Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan masyarakat yang modern menuntut manusia untuk selalu


bergerak cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin. Tuntutan zaman yang
sedemikian mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari
penyakit yang dapat menghambat gerak dan mengurangi efisiensi waktunya
(Wahyono, 2010).

Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel di kalangan masyarakat


menengah keatas sudah menjadi suatu gaya hidup. Beberapa sediaan paten antiseptik
tangan dapat dijumpai di pasaran. Cara pemakaiannya adalah dengan diteteskan pada
telapak tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan. Respon yang positif
terhadap penggunaan antiseptik tangan barangkali berkaitan dengan paradigma bersih
itu sehat, serta pemakaiannya yang praktis.

Bahan antiseptik yang digunakan dalam formula sediaan adalah dari golongan
alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan konsentrasi ± 50% sampai 70% dan
jenis disinfektan yang lain seperti : klorheksidin, triklosan (Block, 2001 dan Gennaro,
1995). Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/desinfektan untuk disinfeksi
permukaan dan kulit yang bersih, tetapi tidak untuk luka. Alkohol sebagai disinfektan
mempunyai aktivitas bakterisidal, bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak
terhadap virus dan jamur. Akan tetapi karena merupakan pelarut organik maka
alkohol dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada kulit, dimana lapisan
tersebut berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme (Dryer, 1998,
Jones, 2000, Snyder, 1999).

Disamping itu alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang


menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. Golongan fenol yang digunakan

1
dalam sediaan antiseptik tangan adalah triklosan. Keuntungan triklosan dibandingkan
fenol adalah kurang korosif. Kadar triklosan yang digunakan sebagai antiseptik
adalah 0,05% sampai dengan 2% (Block, 2001).

Meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan alami atau


“back to nature”, ditanggapi dengan banyaknya produk- produc topical berbahan aktif
tanaman untuk perawatan kesehatan, kosmetik dan pencegahan penyakit. Hand
Sanitizer yang berasal dari bahan alam lebih aman digunakan, tidak mengandung zat
kimia berbahaya, tidak merusak pernafasan, aman untuk anak-anak dan biodegrable
(Zerbe, 2010).

Kebanyakan, masalah yang muncul pada kulit adalah pigmentasi, keriput,


bintik gelap, jerawat dan lain sebagainya. Gangguan-gangguan yang muncul pada
kulit biasa juga disebut sebagai tanda-tanda penuaan, dan radikal bebas menciptakan
permainan ini dalam kulit. Buah lemon adalah sumber alami vitamin C yang
mengandung asam sitrat, yang membantu dalam membersihkan pembuluh darah
dalam tubuh dan menghilangkan semua kotoran yang ada dalam sel-sel kulit.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuatlah gagasan untuk memanfaatkan


ekstrak buah lemon sebagai sediaan hand sanitizer gel yang efektif, praktis, aman dan
tidak menimbulkan reaksi alergi pada kulit bahkan pada jenis kulit yang sensitif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ekstrak buah jeruk lemon dapat dimanfaatkan sebagai sediaan gel
antiseptik?
2. Apakah sediaan gel antiseptik dari ekstrak buah jeruk lemon efektif
membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan Escherishia colli?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat dari ekstrak buah jerukl emon sebagai sediaan
gel antiseptik.
2. Untuk mengetahui keefektifitasan sediaan gel antiseptik dari ekstrak buah
jeruk lemon dalam membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherishia colli

1.4 Manfaat Penelitian


1. Menambah pengetahuan ilmiah tentang potensi buah jeruk lemon (Citrus
limon (L).).
2. Memberikan nilai tambah bagi pemanfaatan ekstrak buah jeruk lemon
sebagai sediaan gel antiseptik handsanitizer.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa ekstrak buahj eruk
lemon dapat digunakan sebagai hand sanitizer.

1.5 Hipotesa

Berdasarkan perumusan masalah, teori yang ada,tujuan penelitian,


maka hipotesanya adalah buah lemon mengandung asam sitrat, minyak atsiri
dan limonene dimana senyawa-senyawa ini memiliki kemampuan membunuh
aktivitas bakteri. Selain itu aroma buah lemon dan tambahan senyawa lain
dalam hand sanitizer dapat meningkatkan nilai dan mutunya.

3
1.6 BatasanMasalah
Penelitian ini dibatasi dengan penggunaan jenis buah lemon lokal.
Dimana, rasanya agak lebih mirip jeruk nipis, kadar asam tidak seasam lemon
impor dari Australia. Serta Kulit buahnya lebih pucat dibanding lemon impor
dari Amerika.
Parameter pengujian terhadap sampel gel antiseptic dari ekstrak buah
lemon meliputi pH, viskositas, daya sebar dan uji aktivitas bakteri terhadap
Eschericia coli dan Staphilococcus aureus.

Anda mungkin juga menyukai