MESIN-MESIN LISTRIKI
MKB 23001
Oleh
I Made Purbhawa
I Made Sajayasa
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan rahmatNya
maka kami dapat menyelesaikan Buku Ajar Mesin-mesin Listrik I ini, dan kami
berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca
semua.
terdapat kekurangan, untuk itu segala saran, masukan dan koreksi untuk
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB II TRANSFORMATOR................................................................................ 18
A. Pendahuluan .............................................................................................. 18
B. Konstruksi Transformator ........................................................................... 19
C. Prinsip Kerja Transformator. ...................................................................... 21
D. Perbandingan Transformasi. ...................................................................... 24
E. Kondisi Transformator Secara Praktis ....................................................... 26
F. Rangkaian Ekivalen Transformator. ........................................................... 29
G. Pengujian Transformator ............................................................................ 34
H. Efisiensi Transformator .............................................................................. 38
I. Transformator 3 Fasa ................................................................................. 40
J. Hubungan-Hubungan Transformator 3 Fasa ............................................ 41
K. Jenis-Jenis Transformator .......................................................................... 44
3
G. Rangkaian Rotor Motor Induksi ................................................................. 56
H. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi ............................................................. 59
I. Analisis Rangkaian Ekivalen Yang Sebenarnya ........................................ 62
J. Tingkatan Daya Pada Motor Induksi .......................................................... 66
K. Pelat Nama Motor Induksi .......................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
DASAR KELISTRIKAN
J. MUATAN LISTRIK
Besarnya muatan :
1 netron = 0 Coulomb.
K. HUKUM COULOMB
5
Kalau muatan q1, dan muatan q2 sejenis, maka gaya listrik(F)
Gambar 1.1
Kalau muatan q1, dan muatan q2 tidak sejenis, maka gaya listrik
Gambar 1.2
catatan:
6
Hukum Coulomb dalam bentuk rumus, untuk dua muatan listrik di
udara (vakum) :
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹= ……………………………………………………...(1.1)
𝑟2
di mana
k = konstanta perbandingan.
1
𝑘=
4𝜋ℰ𝑜
7
di mana:
(Farad/meter)
Coulumb dan 9 .10-6 Coulumb. Bila q1dan q2 terletak pada jarak 30 cm.
Jawaban:
Diketahui :
q1 = 12 . 10-6 Coulomb
q2 = 9 . 10-6 Coulumb
r = 30 cm=0,3 m
Ditanya :
F=?
Solusi
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹=
𝑟2
12.10−6 9.10−6
𝐹 = 9 .10−6 𝑥 = 10,8 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛
(0,3)2
Jadi Gaya yang dialami kedua muatan tersebut sebesar 10,8 Newton
8
Contoh soal 1.2.
supaya gaya listrik itu tetap besarnya, maka berapa jarak kedua muatan
tersebut ?
Jawaban:
Diketahui :
Ditanya : R = ?
Solusi
𝑘𝑞1 𝑞2
𝐹= (rumus iniberlaku untuk kondisi 1)
𝑟2
𝑘 3𝑞1 3𝑞2
Pada kondisi 2, berlaku: 𝐹′ =
𝑅2
1 9
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑅 = 3𝑟
𝑟2 𝑅2
9
Contoh soal 1.3.
Dua buah muatan sebesar +24 stat Coulomb dan -12 stat
Coulomb terpisah pada jarak 6 cm. Berapakah gaya listrik yang dialami
perpaduannya?
L. MEDAN LISTRIK
𝐹
𝐸= …………………………………………………………..(1.2)
𝑞
Satuan,
E = Newton/coulomb (mks)
10
Sumber :Wijaya Mochtar; 2001
Gambar 1.3.
dimana:
Gambar 1.4.
11
Sumber :Wijaya Mochtar; 2001
Gambar 1.5.
Suatu medan listrik dikatakan terdapat pada suatu titik, jika suatu
gaya yang
bersifat listrik dialami oleh suatu benda yang ditempatkan di titik itu.
𝑄
𝐸=𝑘 ……………………………………………………..(1.3)
𝑟2
Gambar 1.6
𝐹 = 𝐵. 𝑣. 𝑞 sin 𝛼...............................................................(1.4)
dimana:
12
v = kecepatan gerak muatan (m/detik).
arah jari tengah = arah gerak (v) ataupun arah arus (I) yang
mengalir.
Jika kawat dialiri arus dalam medan magnet, kawat tersebut akan
di mana :
13
Gambar 1.7.Aturan tangan kiri dan tangan kanan Fleming.
Tentukan besar dan arah gaya magnet, apabila beda sudut antara arus
N. INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
rapat fluks B secara tegak lurus, maka terjadi beda potensial Va – Vb yang
di mana :
14
Sumber :Wijaya Mochtar; 2001
Gambar 1.8
dinyatakan sebagai:
𝑒 = (𝐵 × 𝑣)𝑙 .................................................................(1.7)
lurus pada medan magnet dengan kecepatan 12m/detik, lalu terjadi beda
15
O. FLUKS MAGNET
Mochtar; 2001)
Ф = 𝐵 × 𝐴.......................................................................(1.8)
dimana:
Ф = 𝐵 × 𝐴 × 𝑐𝑜𝑠 𝛼..............................,,,,..................(1-9)
di mana α adalah sudut apit antara sumbu tegak-lurus bidang dan arah
ggm (B).
Gambar 1.9
16
Sumber :Wijaya Mochtar; 2001
Gambar 1.10
listrik.
listrik negatif.
Gambar 1.11
17
P. HUKUM (INDUKSI) FARADAY
𝒅Ф
𝑬 = −𝑵 ......................................................................(1.10)
𝒅𝒕
di mana :
Gambar 1.12
18
Contoh soal 1.7.
Q. HUKUM LENZ
Arah arus induksi ini didefinisikan oleh seorang fisikawan dan ahli
hukum ini menyatakan "arah arus induksi (garis gaya) adalah sedemikian
Mochtar; 2001)
1.13 diatas sebagai ilustrasi. Pada gambar (a) terlihat bahwa ketika
dihasilkan oleh ggl induksi yang mengalir dalam arah berlawanan arah
jarum jam (dilihat dari sisi batang magnet). Hasilnya adalah bahwa
19
permukaan kumparan menjadi kutub Utara dan mempunyai
Energi mekanis yang dipakai untuk mengatasi gaya tolak ini dikonversikan
galvanometer bergerak).
batang magnet yang ditarik kembali harus melawan gaya tarik dari kutub
dari pernyataan hukum Lenz di atas adalah gerakan batang magnet baik
R. HUKUM BIOT-SAVART
pada jarak (r) dari suatu kawat yang berarus yang panjangnya dl adalah
dB (gambar 1.14)
𝜇𝑜 𝑖.𝑑𝑙.𝑆𝑖𝑛 𝜃
𝑑𝐵 = ..........................................................................(1.11)
4𝜋 𝑟2
dimana :
20
Sumber :Wijaya Mochtar; 2001
Gambar 1.14
Adapun nama dari hukum ini adalah sesuai dengan nama sang
21
BAB II
TRANSFORMATOR
L. PENDAHULUAN
ekstra tinggi,
transmisi.
tegangan distribusi.
22
Trafo pada sistem tenaga untuk kapasitas besar dapat
dihubungkan tiga fase dan untuk kapasitas kecil dapat dihubungkan satu
fase.
M. KONSTRUKSI TRANSFORMATOR
cukup besar.
23
Menurut Sumanto, 1996, Bagian-bagian terpenting dari
transformator :
1. Inti/teras/kern
U1 = tegangan sumber
U2 = tegangan beban
I1 = arus primer
I2 = arus beban
24
ep = GGL induksi pada kumparan primer
Z = beban
Hamzah, 1996) :
Sisi belitan X1, X2, adalah sisi tegangan rendah dan sisi belitan
Bila salah satu sisi, baik sisi tegangan tinggi (TT), maupun sisi
25
tegangan rendah (TR) dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik
maka sisi tersebut, disebut dengan sisi primer, sedangkan sisi lain yang
sebesar V1, = Vp, maka fluks bolak balik akan dibangkitkan pada inti
tegangan induksi (EMF =GGL) baik pada belitan primer sebesar E1= Ep,
mengikutipersamaan berikut :
dengan :
26
N1 = Np = Banyaknya lilitan pada sisi primer
dengan :
V1 = E1 = Vp = Ep dan V2 = E2 = Vs = Es .............................(2.4)
sebanyak 4800, diberi tegangan dari sumber sebesar 2300 volt hitung :
a. Fluks (Фmm )
Penyelesaian:
27
a. V1 = E1 = 2300 volt
N1 = Np = 4800
f = 60Hz
= 480 lilitan
106 maxwell. Trafo tersebut mempunyai lilitan primer sebesar 1320 dan
O. PERBANDINGAN TRANSFORMASI.
28
𝐸1 𝑁1
= =𝑎 .......................................................................(2.5)
𝐸2 𝑁2
𝐸1 𝑉1 𝑁1
= = =𝑎 ..............................................................(2.6)
𝐸2 𝑉2 𝑁2
100 % maka:
E1 x I1 = E2 x I2 .........................................................................(2.8)
atau
𝐸1 𝐼2
= =𝑎 ..........................................................................(2.9)
𝐸2 𝐼1
Suatu trafo ideal satu fase mempunyai 200 lilitan pada primer dan
tegangan sumber sebesar 200 volt dan arus beban sekunder 20 Amper
Hitunglah :
a. Arus primer
b. Tegangan sekunder
29
Penyelesaian :
a. Nr = 200 lilitan
N2 = 100 lilitan
V1 = 200 volt
I2 = 20 Amper
a = N1/N2 = 200/100 = 2
I2/I1 = a 20/I1 = 2
I1 = 10 Amper
ContohSoal 2.4 :
Suatu trafo ideal satu fase mempunyai 400 lilitan primer dan 1000
Hitunglah :
tetapi secara praktis belitan trafo mempunyai resistans dan reaktans bocor
30
Sumber : Berahim Hamzah, 1996
primer Ф1
bocor sekunder Ф2
𝑋1
𝑍1 = 𝑅1 + 𝑗𝑋1 = √𝑅12 + 𝑋12 ∠ 𝑡𝑔−1 .........................(2.10)
𝑅1
𝑋2
𝑍2 = 𝑅2 + 𝑗𝑋2 = √𝑅22 + 𝑋22 ∠ 𝑡𝑔−1 .........................(2.11)
𝑅2
31
i. Karena trafo berbeban maka arus yang mengalir mengakibatkan rugi
̅̅̅̅
𝐸1 = ̅̅̅̅
𝑉1 − ̅̅̅̅̅̅̅ 𝑉1 − ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐼1 𝑍1 = ̅̅̅̅ 𝐼1√𝑅12 + 𝑋12 ............................(2.12)
̅̅̅̅ = 𝑉2
𝐸2 ̅̅̅̅ + ̅̅̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅ + ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
𝐼2 𝑍2 = 𝑉2 𝐼2√𝑅22 + 𝑋22 ...........................(2.13)
Suatu trafo penurun tegangan dari 2300 vol t menjadi 230 volt,
mempunyai daya750 kva dan 60Hz. Resistansi dan reaktansi dari belitan:
e. Perbandingan transformasi
Penyelesaian :
750.000
𝐼2 = = 3261 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟
2300
32
b. 𝑍1 = √𝑅12 + 𝑋12 = √(0,093)2 + (0,280)2 = 0,295 𝑜ℎ𝑚
E1 2203,8
e. a= = = 9,198
E2 239,62
𝑉1 2300
f. = = 10
𝑉2 230
Hamzah, 1996) :
33
Arus beban nol disimulasikan oleh induktans murni (Xo) dengan
dimana :
𝐸1 𝐸1
𝑋𝑜 = 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑜 = .....................................................(2.15)
𝐼𝜇 𝐼𝜔
trafo, yakni tegangan dan arus serta impedans dari kedua sisi disatukan
sebagia berikut :
persamaan berikut:
a. 𝑅2′ = 𝑎2 𝑅2
b. 𝑋2′ = 𝑎2 𝑋2
𝐼2
c. 𝐼2′ =
𝑎
34
d. 𝐸2′ = 𝑎𝐸2 = 𝐸1
e. 𝑍𝐿′ = 𝑎2 𝑍𝐿 ..............................................................................(2.16)
Harga tegangan, arus dan impedans dari sisi sekunder yang telah
𝑍𝑜(𝑍2′ +𝑍𝐿′ )
𝑍𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑍1 + .................................................(2.17)
𝑍𝑜+𝑍2′ +𝑍𝐿′
dengan :
𝑋1
𝑍1 = 𝑅1 + 𝑗𝑋1 = √𝑅12 + 𝑋12 ∠𝑡𝑔−1
𝑅1
𝑋2′
𝑍2′ = 𝑅2′ + 𝑗𝑋2′ = √(𝑅2′ )2 + (𝑋2′ )2 ∠𝑡𝑔−1
𝑅2′
1 1 1
𝑍𝑜 = 𝑑𝑎𝑛 𝑌𝑜 = −𝑗 ............................................(2.18)
𝑌𝑜 𝑅𝑜 𝑋𝑜
35
Contoh Soal 2.6 :
berikut:
a. Arus primer
b. Arus sekunder
36
Sumber : Berahim Hamzah, 1996
Gambar 2.8
disederhanakan bila arus beban nol (Io ) cukup kecil sehinga dapat
diabaikan dan gambar 2.8 menjadi lebih sederhana seperti gambar 2.9
berikut :
37
Parameter rangkaian trafo seperti gambar diatas akan mengikuti
persamaan berikut :
e. Arus primer
𝑉1
𝐼1 = 𝐼2′ = ................................(2.23)
√(𝑅𝑒1+𝑎2 𝑅𝐿)2 +(𝑋𝑒1+𝑋𝐿)2
𝑉1−𝑉2′
𝑅𝑒𝑔𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100 ................................................(2.24)
𝑉1
R. PENGUJIAN TRANSFORMATOR
sekunder (Re2)
sekunder (Xe2).
38
d. Suseptans magnetisasi Bo (kebalikan reaktans Xo)
b. Rangkaian pengujian
Daya input beban nol (Wo) yang dibaca pada wattmeter adalah sebagai
berikut :
𝑊𝑜 = 𝑉1 𝐼𝑜 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑜 ................................................................(2.25)
𝑊𝑜
𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑜 = .....................................................................(2.26)
𝐼𝑜 𝑉1
𝐼𝜇 = 𝐼𝑜 𝑠𝑖𝑛 𝜃𝑜 .....................................................................(2.27)
𝐼𝜔 = 𝐼𝑜 cos 𝜃𝑜 ....................................................................(2.28)
𝑉1
𝑋𝑜 = ................................................................................(2.29)
𝐼𝜇
39
𝑉1
𝑅𝑜 = ................................................................................(2.30)
𝐼𝜔
Arus beban nol (Io) amat kecil jika dibandingkan dengan arus
beban penuh primer hanya sekitar 2 sampai 3 % ,oleh karena itu rugi
ekivalen Xe1 dan Xe2 dan resistans total dari trafo berdasarkan
dan Ze2 maka jatuh tegangan total dalam trafo berdasarkan sisi
dapat ditentukan.
40
b. Rangkaian pengujian
10% dari tegangan nominal, maka fluks yang terjadi pada inti juga hanya
kecil dan daya input yang terbaca pada wattmeter merupakan rugi
tembaga. Untai ekivalen trafo pada kondisi hubung singkat adalah sebagai
berikut :
41
𝑉𝑠𝑐
𝑍𝑒1 = ............................................................................(2.31)
𝐼1
Pengujian beban nol : 200 volt; 0,7 amp ;70 watt, pada sisi TR.
S. EFISIENSI TRANSFORMATOR
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝜂) = 𝑥 100% ............................(2.34)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
42
atau,
∑ 𝑅𝑢𝑔𝑖
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝜂) = [1 − ] 𝑥 100% ..................(2.37)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛
atau
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 (𝜂) = 𝑥 100% ................(2.38)
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛+∑ 𝑅𝑢𝑔𝑖
𝑃𝑜 = 𝑉2 𝐼2 𝐶𝑜𝑠 𝜃2 ...........................................................(2.39)
Rugi trafo:
43
Contoh Soal 2.8 :
primer 1,0 ohm dan resistans sekunder 0.01 ohm Hitunglah efisiensi pada
waktu beban penuh dengan factor daya 0,8, jika rugi inti dari trafo sama
Suatu trafo satu fase, 5 kva mempunyai rugi inti 35 watt dan rugi
tembaga 40 watt pada waktu beban penuh. Trafo bekeria dengan takaran
kva penuh dan faktor daya 0,8 mengikut untuk 6 jam,kemudian bekerja
dengan setengah takaran kva untuk 12 jam pada faktor daya 0,5 mengikut
T. TRANSFORMATOR 3 FASA
dapat dibuat dari 3 (tiga) buah transformator fasa tunggal maupun dengan
magnetik ini disusun dalam hubungan Y dan karena ketiga fluks masing-
masing berbeda fasa sebesar 120° maka pada titik temu tidak terdapat
fluks seperti halnya pada arus sistem 3 fasa yang setimbang yang
44
Sumber : Sumanto, 1996
lebih murah harganya, selain itu tidak terlalu makan tempat dan sedikit
lebih efisien dibandingkan dengan trafo 3 fasa yang terbuat dari 3 (tiga)
buah trafo fasa tunggal, pada kapasitas daya yang sama besar.
sistem-sistem yang relatif besar dimana biaya suku cadangnya akan lebih
cacat, luka atau rusak maka kedua belitan yang masih baik juga menjadi
tidak berfungsi.
yaitu :
45
Hubungan di atas dapat dilakukan pada belitan primer ataupun sekunder.
kumparan yang berhubung Bintang (Y) yaitu IA, IB, IC masing-masing akan
A IA
VBC
B IB
VAN
VBN
N VAB
C IC
VCN
VCA
Sumber : Sulasno,1991
yang dihubungkan secara delta, yaitu : VAB, VBC, VCA masing-masing akan
ICA
IB IC
IBC AB
IA
46
Sedangkan pada hubungan zig-zag dimana masing-masing lilitan
3 fasa pada sisi tegangan rendah dibagi 2 (dua) bagian dan masing-
A
B
C
B
A
Sumber : Sulasno, 1991
bahwa bintang relatif lebih murah, sebab pada hubungan bintang hanya
hubungan segi tiga (delta). Dalam hubungan Bintang (Y) dengan titik
Netral tegangan terhadap line terhadap inti (Core) hanya 58% dari
terhadap inti (Core) akan sama dengan tegangan line (bila terjadi fault
atau kesalahan).
rugi-rugi arus eddy dan rugi-rugi tembaga pada lilitan transformator. Rugi-
47
rugi mekanis yang biasanya terdapat pada mesin-mesin elektromagnetik
disini tidak ada, karena makin besar efisiensinya, sebaliknya makin kecil
V. JENIS-JENIS TRANSFORMATOR
2. Perbandingan transformasi.
4. Pendinginan transformator.
6. Kegunaan.
48
Sumber : Sumanto, 1996
2. Perbandingan transformasi.
Bila GGL induksi sekunder Es lebih besar dari GGL induksi primer
Ep (a < l)
Bila GGL induksi sekunder Es lebih kecil dari GGL induksi primer
Ep (a > l)
mengisi.
49
Dalam pelaksanaan-pelaksanaan praktis, bentuk-bentuk ini
4. Pendinginan transformator.
50
Pendinginan alam oleh udara di sekitarnya, tanpa menggunakan alat
khusus.
d. OB (OilBlast Cooling)
dinding trafo.
kipas angin.
h. Sistem campuran
51
5. Jenis fase tegangan.
6. Kegunaan.
regulator (variac).
pekerjaan-pekerjaan ditambang.
52
BAB III
MESIN TAK SEREMPAK
(MESIN INDUKSI)
L. UMUM
Mesin listrik baik arus searah maupun bolak balik terdiri dari
generator dan motor sehingga untuk mesin tak serempak ini dapat dibagi
a. Tiga fase
b. Satu fase
53
3. Berdasarkan kecepatan
a. Bervariasi
b. Bisa di atur
4. Berdasarkan struktur
a. Terbuka
b. Tertutup
c. Setengah tertutup
d. Berventilasi
54
1. Konstruksi stator terdiri dari :
meletakkan belitan.
Belitan stator dirangkai untuk motor induksi tiga fase tetapi juga
dapat dirangkai untuk motor induksi satu fase, disamping itu juga
55
Sumber : Berahim Hamzah, 1996
meletakkan belitan.
d. Poros atau as
56
Sumber : Berahim Hamzah, 1996
silindris yang simetris dan diantaranya terdapat celah udara. Celah udara
antara stator dan rotor kalau terlalu luas maka efisiensi mesin rendah
mesin.
stator diberi sumber tegangan bolak-balik 3 fase maka arus akan mengalir
pesamaan :
57
120𝑓
𝑁𝑠 = 𝑟𝑝𝑚 ....................................................................(3.1)
𝑝
dengan:
P = Banyaknya kutub.
penghantar tersebut timbul EMF (Elektro Motoris Force) atau GGL (Gaya
maka pada kumparan tersebut mengalir arus. Arus yang mengalir pada
rotor yang berada dalam medan magnit berputar dari stator, maka pada
P. SLIP (S).
𝑆 = 𝑁𝑠 − 𝑁𝑟 .........................................................................(3.2)
58
𝑁𝑠−𝑁𝑟
𝑆= ...............................................................................(3.3)
𝑁𝑠
𝑁𝑠−𝑁𝑟
𝑆= 𝑥 100% ................................................................(3.4)
𝑁𝑠
Pada waktu rotor masih diam maka frekuensi arus rotor sama
dengan frekuensi arus stator (f). Waktu rotor berputar maka frekuensinya
Hamzah, 1996):
𝑓 ′ = 𝑆. 𝑓 .................................................................................(3.5)
59
a. Slip
Keterangan gambar :
perfase.
perfase.
1−𝑆
𝑅2 ( ) adalah simulasi beban dari motor induksi.
𝑆
volt.
60
Pada waktu rotor berputar maka EMF (GGL) atau tegangan
induksi pada kumparan motor diberi simbul dengan E2s yang mengikuti
persamaan:
𝐸2𝑠 = 𝑆. 𝐸2 ...........................................................................(3.6)
mengikuti persamaan :
𝑋2𝑠 = 𝑆. 𝑋2 .............................................................................(3.7)
𝐸2𝑠 𝑆𝐸2
𝐼2 = =
√(𝑅2 )2 + (𝑋2𝑠 )2 √(𝑅2 )2 + (𝑆𝑋2 )2
𝐸2
𝐼2 = ............................................................(3.8)
√(𝑅2 /𝑆)2 +(𝑋2 )2
𝑅2 1−𝑆
= 𝑅2 + 𝑅2 [ ] ...........................................................(3.9)
𝑆 𝑆
61
𝐼2 2 𝑅2 1−𝑆
= 𝐼2 2 𝑅2 + 𝐼2 2 𝑅2 [ ] ........................................(3.10)
𝑆 𝑆
dengan:
𝐼2 2 𝑅2
1. = Daya yang diterima rotor (P2), atau daya input
𝑆
oleh rotor
berupa panas(Pcur)
1−𝑆
3. 𝐼2 2 𝑅2 [ ] = Daya keluaran (output) rotor berupa daya
𝑆
Jadi :
62
S. RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI
berikut:
berikut :
63
R1 = Resistans atau hambatan atau tahanan kumparan stator dalam
ohm perfase.
1/Ro.
perfase.
sama dengan tegangan antara fase (V1 = VLL /√3 ), yang diberikan
64
yakni dipindahkan atau dilihat pada sisi stator dengan memperhatikan
sisi stator
𝐼2′ = 𝐼2 /𝑎 ...........................................................................(3.15)
𝑅2′
= 𝑎2 𝑅2 /𝑆 ....................................................................(3.16)
𝑆
𝑋2′ = 𝑎2 𝑋2 ........................................................................(3.17)
65
Setelah besaran dari komponen kumparan rotor dirubah dilihat
persamaan berikut :
𝑋
𝑍1 = (𝑅1 + 𝑗𝑋1 ) = √𝑅21 + 𝑋21 < tan−1 𝑅1 .....................................(3.18)
1
1 1
𝑍0 = = 1 1
𝑌0 −𝑗
𝑅0 𝑋0
66
1
𝑍0 = .........................................(3.19)
1 2 1 2 𝑋0
√[ ] +[ ] <tan−1 [ ]
𝑅0 𝑋0 𝑅0
𝑅′2
𝑍′2 = + 𝑗𝑋′2
𝑆
𝑋2′
𝑍2′ = √(𝑅2′ /𝑆)2 + (𝑋2′ )2 < tan −1
[ ] ..................(3.20)
𝑅2′ /𝑆
𝑍0 𝑍2′
𝑍𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑍1 + = |𝑍𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 | < 𝜃 ..............................(3.21)
𝑍0 +𝑍2′
5. Arus stator atau arus jala-jala atau arus yang ditarik oleh stator (I1)
𝑉1
𝐼1 = = |𝐼1 | < 𝜃 ...........................................................(3.22)
𝑍𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
6. Daya input stator (P1) atau daya masuk stator atau daya yang ditarik
stator
.........................................(3.23)
𝑍0
𝐼2′ = 𝐼1 𝑥 .........................................................................(3.25)
𝑍0 +𝑍2′
𝑍2′
𝐼0 = 𝐼1 𝑥 ....................................................................(3.26)
𝑍0 +𝑍2′
67
10. Rugi tembaga stator
12. Daya masuk rotor (daya input motor) atau daya yang ditarik rotor
2
[𝐼2′ ] 𝑅2′
𝑃2 = = 𝐼12 𝑅𝐴𝐵 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑡𝑡 ....................(3.29)
𝑆
14. Daya mekanik atau daya output yang masih kotor (Gross output)
1−𝑆
𝑃𝑚 = [𝐼2′ ]2 𝑅2′ [ ] = (1 − 𝑆)𝑃2 ..........................................(3.31)
𝑆
15. Daya output atau daya keluaran bersih atau daya rem(Brake Horse
Power = BHP)
𝑃0
𝜂= 𝑥 100% ......................................................................(3.33)
𝑃𝑖
𝑃𝑚
𝑇𝑔 = 𝑁𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛 − 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ............................................(3.34)
2𝜋𝑁𝑟 /60
68
Contoh soal 3.4 :
Parameter-parameter ekivalennya :
Rugi inti stator 50 watt rugi angin dan gesekan 150 watt, untuk slip 0,04.
a. Arus input
b. pf input
d. Daya mekanik
e. Torsi elektromagnetis
f. Daya output
g. Efisiensi
69
U. TINGKATAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI.
70
Contoh soal 3.5
Hitung :
d. Efisiensi
Parameter-parameter tersebut :
atau segitiga).
71
4. Faktor daya.
6. Efisiensi.
8. Kelas isolasi.
terus ,menerus):
72
DAFTAR PUSTAKA
Offset , Yogyakarta.
Riyono Yon, 2002, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.
Sumanto, 1989, Motor Arus Bolak Balik (Motor AC), Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.
73