Anda di halaman 1dari 5

2

hidup pada tahun 2030, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras
dengan beberapa strategi yang telah ditetapkan antara lain akselerasi
pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang
berkualitas, meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,
Meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2016).
Melihat kenyataan tersebut, maka pelayanan antenatal harus dilaksanakan
secara komprehensif, terpadu dan berkualitas agar adanya masalah / penyakit
tersebut dapat dideteksi dan ditangani secara dini. Dan dalam upaya
menurunkan AKI dan AKB diperlukan pemantauan dengan menggunakan
indicator cakupan K1 dan K4 serta upaya mendorong agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. (Kemenkes RI, 2016). Di Provinsi NTB pada tahun 2015, cakupan
pelayanan antenatal pertama (K1) sebanyak 99,37% dan pelayanan antenatal
lengkap (K4) sebanyak 92,00%. (Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Sedangkan AKI untuk provinsi NTB telah mengalamipenurunan dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2016 mencapai 92/1000 kelahiran hidup. Untuk AKB
provinsi NTB telah mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 1006/1000
kelahiran hidup dibandingkan tahun 2015 yaitu 1086/104.547 kelahiran hidup,
namun masih diatas angka nasional (Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2016 sama dengan tahun 2015
yakni terjadi pada saat nifas sebesar 56,52%, sedangkan kejadian kematian ibu
bersalin sekitar 28,26%, dan kematian ibu pada saat hamil sekitar 15,22%.
Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada usia 20-34
tahun sebanyak 63,04%, usia ≥35 tahun sebanyak 28,26% dan usia<20 tahun
sebanyak 8,70%.(Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Upaya – upaya pelayanan kesehatan ibu dan anak dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan higga kelahiran,
masa nifas dan masa pertumbuhan bayi dan anknya antara lain melalui
peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar sehingga dapat menekan AKI
dan AKB. Hasil pencapaian upaya kesehatan ibu hamil dan bersalin dapat dinilai
dengan menggunakan indikator K1 Dan K4 serta upaya agar setiap persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan. Pencapaian upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui indikator
cakupan pelayanana kesehatan ibu nifas (KF3) yang berkualitas sesuai standar.
3

Selain itu, dilakukan juga upaya pelayanan kesehatanneonatal sesuai standar


yaitu pelayanan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan
neonatal sebanyak 3 kali (Kemenkes RI, 2016).
Pada tahun 2015 di Indonesia, presentase ibu hamil yang mendapat
pelayanan antenatal (K1) sebanyak 95,75 %, pelayanan antenatal lengkap (K4)
sebanyak 87,48%, persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih (cakupan Pn) sebanyak 88,55%, persentase pelayanan kesehatan ibu
nifas (cakupan KF3) sebanyak 87,06%, persentase pelayanan kesehatan
neonatal (cakupan KN lengkap) sebanyak 77,31% dan persentase peserta KB
aktif menurut metode atau alat kontrasepsi adalah suntikan sebanyak 47,78%,
Pil sebanyak 23,6%, IUD sebanyak 10,58%, implant sebanyak 10,58%, kondom
sebanyak 3,16%, MOW sebanyak 3,49%, dan MOP 0,65% (Kemenkes RI, 2016).
Untuk cakupan K1 dan K4 pada tahun 2015 telah melebihi target nasional
yaitu 72%, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu
sebanyak 90%, pelayanan kesehatan ibu nifas (cakupan KF3) sebanyak 90%,
pelayanan kesehatan neonatal (cakupan KN lengkap) sebanyak 90% dan KB
aktif 70%.
Di Provinsi NTB pada tahun 2016, cakupan pelayanan antenatal pertama
(K1) sebanyak 99,37% dan K4 sebanyak 92,00%, cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih (Pn) sebanyak 91,83%, cakupan
pelayanan ibu nifas sebanyak 91%, cakupan pelayanan kunjungan neonatal
lengkap sebanyak 95,03%, cakupan pemakaian alat kontrasepsi berdasarkan
metode, yaitu suntikan sebanyak 50,66%, Pil sebanyak 16,03%, implan
sebanyak 16,38%, IUD sebanyak 12,27%, kondom sebanyak 2,09%, MOW
sebanyak 1,94%, dan MOP sebanyak 0,56% (Dinas Kesehatan NTB, 2016).
Berdasarkan hasil PWS KIA Puskesmas Cakranegara, pada tahun 2017,
jumlah sasaran ibu hamil 1320 orang. Dengan cakupan persentase ibu hamil
yang mendapat pelayanan antenatal pertama (K1) sebanyak 97,50% dan
pelayanan antenatal lengkap (K4) sebanyak 87,80%, deteksi faktor resiko dan
komplikasi oleh masyarakat 39,77%, pelayanan komplikasi maternal ditemukan
81,06%, pelayanan komplikasi maternal tertangani 81,06%, linakes 80,73%,
lin.no nakes 0%, lin faskes 80,57%, kunjungan nifas 79,30%, bumil anemia
8,71%, bumil kek 7,42%.
Mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan anak di Indonesia
khususnya di NTB, untuk itu harus dicetak tenaga yang terampil dalam
4

memberikan asuhan ANC, INC, PNC, BBL, KB sampai bayi berusia 6 bulan.
Pemerintah dan masyarakat telah melaksanakan berbagai upaya untuk memberi
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan bersalin, sehingga melahirkan bayi
yang sehat. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas mampu
menurunkan AKI serta AKB yang telah lama diupayakana pemerintah.
Berdasarkan hal ini, sebagai bentuk aplikasi ilmu yang didapat di bangku
kuliah maka pendidikan program DIV Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan
Kebidanan diwajibkan untuk melakukan asuhan kebidanan melalui dari
kehamilan (ANC), persalinan (INC), masa nifas (PNC), perawatan bayi baru lahir
(BBL), KB sampai bayi berusia 6 bulan yang tentunya diharapkan pelaksanaanya
sesuai standar yang terangkum dalam pelaksanaan kasus 28 minggu dalam
gerakan 1000 hari pertama kehidupan.
Berdasarkan hal ini pula, penulis memilih pasien Ny. S dalam pelaksanaan
kasus 28 minggu, karena didapati pada kartu ibu yang diambil di Puskesmas
Cakranegara bahwa kehamilan Ny. S telah memasuki usia kehamilan 28 minggu
dilihat dari hari pertama haid terakhir sehingga penulis dapat melaksanakan
asuhan gerakan terintegrasi 1000 hari pertama kehidupan.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan komprehensif dan
Terintegrasi dengan pendekatan Manajemen Kebidanan pada kasus
normal / masalah mulai dari ANC (UmurKehamilan ≥ 28 minggu),
Persalinan, Nifas, Bayi Baru lahir, dan Keluarga Berencana.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subjektif dengan
benar pada kasus kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
keluarga berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. S
b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif dengan
benar pada kasus kehamilan persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan
keluarga berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. S
c. Mahasiswa mampu menganalisa kasus pada kasus kehamilan
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta
perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. S
5

d. Mahasiswa mampu melaksanakan penatalaksanaan sampai dengan


evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada kasus kehamilan
persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana serta
perawatan bayi sampai usia 6 bulan Ny. S

B. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
a. Mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam menerapkan ilmu
pendidikan yang diperoleh mahasiswa dibangku kuliah
b. Mengetahui adanya kesenjangan dan faktor-faktor penyebab
kesenjangan antara teori dan praktek sebagai bahan analisa untuk
pendidikan kasus 28 minggu yang akan datang.
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dengan penulisan laporan ini dapat memberikan masukan
bagi institusi pelayanan kesehatan tentang kendala dan masalah -
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, khususnya masalah yang
terkait dalam kebidanan, sehingga dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik.
3. Bagi Penulis
a. Mendapatkan pengalaman menerapkan manajemen kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi baru lahir dan neonatal, keluarga berencana serta bayi usia 6
bulan sehingga nantinya pada saat bekerja di lapangan dapat
dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya meningkatkan mutu
pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan angka
kematian ibu dan bayi
b. Belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan
perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya di dalam kelas
c. Mendapatkan pengetahuan tentang ada atau tidaknya kesenjangan
antara teori dengan praktek di pelayanan kesehatan.
4. Bagi Masyarakat
a. Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat pada
umumnya dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir,
neonatus, nifas, keluarga berencana serta perawatan bayi sampai usia
6 bulan;
6

b. Klien atau masyarakat dapat mengenali tanda – tanda bahaya dan


resiko terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, neonatus, nifas,
keluarga berencana serta bayi sampai usia 6 bulan;
a. Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong
dirinya sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan,
persalinan, nifas, perawatan bayi baru lahir, neonatus, keluarga
berencana serta bayi sampai usia 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai