Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstract
___________________________________________________________________
HIV prevalence among men who have sex with men (MSM) in Indonesia increasing time to time, 7% in 2009
to 12,8% in 2013. The high prevalence of HIV in this population is associated with the low level of prevention,
because as lack of information and low condom use. The purpose of this study was to obtained in-depth
information about the behavior of HIV and AIDS prevention in MSM assessed the intention, social support,
access to information, personal autonomy, and action situation. Design of this study is descriptive used
qualitative approach. Five informants were selected by purposive sampling from IMOF Kupang Community
for indepth interview. The results showed that informants were attitude, subjective norm, and behavior control
the influencing their intention to HIV and AIDS prevention. MSM obtained social support from the MSM
community friends and KPA, the support are emotional support and information. Informants get the
information about HIV and AIDS from socialiszations and mass media (internet). From this research it can be
concluded that informants have a good intention, social support, the availability of information acces, personal
autonomy and action situation to prevent HIV and AIDS.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6781
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana, JL. Adisucipto Penfui
Kupang
E-mail: chritina_rony@yahoo.com
252
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu pada Maret 2014. Selain itu jumlah HIV
indikator untuk mengukur tingkat dan AIDS yang tercatat di kalangan homo-
kesejahteraan suatu masyarakat atau biseksual juga meningkat yaitu 609 kasus
bangsa. Paradigma sehat dewasa ini yang pada tahun 2008 menjadi 1.291 pada Maret
dipromosikan menghendaki terjadinya 2014 (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014).
perubahan pola pikir masyarakat dari Berdasarkan data Komisi
mengobati penyakit menjadi memelihara Penanggulangan AIDS Kota Kupang tahun
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit, 2014, Nusa Tenggara Timur termasuk
oleh sebab itu pemahaman mengenai provinsi dengan penularan HIV dan AIDS
penyakit dan cara mencegahnya perlu cukup tinggi. Pada Maret 2014, menempati
disebarluaskan pada masyarakat. peringkat ke 16 secara nasional dengan
Salah satu aspek kesehatan pada 1.590 kasus HIV dan 496 kasus AIDS. Dari
akhir abad ke-20 yang merupakan bencana 21 Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara
bagi manusia adalah munculnya infeksi Timur, jumlah penderita di Kota Kupang
yang disebabkan oleh suatu virus yaitu HIV dari tahun 2000 hingga Maret 2014
(Human Immunodeficiency Virus) yang dapat mencapai 589 kasus (437 kasus HIV dan
menyebabkan AIDS (Acquired 152 kasus AIDS) dan merupakan tertinggi
Immunodeficiency Syndrome) (Hardisman kedua setelah Kabupaten (KPAKK, 2014).
2009). WHO pada tahun 2003 Berdasarkan data Komisi
mengestimasikan 37,8 juta orang terinfeksi Penanggulangan AIDS Nasional tahun
HIV dan AIDS. Pada akhir tahun 2005, 2013, sekitar 77% penularan HIV dan AIDS
estimasi menjadi 53,6 juta, dan pada tahun terjadi melalui hubungan seks. Hubungan
2007 dengan jumlah 33 juta orang seksual, baik heteroseksual maupun
terinfeksi, tetapi yang sudah meninggal 23 homoseksual adalah model utama
juta (UNAIDS, 2010). penularan HIV (Widiyastuti, 2009). Tidak
Kasus di Indonesia senantiasa dapat dipungkiri perilaku seksual di
meningkat dari tahun ke tahun, bahkan kelompok risiko tinggi, komunitas
Indonesia merupakan negara dengan homoseksual memberikan kontribusi
penyebaran HIV dan AIDS tercepat di Asia penularan HIV dan AIDS yang signifikan.
(Yunanto dalam Ridwan, 2008). Menurut Penularan HIV melalui seks anal
data Ditjen Pengendalian Penyakit dan dilaporkan memiliki risiko 10 kali lebih
Pengendalian Lingkungan Departemen tinggi dari seks vaginal. Menurut Yayasan
Kesehatan (PP & PL Depkes) selama Riset AIDS Amerika, AMFAR
sepuluh tahun terakhir, jumlah penderita menyimpulkan, kelompok homoseksual
AIDS terus meningkat. Secara kumulatif ternyata berisiko 19 kali lebih besar tertular
pengidap infeksi HIV dan kasus AIDS sejak penyakit HIV dibanding masyarakat umum
tahun 1987 hingga Maret 2014, terdiri dari (Rabudiarti, 2007 dalam Ridwan, 2010).
134.042 pengidap infeksi HIV dan 54.231 Di tingkat global, sejauh ini tidak
kasus AIDS dengan jumlah kematian 9.615. ada data resmi tentang jumlah LSL di
Peningkatan jumlah ini sangat menonjol dunia. Namun diperkirakan rata-rata 1-3%
pada kelompok umur 20-29 tahun dari dari populasi dewasa usia 15-59 tahun
8.187 pada tahun 2008 menjadi 17.941 mempraktekkan hubungan seks sesama
253
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
254
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
255
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
256
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
kehamilan atau penularan penyakit kelamin umum oleh semua anggota komunitas,
pada saat bersenggama . maka niat tersebut akan semakin kuat.
Efektivitas kondom sebagai alat Kontrol perilaku yang dipersepsikan
pencegah HIV menurut beberapa studi dalam penelitian ini adalah situasi
mencapai 98,7%. Namun cara hubungan seks, apakah anal, oral, atau
penyimpanan yang tidak tepat, kegagalan masturbasi. Informan memberikan
negosiasi dengan partner seks dan cara perhatian lebih pada anal seks sebagai salah
penggunaan yang tidak benar dapat satu perilaku seks yang perlu menggunakan
mengurangi efektivitas kondom sebagai alat kondom. Sementara pada perilaku seks
pencegah penularan HIV. Informan lainnya (misalnya seks oral), dianggap tidak
mengatakan bahwa kondom merupakan perlu. Dan juga ketersediaan kondom saat
alternatif termurah dan terpercaya serta hendak melakukan hubungan seks.
mudah didapat untuk pencegahan HIV dan Ketersediaan kondom juga
AIDS. mempengaruhi informan untuk memakai
Dalam penelitian ini, norma kondom atau tidak saat melakukan
subjektif adalah pengaruh teman. Teman hubungan seks. Dari hasil wawancara,
satu komunitas dianggap informan informan biasanya mendapatkan kondom
mempengaruhi niat karena dengan melihat dari KPA Kota Kupang dan kadang didapat
status informan yang belum terbuka dengan juga dari Ketua IMOF. Kesadaran pribadi
orang lain bahkan keluarga sendiri maka untuk menggunakan kondom saat
teman satu komunitas dianggap sebagai berhubungan seks akan mempengaruhi
orang terdekat. Rasa kepedulian antar informan untuk menyediakan kondom atau
teman juga menjadi pendorong dan penguat tidak apalagi ada campur tangan pihak yang
bagi informan untuk terus melakukan dianggap senior dalam hal penyediaan
upaya pencegahan HIV dan AIDS. Apalagi kondom. Seperti yang diutarakan salah satu
pengaruh terbesarnya datang dari orang informan bahwa ia selalu menyiapkan
yang dianggap penting dalam komunitas, kondom dalam tas apabila bepergian keluar
yaitu ketua komunitas. walaupun tidak ada rencana untuk
Seperti diungkapkan oleh informan berhubungan seks.
bahwa selain teman-teman dekat mereka Terkait situasi saat berhubungan
dalam komunitas IMOF, ketua komunitas seks (aktivitas seks yang dipilih) terlihat
juga berperan besar dalam upaya bahwa informan belum konsisten dalam
pencegahan HIV dan AIDS, di mana beliau penggunaan kondom. Informan mengaku
selalu mengingatkan teman-teman LSL hanya menggunakan kondom bila
yang lain untuk selalu menggunakan melakukan aktivitas seks anal sedangkan
kondom tiap kali berhubungan seks dan untuk aktivitas seks oral tidak
beliau sendiri juga menyiapkan kondom menggunakan kondom. Alasan informan
bagi teman-teman LSL (kondom ini didapat untuk tidak menggunakan kondom saat
langsung dari KPA Kota Kupang). aktivitas seks oral karena dianggap tidak
Adanya komitmen untuk saling terlalu berbahaya seperti halnya anal seks
mengingatkan dan menasihati antar teman sehingga tidak perlu menggunakan
sesama komunitas akan menguatkan niat kondom. Hal ini terlihat karena informan
untuk melakukan pencegahan HIV dan menganggap bila melakukan anal seks
AIDS, apalagi bila dipraktekkan secara kemungkinan besar akan ada luka lecet
257
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
258
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
Menular Seksual, HIV dan AIDS dari KPA tentang dunia yang sedang didalaminya.
Kota Kupang diungkapkan informan Berikut kutipan hasil wawancara.
merupakan informasi yang dapat Menurut para informan, informasi yang
menambah pengetahuan dan pemahaman mereka peroleh tentang HIV dan AIDS
mereka untuk melakukan pencegahan HIV cukup membantu mereka terhindar dari
dan AIDS. Sosialisasi ini bukan hanya HIV dan AIDS. Alasannya karena mereka
dilakukan satu kali saja oleh KPA tetapi sudah tahu bahaya HIV dan AIDS maka
berulang-ulang sehingga pemahaman mereka berusaha untuk terhindar darinya.
tentang HIV dan AIDS dari informan Dan akan sia-sia bila sudah punya ilmunya
cukup baik. Selain sosialisasi, KPA juga tetapi tidak diterapkan dalam kehidupan
memberikan leaflet dan poster yang dapat nyata. Berikut kutipan hasil wawancara.
digunakan informan sebagai bahan Kehendak bebas atau otonomi
tambahan informasi tentang HIV dan pribadi yaitu kemampuan yang dimiliki
AIDS. Berdasarkan penuturan salah satu setiap individu untuk bertindak sesuai
informan karena latar belakang dengan keinginannya tanpa ada paksaan.
pendidikannya adalah kesehatan maka Kemampuan ini bisa bersifat positif dan
informasi-informasi tentang HIV dan AIDS dengannya manusia dapat berkembang ke
sudah sering didapat, namun ketika arah yang lebih baik.
bergabung di IMOF dan aktif dalam Kebebasan seseorang dalam
kegiatan yang diadakan KPA, mengambil keputusan mempengaruhi
pengetahuannya tentang HIV dan AIDS ini tindakannya ke depan. Seperti halnya
semakin bertambah. dalam melakukan tindakan pencegahan
Selain sebagai penerima informasi, HIV dan AIDS pada teman-teman LSL,
informan juga mengaku sudah kebebasan pribadi mereka mempengaruhi
menyebarkan informasi yang mereka dapat tindakan yang dilakukan (Padang, 2012).
kepada teman-teman satu komunitas yang Dapat terlihat bahwa para informan
tidak berkesempatan mengikuti kegiatan yang memutuskan sendiri untuk melakukan
dari KPA, mereka disebut sebagai pendidik tindakan pencegahan HIV dan AIDS
sebaya. Para informan dilatih menjadi (dalam hal ini lebih ditekankan pada
pendidik sebaya dengan tujuan membagi penggunaan kondom). Beberapa alasan
pengetahuan yang mereka dapat ke teman- yang mempengaruhi para informan untuk
teman yang lain sehingga informasi ini memutuskan sendiri melakukan tindakan
tidak hanya diketahui oleh beberapa dari pencegahan antara lain 1) berbekal
mereka tetapi semua memperoleh informasi pengetahuan yang dimiliki dan
yang sama. menganggap partner seks kurang punya
Dengan kemajuan teknologi pengetahuan tentang HIV dan AIDS,
ternyata informasi bisa diakses oleh siapa informan mengambil keputusan sendiri
saja. Karena itu tidak ada kesulitan dalam untuk pakai kondom saat berhubungan; 2)
mengakses informasi bagi teman-teman orang yang menjadi partner seks menjadi
LSL. Seperti yang diungkapkan informan pertimbangan untuk pengambilan
sebelum bergabung di IMOF, ia telah keputusan apakah pakai kondom atau
banyak membaca berita seputar gay, Infeksi tidak; 3) kondisi diri saat hendak
Menular Seksual, HIV dan AIDS di internet melakukan hubungan seks juga
untuk menambah pemahamannya
259
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
260
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
261
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
HIV dan AIDS. Bentuk dukungan sosial Hardisman (2009). HIV/AIDS di Indonesia:
Fenomena Gunung Es dan Peranan
yang didapat informan dari komunitas dan
Pelayanan Kesehatan Primer. Jurnal
pemerintah berupa dukungan emosi dan Kesehatan Masyarakat Nasional, 3 (5): 236-
informasi. Hal ini cukup menguatkan 240
informan untuk melakukan tindakan
pencegahan HIV dan AIDS. Informasi yang Khalid, Idham. 2011. Pengaruh Self Esteem dan
Dukungan Sosial Terhadap Optimisme Hidup
diperoleh para informan seputar HIV dan
Penderita HIV/AIDS.
AIDS berasal dari komunitas IMOF sendiri http://repository.uinjkt.ac.id (15 Agustus
dan sosialisasi dari KPA Kota cukup 2014, pukul 19.00)
membantu informan dalam melakukan
tindakan pencegahan HIV dan AIDS. Laksana, Agung. 2010. Faktor-Faktor Risiko
Penularan HIV/AIDS pada Laki-laki dengan
Selain itu, informan juga secara mandiri Orientasi Seks Heteroseksual dan
memanfaatkan teknologi untuk mencari Homoseksual di Purwokerto. Jurnal Mandala
informasi. Para informan juga diberdayakan of Health. Vol. 4, No. 2, hal 113. Purwokerto:
menjadi pendidik sebaya dalam Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
penyampaian informasi kepada teman-
Purwokerto
teman komunitas. Keputusan untuk
melakukan tindakan pencegahan (dalam hal Muntaen, N. et al. (2015). Addressing the Sexual and
ini penggunaan kondom) diputuskan sendiri Reproductive Health Needs People in
oleh para informan. Walaupun ada Ethiopia: An Analysis of the Current
Situation. African Journal of Reproductive
beberapa situasi yang mempengaruhi Health, 19 (3): 87-99
informan dalam mengambil keputusan
memakai kondom saat berhubungan seks. Padang, John Toding. 2012. Persepsi Kaum
Kondisi/situasi yang memungkinkan dalam Homoseksual Terhadap Aktivitas Seksual
Yang Berisiko Terjadi HIV-AIDS.
hal ini pelayanan kesehatan dan petugas
http://repository.uinjkt.ac.id (14 Juni 2014,
kesehatan. Para informan menganggap pukul 18.00)
pelayanan kesehatan yang nyaman
dikunjungi bila petugas kesehatannya bisa Paryati, Tri dan Ardini S. Raksanagara. 2010.
dipercaya, memiliki fasilitas kesehatan yang Gambaran Gaya Hidup (Life Style) Berisiko
di Kalangan Kaum Homoseksual (Gay) di
memadai dan jarak pelayanan
Kota Medan. Jurnal Kesehatan Masyarakat
kesehatannya mudah dijangkau. Vol.01, No.02 hal 111. Medan: Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Masyarakat USU
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. 2014. Statistik Kasus KPAKK. 2014. Laporan Tahunan KPA Kota
HIV/AIDS di Indonesia Dilaporkan s/d
Kupang. Kupang: KPAKK
Maret 2014.
http://www.depkes.org/laporankasushivaids
/ (13 Agustus 2014, pukul 18.30) UNAIDS. 2010. Deklarasi Komitmen Sidang Umum
PBB tentang HIV dan AIDS 25-27 Juni 2010
262
Kana, Nayoan, & Limbu / Unnes Journal of Public Health 5 (3) (2016)
263