KABUPATEN MAGELANG
CV. GRAHA REKHA
Oleh:
FEBRI ANTONI
G1D012011
I. PENDAHULUAN
Listrik merupakan komoditi utama untuk pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
sosial. Ketersediaan tenaga listrikyang cukup, aman, andal dan ramah lingkungan merupakan
unsur penting dalam menjalani roda perekonomian. Mengingat sebagai komoditi utama, maka
ketersediaan listrik harus dijaga baik produksi maupun pasokannya. Sehingga jaminan inilah
sebagai bagian dari ketahanan ekonomi kita harus selalu kita perhatikan.
Gangguan listrik sekecil apapun, akan berdampak buruk pada tatanan sosial ekonomi
masyarakat. Listrik merupakan urat nadi kehidupan masyarakat kita.
penyediaan tenaga listrik dari waktu ke waktu. Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang
Sabang sampai Merauke. Hal tersebut dapat tercapai adanya dukungan dari seluruh
stakeholders di sektor ketenaga-listrikan baik badan usaha penyedia listrik maupun badan
Mengetahui lingkup kerja jasa kontraktor listrik terhadap PT. PLN (Persero)
Biaya).
distribusi yang terdiri dari sejumlah peralatan listrik (peralatan gardu, proteksi dan lain-lain)
dan orang yang berada di dalamnya yang bekerja men-distribusikan energi listrik dari Gardu
Induk ke konsumen.
Menengah)
menyalurkan energi listrik dari Gardu Induk Distribusi ke transformator distribusi. Jaringan
distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan sistem sebesar
20 kV.
Distribusi
Gardu distribusi (Trafo distribusi) berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan distribusi
primer menjadi tegangan
terpakai yang digunakan untuk konsumen dan disebut sebagai jaringan distribusi sekunder.
Kapasitas transformator yang digunakan pada transformator distribusi ini tergantung pada
jumlah beban yang akan dilayani dan luas
Rendah)
distribusi tegangan rendah merupakan jaringan tenaga listrik yang langsung berhubungan
1. Trafo Distribusi
1. Trafo 1 phasa, dengan kapasitas 10, 15, 25 dan 50 kVA, dengan type CSP
(Completely Self Protecting) yang berarti trafo lengkap dengan proteksi terletak
2. Recloser
Recloser berfungsi untuk meningkatkan mutu keandalan karena adanya gangguan yang bersifat
sementara. Recloser biasanya dipasang
pada percabangan feeder utama dan feeder 3 phasa. Biasanya dikoordinasi dengan OCR di
Gardu Induk dan fuse cut out yang ada pada sisi beban.
3. Lightning Arrester
tegangan lebih yang disebabkan oleh petir. Penangkal petir biasanya dipasang pada Gardu
4. Pentanahan
tanah baik gangguan dari sistem maupun dari luar. Pentanahan ada bermacam – macam,
yaitu:
5. Peralatan Proteksi
Fuse Cut Out, sebagai pengaman arus lebih yang bekerja dengan cara
SSO (Saklar Seksi Otomatis), sebagai pemutus arus gangguan secara otomatis.
PMT (Pemutus Daya), berfungsi sebagai pemutus suatu rangkaian listrik yang
mendeteksi gangguan, antara lain gang- guan arus lebih dan dapat kembali seperti
Air Break Switch, berfungsi untuk mem- bebaskan sebagian line dari tegangan dan
Konstruksinya
3. Penentuan Isolator
Clearance, dan
7. Pemilihan Transformator.
Selain memperhatikan langkah-langkah diatas, hal lain yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan jaringan distribusi adalah pemilihan rute / jalur jaringan distribusi. Dalam
pemilihan rute / jalur jaringan distribusi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Rute jaringan distribusi baru tidak boleh menggangu jaringan eksisting (untuk
meminimalkan pemadaman jaringan eksisting);
Memperhatikan clearance / jarak bebas terhadap saluran telepon kecuali pada daerah
dimana saluran telepon ditanam di bawah tanah;
Penempatan tiang harus memperhatikan pula terhadap jalur-jalur pipa gas, air minum,
pipa transmisi minyak, dan sebagainya;
Pada daerah dengan jalan sangat lebar serta lingkungan yang padat harus
distribusi kedua sisi jalan untuk menghindari sambungan rumah yang terlalu panjang dan
banyak (tidak teratur).
(JTM)
Menengah (SKUTM)
keandalan penyaluran tenaga listrik, peng- gunaan penghantar telanjang atau penghantar
Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga digantikan dengan konstruksi
penghantar berisolasi penuh yang dipilin. Isolasi penghantar tiap Fase tidak perlu di
lindungi dengan pelindung mekanis. Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap
pemilihan kekuatan beban kerja tiang beton penopangnnya.
Menengah (SKTM)
aman dan andal untuk mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih
mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan dengan konstruksi isolasi
penghantar per Fase dan pelindung mekanis yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang
diperlukan, konstruksi ditanam langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan
penggunaan konduit atau bahkan tunneling (terowongan beton).
jaringan distribusi, perencana harus mengikuti standar konstruksi yang siudah ditetapkan.
Standar konstruksi ini menyesuaikan jenis jaringan yang akan dibangun.
Standar konstruksi JTM 1 fasa meliputi konstruksi untuk tarikan lurus, belokan, dead end dan
percabangan. Kode dari standar
konstruksi ini diawali dengan kode CA. Berikut tabel kode dan keterangan dari standar
fasa meliputi konstruksi untuk tarikan lurus, belokan dan dead end. Kode dari standar
konstruksi ini diawali dengan kode CA.
circuit ini meliputi konstruksi untuk tarikan lurus, belokan dan dead end. Kode dari standar
konstruksi ini diawali dengan kode CC.
Circuit
circuit ini meliputi konstruksi untuk tarikan lurus, belokan dan dead end. Kode dari standar
konstruksi ini diawali dengan kode CC.
5. Konstruksi Kelengkapan JTM
JTM meliputi konstruksi untuk perpanjangan tiang (tarikan lurus maupun belokan), kawat tarik,
anchor, grounding, dan perlengkapan lainnya.
6. Konstruksi SKUTM 3 Fasa
Standar konstruksi SKUTM 3 fasa meliputi konstruksi untuk rise pole, tarikan
lurus, belokan, sambungan dan dead end. Kode dari standar konstruksi ini diawali dengan kode
KU.
konstruksi yang terkait dengan lokasi atau peletakan jaringan dan konstruksi sambungan. Kode
dari standar konstruksi ini diawali dengan kode KTM, PTM dan KTR.
jaringan
a. Penggalian lubang tempat dudukan Tiang Beton yang sebelumnya telah ditentukan titik-
titik lokasi penempatan Tiang.
2. Pemasangan Konstruksi.
Setelah Tiang Listrik didirikan, dilanjutkan pemasangan konstruksi pada tiap-tiap tiang
termasuk peralatan pendukungnya.
a. Jarak gawang
Untuk daerah di luar pemukiman (JTM murni atau dengan JTR Semi Underbuild atau
SKUTM), berjarak antara 60 – 80 m, andongan maksimum 1.00 meter.
Jarak bebas penyeberangan dan jarak bebas dengan pohon dan bangunan
merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1 KV
dan langsung kepada para pelanggan tegangan rendah. Jaringan distribusi tegangan rendah
dimulai dari sumber yang disebut Gardu Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR (Rak
TR) keluar didistribusikan. Untuk setiap sirkit keluar melalui pengaman arus disebut
“penyulang/ feeder”. Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Radius pelayanan ini
dibatasi oleh beberapa hal, antara lain :
Di Indonesia (PLN) susut tegangan diizinkan ± 5% - 10% dari tegangan operasi. Penentuan
besar susut tegangan ini terkait dengan kualitas pasokan dari PLN, atau dengan kata lain
merupakan kebijakan dari PLN.
Penyangga/ Penyangga
Tiang
Sistem Pembumian
a. Semua bagian konduktif terbuka pada suatu instalasi harus dibumikan (PUIL).
c. Nilai resistansi pembumian setiap 200 meter lintasan (5 gawang) tidak boleh
f. Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat secara mekanis / elektris dan
mudah dibuka untuk dilakukan pengujian resistansi pembumian. Klem pada elektroda pipa
harus memakai ukuran minimal 10
bumi.
b. Penghantar Bumi yang tidak berisolasi ditanam dalam bumi dianggap sebagai bagian
elektroda bumi.
Sistem Penghantar
CABLE).
2. Persilangan Dengan Kabel
Telekomunikasi
Jarak antara ini bergantung atas jarak titik tumpu jaringan (jarak gawang). Untuk jarak 6
5. Jarak Bebas
Jarak bebas (ruang bebas) penghantar tak berisolasi dengan benda lain (pohon, bangunan) a.
Pada dasarnya tidak boleh
bersinggungan
b. Jarak yang dipersyaratkan 0,5 meter. Pada konstruksi saluran udara baik tak
bangunan.
Minimal 2,5 meter (diluar jangkauan tangan) dari balkon bordes, lorong, panggung yang
dalam keadaan biasa
dikunjungi umum.
(JTR):
Konstruksi J5-T merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah (SKUTR) yang
menggunakan suspension small angle
assembly (penggantung untuk tiang sangga /
tumpu).
yang merupakan tiang yang dipasang pada saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah
kawat horizontal.
Gambar 3. Konstruksi TR-2 (J7-T)
pemasangan SKUTR untuk tiang akhir atau tiang awal dengan treck schoor. Pengait kabel
plastic strip (peralatan untuk penarik pada tiang awal/akhir lengkap dengan plastic strap).
1. Wilayah Perencanaan
Dusun Clombo
Dusun Kadipolowetan
Dusun Magelangombo
hal pertama yang dilakukan adalah melakukan survei lapangan. Dalam tahap survei ini, ada
beberapa hal yang dilakukan untuk mendapatkan data :
Data yang didapatkan ini djadikan pertimbangan untuk survei lanjutan, untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan dalam perencanaan jaringan listrik. Pada survei ini didapatkan data sebagai
berikut :
Data utama pada perencanaan jaringan listrik pedesaan ini adalah gambar. Ada dua data
gambar yang didapatkan selama survei, yaitu gambar hasil tracking GPS dan gambar manual
sebagai data backup. Data gambar ini harus sesuai dengan keadaan aslinya agar realisasi
perencanaan bisa sesuai dengan keadaan lokasi.
Tracking
Tracking merupakan penyusuran daerah jalur jaringan dari awal sampai ujung jaringan.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan data gambar sesuai dengan kondisi lokasi. Tracking
dilakukan dengan bantuan alat GPS Tracker.
Pada survei ini, alat yang digunakan adalah
3. Tahap Perencanaan
penentuan lokasi tiang tidak selalu bisa mengikuti standar yang ada. Ada beberapa hal yang
harus dijadikan pertimbangan, yaitu :
2. Kondisi geografis
– macam jenis sesuai dengan fungsi dan penggunaannya. Macam – macam jenis tiang ini dapat
dibedakan dengan menggunakan kode
– kode tertentu yang menunjukkan spesifikasi khusus dari tiang tersebut. Kode – kode ini
akan dimunculkan dalam gambar perencanaan untuk membedakan spesifikasi dari konstruksi
tiang yang akan dibangun nantinya. Dalam realisasi perencanaan, pemasangan tiang sesuai
dengan spesifikasi yang sudah direncanakan,
termasuk spesifikasi peralatan tambahan,
dikarenakan terdapat trafo distribusi. Tiang ini digunakan untuk konstruksi tunggal (JTM only
atau JTR only) maupun ganda (JTM dan JTR). Span maksimum sebesar 50 m untuk konstruksi
ganda dan 80 meter untuk konstruksi tunggal.
A1
A2
A3
A4
A5
J5
Konstruksi dengan menggunakan kawat telanjang (dengan bolt machine) pada tarikan lurus
dengan sudut 0° - 5°.
J6-T
Penggunaan konstruksi JTR dengan LVBC (kabel pilin udara) pada tarikan akhir / dead end
seperti grounding, trafo, anchor dan Pemasangan trafo 1 fasa pada JTM 1 fasa
(sebagai pelindung ujung kabel.
sebagainya. lurus (105) dan pada JTM 1 fasa dead end.
Pada perencanaan jaringan listrik pedesaan M5-9
Kabupaten
J7-T Magelang ini, jenis tiang yang Perlengkapan konstruksi tegangan me-
digunakan adalah : nengah.
Penggunaan
C11-200E konstruksi JTR dengan LVBC (kabel pilin udara) untuk konstruksi pada tarikan
M2-11
belokan.
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian Perlengkapan pentanahan atau ground rod
11 meter, kekuatan tiang (momen tarik) 200 type.
daN.
CG 105/106
Digunakan untuk konstruksi tunggal (JTM M2-12
only atau JTR only) maupun ganda (JTM dan Perlengkapan pentanahan atau ground rod
JTR). Span maksimum sebesar 50 m untuk type.
konstruksi ganda dan 80 m konstruksi tunggal. M2-12A
C9-200E Perlengkapan pentanahan atau ground rod
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian type.
9 meter, kekuatan tiang (momen tarik) 200 MJ 6-T
daN. Tiang ini digunakan untuk konstruksi Konstruksi pada tarikan akhir / dead end
tunggal (JTR only). Span maksimum sebesar sebagai pelindung ujung kabel dengan
60 m. konstruksi JTR menggunakan LVBC
C11-350E (kabel pilin udara)
Tiang konstruksi beton dengan ketinggian F 1-2
11 meter, kekuatan tiang (momen tarik) 350 Perlengkapan anchor assemblies.
daN. Kekuatan tiang direncanakan lebih besar
E 1-2
Kabupaten Magelang ini, data pemilihan kabel saluran adalah sebagai berikut :
Untuk JTM menggunakan kabel jenis AAACS dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel fasa dan
kabel jenis AAAC dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel netral.
Untuk JTR menggunakan kabel jenis LVTC dengan ukuran 70 mm2, untuk fasa dan kabel
berjenis sama dengan ukuran 50 mm2, untuk kabel netral.
Untuk JTM menggunakan kabel jenis AAACS dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel fasa dan
kabel jenis AAAC dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel netral.
Untuk JTR menggunakan kabel jenis LVTC dengan ukuran 70 mm2, untuk fasa dan kabel
berjenis sama dengan ukuran 50 mm2, untuk kabel netral.
Untuk JTM menggunakan kabel jenis AAACS dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel fasa dan
kabel jenis AAAC dengan ukuran 70 mm2, untuk kabel netral.
Untuk JTR menggunakan kabel jenis LVTC dengan ukuran 70 mm2, untuk fasa dan kabel
berjenis sama dengan ukuran 50 mm2, untuk kabel netral.
Dalam penentuan lokasi trafo, perencana harus memperhatikan total beban, persebaran
1. Total beban
Letak trafo harus bisa memenuhi total beban yang ada sehingga lokasi trafo harus bisa
mencakup seluruh lokasi beban.
2. Persebaran beban
Lokasi trafo harus berada di ujung awal tarikan JTR. Selain itu, penentuan lokasi trafo ini
juga harus mempertimbangkan penambahan beban baru atau perluasan jaringan.
3. Lokasi Dead End
Maksimal tarikan tiang JTR dari trafo adalah 7 tiang. Sehingga letak trafo
end JTR.
4. Penyusunan RAB
pedesaaan Kabupaten Magelang ini adalah penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Rencana Anggaran Biaya (RAB) berisi rincian dana yang dibutuhkan dalam realisasi
pembangunan jaringan listrik yang sudah direncanakan.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
daerah yang belum bisa menikmati listrik, yaitu Dusun clombo yang terletak di Kecamatan
Salaman.
sehingga data yang didapatkan bisa benar – benar menjadi acuan ketika
jaringan, yang ditunjukkan dengan kode – kode yang ada pada gambar
dalam penentuan lokasi trafo antara lain total beban, persebaran atau distribusi beban dan
letak dead end atau tiang JTR yang paling akhir.
5. Dalam penyusunan RAB, harga dari masing – masing item harus sesuai
antara semua instansi yang terkait, baik dalam perencanaan maupun dalam realisasi
pembangunan nantinya agar pembangunan dapat terlaksana dengan baik karena listrik sudah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat, termasuk masyarakat di Dusun Clombo Kabupaten
Magelang.
DAFTAR PUSTAKA
[1] AKLI DPD Jateng, Pedoman Standar Konstruksi Jaringan Listrik Distribusi, Semarang,
PLN dan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia, 1992
2006
pendidikan S1 di Teknik
Elektro Universitas
Diponegoro Semarang.
NIP 1959010501987031002