Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas limpah dan hidayahnya sehingga

kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem

Manajemen K3 dan Pengendalian Mutu. Harapan penulis semoga makalah ini membantu

menambah pengetahuan para pembaca.

Makalah ini masih banyak kekurangan karena, oleh karena itu harapan kami para

pembaca umtuk memberikan masukan_masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah kami dapat berguna.

Jambi, September 2018

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Tujuan.................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3................................................................. 4
2.2 Komitmen dan Kebijakan................................................................................... 8
2.2.1 Kepemimpinan dan Komitmen............................................................. 8
2.2.2 Bagian kedua Tentang Penetapan Kebijakan K3.................................. 8
2.3 Perencanaan........................................................................................................ 10
2.3.1 Bagian Ketiga Tentang Perencanaan................................................... 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 13
3.2 Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (PP 50
Tahun 2012, Pasal 1 – Ayat 1) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
SMK 3 Menurut PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggungjaeab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah No.50 tahun 2012, panduan yang digunakan oleh
perusahaan dalam melaksanakan SMK3, Permenaker N0.5 tahun 1996, dan untuk Kementerian
Pekerjaan Umum menggunakan Permen N0.09 tahun 2008, dengan terbitnya peraturan
pemerintah ini, seyogianya semua peraturan yang bersifat sektoral segera disesuaikan.Adapun
PP 50 tahun 2013 ini didasarkan kepada Undang-Undang N0.01 tahun 1970, dan diamanatkan
oleh Undang-Undang No. 13 tahun 2003.
TUJUAN SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 2) yaitu Meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Mencegah
dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh. Menciptakan tempat kerja
yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana PP 050/2012 tentang penerapan sistem management K3 prinsip dasar sistem
management K3
2. Bagaimana PP 050/2012 tentang penerapan sistem management K3 komitmen dan
kebijakan
3. Bagaimana PP 050/2012 tentang penerapan sistem management K3 perencanaan

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya dari dibuatnya makalah ini agar mahasiswa mampu
menjelaskan dan memahami tentang PP 050/2012 tentang penerapan sistem management k3
terutama mengenai prinsip dasar sistem management k 3, komitmen dan kebijakan, dan
perencanaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3


Yang dimaksud dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam
rangka yang aman, efisien dan produktif.
5 Prinsip penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3
meliputi:
1. Penetapan kebijakan K3
Penetapan kebijakan dilaksanakan oleh pengusaha hal ini disebutkan dalam pasal 7. Salah
satu tugas seorang pengusaha yaitu melakukan penyusunan kebijakan.
Syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan paling sedikit berisi:
a. Tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi,identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko, perbandingan penerapan K3 dengan perussahaan dan sektor lain
yang lebih baik, peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan, kompenasi dan
gangguan serta hasil penilaian efesiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
Memperhatikan efesiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
b. Masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.
Visi, tujuan perusahaan, komitemen dan tekad melaksanakan kebijakan, serta kerangka
dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat
umum dan operasional merupakan syarat minimal yang harus ada dalam penetapan K3.
Dalam pasal 8 membahas mengenai penyebarluaan kebijakan k3 oleh pengusaha
yang telah ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang
berada di perusajaan dan pihak lain yang terkait.

2. Perencanaan K3
Perencanaan K3 dalam pasal 9 disusun dan ditetapkan oleh pengusaha dengan mengacu
pada kebijakan K3.
Dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pengusaha harus
mempertimbangkan :
a. Hasil penelaahan awal;
b. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
d. Sumber daya yang dimiliki
Serta dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pengusaha
harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja/buruh, dan pihak lain yang
terkait di perusahaan. Untuk Rencana K3 sendiri meliputi :
a. Tujuan dan sasaran;
b. Skala prioritas;
c. Upaya pengendalian bahaya
d. Penetapan sumber daya;
e. Jangka waktu pelaksanaan;
f. Indikator pencapaian; dan
g. Sistem pertanggung jawaban.
3. Pelaksanaan K3
Dalam pasal 10 menjelaskan bahwa pelaksanaan rencana K3 dilakukan oleh penguaha
berdasarkan rencana K3 sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf c dan
pasal 9 yang didukung oleh sumber daya manusia dibidang K3, prasarana dan sarana.
Sumber daya yang dimaksud harus memiliki 2 persyaratan, yaitu: kompetensi kerja yang
dibuktikan dengan sertifikat serta kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat
izin kerja/operasional atau surat penunjukan dari instansi yang berwenang.
Dalam pelaksanaan K3 terdapat syarat-syarat yang harus dimiliki dalam sarana dan
prasarana agar pelaksanaan K3 berjalan dengan baik paling sedikit ialah tersedianya
organisasi/unit yang dapat bertanggungjawab dibidang K3, anggaran yang memadai, adanya
prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian dan instruksi kerja.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko yaitu meliputi kegiatan; tindakan pengendalian, perancangan (design)
dan rekayasa, prosedur dan instruksi kerja, penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan,
pembelian/pengobatan barang dan jasa, produk akhir, upaya menghadapi keadaan darurat
kecelakaan dan bencana industri. Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan berdaarkan
pontensi bahaya, investigasi dan analia kecelakaan kerja meliputi kegiatan rencana dan
pemulihan keadaan darurat.
Setelah melaksanakan kegiatan, hal yang harus dilakukan pengusaha :
a. Menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan
di bidang K3 (diintegrasikan dengankegiatan manajemen perusahaan) hal ini harus
memberikan jaminan bahwa informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam
perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan dan harus sesuai prosedur yang berisi
atas pelaporan terjadinya kecelakaan di tempat kerja, ketidaksesuaian terhadapa peraturan
perundang-undangan atau standar kinerja K3, identifikasi sumber bahaya dan yang
diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Melibatkan seluruh pekerja/buruh, membuat petunjuk K3 (harus dipatuhi oleh seluruh
pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan dan pihak lain
yang terkait).
c. Membuat prosedur informasi
d. Membuat prosedur pelaporan dan
e. Mendokumentasikan seluruh kegiatan, minimal hal inidilaukan terhadap; peraturan
perundang-undangan di bidang K3 dan standar di bidang K3, indikator kinerja K3, izin
kerja, hasil identifikai, penilaian,dan pengendalianr risiko, kegiatan pelatihan K3,
kegiatan inspeksi, kalibrasi dan pemeliharaan, catatan pemantauan data, hasil pengkajian
kecelakaan di tempat kerja dan tindaklanjut, identifikasi produk termasuk komposisinya,
informasi mengenai pemasok dan kontraktor, serta audit dan peninjauan SMK3.
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja k3
Dalam pasal 14 disebutkan tentang pemantauan dan evaluasi kinerja K3 diantaranya :
Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melalui : pemeriksaan, pemngujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten. Kemudia hasil pelaporan
dilaporajan kepada pengusaha untuk melalukan tindakan perbaikan
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Pada pasal 15 terdapat peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 diantaranya: Untuk
menjamin kesesuaian dan efektiditas penerapan SMK3, pengusaha wajib melakukan
peninjauan. Peninjauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap kebijakan,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Kemudian hasil peninjauan digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kerja
(ayat 2). Perbaikan dan peningkatan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
dilaksanakan dalam hal:
1. Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
2. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
3. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
4. Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
5. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi;
6. Adanya hasil hasil kajian kecelakaan ditempat kerja;
7. Adanya pelaporan; dan/atau
8. Adanya masukan dari pekerja/buruh.
2.2 Komitmen dan Kebijakan
2.2.1 Kepemimpinan dan Komitmen
1. Organisasi K3
Sekumpulan orang orang yang mempunyai tujuan K3 yang sama.
2. Menyediakan anggaran, SDM dan Sarana
Pemimpin memfasilitasi anggaran untuk sumber daya manusia dan sarana
3. Penetapan Tanggung Jawab Wewenang dan Kebijakan
Pembuatan peraturan hukum untuk kewajiban – kewajiban dan tanggung jawab.
4. Penerapan K3
Mempraktekkan suatu teori, metode dan lainnya untuk mencapai tujuan K3
5. Melakukan Penilaian.
Melakukan survei hasil penilaian untuk penerapan – penerapan yang dilakukan.

BAB I Ketentuan Umum


Dalam pasal 3 kebijakan nasional tentang SMK3 sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 tertuang dalam lampiran 1, lampiran 2, dan lampiran 3, yang termasuk bagian yang
tidak termasuk dari bagian peraturan pemerinntah ini. Sebagian pedoman perusahaan
dalam menerapkan SMK3.

2.2.2 Bagian kedua Tentang Penetapan Kebijakan K3


Dalam pasal 7 yaitu penetapan kebijakan K3.dimana penetapan kebijakan K3
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) a dilaksanakan oleh pengusaha. Dalam
menyusun kebijakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), perusaha paling sedikit
harus :
a) Melakukan tinjauan awal kondisi k3 yaitu :
1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.
Didalam mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
dapat dipertimbangkan pada saat perumusan kebijakan.
2. Perbandingan penerapan k3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik.
Dalam penerapan k3 membandingkan perusahaan dengan perusahaan atau
sektor lain yang lebih baik sebagai acuan.
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan.
Dalam mengidentifikasi suatu kejadian untuk meninjau bahaya yang dapat
ditimbulkan.
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelum yang berkaitan dengan
keselamatan.
Ganti rugi perusahaan akan di dapatkan sebelum hasil penilaian yang
berhubungan dengan gangguan dan keselamatan.
5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
Dalam memperkecil waktu dan pengeluaran perusahaan yang sudah ada yang
telah disediakan.
b) Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus.
Kinerja manajemen K3 perusahaan di perhatikan dan di awasi terus-menerus untuk
memantau kemajuannya.
c) Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh.
Perusahaan menerima masukan dari para pekerja/ buruh untuk meningkatkan
perusahaan dan kinerja.
Dalam kebijakan k3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :
a) Visi
b) Tujuan perusaha
c) Komitmen dan tekat melaksanakan kebijakan
d) Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh yang bersifat umum dan operasional.
Dalam pasal 8 pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan
kepada pekerja/buruh maupun orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahan
tersebut dan pihak yang terkait lainnya.

2.3 Perencanaan
2.3.1 Bagian Ketiga Tentang Perencanaan
Dalam pasal 9, yaitu Perencanaan K3. Dimana, perencanaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 ayat (1) huruf b dilakukan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3
disusun dan ditetapkan oleh pengusaha. Pengusaha menyusun rencana berdasarkan:
1. Hasil penelahaan awal
Merupakan tinjauan awal mengenai kondisi K3 perusahaan yang telah dilakukan pada
penyusunan kebijakan.
2. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
Dalam mengindetifikasi potensi bahaya,penilaian dan penilaian risiko dapat
dipertimbangkan pada saat perumusan rencana.
3. peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang harus:
a. Ditetapkan,dipelihara, diinventarisasi serta di diindetifikasi oleh perusahaan
b. Disosialisasikan kepada seluruh pekerja ataupun buruh.
4. Sumber daya yang dimiliki
Dalam menyusun perencanaan harus mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki
seperti: tersedianya sumber daya manusia yang kompeten, sarana dan prasarana serta dana.

Rencana K3 disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat:


a. Tujuan dan sasaran
Yang telah ditetapkan ditanjau kembali secara teratur melalui pertimbangan. Tujuan dan
sasaran K3 paling sedikit memenuhi kualifikasi :
1. Yang dapat diukur.
2. Satuan ataupun indikator pengukuran, serta
3. Sasaran dalam pencapaian.
Dalam menetapkan tujuan dan sasaran K3, pengusaha harus berkonsultasi dengan:
1. Wakil pekerja ataupun buruh.
2. Ahli K3,
3. P2K3, dan
4. Pihak-pihak yang terkait
b. Skala prioritas
Merupakan urutan pekerjaan berdasarkan tingkat resiko, dimana pekerjaan memiliki
tingkat resiko yang tinggi diperioritaskan dalam perencanaan.
c. Upaya pengendalian bahaya
Upaya pengendalian bahaya, dilakukan berdasarkan hasil penilaian resiko melalui
pengendalian teknis,administrative, dan penggunaan alat pelindung diri.
d. Penetapan sumber daya
Dilaksanakan untuk menjamin tersediannya sumber daya manusia yang berkompeten,
sarana dan prasarana serta dana yang memadai agar pelaksanaan K3 dapat berjalan.
e. Jangka waktu pelaksanaan
Dalam perencanaan setiap kegiatan harus mencakup jangka waktu pelaksanaan.
f. Indikator pencapaian.
Harus ditentukan dengan parameter yang dapat diukur sebagai penilaian kinerja K3 yang
sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan pnecapaian tujuan penerapan SMK3.
g. Sistem Pertanggung Jawaban
Ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dengan fungsi serta tingkat manajemen
perusahaan yang bersangkutan dapat menjamin perencanaan yang dapat dilaksanakan.
Berdasarkan hal tersebut pengusaha harus:
1. Menentukan, menunjuk, mengendokumentasikan dan mengkomunikasikan tanggung
jawab dan tanggung gugat dibidang K3.
2. Memiliki prosedur untuk memantau dan mengkomunikasikan setiap perubahan
tanggung jawab dan tanggung gugat yang dapat berpengaruh terhadap sistem dan
program K3.
3. Memberikan reaksi secara tepat dan tepat terhadap suatu kondisi yang menyimpang
atau kejadian-kejadian lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerepan prinsip dasar manajeman K3 meliputi: penetapan kebijakan, Perencanaan,
pelaksanaan, pemantawan dan evaluasi kinerja serta, peninjauan dan peningkatan kinerja.
Kepemimpinan dan komitmen dilakukan oleh organisasi atau sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan K3 yang sama mampu menyediakan anggaran dan sarana, menetapkan
tanggung jawab wewenang dan kebijakan yang akan di laksanakan oleh pengusaha, dan mampu
mempraktekan teori atau metode laiinya serta dapat melakukan survei akhir dan penilaian atas
apa yang telah di lakukan. Perencanaan di lakukan oleh perusahaan berdasarkan: hasil
penelahaan awal, identifikasi potensi bahaya penilaian dan pengendalian resiko, Peraturan
perundang-undangan dan persyaratan laiinya,serta sumber daya yang dimiliki.

3.2 saran
Penerapan sistem manajemen K3 dan prinsip manajemen yang sudah di buat oleh
pemerintah seharusnya dapat di jalankan agar sarana dan prasarana yang tersedia dapat di
gunakan semaksimal mungkin dan dapat mengurangi resiko bahaya yang akan di timbulkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. PP No. 55 Tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
pdf.
2. Wirata . Pereturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang penerapan
sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Vol 21. 2012

Anda mungkin juga menyukai