Anda di halaman 1dari 5

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 44-48

dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo

Kualitas Virgin Coconut Oil (VCO) Sebagai Minyak


Goreng yang Dibuat dengan Metode Pengadukan dengan
Adanya Penambahan Kemangi (Ocimum sanctum L.)
Riliani P. Maradesa a* , Feti Fatimah a , Meiske S. Sangi a
a Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado
KATA KUNCI ABSTRAK
VCO Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kualitas VCO sebagai
Kemangi minyak goreng yang dibuat dengan menggunakan metode pengadukan
Minyak goreng dengan adanya penambahan kemangi (Ocimum sanctum) serta
Kualitas perbandingannya dengan VCO tanpa penambahan kemangi. Parameter
kualitas yang diuji yaitu bobot jenis, bilangan peroksida, dan asam lemak
bebas (FFA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kemangi
tidak memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas VCO karena
kualitas VCO kontrol lebih baik dibandingkan VCO kemangi pada semua
tahap penggorengan.
KEYWORDS ABSTRACT
VCO A research had been conducted to determine the quality of VCO as
Basil cooking oil, prepared by mixing method, which was added with basil
Cooking oil (Ocimum sanctum) and to compare it with VCO without basil. Parameters
Quality tested were specific weight, peroxide number, and free fatty acid. The
results showed that the addition of basil did not give a good effect on the
VCO quality which was reflected in the lower quality of basil-added VCO
than that of VCO without basil at each frying stage.
AVAILABLE ONLINE
25 Februari 2014

karena minyak kelapa sawit memiliki harga yang


1. Pendahuluan lebih ekonomis dibandingkan VCO. Salah satu
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak alternatif dalam meningkatkan kualitas, aktivitas
kelapa murni yang dihasilkan dari daging buah serta tingkat penerimaan konsumen terhadap VCO
kelapa tua yang segar. Beberapa metode yang adalah dengan menambahkan bahan alam yang
digunakan dalam pembuatan VCO adalah mengandung komponen fungsional. Salah satu
pemanasan (<950C), fermentasi dan pancingan. bahan alam tersebut adalah rempah-rempah
Selain metode tersebut ada juga metode (Gugule dan Fatimah, 2010).
pengadukan. Pada metode pengadukan, dengan Beberapa peneliti telah melakukan penelitian
adanya pengadukan terus-menerus, maka molekul mengenai uji aktifitas antioksidan alami dari
protein yang berfungsi sebagai emulsifier dapat berbagai jenis rempah-rempah khas Indonesia
rusak sehingga minyak dapat terpisah. Keunggulan seperti kemangi (Ocimum sanctum L.). Hasil
dari minyak ini adalah jernih, tidak berwarna dan penelitian Sumardi (2006) menunjukan bahwa
tidak mudah tengik (Anwar, 2011). kemangi (Ocimum sanctum L.) merupakan sumber
Dari segi produksi maupun potensi pasar, VCO antioksidan alami yang cukup baik karena memiliki
merupakan potensi unggulan yang perlu faktor protektif tertinggi keempat dari 23 jenis
dikembangkan di Sulawesi Utara. Pada umumnya rempah-rempah yang diteliti. Lebih lanjut Ayu et al.
VCO hanya digunakan sebagai suplemen dan tidak (2006) melaporkan bahwa penambahan kemangi
digunakan sebagai minyak goreng. Minyak goreng dapat mengurangi ketengikan minyak kelapa sawit.
yang umum digunakan adalah minyak kelapa sawit Hasil penelitian Anwar (2011) dan Musdalifah

*Corresponding author: Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115; Email address:
rilianipu3@yahoo.co.id
Published by FMIPA UNSRAT (2014)
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 44-48 45
(2011) menyatakan bahwa VCO yang dibuat dengan selama ± 10 menit dan diperas. Hasil perasan
metode pengadukan dan VCO yang dibuat dengan berupa santan didiamkan selama 2 jam sampai
metode pemanasan bertahap mengandung terbentuk 2 lapisan yaitu krim dan skim. Setelah
komponen tak tersabunkan yaitu α-tokoferol. terbentuk 2 lapisan, diambil krimnya secara hati-
Meskipun demikian, adanya α-tokoferol tersebut hati. Krim tersebut kemudian diaduk menggunakan
tidak menjamin bahwa kualitas VCO sebagai minyak mixer selama 1 jam. Setelah itu krim dimasukkan ke
goreng lebih baik dibandingkan minyak kelapa sawit dalam suatu wadah untuk didiamkan selama 10
komersial dan minyak kelapa komersial. jam sampai terbentuk 3 lapisan antara lain minyak,
Berdasarkan uraian di atas penulis blondo, dan air. Minyak dipisahkan dengan cara
memandang perlu dilakukan penelitian tentang membuka kran pada wadah plastik. Minyak yang
kualitas VCO sebagai minyak goreng yang dibuat telah dipisahkan kemudian disaring dengan kertas
dengan menggunakan metode pengadukan dengan saring.
adanya penambahan kemangi. 2.3.3. Perhitungan rendemen hasil
Rendemen VCO dihitung berdasarkan bobot
2. Metode VCO yang diperoleh (g) dibandingkan dengan bobot
2.1. Tempat dan Waktu kelapa parut yang digunakan (g).
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan Rendemen hasil (%) =
mulai Agustus-Oktober 2013 yang bertempat di ( )
Laboratorium Kimia Organik dan Laboratorium X 100%
( )
Advans FMIPA UNSRAT Manado, sedangkan untuk
analisis bilangan peroksida dan asam lemak bebas 2.3.4. Perlakuan Virgin Coconut Oil (VCO) pada
dilakukan di Laboratorium Baristand, Manado. penggorengan kentang (Sartika, 2009)
2.2. Bahan dan Alat Proses Penggorengan Menggunakan Deep
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian Frying. Dimulai dengan memasukkan minyak kelapa
ini adalah daging buah kelapa (Cocos nucifera L.), murni (VCO) ke dalam ketel penggorengan sebanyak
air kelapa, kemangi , kentang komersial, minyak ± 3 liter, kemudian ketel dipanaskan hingga suhu
kelapa sawit komersial, minyak kelapa komersial, mencapai 160oC. Setelah itu, sebanyak 100 gram
aquades, air suling, asam asetat glasial, kloroform, kentang siap saji komersial digoreng selama 10
KI jenuh, Na2S2O3, larutan pati, etanol, indikator menit dan diaduk sebanyak 5 kali. Proses
phenolftalein, KOH, aluminium foil dan kertas penggorengan dilanjutkan sampai pada
saring. Peralatan yang digunakan dalam penelitian penggorengan tahap 3.
ini adalah mixer, blender, wadah-wadah plastik, 2.3.5. Analisis kualitas Virgin Coconut Oil (VCO)
timbangan analitik, erlenmeyer 250 mL, buret,
(1) Bobot Jenis (Ketaren, 1986)
statif, klem, pipet tetes, waterbath, dan piknometer.
Piknometer dibersihkan dan dikeringkan,
2.3. Prosedur Penelitian
kemudian diisi dengan minyak sampai meluap dan
2.3.1. Pembuatan VCO menggunakan metode tidak terbentuk gelembung udara. Piknometer
pengadukan (Gugule dan Fatimah, 2010) ditutup, minyak yang meluap dan menempel di
Daging buah kelapa yang sudah diparut bagian luar piknometer dibersihkan. Kemudian
ditimbang sebanyak 5 Kg kemudian dicampur piknometer direndam dalam waterbath pada suhu
dengan 10 L air kelapa, kelapa parut diremas-remas 30oC selama 30 menit. Dengan hati-hati piknometer
selama ± 10 menit dan diperas. Hasil perasan diangkat dari waterbath, dibersihkan dan
berupa santan didiamkan selama 2 jam sampai dikeringkan. Piknometer beserta isinya ditimbang.
terbentuk 2 lapisan yaitu krim dan skim. Setelah Bobot minyak adalah selisih berat piknometer
terbentuk 2 lapisan, diambil krimnya secara hati- beserta isinya dikurangi berat piknometer kosong.
hati. Krim tersebut kemudian diaduk menggunakan a b
o
mixer selama 1 jam. Setelah itu krim dimasukkan ke Bobot jenis VCO (30 C) =
dalam suatu wadah untuk didiamkan selama 10
jam sampai terbentuk 3 lapisan antara lain minyak, a = berat piknometer+minyak (g)
blondo, dan air. Minyak dipisahkan dengan cara b = berat piknometer kosong (g)
membuka kran pada wadah plastik. Minyak yang c = volume minyak pada suhu 30oC (mL)
telah dipisahkan kemudian disaring dengan kertas (2) Bilangan Peroksida (Ketaren, 1986)
saring. Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke
2.3.2. Pembuatan VCO dengan penambahan dalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan
kemangi menggunakan metode 30 mL campuran pelarut yang terdiri dari 60% asam
pengadukan (Gugule dan Fatimah, 2010) asetat glasial dan 40% kloroform. Setelah minyak
Daging buah kelapa yang sudah diparut larut, ditambahkan 1 g KI sambil dikocok kemudian
ditimbang sebanyak 5 Kg kemudian dicampur didiamkan selama 30 menit dalam tempat gelap.
dengan 10 L air kelapa dan 125 g kemangi yang Setelah itu ditambahkan 30 mL aquades. Kelebihan
sudah diblender. Kelapa parut diremas-remas iod dititrasi dengan larutan 0,1 N Na2S2O3 sampai
46 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 44-48
warna kuning hampir hilang. Ditambahkan 0.5 mL penelitian ini, pembuatan VCO dilakukan dengan
larutan pati 1%. Titrasi dilanjutkan sampai warna metode pengadukan. Pada metode pengadukan,
biru mulai hilang. Hasilnya dinyatakan dalam dengan adanya pengadukan terus menerus, maka
miliekuivalen per 1000 gram minyak. molekul protein yang berfungsi sebagai emulsifier
dapat rusak sehingga minyak dapat terpisah
Bilangan Peroksida = (Koapaha dalam Anwar, 2011). Rendemen VCO dari
pengolahan daging buah kelapa dengan metode
A = jumlah ml larutan Na2S2O3 pengadukan disajikan pada Gambar 1.
N = normalitas Na2S2O3
G = berat sampel (gram)
(3) Asam Lemak Bebas (Ketaren, 1986)
Sampel sebanyak 10-20 g dimasukkan ke
dalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan
50 mL etanol 95%. Ke dalam campuran
ditambahkan 3-5 tetes indikator phenoftalein.
Selanjutnya dititrasi dengan larutan standar KOH
0.1 N hingga berwarna merah muda. Setelah itu
dihitung jumlah KOH yang digunakan untuk titrasi
dicatat untuk menghitung kadar asam lemak bebas.
Gambar 1. Rendemen VCO dari pengolahan buah
( )
kelapa dengan metode pengadukan
M = bobot molekul asam lemak (minyak Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa VCO
kelapa=205; minyak kelapa sawit=263) kontrol menghasilkan rendemen yang lebih banyak
A = volume KOH untuk titrasi (mL) daripada VCO kemangi. Hal ini diduga disebabkan
N = Normalitas larutan KOH karena kemangi mengandung komponen-komponen
yang dapat menghambat proses pemisahan minyak
G = berat sampel (gram) dengan air dalam emulsi santan (Gugule dan
Fatimah, 2010).
3. Hasil dan Pembahasan
3.2. Bobot jenis
3.1. Rendemen Virgin Coconut Oil (VCO)
Bobot jenis adalah perbandingan antara berat
Rendemen merupakan rasio antara berat dari suatu sampel minyak dengan volume minyak
minyak VCO yang dihasilkan dengan berat kelapa pada suhu yang sama. Bobot jenis dari VCO dan
parut yang digunakan. Rendemen dihitung untuk VCO-kemangi yang dibuat dengan metode
mengetahui kadar VCO yang diperoleh dari pengadukan disajikan pada Gambar 2.
banyaknya kelapa parut yang digunakan. Pada

Gambar 2. Bobot jenis dari VCO dan VCO-kemangi yang dibuat dengan metode pengadukan, sebelum dan
sesudah penggorengan
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa bobot jenis molekul dan komponen-komponen dalam minyak
dari VCO dan VCO-kemangi baik sebelum serta ketidakjenuhan komponen asam lemak
penggorengan sampai pada penggorengan tahap 3 minyak. Semakin banyak komponen dalam minyak,
tidak memenuhi standar APPC yaitu 0,915–0,920 maka bobot jenisnya akan semakin tinggi (Anwar,
g/mL. Bobot jenis minyak dipengaruhi oleh berat 2011). Oleh karena itu, bobot jenis VCO kemangi
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 44-48 47
cenderung lebih tinggi dibandingkan VCO kontrol atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat
dikarenakan adanya komponen dalam kemangi mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga
yang terlarut dalam minyak. membentuk peroksida. Hasil uji bilangan peroksida
3.3. Bilangan peroksida VCO dan VCO-kemangi disajikan pada Gambar 3.
Bilangan peroksida adalah nilai terpenting
untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak

Gambar 3. Bilangan peroksida dari VCO dan VCO-kemangi yang dibuat dengan metode pengadukan sebelum
dan sesudah penggorengan
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa bilangan kemangi, sehingga dapat dikatakan bahwa
peroksida VCO pada semua tahap penggorengan penambahan kemangi pada pembuatan VCO tidak
masih memenuhi standar APPC yaitu ≤ 3 meq/Kg. memberikan pengaruh yang baik dari segi bilangan
Setelah dilakukan proses penggorengan sampai peroksidanya. Adanya penambahan kemangi diduga
pada tahap 3, bilangan peroksida semua sampel menambah komponen antioksidan dalam VCO
mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena tetapi kombinasi antioksidan dari VCO tidak relevan
selama proses penggorengan, minyak dipanaskan sehingga perpaduan kedua antioksidan tersebut
secara terus menerus pada suhu tinggi dan justru menaikkan bilangan peroksida.
mengalami kontak dengan oksigen dari udara luar 3.4. Asam lemak bebas
yang memudahkan terjadinya reaksi oksidasi pada
Proses penting terbentuknya asam lemak
minyak. Terjadinya reaksi oksidasi dapat
bebas yaitu proses hidrolisis. Dengan adanya air,
mengakibatkan bau tengik pada minyak yang berarti
lemak dapat terhidrolisis membentuk gliserol dan
minyak akan rusak (Ketaren, 1986).
asam lemak bebas. Asam lemak bebas dari VCO
Semakin rendah bilangan peroksida maka dan VCO-kemangi yang dibuat dengan metode
kualitas minyak akan semakin baik (Ketaren, 1986). pengadukan dapat dilihat pada Gambar 4.
VCO kontrol pada semua perlakuan memiliki
bilangan peroksida yang lebih rendah daripada VCO

Gambar 4. Asam lemak bebas dari VCO dan VCO-kemangi yang dibuat dengan metode pengadukan sebelum
dan sesudah penggorengan
48 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (1) 44-48
Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa asam Gugule, S. dan F. Fatimah. 2010. Karakterisasi
lemak dari VCO dan VCO-kemangi baik sebelum Virgin Coconut Oil (VCO) Rempah. Chem. Prog. 2:
penggorengan bahkan sampai pada penggorengan 104
ketiga masih memenuhi standar APCC yaitu <0.5 %. Hendrawati, A. R. E. 2009. Uji Toksisitas Akut
Setelah proses penggorengan, asam lemak bebas Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum
dari VCO dan VCO-kemangi mengalami penurunan. Linn.) Terhadap Larva Artemia salina Leach
Penurunan kadar asam lemak bebas dari VCO dan Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test
VCO-kemangi yang diperoleh bertentangan dengan [Laporan Penelitian]. Fakultas Kedokteran
hasil kadar air yang semakin meningkat. Hal Universitas Diponegoro, Semarang.
tersebut disebabkan karena dalam VCO terdapat air Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan
bebas sehingga tidak meningkatkan terjadinya Lemak Pangan. UI Press, Jakarta.
reaksi hidrolisis. Adanya kandungan asam lemak Maryati, R. S. Fauzia. dan T. Rahayu. 2007. Uji
bebas dalam VCO-kemangi yang lebih kecil dari VCO Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Kemangi
diduga disebabkan karena penambahan kemangi (Ocimum basilicum L.) Terhadap Staphylococcus
pada pembuatan VCO menyebabkan larutnya aureus dan Escherichia coli. Jurnal Penelitian
komponen-komponen non polar berupa minyak Sains & Teknologi. 1: 30-33
atsiri yang sudah terdistribusi di dalam minyak Musdalifa. 2011. Analisis Komponen Tidak
(Gugule dan Fatimah, 2010). Tersabunkan Dari VCO Yang Dibuat Dengan
Dari hasil yang diperoleh, dapat dilihat bahwa Metode Pemanasan Bertahap. [Skripsi]. FMIPA
VCO kemangi pada semua perlakuan memiliki nilai UNSRAT.
asam lemak bebas yang lebih rendah dibandingkan Naibaho, O. H., P. V. Y. Yamlean dan W. Wiyono.
VCO kontrol. Hal ini berarti penambahan kemangi Pengaruh Basis Salep Terhadap Formulasi
memberikan pengaruh yang baik terhadap kualitas Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
minyak. sanctum L) Pada Kulit Punggung KelincI Yang
Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus.
Pharmacon. 2:27
4. Kesimpulan Nevin, K. G. and T. Rajamohan. 2004. Beneficial
Dari uji kualitas minyak yang telah dilakukan effects of virgin coconut oil on lipid parameters
diperoleh bahwa berdasarkan uji bilangan and in vitro LDL oxidation. J. Biochem. 33:830-
peroksida, VCO memiliki kualitas yang lebih baik 835
dibandingkan VCO-kemangi karena bilangan Nevin, K. G. and T. Rajamohan. 2006. Virgin coconut
peroksidanya lebih rendah. Sedangkan berdasarkan oil supplemented diet increases the antioxidant
uji asam lemak bebas, VCO-kemangi memiliki status in rats. J. Food Chem. 99: 260-266
kualitas yang lebih baik karena asam lemak Sartika, R. A. D. 2009. Pengaruh Suhu Dan Lama
bebasnya cenderung lebih rendah dibandingkan Proses Menggoreng (Deep Frying) Terhadap
asam lemak bebas VCO. Pembentukan Asam Lemak Trans. Makara,
Sains. 13: 23-28
Sidik, S. L. 2013. Pengaruh Penambahan Emulsifier
Daftar Pustaka Dan Stabilizer Terhadap Kualitas Santan Kelapa
Ahmad, M. I., Lucia, C. M., Tineke, M. L., Jenny, E. A. [Skripsi]. FMIPA UNSRAT, Manado.
K. 2013. Pengaruh Perbandingan Santan dan Air Sumardi, M. 1992. Aktifitas Antioksidan Alami Dari
Terhadap Rendemen, Kadar Air dan Asam Lemak Berbagai Jenis Rempah-Rempah Khas Indonesia
Bebas (FFA) Virgin Coconut Oil. [Skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian IPB,
Anwar, F. 2011. Analisis Komponen Tidak Bogor.
Tersabunkan Dalam Virgin Coconut Oil (VCO) Surbakti, M., Br. 2010. Karakterisasi Virgin Coconut
Yang Dibuat Dengan Metode Mixing [Skripsi]. Oil (VCO) Dari Tiga Daerah Sumber Kelapa
FMIPA UNSRAT. Dengan Variasi Waktu. J. Kimia Mulawarman. 7:
APCC. 2004. Asian and Pacific Coconut Community 78-81
Standart For Virgin Coconut Oil. http://www. Sutarmi dan H. Rosaline. 2006. Taklukkan Penyakit
apccsec.org/document/VCNO.pdf [20 Agustus Dengan VCO. Penerbit Swadaya, Jakarta
2013] Warisno. 2003. Budi Daya Kelapa Genjah. Kanisius,
Ayu, R., M. Manullang, dan M. Cornelia. 2006. Yogyakarta.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Kemangi Wibowo, P. 2008. Penentuan Bilangan Peroksida
(Ocimum basilicum L.) Terhadap Ketengikan Asam Miristat (C1499) Dari Unit Fraksinasi Di PT.
Minyak Kelapa Sawit. Jurnal Ilmu dan Teknologi Soci Medan [Skripsi]. FMIPA USU, Medan.
Pangan. 2: 30

Anda mungkin juga menyukai

  • Lampiran A
    Lampiran A
    Dokumen20 halaman
    Lampiran A
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • 4485 9843 1 PB PDF
    4485 9843 1 PB PDF
    Dokumen7 halaman
    4485 9843 1 PB PDF
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • ELEKTROKIMIA
    ELEKTROKIMIA
    Dokumen14 halaman
    ELEKTROKIMIA
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover Pulp Washer
    Cover Pulp Washer
    Dokumen1 halaman
    Cover Pulp Washer
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover Reserve Osmosis
    Cover Reserve Osmosis
    Dokumen1 halaman
    Cover Reserve Osmosis
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Green Liquor
    Green Liquor
    Dokumen4 halaman
    Green Liquor
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat
  • Cover Green Liquor
    Cover Green Liquor
    Dokumen1 halaman
    Cover Green Liquor
    Cahaya Sutrisna Putri
    Belum ada peringkat