Anda di halaman 1dari 6

Pemberian Anestesi Lokal

No. Dokumen:

SOP No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT PUSKESMAS Nelly Aspalek, A.Md.Keb


DEKAI NIP.197411202003122009
1. Pengertian  Pemberian anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan rasa sakit atau nyeri secara
lokal tanpa disertai hilangnya kesadaran.
 Pemberian anestesi lokal dapat dengan tekhnik:
1. Anestesi permukaan adalah pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas
selaput mukosa seperti mata,hidung,faring,mukosa mulut.
2. Anestesi infiltrasi adalah penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan
disekitar tempat lesi,luka atau insisi.cara infiltrasi yang sering digunakan adalah
blokade lingkar dan larutan obat disuntikan intradermal atau subcutan.
3. Anestesi blok adalah penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau
pleksus saraf.
4. Anestesi regional intravena adalah penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.
 Obat anestesi lokal/regional adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal.anestesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau
merusak jaringan secara permanen,batas keamanan lebar,mula kerja singkat,masa
kerja cukup lama,larut dalam air,stabil dalam larutan,dapat disterilkan tanpa
mengalami perubahan dan efeknya reversibel.
Contoh obat anestesi lokal :
 Lidocain Compositum (Lidocain 2% + Ephineprine 0,0125mg) adalah anestesi lokal
kuat yang digunakan dengan suntikan. Efek anestesi lebih kuat,cepat,ekstensif
dibanding Lidocain murni
 Benzocaine Topikal, Chlor Ethyl adalah anestesi lokal yang diberikan secara topikal
pada permukaan kulit atau mukosa dengan cara dioleskan (gel) atau semprot (gas).
Efek anestesi cepat namun tidak tahan lama dan tidak begitu kuat.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghilangkan rasa sakit sementara
ketika melakukan tindakan bedah minor dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh.
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Dekai No. /UKP/SK/ /2018 tentang Pemberian Anestesi
Lokal di Puskesmas Dekai
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan
Praktek Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan Alat :
1. Jarum Suntik (3cc, 1cc)
2. Baki Steril
3. Cawan steril
4. Pinset steril
Bahan :
1. Obat anestesi (Lidocaine 2%, Lidocaine Compositum, Benzocaine topikal, chlor
ethyl)
2. Masker
3. Handscoen
4. Alcohol swab
5. Povidon Iodine
6. Langkah- A. ANESTESI INFILTRASI
langkah 1. Petugas menanyakan riwayat alergi pasien terhadap obat anestesi
2. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
3. Petugas meminta pasien untuk berbaring
4. Petugas memilih obat untuk anestesi (lidokain 0,5-1% dengan atau tanpa epinefrin)
5. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Petugas melakukan aspirasi obat anestesi, tergantung tempat yang akan di anestesi
dan banyaknya cairan yang akan diambil (5-10 ml)
7. Petugas mendesinfeksi area yang akan di injeksi
8. Petugas menggunakan spuit jarum halus untuk melakukan infiltrasi
9. Petugas memposisikan jarum di tempat yang akan dimasuki (untuk luka di ujung luka
dan segaris dengan axis longitudinalnya, untuk tumor kecil atau lesi kulit di kedua
sisi area yang akan diangkat, di luar tumor)
10. Petugas mengkonfirmasi dengan aspirasi bahwa jarum tidak masuk ke vena
11. Petugas membuat depot subkutan dari anestesi lokal dengan injeksi secara perlahan
(tarik kembali jarum secara perlahan). Pertama injeksi area kutan, lalu injeksikan di
tempat yang lebih dalam. Untuk eksisi atau batas jahitan luka, depot subkutan harus
dibuat di jaringan subkutis di batas luka. Untuk eksisi tumor, injeksi harus dilakukan
di sekitar kulit yang akan di eksisi dengan bentuk diamond (blok area). Depot juga
dibuat di bawah tumor dan kmembuatnya makin terlihat ke atas.
12. Petugas mengobservasi pasien untuk alergi atau reaksi keracunan saat memasukkan
obat anestesi.
13. Petugas menunggu sampai semua stimulus nyeri yang diberikan teranestesi sebelum
memulai tindakan operasi.

B. BLOK SARAF LOKAL


1. Petugas menanyakan riwayat alergi terhadap iodin atau anestesi lokal
2. Petugas menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan dan prosedurnya
3. Petugas meminta pasien untuk berbaring
4. Petugas melakukan aspirasi 2 ml anestesi lokal
5. Petugas mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Petugas mendesinfeksi area yang akan diinjeksi
7. Petugas memasukkan jarum halus dengan arah dorsal ke satu sisi ke dasar falang,
distal dari sendi metakarpofalangeal atau sendi metatarsofalangeal
8. Arah dimana jarum diinjeksi adalah dari dorsal menuju ke palmar atau plantar
9. Petugas melakukan infiltrasi dengan injeksi 0,5 ml sejajar dengan cabang saraf
sensori. Injeksi perlahan untuk memastikan bahwa tidak ada ketegangan yang
berlebihan di jaringan sekitarnya
10. Petugas memasukkan jarum lebih ke dalam ke arah volar dan injeksikan di tempat
cabang saraf sensori volar lagi anestesi lokal sebanyak 0,5 ml
11. Petugas menarik jarum ke titik tepat di bawah kulit
12. Dengan menggunakan titik masuk original, petugas memasukkan jarum ke arah
dorsal dari falang, di bawah kulit, melewati sisi sebelahnya dari jari tangan atau jari
kaki dan buat depot subkutan sebanyak 0,5 ml setinggi titik masuk kedua
13. Petugas memberikan anestesi menurut langkah 6-9 di nervus sensorik dorsal dan
volar di sisi kontralateral dari falang
14. Petugas menunggu 5-10 menit sampai anestesi menghasilkan efek

C. ANESTESI TOPIKAL
1. Petugas menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Petugas menjelaskan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
3. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
4. Petugas memberikan agen anestesi topikal sesuai indikasi.
7. Bagan Alir A. ANESTESI INFILTRASI

menjelaskan Meminta Memilih obat


menanyakan riwayat
tindakan pasien untuk untuk anestesi
alergi pasien
yang akan berbaring
terhadap obat
dilakukan
anestesi
dan
prosedurnya

menggunakan spuit melakukan mencuci tangan


mendesinfeksi area
jarum halus untuk yang akan di injeksi aspirasi obat dan memakai
melakukan infiltrasi anestesi sarung tangan

memposisikan jarum membuat depot subkutan


mengkonfirmasi dengan
di tempat yang akan dari anestesi lokal dengan
aspirasi bahwa jarum
dimasuki injeksi secara perlahan
tidak masuk ke vena

mengobservasi pasien
menunggu sampai untuk alergi atau reaksi
semua stimulus nyeri keracunan saat
yang diberikan memasukkan obat anestesi
teranestesi sebelum
memulai tindakan
operasi.
B. BLOK SARAF LOKAL

menjelaskan meminta melakukan


menanyakan
tindakan pasien untuk aspirasi 2 ml
riwayat alergi
yang akan berbaring anestesi lokal
terhadap iodin atau
dilakukan
anestesi lokal
dan
prosedurnya

Arah dimana jarum memasukkan jarum halus mencuci


diinjeksi adalah dengan arah dorsal ke mendesinfeksi
tangan dan
dari dorsal menuju satu sisi ke dasar falang, area yang akan
memakai
ke palmar atau distal dari sendi diinjeksi
sarung tangan
plantar metakarpofalangeal atau
sendi metatarsofalangeal

memasukkan jarum lebih ke menarik jarum ke titik


melakukan infiltrasi dalam ke arah volar dan tepat di bawah kulit
dengan injeksi 0,5 injeksikan di tempat cabang
ml sejajar dengan saraf sensori volar lagi anestesi
cabang saraf sensori lokal sebanyak 0,5 ml

memasukkan jarum ke
memberikan anestesi arah dorsal dari falang, di
menunggu 5-10
menurut langkah 6-9 di bawah kulit, melewati sisi
menit sampai
nervus sensorik dorsal sebelahnya dari jari tangan
anestesi
dan volar di sisi atau jari kaki dan buat
menghasilkan
kontralateral dari depot subkutan sebanyak
efek
falang 0,5 ml setinggi titik masuk
kedua

C. ANESTESI TOPIKAL

menyiapkan menjelaskan memberikan


alat dan mengenai mencuci agen anestesi
bahan yang tindakan yang tangan topikal sesuai
diperlukan akan dilakukan indikasi

8. Unit terkait Ruang Tindakan/UGD, Poli Gigi

9. Dokumen terkait Rekam Medik, Informed Consent, Buku register pasien


PEMBERIAN ANESTESI LOKAL
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
DAFTAR
Tgl. Mulai :
TILIK
Berlaku
PUSKESMAS Halaman :
DEKAI

No Langkah Kegiatan Ya Tidak Tidak


Berlaku
1 Apakah Petugas mengidentifikasi pasien ,mencocokkan
identitas pasien dengan rekam medis?
2 Apakah Petugas menganamnesa pasien?
3 Apakah Petugas mencatat anamnesa pasien ke rekam
medis?
5 Apakah Petugas mencatat mencatat hasil pemeriksaan
vital sign pasien ke rekam medis?
6 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik pasien?
7 Apakah Petugas mencatat hasil pemeriksaan ke rekam
medis?
8 Apakah Petugas menegakan diagnose berdasarkan hasil
pemeriksaan?
9 Apakah Petugas menentukan rencana tindakan?
10 Apakah Petugas menjelaskan kepada pasien tentang
rencana tindakan?
11 Apakah Petugas mengisi inform consent?
12 Apakah Petugas mempersilahkan pasien/keluarga
menandatangani infomconsent?
13 Apakah Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan?
14 Apakah Petugas mencuci tangan dengan7 langkah
mencuci tangan?
15 Apakah Petugas menggunakan alat pelindung diri?
16 Apakah Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk atau
tidur diruang tindakan?
17 Apakah Petugas mengambil obat anestesi dengan
menggunakan spuit dibantu dengan petugas lain
yang membukakan obat anestesi?
18 Apakah Petugas mengoles daerah yang akan di anastesi
dengan cairan antiseptik?
19 Apakah Petugas memberikan informasi kalau akan segera
dilakukan penyuntikan pembiusan untuk
menghilangkan rasa sakit?
20 Apakah Petugas menyuntikkan obat anestesi lokal
langsung ke daerah yang sudah dioles cairan
antiseptic?
21 Apakah Petugas menunggu 1-2 menit sampai obat
anestesi bereaksi dan pasien sudah tidak
merasakan sakit pada daerah yang dianastesi dan
sekitarnya?
22 Apakah Petugas menanyakan pada pasien, apakah sudah
terasa baal/kesemutan?
23 Apakah Petugas memberikan rangsangan nyeri pada
sekitar luka apakah masih nyeri atau tidak dan
sudah merasa baal/kesemutan pada kulit
sekitardaerah yang dianastesi?
24 Apakah Petugas siap melakukan tindakan sesuai kasus
dan rencana tindakan?
25 Apakah Petugas mencatat hasil tindakan pada rekam medic?

CR: …………………………………………%.
Dekai,………………………
Pelaksana /Auditor

(………………………………)

Anda mungkin juga menyukai