Anda di halaman 1dari 6

1.

Kriteria mayor (5) kriteria minor (10) Dermatitis atopik


 Kriteria mayor :
- Pruritus
- Dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi dan anak
- Dermatitis di fleksura pada dewasa
- Dermatitis kronis atau residitif
- Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
 Kriteria minor :
- Xerosis
- Infeksi kulit (khususnya oleh S. Aureus atau virus herpes simpleks
- Dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki
- Pitiriasis alba
- Dermatitis di papila mamae
- Konjungtivitis berulang
- Muka pucat atau eritem
- Gatal bila berkeringat
- Orbita menjadi gelap
- Iktiosis
- Awitan pada usia dini
- Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau emosi
- Kadar igE dalam serum meningkat

2. Sebutkan 8 pioderma dan 5 eritoskuama


Pioderma
- Impetigo : pioderma superficial (terbatas pada epidermis)
- Folikulitis : radang folikel rambut
- Furunkel/karbunkel : radang folikel rambut dan sekitarnya
- Ektima : ulkus superficial dengan krusta diatasnya disebabkan infeksi oleh
streptococcus
- Pionikia : radang disekitar kuku oleh piokokus
- Erisepelas : penyakit infeksi akut, biasanya disebabkan oleh streptococcus,
gejala utamanya ialah eritema berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta
disertai gejala konstitusi.
- Selulitis : kelainan kulit berupa infiltrat yang difus disubkutan dengan tanda-
tanda radang akut.
- Flegmon : selulitis yang mengalami supurasi.
Eritoskuama
- Psoriasis : penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan
reseditif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan, disertai fenomena
tetesan lilin, auspitz dan kober
- Parapsoriasis : penyakit kulit yang idiopatik, pada umumnya tanpa keluhan,
kelainan kulit terutama terdiri atas eritema daan skuama.
- Pitiriasis rosea : erupsi kulit akut yang sembuh sendiri, dimulai dengan
sebuah lesi inisial berbentuk eritema dan skuama halus. Kemudian disusul
oleh lesi-lesi yang lebih kecil dibadan, lengan, dan tungkai atas yang tersusun
sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu 3-8
minggu
- Dermatitis seboroik : kelainan kulit papuloskuama dengan predileks
didaerah kaya kelenjar sebasea (kepala, wajah, badan)
- Eritroderma : kelainan pada kulit yang ditandai dengan adanya eritema
universalis (90-100%) biasanya disertai skuama.

3. Skabies cardinal sign dan terapi cara pakai


Cardinal sign
- Proritus nokturnal : aktivitas tungau meningka pada malam hari  gatal
- Menyerang secara berkelompok
- Terdapat trowongan (koniulus) pada tempat predileksi
Terowongan berwarna putih, bentuk garis lurus atau berkelok, rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan ditemukan vesikel atau papul
- Menemukan tungau
Diagnosis skabies : 2 dari 4 cardinal sign (+)
Terapi
a. Permetrin 5 %
b. Anti histamin : cetirizin tab 10 mg 1 x 1
c. Bethametasone + gentamicin 2 dd ue (sehabis mandi, dioles pada lesi)

4. Kusta
Reaksi cardinal
- Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa
 Kelainan kulit : bercak hipopigmentasi atau eritematous
 Mata rasa dapat berupa kurang rasa (hipoestesi) atau tidak merasa
sama sekali (anestesi)
- Penebalan saraf tepi disertai gangguan fungsi saraf
 Gangguan fungsi saraf berupa: sensoris (anestesi), motoris
(parase/paralisis), otonom (kulit kering)
- Basil tahan asam (BTA) positif
Diagnostik kusta = 1 cardinal sign (+)
DD
Terapi : clear

5. DD Duh vagina
a. Bakterial vaginalis
- Etiologi : Gardnerella vaginalis
- UKK : terdapat keputihan abnormal yang berbau amis, gatal, disuria.
Pemeriksaan klinis  duh vagina berwarna abu-abu homogen, viskositas
rendah atau normal, berbau amis, melekat di dinding vagina, seringkali
terlihat di vagina, tanda peradangan (-), serviks normal.
- Lab : pada sediaan basah sekret vagina  terlihat leukosit sedikit/tdk ada,
adanya kokobasil kecil yg berkelompok. Ditemukannya clue cells
(patognomotik)
- Terapi : metronidazole 2x500mg selama 7 hari
b. Trikomoniasis vaginalis
- Etiologi : trichomonas vaginalis
- UKK : sekret vagina seropurulen – mukopurulen berwarna kuning –
kehijauan, berbuih dan berbau. Dinding vagina tampak kemerahan dan
sembab terdapat gambaran strawberry appearance. Dispareunia (+),
perdarahan pasca koitus
- Lab : pemeriksaan laboraturium sederhana  menemukan parasit trikomonas
pada sediaan basah; Pewarnaan Giemsa, Gram, Papanicalau; Biakan
- Terapi : Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari
c. Kandidiasis vulvovaginalis
- Etiologi : candida albicans
- UKK : keluarnya duh vagina dapat menggumpal seperti “cottage cheesy”
disertai rasa gatal tidak berbau.
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran klinis yang bervariasi dari bentuk
eksematoid dengan hiperemi ringan sehingga ekskoriasi dan ulserasi pada labia
minora, introitus vagina sampai dinding vagina terutama sepertiga bagian
bawah. Pada keadaan kronis dinding vagina dapat atrofi, iritasi dan luka yang
menyebabkan dispareunia. Gambaran yang khas adalah adanya
pseudomembran berupa bercak putih kekuningan pada permukaan vulva atau
dinding vagina yang disebut “vaginal trush”. Bercak putih tersebut terdiri dari
gumpalan jamur, jaringan nekrosis dan sel epitel.
- Lab : Pemeriksaa mikroskopis langsung  dijumpai candida dalam bentuk sel
ragi (yeast form) yang berbentuk oval, fase blastospora berupa sel-sel tunas
yang berbentuk germ tubes atau budding dan pseudohypa sebagai sel-sel
memanjang seperti sosis yang tersusun memanjang; Pewarnaan Gram.

6. Perbedaan Herpes simpleks, Herpes Zooster, Varisela (etio, ukk, terapi)


Herpes simpleks
- Etiologi : Herpes simpleks virus
- UKK : vesikel berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa. Vesikel
isi cairan jernih  seropurulen  pecah  krusta  ulserasi dangkal.
Predileksi: punggung ke atas (sering pada mulut dan hidung) / punggung ke
bawah (sering pada genitalia)
- Terapi : Asiklovir 400 mg 3xsehari selama 7 hari
Herpes zooster
- Etiologi : virus varicella zooster
- UKK : makula kemerahan terbatas dalam 1 dermatom  papul  vesikel
jernih berkelompok  seropurulen  vesikel pecah  krusta  involusi
- Terapi : Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 5-7 hari, analgesik. Predileksi:
terbatas 1 dermatom.
Varisela
- Etiologi : vieus varicella zooster
- UKK : papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel
(tear drops). Vesikel berubah keruh menyeripai pustul  krusta. Polimorfik.
Predileksi : seluruh tubuh.
- Terapi : analgesik, antipiretik, antihistamin. Acyclovir 5 x 400 mg selama 7
hari.

7. Perbedaan dermatofitosis, ptiriasis vesikolor, dan kandidiasis vesikolor (etiologi, ukk,


lab)
Dermatofitosis
- Etiologi : Golongan jamur dermatofita
- UKK
- Lab : pemeriksaan KOH; pemeriksaa dengan biakan; pemeriksaan lampu wood
Ptiriasis vesikolor
- Etiologi : malassezia furfur
- UKK : makula berbatas tegas, dapat hipopigmentasi atau hiperpigmentasi,
terdiri dari berbagai ukuran dan berskuama halus (pitiriasiformis)
- Lab : pemeriksaan lampu wood : lesi berwarna kuning keemasan; pemeriksaan
KOH 20%: hifa pendek, spora bulat gambaran “spaghetti dan meatballs
appearance”
Kandidiasis vesiklor
- Etiologi :
- UKK :
- Lab : Pemeriksaan KOH, pemeriksaan biakan
8. DKI vs DKA

9. 5 penyakit akibat alergi obat


- NET
- SJS
- Erupsi obat alergik
- Urtikaria
- Eritema multiform

10. DD ulkus genitas (3)


a. Gonorhea
- Etiologi : Neisseria gonorrhea
- UKK :
Pada pria : rasa gatal & panas di bagian OUE, disuria, polakisuria, keluar
duuh tubuh mukopurulen dari OUE, nyeri saat ereksi. Px: OUE hiperemis,
edema, ektopion.
Pada wanita : infeksi awal bermanifestasi sbg uretritis/servisitis.
Uretritis  duh tubuh mukopurulen, gatal pada vagina, disuria, kdg poliuria.
OUE merah dan edema
Servisitis  serviks hiperemis disertai erosi 7 terdapat sekret mukopurulen.
- Lab : pewarnaan gram  ditemukan diplokokus gram (-) intraseluler dan
ekstraseluler; kultur
- Terapi : cefixime tab 400 mg single dose, ceftriaxone im 25o mg single dose
b. Ulkus mole
- Etiologi : Haemophylus ducreyi
- UKK : lesi diawali dengan papul inflamasi yang berkembang menjadi ulkus
yg nyeri dalam 1-2 hari; ulkus multiplr dangkal, tidak terdapat indurasi,
sangat nyeri. Bagian tepi bergaung, rapuh, tidak rata, kulit/mukosa
disekeliling ulkus eritemtosa. Dasar ulkus dilapisi oleh eksudat nekrotik
kuning keabu2an dan mudah berdarah jika lapisan diangkat; tidak berbentuk
vesikel; ulkus nyeri, tidak berindurasi, dan berdiameter 1mm-2cm; bubo yg
nyeri (adenitis inguinal) unilateral, eritematosa, membesar, sering
berfluktuasi, berisi pus kental.
- Lab : pemeriksaan dengan pewarnaan gram, biakan kuman, tes PCR.
- Terapi : ciprofloxacin 2 x 500 mg/ hari oral selama 3 hari; kompres dengan
Nacl, aspirasi untuk bubo berukuran > 4 cm
c. Sifilis
- Etiologi : Treponema pallidum
- UKK : papul lentikular yg permukaannya segara menjadi erosi lalu ulkus.
Ulkus biasanya bulat, soliter, dengan dasar jaringan granulasi berwarna merah
bersih . ulkus durum.
- Lab : Tes serologik sifilis, pemeriksaan T.pallidum,
- Terapi : sifilis primer dan sekunder  benzhatine benzylpenicin 2,4 jt IU,
injeksi IM dosis tunggal
- Sifilis laten  benzhatine benzylpenicin 2,4 jt IU, injeksi IM 1x/minggu
selama 3 minggu berturut2

Anda mungkin juga menyukai