Anda di halaman 1dari 8

 

PENERAPAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA AUDIT TATA KELOLA


TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA KABUPATEN OKU
Sepita Sari1, Syahril Rizal2, Rusmala Santi3
Mahasiswa Universitas Bina Darma
Jln. A. Yani No 12 Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia.
E-mail :
s_vita09@yahoo.com, rusmalasanti@mail.binadarma.ac.id,
syahril_rizal@mail.binadarma.ac.id

Abstrak: Permasalahan dari pemakaian teknologi informasi pada Diskominfo Kabupaten OKU saat ini
belum dilakukan audit sehingga belum diketahui efisiensi dan tingkat kapabilitas tata kelola teknologi
informasi yang sudah ada. Dari permasalahan tersebut maka perlu dilakukan audit dalam pengelolaan
teknologi informasi, agar dapat mengetahui sejauh mana penerapan tata kelola Teknologi Informasi dan
apakah sistem yang telah dibuat sesuai dengan renstra (Rencana Strategis). Dalam penelitian ini
menggunakan model kapabilitas sebagai alat ukur terhadap jawaban responden dari kuesioner yang
dibuat berdasarkan framework cobit 5 serta sebagai pemberi definisi dan pemahaman proses tata kelola
teknologi informasi yang sedang berjalan. Berdasarkan rekapitulasi jawaban dari para responden, maka
didapatkan nilai tingkat kapabilitas saat ini sebesar 3,18 pada rentang 0-5. Untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan, maka dibuatlah beberapa usulan untuk meningkatkan kinerja serta sebagai acuan
perbaikan tata kelola teknologi informasi di Diskominfo Kabupaten OKU dimasa yang akan datang.

Kata Kunci : Audit, Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5, Capability Model

The problem of the use of information technology in today's Diskominfo OKU District audit has not done
so as yet unknown level of efficiency and governance capabilities of existing information technology . Of
these problems it is necessary to audit the management of information technology , in order to determine
the extent of the application of Information Technology governance and whether the system has been
made in accordance with the Strategic Plan ( Strategic Plan ) . In this study using the form capabilities
as a measure of the respondents of the questionnaire were made based on COBIT 5 framework as well as
giving a definition and understanding of information technology governance processes that are running .
Based on the summary of the respondents' answers , the obtained value of the current capability level of
3.18 in the range of 0-5 . To get the expected result , then made several proposals to improve the
performance as well as a reference for information technology governance improvements in Diskominfo
OKU District in the future.

Keywords : Audit , IT Governance , COBIT 5 , Capability Form

I. PENDAHULUAN memberikan nilai tambah yang diharapkan bagi


perusahaan atau institusi.
1.1 Latar Belakang
IT Governance merupakan konsep yang
Untuk menjaga agar teknologi informasi
berkembang dari sektor swasta, namun dengan
menjadi penambah nilai dalam sebuah
berkembangnya penggunaan Teknologi
perusahaan atau institusi, maka perlu adanya tata
Informasi (TI) oleh organisasi pemerintahan
kelola teknologi informasi yang baik. Dengan
maka IT Governance juga harus diterapkan di
adanya tata kelola TI, semua faktor dan dimensi
sektor ini. Peranan IT Governance tidaklah
yang berhubungan dengan penggunaan teknologi
diragukan lagi dalam pencapaian tujuan suatu
informasi menjadi bersinergi dan bisa

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

organisasi yang mengadopsi TI salah satunya Domain yang dipakai dari COBIT 5 untuk
adalah institusi perguruan tinggi. IT Governance melakukan audit tata kelola TI di Diskominfo
pada intinya adalah kegiatan memanajemen Kabupaten OKU adalah domain monitor,
penggunaan TI agar menghasilkan keluaran evaluate dan access (MEA), alasannya pada tata
yang maksimal dalam organisasi, membantu kelola TI di Dinas Komunikasi dan Informatika
proses pengambilan keputusan dan membantu Kabupaten OKU sudah berjalan, sehingga audit
proses pemecahan masalah. (Adikara, 2013: 2) ini hanya befokus pada evaluasi tata kelola TI
Tata kelola TI yang ada di Dinas yang sudah ada.
Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU,
diawasi dan dievaluasi oleh bagian aplikasi dan 1.2 Perumusan Masalah
telematika yang terdiri dari seksi pemberdayaan Berdasarkan uraian sebelumnya, yang
telematika, seksi sistem informasi, piranti lunak menjadi titik tolak pada pembahasan penelitian
dan konten dan seksi standarisasi, monitoring ini adalah “Seberapa tinggi tingkat kapabilitas
dan telematika. (Dinas Kominfo Kabupaten tata kelola Teknologi informasi dan komunikasi
OKU, 2010:7) (TIK) di Dinas Komunikasi dan Informatika
Audit TI adalah proses pengumpulan dan Kabupaten OKU jika diukur dengan
evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah menggunakan framework cobit 5 ?”.
sistem komputer yang digunakan telah dapat
melindungi aset milik organisasi, mampu 1.3 Batasan Masalah
menjaga integritas data, dapat membantu Dalam penelitian ini hanya akan membahas
pencapaian tujuan pada organisasi tersebut pada :
secara efektif, serta menggunakan sumber daya 1. Audit tata kelola teknologi informasi di Dinas
yang dimiliki secara efisien. (Elmolya, 2011:1). Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Audit teknologi informasi di Diskominfo OKU pada bidang komunikasi dan
Kabupaten OKU ini dilakukan agar usaha informatika menggunakan framework cobit 5.
pemanfaatan teknologi informasi berjalan seperti 2. Domain yang dipakai adalah domain monitor,
yang diharapkan, untuk mengetahui tingkat evaluate dan assess (MEA).
kapabilitas tata kelola teknologi informasi pada 3. Mengukur tingkat kapabilitas tata kelola
Diskominfo Kabupaten OKU dan sesuai dengan teknologi informasi pada Dinas Komunikasi
tujuan dari rencana strategis (IT strategic) yang dan Informatika Kabupaten OKU.
telah dibuat.
COBIT merupakan kerangka kerja yang 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
menyediakan standar dalam kerangka kerja 1.4.1 Tujuan Penelitian
domain yang terdiri dari sekumpulan proses TI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang merepresentasikan aktivitas yang dapat mengaudit tata kelola teknologi informasi guna
dikendalikan dan terstruktur. (Sarno, 2009: 17) mengetahui sejauh mana tingkat kapabilitas tata

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

kelola teknologi informasi pada Dinas 2.2 Populasi dan Sampel


Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU. Menurut Sugiyono, (2013: 49) Populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
1.4.2 Manfaat Penelitian terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
Adapun manfaat dari audit ini adalah kualitas dan karakteristik tertentu yang
sebagai berikut : ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
1. Dinas Komunikasi dan Informatika kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
Kabupaten OKU dapat mengetahui apakah sampel adalah sebagian dari populasi pada
sistem yang telah dibuat sudah sesuai penelitian yang dilakukan.
dengan renstra (Rencana Strategis) yang ada. Yang menjadi populasi pada penelitian ini
2. Untuk mengetahui tingkat kapabilias tata adalah semua staf PNS di Dinas Komunikasi
kelola teknologi informasi pada dinas dan Informatika Kabupaten OKU yang
komunikasi dan informatika kabupaten OKU berjumlah 50 orang.
menggunakan cobit 5. Untuk memperoleh sampel dari populasi
yang ada digunakan model RACI
(Responsibility, Accountability, Consult, and
II. METODOLOGI PENELITIAN
Informed). Untuk mengetahui tingkat
2.1 Metode Penelitian kapabilitas, maka responden dari penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian berjumlah 8 (Delapan) orang, diantaranya yaitu:
deskriptif kualitatif. Adapun sifat dari penelitian Kepala Dinas sebagai CEO (Chief Executive
ini adalah deskriptif, metode deskriptif dapat Officer), Kepala Bidang APTEL (Aplikasi dan
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah Telematika) sebagai CIO (Chief Information
yang diselidiki dengan menggambarkan/ Officer), Kepala Subbagian Keuangan sebagai
melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian CFO (Chief Finance Officer), Kepala Seksi
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) Sistem Informasi Piranti Lunak dan Konten
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang sebagai Head IT Operations, Kepala Bidang
tampak atau sebagaimana adanya. Data yang Program sebagai HA (Head Architect), Kepala
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan Seksi Pemberdayaan Telematika sebagai HD
bukan angka-angka. Data tersebut mungkin (Head Development), Sekretaris sebagai HITA (
berasal dari naskah wawancara, catatan- Head IT Administration), dan Kepala Seksi
lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, Standarisasi, Monitoring dan Evaluasi
catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Telematika sebagai audit. Untuk lebih jelas
(Santi, 2012: 34) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

Tabel 2.1 Mapping Raci Roles ke Organisation dilakukan dan pengumpulan infomasi yang
Roles
Raci Roles Organisation Roles
mendukung pelaksanaan audit, misalnya
CEO (Chief Executive Kepala Dinas informasi mengenai aktivitas bisnis yang
Officer
CIO (Chief Information Kepala Bidang Aptel telah didukung TI serta hokum, regulasi,
Officer)
CFO (Chief Finance Kasubag Keuangan ketetapan, standar yang terkait dengan
Officer)
Head IT Operations Kasi Sistem Informasi Piranti aktivitas bisnis tersebut.
Lunak dan Konten
2. Penentuan Tingkat Resiko
HA (Head Architect) Kabid Program
HD (Head Kasi Pemberdayaan Mengklasifikasikan proses bisnis yang
Development) Telematika
HITA (Head IT Sekretaris tingkat resikonya tinggi (proses bisnis utama)
Administration)
Audit Kasi Standarisasi, maupun proses bisnis pendukung. Hasil
Monitoring dan Evaluasi
Telematika penentuan tingkat resiko tersebut kemudian
dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan
2.3 Skala Pengukuran Variabel ruang lingkup pelaksanaan audit yang
Untuk menentukan tingkat kapabilitas dari diarahkan kepada proses bisnis yang
setiap nilai proses dilakukan pemetaan kondisi didukung oleh teknologi informasi.
capability model yang ditetapkan framework 3. Pelaksanaan Audit SI/TI
COBIT 5 kedalam nilai dengan skala 0 sampai 5. Mengacu kerangkat kerja COBIT yang akan
1. Nilai 0 Incomplete Process didahulukan dengan proses penentuan ruang
2. Nilai 1 Performed Process lingkup dan tujuan audit (scope dan
3. Nilai 2 Managed Process objective) berdasarkan hasil penentuan
4. Nilai 3 Established Process tingkat resiko pada tahapan sebelumnya.
5. Nilai 4 Predictable Process 4. Penentuan Rekomendasi
6. Nilai 5 Optimising Process Setelah audit SI/TI dilaksanaka, pengudit
bertanggung jawab terhadap
2.4 Tahapan Pelaksanaan Audit pengkomunikasian hasil audit kepada pihak
Menurut Sarno (2009:33), tahapan manajemen terkait. Pengkomunikasian
pelaksanaan audit teknologi informasi meliputi: tersebut menghasilkan kesepakatan akan
1. Analisis Kondisi Eksisting hasil audit yang kemudian akan disusun
Tahapan analisis kondisi eksisting dalam dalam laporan audit. Perekomundasian
rencana Audit SI/TI merupakan kegiatan tersebut membutuhkan keahlian pengambilan
peninjauan kondisi perusahaan saat ini keputusan, kebijakan dan pengetahuan akan
terutama yang berkaitan dengan aktivitas proses audit. Laporan akhir dari audit
bisnis. Peninjauan dilakukan dengan dua seharusnya mempesentasikan gambaran saat
tujuan utama, yakni pengumpulan data ini dari situasi kemudian memungkinkan
sebagai bahan analisis resiko untuk pihak menajemen untuk mengambil langkah
menentukan lingkungan audit yang nantinya yang diperlukan.

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

III. HASIL PENELITIAN Komunikasi dan Informatika terhadap


kebijakan yang telah ditetapkan dan
3.1 Hasil Penelitian
memberikan laporan yang sistematis dan
Hasil dari pembahasan penerapan
tepat waktu kepada Kepala Dinas. Pada
framework cobit 5 pada audit tata kelola
proses ini terdiri dari 5 pertanyaan.
teknologi informasi di Dinas Komunikasi dan
2. Monitor, Evaluate, and Access (MEA02)
Informatika Kabupaten OKU pada domain
Pengawasan, evaluasi dan penilaian sistem
Monitor, Evaluate, and Access (MEA) terhadap
pengendalian internal, termasuk dalam
keadaan tata kelola teknologi informasi di Dinas
merencanakan, mengatur dan menjaga
Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU.
standarisasi untuk penilaian pengendalian
Dengan menggunakan capability model yang
internal dan jaminan proses kegiatan, dalam
tergambarkan ke dalam bentuk angka dan grafik,
dalam hal ini menyediakan program pelatihan
sehingga hal ini dapat memudahkan dalam
mengenai pemanfaatan teknologi informasi
menganalisa dan memperkirakan kebutuhan
dan komunikasi kepada pengguna sistem.
teknologi informasi dimasa yang akan datang.
Pada proses ini terdiri dari 8 pertanyaan.
Dalam standar dan dokumentasinya Dinas
3 Monitor, Evaluate, and Access (MEA03)
Diskominfo telah melakukan dan menetapkan
Pengawasan, evaluasi dan penilaian sistem
rencana strategis yang dijadikan acuan dalam
pengendalian ekternal yaitu mengidentifikasi
implementasi semua proses yang dilaksanakan.
dan memonitor perubahan dalam kebijakan,
Rencana strategis (Renstra) yang dimiliki
peraturan dan ketetapan lainnya yang harus
Diskominfo sudah memiliki masa pelaksanaan
dipenuhi dari teknologi informasi secara terus
dari tahun 2011-2015 dan mencakup tujuan
menerus. Pada Dinas Komunikasi dan
jangka pendek dan jangka panjang dari fungsi
Informatika Kabupaten OKU, evaluasi dan
Diskominfo. Namun Diskominfo dalam
revisi mengenai kebijakan-kebijakan ini
melakukan kinerja untuk mencapai renstra masih
dilakukan secara rutin setiap setahun sekali.
membutuhka prosedur yang harus dilakukan
Pada proses ini terdiri dari 4 pertanyaan.
untuk menunjang kinerja teknologi informasi.
Berdasarkan rekapitulasi jawaban dari para
Dalam penelitian ini menggunakan model
responden, maka didapatkan nilai tingkat
kapabilitas sebagai alat ukur terhadap jawaban
kapabilitas saat ini sebesar 3,18 pada rentang 0-
responden dari kuesioner yang dibuat
5. Nilai kapabilitas tertinggi terdapat pada
berdasarkan framework cobit 5. Kuesioner ini
MEA01 yaitu sebesar 3,53, sedangkan nilai
berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dari
terendah terdapat pada MEA03 sebesar 2,69.
domain Monitor, Evaluate, and Access (MEA),
Rekapitulasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
yaitu:
1. Monitor, Evaluate, and Access (MEA01)
Pengawasan, evaluasi penilaian kinerja
proses teknologi informasi pada Dinas

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

Tabel 3.1 Rekapitulasi model Capability Untuk mendukung audit tata kelola

Rata-Rata Rata-Rata
Rata- Teknologi Informasi ini, data yang diperoleh
Domai Rata
Proses dari kuisioner akan diolah dan dilakukan :
n Responde SubProse Prose
n s s
MEA01.01 3,75
1. Perhitungan rata-rata terhadap masing-
MEA01.02 3,88 masing attribut jawaban dari semua
MEA01 MEA01.03 3,00 17,63 3,53
MEA01.04 3,25 responden.
MEA01.05 3,75
2. Penilaian tingkat model capability
MEA02.01 3,75
MEA02.02 3,38 proses tersebut diperoleh dengan
MEA02.03 3,63
MEA02.04 2,75 melakukan perhitungan rata-rata semua
MEA02 26,63 3,33
MEA02.05 3,50 atribut atau proses.
MEA02.06 3,00
MEA02.07 3,00 3. Representasi kondisi Teknologi
MEA02.08 3,63
MEA03.01 2,50 Informasi yang ada.
MEA03.02 2,63 Ukuran dalam model ini meliputi ukuran
MEA03 10,75 2,69
MEA03.03 2,50
MEA03.04 3,13 ordinal dan ukuran nominal. Ukuran ordinal
Jumlah 55,00 9,54
Nilai Rata-Rata Subproses 3,24
merupakan angka yang diberikan dimana angka
3,18
Nilai Tingkat Capability tersebut mengandung pengertian tingkatan.
Ukuran nominal digunakan untuk mengurutkan
3.2 Pembahasan
obyek dari tingkatan terendah sampai tertinggi.
Model capability merupakan alat ukur
Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut
untuk mengetahui kondisi proses TI pada Dinas
terhadap obyek, tetapi hanya memberikan urutan
Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU.
tingkatan dari tingkat terendah sampai dengan
Kegiatan pengukuran ini akan menghasilkan
tingkat tertinggi saja.
penilaian tentang kondisi sekarang dari proses
Selanjutnya merelasikan antara nilai
monitor, evaluate dan assess (MEA), terdiri dari
tingkatan dan nilai absolut yang dilakukan
monitor, evaluate, and access (MEA01),
dengan perhitungan dalam bentuk indeks
monitor, evaluate, and access (MEA02),
menggunakan formula matematika. Persamaan
Monitor, Evaluate, and Access (MEA03).
matematik untuk menentukan nilai indeks ini
Pada pengukuran Capability model ini
adalah sebagai berikut:
digunakan pengambilan data melalui kuisioner.
Dengan menggunakan model capability
Responden yang dilibatkan untuk pengisian
yang digambarkan ke dalam bentuk angka dan
kuisioner terutama adalah pada unit kerja TI
grafik, sehingga hal ini dapat memudahkan
yang kesehariannya mengoprasikan secara
dalam hasil penelitian.
langsung dan mengetahui masalah yang
berkaitan dengan proses terpilih, responden juga Σ Jawaban Kuesioner
Indeks =
berasal dari unit kerja lain yang terkait. Σ Pertanyaan Kuesioner

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

Σ MEA01+ Σ MEA02+ Σ MEA03


Indeks =
Σ Domain Proses

3,53 + 3,33 + 2,69


Indeks = = 3,18
3

Sedangkan skala pembuatan indeks bagi Gambar 3.1 Grafik Penilaian Kuesioner
pemetaan ketingkat model capability terdapat
Hasil seluruh atau tingkat model capability
pada tabel berikut ini.
skala penelitian penerapan framework cobit 5
Tabel 3.2 Skala Pembulatan Indeks
pada audit tata kelola teknologi informasi di
Tingkat Model Capability
5 – Optimising Process Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten
4 – Predictable Process
3 – Established Process OKU yaitu skala 3 (established process) dengan
2 – Managed Process
1 – Perfrmed Process nilai 3,18, yang artinya Dinas Komunikasi dan
0 – Incomplete Process Informatika Kabupaten OKU ini sudah
mengimplementasikan tata kelola Teknologi
Table 3.3 Hasil Pengukuran Tingkat Kapabilitas
Proses TI Informasi dengan menggunakan proses
Kondisi TI pelatihan yang telah ditetapkan dalam renstra,
Tingkat
Saat ini
Control Proses TI Model dan sudah mencapai target yang diharapkan.
Rata-Rata Per
Capability
Proses TI
Akan tetapi Dinas Komunikasi dan Informatika
Evaluasi dan
penilaian kinerja Established ini masih harus tetap menjalankan tata kelola
3,53
dan kesesuai Process
(MEA01) Tekologi Informasi dalam batasan waktu yang
Pengawasan,
evaluasi dan telah ditentukan atau waktu yang telah
Established
penilaian sistem 3,33
Process diprediksikan serta harus ditingkatkan secara
pengendalian
internal (MEA02)
Memastikan
berkelanjutan untuk memenuhi tujuan saat ini
pemenuhan Managed dan masa depan.
2,69
terhadap kebutuhan Process
eksternal (MEA03)
Total Nilai Tingkat Established
3,18
Capability Process IV. SIMPULAN DAN SARAN

Grafik hasil pengukuran tingkat 4.1 Simpulan

kematangan proses audit tata kelola Teknologi Berdasarkan proses audit yang telah

Informasi menggunakan framework cobit 5 pada dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, hasil

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten dari rekapitulasi tingkat model capability skala

OKU, dapat dilihat pada gambar berikut ini: penelitian audit tata kelola Teknologi Informasi
di Dinas Komunikasi dan Informatika
Kabupaten OKU yaitu skala 3 (established

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014
 

process) dengan nilai 3,18, yang artinya Dinas DAFTAR RUJUKAN


Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU
Adikara. (2013). Implementasi Tata Kelola
ini sudah mengimplementasikan tata kelola Teknologi Informasi Perguruan Tinggi
Teknologi Informasi dengan menggunakan Berdasarkan Cobit 5 Pada
Laboratorium Rekayasa Perangkat
proses pelatihan yang telah ditentukan dalam Lunak Universitas Esa Unggul. Seminar
renstra, dan sudah mencapai target yang Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-
4 Desember 2013.
diharapkan. Akan tetapi Dinas Komunikasi dan
Informatika ini masih harus tetap menjalankan Dinas Kominfo. (2010). Renstra 2011-2015.
Kabupaten OKU. Baturaja.
tata kelola Tekologi Informasi itu dalam batasan
waktu yang telah ditentukan atau waktu yang Elmolya. (2011). IT Audit dan Forensik.
http://elmolya.blogspot.com/2011/03/it-
telah diprediksikan serta harus ditingkatkan audit-dan-forensik-audit-
secara berkelanjutan untuk memenuhi tujuan merupakan.html. 28 Desember 2013.

saat ini dan masa depan. Santi, Rusmala. (2013). Evaluasi infrastruktur
teknologi informasi Menggunakan
framework cobit 4.1. Tesis Magister.
4.2 Saran Universitas Bina Darma.
Beberapa usulan yang berkaitan dengan
Sarno. (2009). Audit sistem & teknologi
pencapaian hasil yang optimal dari penerapan informasi, ITS Press. Surabaya.
Framework Cobit 5 pada Audit Tata Kelola
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian
Teknologi Informasi di Dinas Komunikasi dan Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Informatika Kabupaten OKU ini antara lain
sebagai berikut:
1. Menerapkan framework cobit untuk
mengembangkan tata kelola teknologi
informasi yang lebih baik dari kondisi saat
ini.
2. Usulan tata kelola teknologi informasi akan
lebih baik apabila didefinisikan secara detil
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang
ada. Pendefinisian secara detil dapat dibuat
dalam bentuk aturan-aturan atau prosedur.
3. Audit tata Kelola Teknologi Informasi ini
sebaiknya dilakukan secara berkala,
maksimal 1 tahun sekali.
4. Perlu adanya pengawasan dari Kepala Dinas
tentang pelaksanaan atau proses tata kelola
Teknologi Informasi.

Sepita Sari | Jurnal Teknik Informatika


Universitas Bina Darma
April 2014

Anda mungkin juga menyukai