Anda di halaman 1dari 20

SKENARIO 2 : NYERI OH NYERI

Tn. Pen, 48 tahun, bersama istrinya usia 45 tahun, datang ke Poliklinik Saraf untuk
berobat. Tn. Pen datang dengan keluhan nyeri pada pinggang bawah kanan yang menjalar ke
kaki kanan. Keluhan ini disertai dengan adanya rasa tersentrum mulai dari paha bagian luar
hingga ke betis bagian luar. Pasien telah dikenal menderita Diabetes melitus sejak 10 tahun
yang lalu. Sejak tiga bulan terakhir ini Tn. Pen mengeluhkan rasa kebas di telapak tangan dan
telapak kaki. Tn. Pen telah berobat ke dokter spesialis saraf, didiagnosis menderita
Polineuropati diabetik dan mendapat obat derivat vitamin B1. Setelah mengonsumsi obat
tersebut, keluhan kebas terasa berkurang.
Istri Tn. Pen ikut juga memeriksakan diri karena nyeri kepala yang sudah dialaminya
dalam dua bulan ini. Nyeri kepala dirasakan hanya di satu sisi dan terasa seperti berdenyut.
Dalam dua bulan ini sudah terjadi lima kali serangan yang muncul bila kurang tidur dan
kelelahan. Saat serangan, istri Tn. Pen merasakan mual yang disertai muntah. Keluhan ini
diawali dengan pandangan gelap, tapi penglihatan kembali membaik setelah 10 menit.
Ketika sedang menunggu antrian di Poliklinik, Tn. Pen bertemu seorang remaja laki-
laki, usia 20 tahun yang menggunakan kursi roda. Remaja tersebut bercerita bahwa dia dirujuk
karena kaki dan tangan terasa lemah sejak dua minggu yang lalu. Kelemahan ini juga disertai
rasa kesemutan pada tangan dan kaki, dokter di Rumah Sakit Daerah menduga remaja tersebut
menderita SGB, sehingga harus di rujuk ke RSUP M.Djamil untuk tatalaksana selanjutnya. Di
tempat yang sama Tn. Pen juga melihat seorang bapak sekitar usia 67 tahun dengan tangan
gemetar, jalan dengan langkah lambat dan postur badan membungkuk.
Bagaimana Anda menjelaskan berbagai kasus di atas?

Terminologi
1. Poliklinik saraf : Suatu unit pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan
persyarafan ditangani oleh dokter spesialis syaraf untuk penegakan diagnosa yang
akurat. (Kamus kedokteran)
2. Nyeri : pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh
kerusakan jaringan secara potensial dan aktual (The International Association for the
Study of Pain)
3. Pinggang ; lumbar : bagian punggung diantara thorax dan pelvis (dorland ed.31)
4. Nyeri menjalar ; radiating pain : nyeri yang menyebar dari sumber nyeri ke jaringan
didekatnya (The Internasional Association for the Study of Pain)
5. Nyeri pinggang bawah menjalar ; nyeri skiatika : rasa nyeri yang terjadi di sepanjang
jalur saraf panggul menjalar dari pinggang hingga tungkai bawah (kamus kedokteran)
6. Paha ; femur : Tulang paha, tulang terbesar dan terpanjang ditubuh, memanjang dari
pelvis sampai ke lutut, kaputnya bersendi dengan tulang panggul, dan di bagian distal,
bersama dengan patela dan tibia, membentuk sendi lutut. (Dorland)
7. Betis : Cruris, tungkai bawah yang terdiri dari dua tulang panjang yaitu tibia dan
fibula. (Dorland)
8. Diabetes Melitus : Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi
etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
insulin. (WHO)
9. Kesemutan : Paresthesia, Sensasi terbakar atau menusuk yang biasanya dirasakan di
tangan, lengan, kaki, atau kaki, tetapi juga dapat terjadi di bagian lain dari tubuh.
(Dorland)
10. Telapak tangan ; Palmaris :
11. Telapak kaki ; Plantaris
12. Dokter spesialis saraf
13. Diagnosis : Menurut Thorndike dan Hagen dalam Suherman (2011), diagnosa dapat
diartikan sebagai :
1. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease)
apa yangdialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya (symptons).
2. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik ataukesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
3. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-
gejala atau fakta tentang suatu hal.
14. Polineuropati diabetik : sindroma yang ditandai dengan gangguan motorik dan sensorik
yang meluas pada saraf-saraf perifer akibat adanya penyakit metabolik berupa diabetes
melitus (Neuroanatomi korelatif dan neurologi fungsional)
15. Obat : Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, obat adalah bahan atau
paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia
Obat dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.Contoh : Parasetamol

Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi masih
dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertaidengan tanda
peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM

Obat Keras dan Psikotropika

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter.
Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh :
Diazepam, Phenobarbital

Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin (Depkes, 2006)

16. Derivat vit.b1 : Vitamin B1 atau tiamin adalah salah satu vitamin yang berguna dalam
merubah karbohidrat menjadi energi untuk tubuh, terutama otak dan sistem saraf.
Vitamin B1 dapat dijumpai dalam berbagai makanan, seperti sereal, daging sapi,
kacang-kacangan, dan telur. Jika asupan vitamin B1 tidak tercukupi dari makanan,
dokter akan menyarankan konsumsi suplemen vitamin B1. Suplemen vitamin B1
tersedia dalam bentuk obat tunggal, gabungan dengan vitamin B lainnya, atau gabungan
dengan vitamin dan mineral lainnya. Merek dagang: Neurobion, Neurodex, Farbion,
Vitamin B1

Pemberian suplemen vitamin B1 bersama dengan antibiotik azithromycin, clarithromycin,


dan erythromycin dapat mengurangi efek dari vitamin B1.
17. Nyeri kepala
18. Satu sisi ; ipsilateral
19. Kelelahan ; fatique
20. Kurang tidur
21. Mual ; nausea
22. Muntah ; vomiting
23. Pandangan gelap
24. Penglihatan
25. Poiklinik
26. Remaja
27. Kursi roda
28. Rujuk
29. Kelemahan ; paresis
30. Rumah sakit daerah (RSUD) : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit mulai dari yang
bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik yang diselenggarakan dan dikelola
oleh pihak Pemerintah Daerah ( UU No. 44 Tahun 2009)
31. Menurut Centers of Disease Control and Prevention / CDC (2012), Guillain Barre
Syndrom (GBS) adalah penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang
menyerang sistem syaraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah
bisa terjadi kelumpuhan. Hal ini terjadi karena susunan syaraf tepi yang
menghubungkan otak dan sumsum belakang dengan seluruh bagian tubuh kita rusak.
Kerusakan sistem syaraf tepi menyebabkan sistem ini sulit menghantarkan rangsang
sehingga ada penurunan respon sistem otot terhadap kerja sistem syaraf.
32. RSUP : merupakan Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis
penyakit mulai dari yang bersifat dasar, spesialistik, hingga sub spesialistik,
menyelenggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan
profesi kedokteran, pendidikan kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga
kesehatan lainnya. (Kementrian Kesehatan RI, 2011:5)
33. Tatalaksana
34. Tangan gemetar ; tremor
35. Langkah lambat ; akinesia

Identifikasi masalah
1. Mengapa tn. Pen 48th bersama istrinya 45th datang ke poliklinik saraf?

Pasien yang menemui dokter spesialis saraf adalah pasien yang mendapatkan rujukan
dari dokter keluarga mereka, dokter umum atau dokter di unit gawat darurat. Oleh karena
itu, kemungkinan pengobatan awal sudah dilakukan namun gejala pasien terus
memburuk atau belum berhenti. Selain itu, penyakit atau gangguan yang dialami pasien
kemungkinan tidak diketahui atau bukan merupakan keahlian dari dokter umum.

Tidak semua gangguan saraf menunjukkan gejala, namun apabila menunjukkan gejala,
pasien sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis saraf. Beberapa gejala yang paling umum
adalah sakit kepala yang sering terjadi, sakit kepala yang disertai dengan muntah
proyektil, kejang, kehilangan penglihatan, gangguan keseimbangan, dan gangguan
berbicara. Harap diingat bahwa gejala ini tidak selalu disebabkan oleh penyakit saraf,
namun konsultasi neurologi dapat membantu untuk memahami penyakit yang
menyebabkan gejala atau menghilangkan dugaan tertentu.

Pasien yang telah mengalami cedera yang serius seperti kecelakaan bermotor mungkin
harus menemui dokter spesialis saraf walaupun ia tidak mengalami sakit kepala.
Gangguan pada otak dan tengkorak terkadang tidak langsung menyebabkan gejala.
Pasien yang telah didiagnosis dengan tekanan darah tinggi atau pernah mengalami stroke
juga sebaiknya menemui dokter spesialis saraf. Kedua penyakit ini biasanya berkaitan
dengan pembuluh darah di otak yang sudah melemah.

Konsultasi neurologi dapat dilakukan sebagai tindakan rawat inap atau rawat jalan.
Pasien bisa saja sudah menginap di rumah sakit dan konsultasi ini dilakukan bersamaan
dengan uji kesehatan lainnya dan janji dengan dokter.
Konsultasi dengan dokter spesialis saraf biasanya berlangsung selama minimal 30 menit.
Tergantung pada penemuan awal dokter, uji kesehatan dapat dilakukan pada hari yang
sama. Namun, hasilnya seringkali didapatkan dalam beberapa hari atau minggu.

2. Mengapa tn. Pen merasakan nyeri pada pinggang bawah kanan yang menjalar ke kaki
kanan? Bagaimana hubungan usia tn.pen dengan keluhannya?

Penyebab Skiatika
Skiatika terjadi ketika saraf pada tulang panggul tertekan. Kondisi itu umumnya
disebabkan karena piringan sendi yang bergeser dari posisinya (slipped
disc), saraf terjepit (herniated disc)di mana bagian tengah piringan sendi keluar dari
jalurnya, atau pertumbuhan taji tulang pada tulang belakang (bone spurs).
Sedangkan penyebab skiatika lainnya, meski jarang terjadi, meliputi pertumbuhan
tumor pada tulang belakang, penyempitan jalur saraf pada tulang belakang (spinal
stenosis), keluarnya tulang belakang dari posisinya (spondylolisthesis), cedera
atau infeksi tulang belakang, serta gangguan pada saraf sumsum tulang
belakang (cauda equine syndrome).

Faktor Risiko Skiatika


Sejumlah kondisi berikut ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami
skiatika, di antaranya:

 Duduk terlalu lama. Orang yang terlalu lama duduk memiliki risiko lebih besar
untuk menderita skiatika dibandingkan orang yang aktif.
 Diabetes. Kondisi ini berisiko memicu terjadinya kerusakan saraf.
 Kerja berat. Orang yang sering mengangkat beban berat atau berkendara dalam
waktu yang lama berpotensi menderita skiatika.
 Obesitas. Pertambahan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada tulang
belakang sehingga memicu skiatika.
 Usia. Pertambahan usia dapat menyebabkan seseorang rentan terhadap gangguan
tulang belakang, seperti saraf terjepit atau pertumbuhan taji tulang pada tulang
belakang.

3. Mengapa tn. Pen merasakan rasa tersentrum dari paha hingga betis bagian luar?

Sistem neuronal yang terlibat dalam nyeri pinggang pertama kali dijelaskan dalam
tinjauan anatomi fungsional dan kemudian upaya dilakukan untuk menyusun data
struktur fungsional khusus yang tampaknya menentukan asal dan lokalisasi nyeri
pinggang dan iskialgia.Nyeri punggung bawah dapat muncul sebagai rasa sakit yang
mendalam melalui rangsangan dari aferen nociceptive di otot dan jaringan
pendukung dan sebagai nyeri saraf melalui iritasi serabut saraf nociceptive di dalam
area persarafan dari lumbosacral plexus. Masuknya nociceptive dari viscera hanya
menimbulkan rasa sakit pada kasus yang paling langka, bagaimanapun, sering
memiliki pengaruh konduktif.Otot skeletal memainkan peran khusus di sini, bersama
dengan pasokan sensorik ke segmen motorik vertebral melalui saraf spinal dan
skema persarafan khusus dari pleksus lumbosakral yang disebabkan oleh tunas
ekstremitas.

Vertebrae manusia terdiri dari cervikal, thorakal, lumbal, sakral, dan koksigis.
Bagian vertebre yang membentuk punggung bagian bawah adalah lumbal 1-5
denagn discus intervertebralis dan pleksus lumbalis serta pleksus sakralis. Pleksus
lumbalis keluar dari lumbal 1-4 yang terdiri dari nervus iliohipogastrika, nervus
ilioinguinalis, nervus femoralis, nervus genitofemoralis, dan nervus obturatorius.
Selanjutnya pleksus sakralis keluar dari lumbal4-sakral4 yang terdiri dari nervus
gluteus superior, nervus gluteus inferior, nervus ischiadicus, nervus kutaneus
femoris superior, nervus pudendus, dan ramus muskularis. Nervus ischiadicus adalah
berkas saraf yang meninggalkan pleksus lumbosakralis dan menuju foramen
infrapiriformis dan keluar pada permukaan tungkai di pertengahan lipatan pantat.
Pada apeks spasium poplitea nervus ischiadicus bercabang menjadi dua yaitu nervus
perineus komunis dan nervus tibialis. Ischialgia timbul akibat perangsangan serabut-
serabut sensorik yang berasal dari radiks posterior lumbal 4 sampai sakral 3, dan ini
dapat terjadi pada setiap bagian nervus ischiadicus sebelum sampai pada permukaan
belakang tungkai
Nyeri daerah pinggang pada dasarnya dapat berupa:
1. Nyeri radikuler (sering)
2. Nyeri alih (referet pain)
3. Nyeri tidak menjalar

4. Apa hubungan penyakit DM terhadap keluhan tn.pen?

Hipoglikemia berat yang diinduksi insulin menyebabkan kerusakan otak. Hipotesis


yang akan diuji adalah bahwa diabetes menandakan kerusakan jaringan otak yang
lebih luas setelah episode hipoglikemia berat.Laki-laki berusia sembilan minggu
streptozotocin-diabetic (DIAB; n = 10) atau kontrol kendaraan-disuntikkan
(CONT; n = 7) Sprague-Dawley tikus menjadi sasaran hiperinsulinemik (0,2 U ·
kg −1 · min −1) hipoglikemik berat (10–15 mg / dl) klem saat bangun dan tidak
terkendali. Kelompok-kelompok secara tepat dicocokkan untuk kedalaman dan durasi
(1 h) hipoglikemia berat (CONT 11 ± 0,5 dan DIAB 12 ± 0,2 mg / dl, P = tidak
signifikan). Selama hipoglikemia berat, jumlah episode aktivitas kejang yang sama
tercatat pada kedua kelompok. Satu minggu kemudian, analisis histologis
menunjukkan kerusakan saraf yang luas di daerah hippocampus, terutama di daerah
dentate gyrus dan CA1 dan kurang begitu di wilayah CA3 ( P <0,05), meskipun
kerusakan hippokampus total tidak berbeda antar kelompok. Namun, di korteks, tikus
DIAB memiliki neuron mati secara signifikan (2,3 kali lipat) dibandingkan tikus
CONT ( P <0,05).Ada korelasi kuat antara kerusakan neuronal dan terjadinya
aktivitas seperti kejang ( r 2 > 0,9). Studi terpisah yang dilakukan pada kelompok
tikus diabetes ( n = 5) dan nondiabetes ( n = 5) yang tidak terpajan hipoglikemia berat
tidak menunjukkan kerusakan otak. Singkatnya, di bawah kondisi yang diteliti,
hipoglikemia berat menyebabkan kerusakan otak di korteks dan daerah di dalam
hippocampus, dan tingkat kerusakan berkorelasi erat dengan adanya aktivitas seperti
kejang pada tikus yang tidak dibius.Disimpulkan bahwa, sebagai tanggapan terhadap
hipoglikemia berat yang diinduksi insulin, diabetes secara unik meningkatkan
kerentanan area otak spesifik terhadap kerusakan saraf.
5. Mengapa sejak 3 bulan belakang ini tn.pen mengeluhkan kebas ditelapak tangan dan
kaki?

1. Postur yang salah

Pada sebagian besar kasus, penyebab mati rasa paling sering terjadi karena postur
yang salah. Berdiri atau duduk dengan tumpuan satu kaki tertentu lebih berat dari
yang lain, begitu pula saat Anda tidur dan tumpuan tangan satu lebih berat dari tangan
yang lainnya, tentu akan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap tangan dan
kaki yang menjadi titik tumpuan tersebut.

2. Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah yang berperan dalam
mengalirkan rangsangan menuju tangan dan telapak kaki Anda. Ini terjadi karena
diabetes dapat mempengaruhi sirkulasi darah yang berperan dalam pengiriman
rangsangan. Kondisi ini sebenarnya dapat berbahaya, karena tangan dan kaki Anda
jadi tidak bisa merasakan apabila tersentuh sesuatu dengan suhu yang tinggi.

3. Carpal tunnel syndrome

Tekanan yang berlebihan pada jemari dan pergelangan tangan, dapat menyebabkan
timbulnya gejala mati rasa pasien carpal tunnel syndrome. Kondisi ini akan semakin
sering Anda alami, bila Anda sering melakukan gerakan berulang tertentu, yang
menyebabkan tekanan terus menerus pada pergelangan tangan Anda.

4. Multiple sclerosis

Kerusakan pada selubung mielin yang berfungsi untuk melindungi jalur utama
pengiriman ransangan pada sistem saraf, dapat terjadi ketika Anda terserang multiple
sclerosis. Selain selubung mielin, multiple sclerosis juga mampu memperlambat
pengiriman sinyal rasa, dari dan menuju saraf.

5. Kekurangan vitamin B12

Vitamin B12 memiliki peranan dalam membentuk selubung mielin (selubung yang
berfungsi melindungi jalur utama rangsangan pada saraf). Kurangnya ketersediaan
vitamin B12 tentu akan menghambat pembentukan selubung ini dan pengiriman
rangsangan pada saraf.

6. Mengapa dokter mendiagnosis polineuropati diabetik dan memberi obat derivat


vit.B1?
TANDA DAN GEJALA
Polineuropati diabetika memiliki tanda dan gejala yang mudah dikenal yaitu
kelainanyang sifatnya simetris. Gangguan sensorik selalu lebih nyata dibanding
kelainan motorikdan sudah terlihat pada awal penyakit. Umumnya gejala nyeri,
parastesi dan hilang rasatimbul ketika malam hari. Khas diawali dari jari kaki
berjalan ke proksimal tungkai.Seiring memberatnya penyakit jari tangan dan lengan
dapat mengenai saraf sensoris,motor dan fungsi otonomik dengan bermacam-macam
derajat tingkat, dengan predominan terutama disfungsi sensoris.
Nyeri mungkin bisa tiba-tiba saja timbul ataumungkin dicetus oleh stimulasi pada
daerah kulit dan nyerinya tajam atau terbakar.Parastesi biasanya digambarkan
dengan rasa tebal, gringgingen, terbakar, ataukesemutan.Kelemahan otot-otot
tungkai dan penurunan reflek lutut dan tumit terjadi lebihlambat. Adanya nyeri dan
menurunnya rasa terhadap temperatur melibatkan serabutsarabut saraf kecil (small
fiber neuropathy) dan merupakan predisposisi terjadinya ulkuskaki. Gangguan
propioseptif, rasa getar dan gaya berjalan (sensory ataxia gait )menunjukkan
keterlibatan serabut saraf ukuran besar (large fiber neuropathy).Kerusakan pada
sistem saraf-saraf autonom dapat menyebabkan miosis
(mengecilnya pupil), anhidrosis (tidak bisa berkeringat), hipotensi ortostatik, impote
nsi, dankeabnormalan vasomotor. Gejala-gejala tersebut dapat muncul tanpa gejala
lain yangsering menyertai polineuropati, tapi gangguan pada sistem autonom
tersebut seringmenyertai polineuropati distal yang simetris.Saraf-saraf kutan
superfisial bisa menjadi tebal dan terlihat karena
kolagen berproliferasi dan dideposisi pada sel schwann karena pengulangan episode
demyelinisasi dan remyelinisasi atau deposisi dari amyloid atau polisakarida pada
saraf-saraf tersebut. Fasikulasi atau kontraksi spontan dari unit motor dapat terlihat
berkejut-kejut dibawah kulit dan bisa juga terlihat di lidah pasien. Gejala tersebut
merupakankarakteristik dari penyakit yang menyerang cornu anterior tapi juga bisa
terlihat padaneuropati motoric dengan multifokal blok pada konduksi motoricnya
dan juga padaneuropati kronis yang menyertai kerusakan dari axon.Tanda dan gejala
klinis dari polineuropati merupakan refleksi dari saraf apa yangterkena. Gangguan
dari tiap tipe saraf mengh
asilkan tanda dan gejala yang “positif” atau“negatif” seperti yang terlihat pada tabel
berikut

C.KLASIFKASI
Klasifikasi polineuropati diabetikum didasarkan pada :1.

Berdasarkan onset : Aku, sub akut dan kronik2.


Menurut Goto (1986) :a.

Somatik-

Motorik : keluhan paling menonjol adalah berkurangnya tenaga dan cepatlelah. Pada
pemerikasan kekuatan otot terjadi penurunan dan kelemahanoleh karena terputusnya
akson dan demielinisasi sehingga terjadihambatan pada konduksi hantaran syaraf.
Tanda objektif yang timbuladalah hilangnya reflek tendon Achilles dan patela-

Sensorik : terjadi parastesi (rasa tebal), rasa terbakar, diastesi (bila dirabaterasa
sangat nyeri), hiperalgesia (nilai ambang nyeri turun)

b.Autonom : Hipotensi postural, impotensi, anhidrosi, gagguan pada bowel


dan bleder

Diagnosis Neuropati Diabetika


Penegakan diagnose dan menentukan derajat keparahan dari neuropati
diabetikamenggunakan TCSS (Tronto clinical scoring system) yang meliputi
Gejala, pemeriksaan reflek dan pemeriksaan sensorik.a.

Gejala : pada kaki yaitu nyeri, rasa tebal, kesemutan, lemah, gejala adanyaataksia
dan gejala pada lengan. System scoringnya adalah bila terdapat gejalaskor 1 bila
tidak ada gejala skor 0 b.

Reflek : pemeriksaan pada kaki kiri dan kanan, dilakukan pemeriksaan


reflek patella dan achiles, skor 2 bila tidak ada reflek, 1 bila reflek menurun
dan 0 bila normalc.

Sensorik : pemeriksaan sensorik meliputi nyeri tusuk, suhu, raba, getaran dan posisi.
Skor 1 bila abnormal, 0 bila normal
Jawaban : no.5 (Vit)
7. Mengapa istri tn.pen mengeluh nyeri kepala dan disatu sisi?
Sakit kepala sebelah Kanan
Sering merasakan sakit kepala sebelah kanan harus waspada karena jika terus terjadi
dan tak kunjung sembuh, bisa jadi terdapat potensi penyakit kronis.

Migrain kronis. Kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki riwayat migrain yang
terjadi berulang dengan gejala sebagai berikut:

 Dirasakan pada satu atau dua sisi kepala.


 Menyebabkan rasa nyeri berdenyut sedang hingga parah.
 Diperparah oleh aktivitas fisik harian.
 Dapat menyebabkan sensitivitas berlebihan pada cahaya dan suara, serta timbul rasa
mual dan muntah.

Hemicrania continua. Sakit kepala yang ditandai dengan gejala sebagai berikut:

 Dirasakan hanya pada satu sisi kepala.


 Terjadi dari hari ke hari secara terus menerus.
 Dapat menjadi parah dengan gejala menyerupai migrain.
 Kondisi ini dapat menyebabkan: hidung tersumbat atau justru berair serta mata merah
pada bagian kepala yang terasa sakit.
 Pupil mata mengecil atau kelopak mata terkulai.

Sakit kepala klaster. Serangan nyeri pada salah satu bagian kepala dan terjadi di
sekitar mata. Kondisi ini sering dihubungkan dengan aktivitas pada bagian otak
bernama hipotalamus. Sakit kepala klaster umumnya disertai dengan gejala:

 Pupil pada salah satu mata mengecil.


 Salah satu kelopak mata bengkak atau turun.
 Mata berair dan merah.
 Hidung berair atau justru tersumbat.
 Telinga merah.
 Wajah berkeringat.

Terkadang sakit kepala klaster dipicu beberapa hal khusus, antara lain:

 Suhu panas.
 Olahraga.
 Konsumsi minuman keras.
 Bau menyengat seperti aroma parfum, bensin, atau cat baru.

Kemungkinan penyebab lain. Selain penyebab-penyebab di atas, sakit kepala sebelah


kanan dapat juga disebabkan hal lain seperti:

 Infeksi seperti meningitis.


 Peradangan atau gangguan dalam pembuluh darah di sekitar otak seperti stroke.
 Tekanan dalam rongga kepala yang meningkat atau menurun.
 Tumor otak.
 Cedera otak.

Sakit kepala sebelah Kiri

Sakit kepala sebelah kiri bisa terjadi karena beberapa hal. Biasanya sakit kepala sebelah
kiri dapat pulih dalam beberapa jam dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika rasa
sakit yang dirasakan intens atau tidak segera hilang, sebaiknya kunjungi dokter untuk
penanganan yang tepat.

Mengenali Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kiri

Penyebab sakit kepala sebelah kiri dapat disebabkan berbagai factor. Salah satunya
adalah faktor gaya hidup, yang meliputi:

 Minum alkohol
 Menunda makan
 Kurang tidur
 Stres

Selain itu, meski tidak semua orang merasakannya, akan tetapi makanan tertentu juga
dapat memicu sakit kepala sebelah kiri, seperti makanan yang mengandung bahan
pengawet, kacang-kacangan, dan daging olahan.

Ada pula beberapa kondisi lain yang dapat memicu sakit kepala sebelah kiri, di
antaranya adalah:


Infeksi dan alergi
Infeksi saluran pernapasan seperti flu, kerap disertai dengan demam yang diikuti keluhan
sakit kepala. Sementara pada reaksi alergi, dapat terjadi penyempitan pada saluran napas
dan rongga sinus, sehingga sering menyebabkan sakit kepala.

 Trigeminal neuralgia
Gangguan saraf ini terjadi pada saraf trigeminus yang berfungsi menghantarkan sensasi
atau rangsang dari area wajah menuju otak. Trigeminal neuralgia umumnya ditandai
dengan rasa sakit pada satu sisi wajah, sehingga bisa memicu sakit kepala kiri.

 Tekanan darah tinggi


Meski tidak memiliki gejala fisik yang khas, namun tekanan darah tinggi bisa memicu
timbulnya sensasi tegang pada leher, hingga sakit kepala, termasuk sakit kepala sebelah
kiri.


Stroke
Sakit kepala secara mendadak dan parah bisa menjadi pertanda adanya serangan stroke.
Oleh karena itu, Anda perlu waspada bila mengalami sakit kepala hebat mendadak dan
sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, terutama jika diiringi dengan kelemahan pada
satu sisi tubuh.

 Gegar otak
Gegar otak biasanya disebabkan karena benturan atau pukulan keras sehingga
mengakibatkan cedera pada otak. Gegar otak dapat menjadi penyebab seseorang
mengalami sakit kepala sebelah kiri.

 Tumor otak
Tumor otak merupakan kodisi adanya pertumbuhan sel abnormal di otak. Tumor dapat
menyebabkan sakit kepala yang intens, muncul mendadak dan berulang, disertai gejala
lain seperti kehilangan penglihatan, kesulitan berjalan, dan kejang.

Kondisi-kondisi di atas dapat menyebabkan beberapa jenis sakit kepala, di antaranya


adalah migrain yang terasa seperti berdenyut pada satu sisi kepala, meski mungkin juga
terasa pada seluruh bagian kepala, dan sakit kepala cluster, ditandai dengan nyeri hebat
pada satu sisi kepala, nyeri yang dirasakan seringkali terasa hingga mata pada sisi kepala
yang sakit.

8. Bagaimana hubungan 5 kali serangan dengan kurang tidur dan kelelahan?

Kurang tidur merupakan pemicu sakit kepala yang paling sering dikeluhkan. Sakit
kepala yang terjadi dapat berupa migrain atau sakit kepala tegang (tension-type
headache).

Hal ini dibuktikan oleh para peneliti yang menghubungkan kaitan antara tidur dan
sakit kepala. Periset dari Missouri State University melaporkan bahwa ketika fase
REM dalam tidur terganggu maka dapat mengubah protein-protein di otak, yang
diketahui berperan penting dalam menekan atau justru memicu nyeri.

Seseorang yang tertidur akan melewati beberapa fase dalam tidurnya. REM
merupakan fase tidur bermimpi, yang terjadi 70–90 menit setelah tertidur. Sakit
kepala biasanya muncul ketika fase REM terganggu.

Selain itu, pada mereka yang memiliki gangguan tidur seperti sleep apneu, pasokan
oksigen ke otak akan menjadi terhambat. Rendahnya kadar oksigen ke otak selama
tidur dapat menjadi penyebab sakit kepala.

9. Mengapa saat serangan istri tn.pen merasa mual dan muntah?


10. Mengapa terjadi pandangan gelap pada istri tn. Pen?

1. Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketika jumlah gula darah rendah. Hal ini bisa terjadi
pada orang yang mengalami diabetes atau orang yang menggunakan pengobatan
dengan menggunakan insulin. Melewati makan, makan jauh lebih sedikit dari
biasanya, atau olahraga yang berlebihan juga bisa menjadi pemicu hipoglikemia.

Salah satu gejala yang timbul jika seseorang mengalami hipoglikemia antara lain
munculnya pandangan yang kabur, sakit kepala, keringat berlebihan, susah
konsentrasi, gemetar, serta kelelahan.
2. Tekanan darah rendah

Tekanan darah dikatakan rendah jika angkanya turun di bawah 90/60 mmHg.
Penyebab tekanan darah rendah atau hipotensi ini antara lain dehidrasi, masalah
kesehatan jantung, serta kekurangan vitamin B12 dan folat, reaksi anafilaktik, dan
perdarahan. Tekanan darah rendah menyebabkan munculnya berbagai macam gejala
mulai dari sakit kepala, pandangan kabur, mual, lemas, konsentrasi menurun, bahkan
pingsan.

3. Migrain

Migrain adalah kondisi sakit kepala yang terjadi di salah satu sisi kepala. Migrain
memiliki beberapa gejala yang berbeda tergantung dengan tahapannya. Pada saat
serangan utama sakit kepala sebelah ini memuncak, pandangan kabur bisa timbul.
Gejala lain yang timbul adalah kurang nafsu maka serta peningkatan sensitivitas
terhadap cahaya, suara atau bau.

Pemicu migrain pun bermacam-macam. Mulai dari makanan yang tinggi natrium,
bahan tambahan pangan tertentu seperti MSG, minuman alkohol dan yang tinggi
kafein, stres, efek pengobatan, dan perubahan pola tidur dapat memengaruhinya.

Pada dasarnya, di bagian kepala, bukan hanya migrain yang bisa menimbulkan pusing
dan pandangan kabur. Apa pun kondisi yang mengurangi aliran darah ke otak bisa
memicu terjadinya pusing dan pandangan yang kabur. Jika ada cedera di bagian
kepala pun juga bisa menimbulkan pandangan kabur dan pusing.

4. Whisplash atau cedera lecutan

Whisplash adalah kondisi terjadinya cedera leher. Cedera ini terjadi ketika posisi leher
Anda dipaksa terlalu mundur ke arah belakang. Biasanya ini bisa terjadi pada
kecelakaan mobil, olahraga yang melibatkan kontak fisik antar pemainnya (contoh
sepak bola, karate, tinju, dan lain-lain), jatuh dari sepeda, atau kejatuhan benda yang
membuat kepala tersentak ke belakang.

Kondisi ini akan menimbulkan luka pada ligamen, otot, tulang, dan sendi. Cedera ini
sangat tidak nyaman dan dapat mengganggu aktivitas penderitanya.

Sekitar 24 jam setelah insiden terjadi, biasanya akan muncul beberapa gejala sakit
kepala khususnya di bagian belakang, pandangan kabur, dan leher terasa kaku.

5. Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata yang terjadi akibat ada kerusakan pada saraf optik.
Ada dua bentuk glukoma yang paling umum terjadi yakni glukoma sudut terbuka
primer dan glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut terbuka primer jarangan
menunjukan gejala, tiba-tiba pandangan mata Anda menyempit.

Sedangkan glaukoma sudut tertutup akut atau yang disebut dengan acute angle-
closure glaucoma juga bisa jadi penyebab pandangan kabur, pusing, sakit kepala,
mata terasa nyeri, mual, dan muntah.
6. Gangguan mata lainnya

Terdapat berbagai kondisi mata lainnya yang bisa jadi penyebab pandangan kabur dan
juga sakit kepala. Orang yang rabun jauh atau rabun dekat juga bisa mengalami
serangan sakit kepala disertai pandangan kabur, apalagi jika ukuran kacamata tidak
sesuai dengan kondisi matanya.

Katarak juga bisa jadi penyebab pandangan kabur dan pusing yang ringan. Bahkan
perubahan mata terkait kehamilan dapat menyebabkan penglihatan terganggu dan
sakit kepala.

Meskipun beberapa perubahan pengelihatan dapat menyebabkan sakit kepala dan dan
pandangan yang kabur, namun tidak semua kondisi ini menandakan masalah medis
yang parah. Untuk itu, konsultasikan ke dokter perubahan dalam pandangan dan rasa
pusing yang terjadi pada Anda, terutama jika terjadi secara tiba-tiba.

7. Kondisi saraf dan pembuluh darah

Berbagai kondisi saraf dan pembuluh darah dapat menimbulkan pandangan kabur dan
juga sakit kepala. Cedera kepala, stroke, atau pecahnya pembuluh darah di otak,
infeksi pada otak dan jaringan sekitar otak, serta tumor juga bisa menimbulkan gejala
pandangan kabur dan sakit kepala.

11. Mengapa remaja 20th merasakan kaki dan tangannya lemah sejak 2 minggu lalu?
Paraparesis : Sindrome Guillaine Barre
Penyebab GBS masih belum diketahui secara lengkap. Ada bukti bahwa dipengaruhi
oleh
sistem imun. Terdapat patologi imun dan pasien akan membaik dengan terapi
modulasi imun.
Sebuah penyakit dengan gambaran klinis serupa (serupa dalam patologi,
elektrofisiologi dan
gangguan CSF) dapat diinduksi pada hewan coba dengan imunisasi saraf tepi utuh,
mielin saraf tepi, atau pada beberapa spesies oleh protein dasar mielin saraf tepi P2
atau galaktoserebrosid.
Sebuah langkah penting pada penyakit autoimun adalah terganggunya self-tolerance
dan ada bukti bahwa hal ini terjadi karena mimikri molekular pada 2 bentuk GBS,
AMAN dan sindroma Miller-Fisher, dengan reaksi silang epitope antara
Campylobacter jejuni dan saraf tepi. Saat GBSdidahului oleh infeksi virus, tidak ada
bukti langsung infeksi virus pada saraf tepi maupun radixsaraf

Organisme penyebab GBS


• Epstein-Barr virus • Mycoplasma pneumoniae
• Campylobacter jejuni • Cytomegalovirus
• HIV

Vaksinasi yang berpotensi


menimbulkan GBS

• Rabies vaccine • Influenza vaccines


• Oral polio vaccine • Smallpox vaccine
• Diphtheria and tetanus vaccines
• Measles and mumps vaccines
• Hepatitis vaccines.

12. Mengapa dokter RSUD menduga remaja menderita SGB?


Gejala dan tanda
GBS seringkali muncul beberapa hari hingga beberapa minggu setelah gejala infeksi
virus pada saluran pernafasan atas atau pada saluran pencernaan. Biasanya gejala
neurologis pertama adalah kelemahan anggota gerak simetris, seringkali juga diikuti
dengan mati rasa. Berlawanan dengan kebanyakan neuropati, otot proximal kadang
terpengaruh lebih besar dibandingkan dengan otot distal. Pada beberapa kasus, otot
wajah, mata, dan orofaring terpengaruh lebih dahulu. Lebih dari 50% pasien
mengalami diplegia wajah, dan disfagia maupun disartria terjadi dalam jumlah kasus
yang serupa. Beberapa pasien membutuhkan ventilasi mekanik. Refleks tendon bisa
normal dalam beberapa hari awal namun hilang pada hari-hari berikutnya. Derajat
gangguan sensoris memiliki banyak variasi. Pada beberapa pasien, semua modalitas
sensoris terjaga dengan baik, pada kasus lain terdapat penurunan pada persepsi posisi
sendi, getaran, rasa sakit, temperatur dengan distribusi pada telapak tangan dan kaki
(glove-stocking). Pasien kadang mengalami papiledem, ataksia sensoris, dan respon
ekstensor plantar yang tidak permanen. Disfungsi autonom termasuk hipotensi
ortostatik, tekanan darah yang labil, takiaritmia, dan bradiaritmia, atau takikardia
menetap sering terjadi pada kasus yang lebih parah dan menjadi sebab utama
morbiditas dan mortalitas. Banyak juga kejadian nyeri otot, dan bisa terjadi
peningkatan sensitivitas saraf pada penekanan, namun tidak ada tanda iritasi
meningen seperti rigiditas nuchal.

13. Apa tatalaksana selanjutnya yang dilakukan diRSUP M.Djamil?

A. Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS)


Pada pemeriksaan cairan serebrospinal paling khas ditemukan adanya kenaikan
kadar protein (1-1,5 g/dl) tanpa diikuti kenaikan jumlah sel. Keadaan ini oleh
Guillain, 1961, disebut sebagai disosiasi sitoalbumik. Disosiasi sitoalbuminik,
yakni meningkatnya jumlah protein tanpa disertai adanya pleositosis. Pada
kebanyakan kasus, pada hari pertama jumlah total protein CSS normal; setelah
beberapa hari, jumlah protein mulai naik, bahkan lebih lanjut saat gejala klinis
mulai stabil, jumlah protein CSS tetap naik dan menjadi sangat tinggi. Puncaknya
pada 4-6 minggu setelah mulainya gejala klinis. Derajat penyakit tidak
berhubungan dengan naiknya protein dalam CSS. Hitung jenis umumnya di
bawah 10 leukosit mononuklear/mm.

B. Pemeriksaan kecepatan hantar saraf (KHS) dan elektromiografi (EMG)


Gambaran elektromiografi pada awal penyakit masih dalam batas normal,
kelumpuhan terjadi pada minggu pertama dan puncaknya pada akhir minggu
kedua dan pada akhir minggu ketiga mulai menunjukkan adanya perbaikan. Pada
minggu pertama serangan gejala, didapatkan perpanjangan respon (88%),
perpanjangan distal latensi (75%), konduksi blok (58%) dan penurunan kecepatan
konduksi motor (50%). Pada minggu kedua, potensi penurunan tindakan berbagai
otot (CMAP, 100%), perpanjangan distal latensi (92%) dan penurunan kecepatan
konduksi motor (84%). Manifestasi elektrofisiologis yang khas tersebut, yakni,
prolongasi masa laten motorik distal yang menandai blok konduksi distal dan
prolongasi atau absennya respon gelombang F yang menandakan keterlibatan
bagian proksimal saraf, blok hantar saraf motorik, serta berkurangnya KHS.
Degenerasi aksonal dengan potensial fibrilasi yang dapat dijumpai 2-4 minggu
setelah awitan gejala telah terbukti berhubungan dengan tingkat mortalitas yang
tinggi serta disabilitas jangka panjang pada pasien GBS, akibat fase penyembuhan
yang lambat dan tidak sempurna. Sekitar 10% penderita menunjukkan
penyembuhan yang tidak sempurna, dengan periode penyembuhan yang lebih
panjang (lebih dari 3 minggu) serta berkurangnya KHS dan denervasi EMG.

C. Pemeriksaan patologi anatomi


Umumnya didapati pola dan bentuk yang relatif konsisten; yakni adanya infiltrat
limfositik mononuklear perivaskuler serta demielinasi multifokal. Pada fase
lanjut, infiltrasi sel-sel radang dan demielinasi ini akan muncul bersama dengan
demielinasi segmental dan degenerasi wallerian dalam berbagai derajat. Saraf
perifer dapat terkena pada semua tingkat, mulai dari akar hingga ujung saraf
motorik intramuskuler, meskipun lesi yang terberat bila terjadi pada ventral root,
saraf spinal proksimal, dan saraf kranial.Infiltrat sel-sel limfosit dan sel
mononuklear lain juga didapati pada pembuluh limfe, hati, limpa, jantung, dan
organ lainnya.

D. Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Pemeriksaan MRI akan memberikan hasil yang bermakna jika dilakukan pada hari
ke 13 setelah timbulnya gejala. MRI lumbosacral akan memperlihatkan penebalan
pada radiks kauda equina dengan peningkatan pada gadolinium. Adanya

penebalan radiks kauda equina mengindikasikan kerusakan pada barier darah-


saraf. Hal ini dapat terlihat pada 95% kasus GBS dan hasil sensitif sampai 83%

untuk GBS akut. 10,11 Akan tetapi, pasien dengan tanda dan gejala yang sangat
sugestif mengarah ke GBS sebenarnya tidak perlu pemeriksaan MRI lumbosakral.
MRI lumbosakral dapat digunakan sebagai modalitas diagnostic tambahan,
terutama bila temuan klinis dan elektrodiagnostik memberikan hasil yang samar.

14. Mengapa bapak 67th tangan gemetar, jalan dengan langkah lambat dan postur badan
membungkuk?
Etiologi
1. Usia
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang paling lazim
setelah penyakit Alzheimer, dengan insidens di Inggris kira-kira 20/100.000 dan
prevalensinya 100-160/100.000. Prevalensinya kira-kira 1% pada umur 65 tahun dan
meningkat 4-5% pada usia 85 tahun.

2. Genetik
Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama dibicarakan, karena
kebanyakan pasien memiliki penyakit sporadis dan penelitian awal pada orang
kembar memperlihatkan persamaan rata-rata rendah dari concordance pada kembar
monozigot dan dizigot. Pandangan bahwa genetik terlibat pada beberapa bentuk
penyakit Parkinson telah diperkuat, bagaimanapun, dengan penelitian bahwa kembar
monozigot dengan onset penyakit sebelum usia 50 tahun memiliki pembawa genetik
yang sangat tinggi, lebih tinggi dari kembar dizigot dengan penyakit early-onset.
3. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan kerusakan
mitokondria.
b. Pekerjaan
Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan lama.
c. Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor predisposisi
penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra. Penelitian pada hewan
menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
d. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah satu
mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson. Sebaliknya, kopi
merupakan neuroprotektif.
e. Ras
Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih dibandingkan kulit
hitam.
f. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski peranannya
masih belum jelas benar.
g. Stress dan Depresi
Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala motorik.
Depresi dan stres dihubungkan dengan penyakit parkinson karena pada stres dan
depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang memacu stres oksidatif.

Gejala Klinis
o Gejala Motorik

a. Tremor/bergetar
Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan dianggap sebagai
suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah satu ciri khas dari penyakit
parkinson adalah tangan tremor (bergetar) jika sedang beristirahat. Namun, jika
orang itu diminta melakukan sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang
disebut resting tremor, yang hilang juga
sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari tangan, tremor kasar pada sendi
metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam
atau memulung-mulung (pil rolling). Pada sendi tangan fleksi-ekstensi atau
pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng,
mulut membuka menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu
istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang (resting/alternating tremor).
Tremor tidak hanya terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada
kelopak mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang menghitung
uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar. Bahkan, kepala penderita
bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya,
jika disadari, tremor tersebut bisa berhenti.
Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu sisi, namun semakin berat penyakit,
tremor bisa terjadi pada kedua belah sisi.

b. Rigiditas/kekakuan
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila pergelangan difleksi dan
ekstensi pasif dan pronasi serta supinasi lengan bawah secara pasif. Pada stadium
lanjut rigiditas menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila
persendian-persendian digerakkan secara pasif. Rigiditas merupakan peningkatan
terhadap regangan otot pada otot antagonis dan agonis. Salah satu gejala dini dari
rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi lengan bila berjalan. Peningkatan tonus otot
pada sindrom prakinson disebabkan
oleh meningkatnya aktifitas neuron motorik alfa. Kombinasi dengan resting tremor
mengakibatkan bunyi seperti gigi roda yang disebut dengan cogwheel phenomenon
muncul jika pada gerakan pasif.

c. Akinesia/bradikinesia
Bradikinesia merupakan hasil akhir dari gangguan integrasi pada impuls optik,
labirin, propioseptif dan impuls sensoris di ganglia basalis. Hal ini mengakibatkan
berubahan aktivitas refleks yang mempengaruhi motorneuron gamma dan alfa.
Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian sehingga tanda
akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi serba lambat. Dalam
pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada tulisan/tanda tangan yang semakin
mengecil, sulit mengenakan baju, langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran
masih tetap baik sehingga penderita bisa
menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi tanpa ekspresi. Kedipan
dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil, refleks menelan berkurang,
sehingga sering keluar air liur. Gerakan volunter menjadi lambat sehingga
berkurangnya gerak asosiatif,
misalnya sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil
suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Bradikinesia
mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan gerakan spontan yang
berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya
gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.

d. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah


Gejala lain adalah freezing, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai melangkah,
sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu ragu-ragu untuk mulai
melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan sembelit. Penderita menjadi lambat
berpikir dan depresi. Keadaan tersebut juga berimplikasi pada hilangnya refleks
postural disebabkan kegagalan integrasi dari saraf proprioseptif dan labirin dan
sebagian kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan
mengganggu
kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini mengakibatkan penderita mudah jatuh.
e. Mikrografia
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini
merupakan gejala dini.
f. Langkah dan Gaya Jalan (sikap Parkinson)
Berjalan dengan langkah kecil menggeser dan makin menjadi cepat (marche a petit
pas), stadium lanjut kepala difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan,
punggung melengkung bila berjalan.
g. Bicara Monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara, otot laring,
sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume
suara halus ( suara bisikan) yang lambat.
h. Demensia
Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit
kognitif.
i. Gangguan behavioral
Lambat-laun menjadi dependen (tergantung kepada orang lain), mudah takut, sikap
kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat
(bradifrenia) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul,asal diberi
waktu yang cukup.
j. Gejala lain
Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal
hidungnya (tanda Myerson positif).

o Gejala Non-Motorik
a. Disfungsi otonom
- Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama
inkontinensia dan hipotensi ortostatik.
- Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic
- Pengeluaran urin yang banyak
- Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan melemahnya
hasrat seksual, perilaku orgasme.
b. Gangguan suasana hati, penderita sering mengalami depresi
c. Ganguan kognitif, menanggapi rangsangan lambat
d. Gangguan tidur, penderita mengalami kesulitan tidur (insomnia)
e. Gangguan sensasi
- Kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang, pembedaan
warna.
- Penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh
hypotension orthostatic, suatu kegagalan system saraf otonom untuk
melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas perubahan
posisi badan.
- Berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau (microsmia atau
anosmia).

Sumber :
- American journal of neurology
- NCBI ; article on german (Journal) : Functional anatomy of low back pain and
ischialgia
- NCBI ; Journal : Diabetes increases brain damage caused by severe
hypoglycemia
- Dorland ed 31
- Kemenkes kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai