Anda di halaman 1dari 9

RESUME DAN KASUS ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

DISUSUN OLEH :

IKRIMAH SYAM

(70300116033)

KEPERAWATAN B

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

2018
ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

A. Pengertian

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan

kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam

menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan

penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna,

dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis,

sosial atau spiritual. (World Health Organization (WHO), 2016)


Etik merupakan prinsip nilai-nilai luhur yang dipegang sebagai

komitmen bersama, yait bahwa setiap pasien dan keluarganya memiliki

hak untuk mendapatkan informasi dandilibatkan dalam pengambilan

keputusan medis. (kemenkes, 2017)

B. Prinsip –prisip Etik (Kemenkes, 2017) yang disepakati dan perlu diketahui

dalam pelayanan paliatif maupun medis secara umum adalah:

a. Autonomy (otonomi )

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu

mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan

sendiri.prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap

seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan

bertindak secara rasional.

b. Non maleficienci (tidak merugikan )

Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahya / cedera fisik dan

psikologis pada klien. Prinsip tidak merugikan, bahwa kita

berkwaiban jika melakukan suatu tindakan agar jangan sampai

merugikan orang lain.


c. Veracity ( kejujuran )
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran .Nilai ini

diperlikan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan

kebenaran pada setiap pasien dan untuk menyakinkan bahwa

pasien sangat mengerti.

d. Beneficienec ( berbuat baik )

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang

baik. Kebaikan memerlukan pencegahan dari kesalahan atau

kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan

kebaikan oleh diri dan orang lain.Terkadang dalam situsi pelayanan

kesehatan, terjadi konflikantara prinsip ini dengan otonomi.

e. Justice ( keadilan )

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil

terhadap orang lain yang enjunjung prinsip–prinsip moral, legal

dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional

ketika tim perawatan paliatif bekerja untuk terapi yang benar sesuai

hukum,standar praktek dan keyakinan yang benar untuk

memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

f. Kerahasiaaan ( Confidentiality )

Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi

tentang pasien harus dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam

dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibacadalam

rangka pengobatan pasien. Tak ada satu orangpun dapat

memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasien

dengan bukti pesetujuannya.


g. Akuntabilitas (accountability )

Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti

bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat

digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan

standar yang pasti yang man tindakan seorang professional dapat

dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.


Kasus :

Ny. S seorang ibu rumah tangga, umurnya 28 tahun dan belum mempunyai

anak hingga saat ini selama 6 tahun pernikahannya dengan suaminya. Ny. S

bependidikan SMA, dan suaminya berumur 32 tahun bekerja sebagai karyawan.

Saat ini Ny. S dirawat di ruang kandungan Rumah sakit sejak 3 hari yang lalu. Ny.

S masuk ke Rumah sakit dengan keluhan rasa dan kesulitan ketika BAK, sakit

ketika melakukan hubungan seks, dan rasa sakit di area panggulnya. Sesuai hasil

pemeriksaan Ny. S positif menderita kanker rahim stadium III. Dokter


merencanakan klien harus di operasi untuk melakukan operasi pengangkatan

kanker rahim, karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan selain operasi,

setelah melakukan pemeriksaan untuk persiapan operasi Ny. S, pasien hhanaya

tampak diam dan cemas serta bingung dengan rencana operasi yang akan

dijalaninya, kemudian dokter meninggalkan ruangan pemeriksaan dan memanggil

perawat yang merawat pasien tersebut untuk ke ruangannya. Dokter

memberitahukan kepada perawat untuk menyampaikan kepada keluarganya

bahwa klien menderita penyakit kanker rahim dan tindakan terakhir yang bisa

dilakukan adalah operasi dan dokter juga memberitahukan agar tidak

memberitahukan apapun kondisi pasien sampai dokter menjelaskannya sendiri.

Sebelum melakukan operasi pasien selalu bertanya kepada perawat yang

merawatnya apakah pasien tetap bisa memiliki anak setelah dilakuakan

pengangkatan kanker dirahimnya, karena pasien belum memiliki anak dan apakah

tidak ada pengobatan lain selain operasi serta apakah operasinya masih bisa

ditunda. Perawat yang ditanya hanya membertahu pasien untuk menanyakan

langsung kepada dokter penanggung jawab operasi, suami berunding mengenai

operasi ini dan sehari sebelum dilakukan operasi pasien dan suami menemui
dokter dn perawat untuk memutuskan menolak dilakukan tindakan operasi dengan

alasan pasien dan suami tetap ingin mempunyai anak.

Dari kasus ini perawat mengalami dilema etik dimana perawat harus

mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dalam keperawatan yang harus

dipatuhi, dan dalam kasus ini perawat mengalami dilema karena disatu sisi ia

harus mengikuti instruksi dokter dan disisi lain perawat harus memegang teguh

prinsip moral dalam keperawatan.

Perawat dan tim medis lainya harus memiliki strategi untuk menyelesaikan

kasus dilema ini dimana dimana tim medis harus bisa menjalin komunikasi dan

kerjasama yang baik terhadap pasien dan keluarga karena dalam kasus ini

melibatkan phak keluarga pasien sehingga tim medis harus memiliki alternatif-

alternatif untuk menyelesaikan kasus ini. Adapun alternatif rencana yang bisa

dilakukan antara lain:

1. Tim medis harus memberikan tindakan yang diusulkan yaitu

melalkukan tindakan operasi pemgangkatan kandungan atau rahim

pada Ny. S, dimana tindakan yang dimaksud tim medis adalah dengan

memberikan pendidikan, konselor, advokasi yang diharapkan pasien

mau menjalani operasi serta dapat membuat keputusan terhadap

masalah yang dihadapi dengan tujuan tindakan ini ialah agar kanker

yang ada dalam rahim Ny. S dapat diangkat dan tidak menjalar ke

organ lain serta pengobatan yang dilakukan dapat tuntas dan optimal

2. Tim medis mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi

yang terjadi. Dalam memutuskan apakah operasi bisa dilakukan pada

Ny. S. Perawat di hadapkan dengan dilema etik yaitu tidak

menghormati otonomi pasien dan jika perawat dan tim medis lain tetap
melakukan tindakan operasi maka perawat mngalami konflik tidak

melaksanakan kode etik profesi dan prinsip moral. Jika perawat

memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga perawat khawatir

akan kondisi pasien semakin parah, stress dan putus asa akan

keinginannya untuk memiliki anak. Tetapi disisi lain jika perawat tidak

menjelaskan kondisi pasien perawat tidak melaksanakan prinsip-

prinsip profesional perawat, dan jika perawat menyampaikan pesan

dokter maka perawat melangkahi wewenang dokter tetapi bila tidak

disampaikan perawat bekerja tidak sesuai dengan standar profesi.

Beberapa dilema etik yang terjadi pada kasus diatas berdasarkan prinsip-

prinsp dasar moral etik:

1. Autonomi

Pada prinsip ini perawat harus menghargai keputusan pasien dan keluarga,

jika pasien dan keluarga tetap mempertahankan hak otonominya dengan

membiarkan penyakitnya menggorogoti tubuhnya walaupun sebenarnya

bukan yang sperti itu yang diharapkan oleh pasien dan keluarga karena

pasien tetap ingin memiliki keturunan.

2. Veracity (kejujuran)

Dalam prinsip ini perawat harus mengatakan kebenaran tentang kondisi

pasien kepada pasien dan keluarga tetapi disisi lain perawat mengalami

dilema berdasarkan instruksi dari dokter yang mengatakan agar perawat

tidak memberitahukan kondisi pasien yang sebenarnya.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Pada prinsip ini perawat harus melakukan tanggung jawabnya terhadap

setiap tindakan yang dilakukannya, tetapi berdasrkan kasus ini perawat


tidak melaksanakan tanggung jawabnya secara menyeluruh karena perawat

masih merahasiakan kondisi pasien pada pasien dan keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2017. Etika Pelayanan Paliatif untuk Kanker.

(www.p2ptm.kemenkes.go.id) diakses pada tanggal 8 November

2018

WHO. 2009. WHO definitionof paliative care (http://www.WHO.Int)

Anda mungkin juga menyukai