesempatan menerima keuntungan.

2.6. Optimalisasi Persediaan


Perusahaan berusaha menekan biaya seminimal mungkin agar keuntungan
yang diperoleh menjadi lebih besar, demikian pula dengan manajemen persediaan
selalu mengupayakan agar biaya persediaan menjadi minimal. Metode untuk
menetukan persediaan yang paling optimal atau paling ekonomis adalah
Economical Order Quantity (EOQ), yaitu jumlah kuantitas bahan yang dibeli
8

pada setiap kali pembelian dengan biaya yang paling minimal. EOQ tercapai pada
saat biaya pesan sama dengan biaya simpan. Jumlah kuantitas pesanan yang
paling ekonomis (EOQ) dapat dicapai pada saat biaya pesan sama dengan biaya
simpan.
Rumusnya adalah :

2.F .S
 EOQ =
C.P
Dimana :
F = Biaya pesan
S = Total permintaan /tahun
C = Biaya simpan dalam prosentase
P = Harga /unit

2.6.1. ROP (ReOrder Point).


ROP (Re Order Point) atau titik pemesanan kembali adalah saat
harus diadakan pesanan lagi sehingga penerimaan bahan yang
dipesan tepat pada waktu persediaan diatas safety stock sama dengan
nol (Martono, D A Harjito, 2005: 88). Untuk menentukan ReOrder
Point (ROP) dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
 ROP = Waktu pemesanan X penggunaan unit /hari
Penggunaan unit = Jumlah unit pesan : jumlah hari

Saat kapan pemesanan harus dilakukan kembali perlu ditentukan


secara baik karena kekeliruan saat pemesanan kembali tersebut dapat
berakibat terganggunya proses produksi.
Ada dua faktor yang menentukan ReOrder Point:
a) Penggunaan bahan selama Lead Time
Waktu tunggu (Lead Time) juga ditentukan oleh jarak antara
perusahaan dan sumber bahan, alat transportasi yang digunakan
dan lain sebagainya. Selama waktu tunggu proses produksi
diperusahaan tidak boleh terganggu. Oleh karena itu, penggunaan
9

bahan selama waktu tunggu perlu diperhitungkan dengan cermat


sehingga perusahaan tidak sampai kekurangan bahan.

b) Persediaan Pengaman (Safety Stock)


Adalah persediaan minimal yang ada dalam perusahaan.
Persediaan ini merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk
berjaga-jaga apabila perusahaan kekurangan barang atau ada
keterlambatan bahan yang dipesan sampai di perusahaan. ROP
harus dilakukan ketika jumlah barang atau bahan tepat sama
dengan jumlah barang yang dijadikan safety stock ditambah
kebutuhan selama waktu tertentu. Rumusnya adalah :
 SS = C X P

 Latihan soal :
Perusahaan PT. POLYGON berharap bias menjual produknya dengan lancar
dan kebutuhan barang yang akan dijual sebesar 60.000 unit selama setahun
dengan harga sebesar Rp. 2000,-, rencana akan dilakukan pemesanan dua
bulan sekali. Biaya setiap kali pesan sebesar Rp. 100.000,- dan biaya
penyimpanan sebesar 20% ., lead time = 5 hari.
Hitunglah :
1) TIC sebelum dan sesudah EOQ !
2) ROP dengan safety stock
3) Buatlah analisa untuk keduanya.

 N = 12 bulan / 2 bulan = 6 kali pemesanan


TOC = biaya pesan X frekuensi pemesanan
=FXN
= Rp. 100,000,- X 6
= Rp. 600.000,-

TCC = by. penyimpanan (%) X harga /unit X rata-rata persediaan


= C X P X Q/2
10

= 20% X Rp. 2.000,- X 10.000 unit /2


= Rp. 2.000.000,-

TIC = TOC + TCC


= Rp. 600.000,- + Rp. 2.000.000,-
= Rp. 2.600.000,-

2.F .S
 EOQ =
C.P

2  ( Rp.100.000,)  (60.000unit )
=
20%  Rp.2000,

Rp .12.000.000,
=
Rp .400,

= 30.000.000 = 5.477 unit


S
N =
Q
60.000
= = 11 X
5.477
TOC =NXF
= 11 X Rp. 100.000,-
= Rp. 1.100.000,-
TCC = C X P X Q/2
= 20% X Rp. 2000,- X (5.477/2)
= Rp. 1.095.000,-
TIC = TOC + TCC
= Rp. 1.100.000,- + Rp. 1.095.000,-
= Rp. 2.195.000,-
Kalau kita bandingkan antara biaya persediaan total tanpa EOQ
dengan biaya persediaan total dengan EOQ ternyata masih
menguntungkan atau lebih hemat kalau pemesanan dengan
menggunakan EOQ. Kalau menggunakan EOQ biaya persediaan total
sebesar Rp. 2.195.000,- sedang kalau tanpa menggunakan EOQ biaya
11

persediaan total sebesar Rp. 2.600.000,- berarti lebih hemat Rp.


404.400,-.

 ROP = Waktu pemesanan X penggunaan unit setiap hari


Penggunaan unit setiap hari = jml unit pesan / jumlah hari pesan
Asumsi, 1 tahun = 360 hari, 1 bulan = 30 hari
ROP = 5 hari X 5.477 unit : (360 hari/11)
= 5 hari X (5.477 unit : 33 hari )
= 5 hari X 166 unit
= 830 unit
Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa perusahaan akan
melakukan pemesanan kalau persediaan yang ada tinggal 830 unit dan
jumlah itu yang bisa digunakan dalam waktu tunggu selama 5 hari.

 ROP dengan safety stock, sebesar 200 unit


ROP = (5 hari X 166 unit) + 200 unit
= 830 unit + 200 unit
= 1.030 unit
TOC =FXN
= Rp. 100.000,- X 11
= Rp. 1.100.000,-
TCC = C X P X (A + safety stock)
= 20% X Rp. 2000,- X ( 2.739 unit + 200 unit )
= Rp. 1.175.600,-
TIC = TOC + TCC
= Rp. 1.100.000,- + Rp. 1.175.600,-
= Rp. 2.275.600,-

Berdasar hitungan diatas bisa dianalisis sebagai berikut.


Sebelum ada safety stock jumlah biaya pemesanan (TOC) jumlahnya
sama atau tidak ada perubahan dengan setelah ada safety stock yaitu
sebesar Rp. 1.100.000,- karena frekuensi pembelian tetap yaitu
12

sebanyak 11 kali. Biaya penyimpanan ada perubahan sebesar Rp.


80.000,- yaitu sebelum ada safety stock yaitu sebesar Rp. 1.095.000,-
dan setelah safety stock biaya menjadi Rp. 1.175.000,-. Karena ada
perubahan dari biaya penyimpanan, jelas mempengaruhi jumlah
persediaan total (TIC), dimana terjadi kenaikan dari biaya
penyimpanan yaitu sebesar Rp. 80.000,-. Biaya total persediaan
sebelum adanya safety stock sebesar Rp. 2.195.000,- dan setelah
adanya safety stock sebesar Rp. 2.275.600,-
Dari ilustrasi diatas bisa digambarkan dibawah ini mengenai :
a) Tingkat persediaan yang pasti
Unit

Q
Rata-rat persediaan

Q/2

Waktu

b) TIC dengan EOQ

Unit Tingkat pemakaian rata2


EOQ
5.477

ROP
830

0 28 33 66 Hari
5 hari
13

c) TIC dengan EOQ serta safety stock


Unit Tingkat pemakaian rata2
EOQ
5.677

ROP
1.030

200
Persediaan pengaman
0 28 33 62 66 Hari
5 hari
14

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
i. Manajemen persediaan melibatkan pengendalian aset atau aktiva yang
digunakan dalam proses produksi atau yang diproduksi untuk dijual
dalam kegiatan operasi perusahaan.
ii. Persediaan ada tiga jenis, yaitu bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi.
iii. Tujuan manajemen persediaan mengadakan persediaan yang dibutuhkan
untuk operasi yang berkelanjutan baik pada proses produksi maupun
melayani permintaan dengan biaya minimum.
iv. 3 jenis biaya persediaan dalam menentukan persediaan yang optimal yaitu
: biaya pesan (ordering costs), biaya simpan (carrying costs), dan biaya
kehabisan bahan (stockout costs).
v. Kuantitas pemesanan ekonomis (EOQ) merupakan kuantitas barang
persediaan.
vi. Reorder point (ROP) merupakan jumlah tertentu dari persediaan pada
saat dilakukan pemesanan.
vii. Waktu menunggu (lead time) adalah lamanya dilakukan pemesanan
persediaan dengan diterimanya pemesanan persediaan.
viii. Persediaan pengaman (safety stock) merupakan persediaan cadangan yang
digunakan untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian baik dalam hal
penggunaan atau permintaan persediaan maupun waktu tunggu yang tidak
pasti.
15

DAFTAR PUSTAKA

Yuniningsih. 2018. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Sidoarjo :


Indomedia Pustaka.

Hayat, Atma., Noch, M. Yamin., Hamdani, Rumasukun, M. Ridwan.,


Rasyid, Abdul., Nasution, Murni Dahlena.,2018. Manajemen Keuangan, Sidoarjo
: Madenatera dan Indomedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai