GAMBARAN UMUM
PEMBUKUAN
Pengertian Pembukuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Luar Jaringan (KBBI Luring) versi 1.5,
terdapat dua arti pembukuan, yaitu 1) pencatatan dalam buku; 2) proses pemindahan
transaksi dari jurnal ke buku besar. Arti yang pertama bersifat umum, sesuai kaidah dalam
bahasa Indonesia, awalan pe- dan akhiran –an mengandung arti proses, kegiatan, atau
aktivitas yang dilakukan sesuai kata dasarnya. Seperti pengujian, artinya aktivitas menguji;
pengelolaan artinya kegiatan mengelola. Jadi pembukuan secara harfiah dapat dikatakan
sebagai aktivitas membukukan/mencatat. Sedangkan arti yang kedua lebih bersifat khusus,
yakni salah satu tahapan dalam siklus akuntansi yang dilakukan setelah jurnal, yang akan
menghasilkan neraca saldo. Dalam konteks bendahara pengeluaran, maka arti yang
pertama lebih cocok untuk digunakan, yaitu pencatatan dalam buku. Pertanyaannya adalah
apa yang dicatat?, buku apa saja yang digunakan untuk mencatat?, bagaimana
mencatatnya? dan apa tujuan pencatatan?
4. PP Nomor 45 tahun 2013 tentang Tatacara Pelaksanaan APBN, pasal 23 ayat (2);
Pelaksanaan tugas kebendaharaan atas uang persediaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf h, meliputi:
h. menyelenggarakan pembukuan transaksi uang persediaan;
5. PMK Nomor 190 tahun 2012 tentang Tatacara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan APBN, pasal 24 ayat (2) huruf a;
Pelaksanaan tugas kebendaharaan Bendahara Pengeluaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. menerima, menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang/surat
berharga dalam pengelolaannya;
6. PMK Nomor 162 Tahun 2013 tentang Kedudukan dan Tanggung jawab Bendahara
pada Satuan Kerja Pengelola APBN, khususnya pasal 30 ayat (1); “Bendahara
menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran yang
dilakukan pada satker”.
7. Perdirjen Perbendaharaan Nomor 03 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satuan
Kerja Pengelola APBN, khususnya pasal 3; “Bendahara menyelenggarakan
pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran uang/surat berharga yang
dilakukan pada satker, termasuk hibah dan bantuan sosial”.
Pemeriksaan Kas
1. KPA atau PPK atas nama KPA melakukan pemeriksaan kas Bendahara Pengeluaran
paling sedikit satu kali dalam satu bulan.
2. PPK melakukan pemeriksaan kas BPP paling sedikit 1 kali dalam satu bulan.
3. Pemeriksaan kas dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
4. Pemeriksaan kas dilakukan untuk meneliti kesesuaian antara saldo buku dengan
saldo kas.
5. Sebagai bagian dari pemeriksaan kas, KPA atau PPK atas nama KPA melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. monitoring atas kepastian/kepatuhan Bendahara Pengeluaran/BPP dalam
melakukan penyetoran pajak/PNBP ke Kas Negara secara tepat jumlah dan
tepat waktu; dan
b. memastikan bahwa uang yang diambil oleh Bendahara Pengeluaran/BPP
dari Bank/Kantor Pos telah sesuai dengan kebutuhan dana pada hari itu
dan disesuaikan dengan jumlah uang tunai yang ada di brankas.
6. Hasil pemeriksaan kas diituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Kas. BA
Pemeriksaan Kas paling sedikit memuat hasil pemeriksaan berupa:
a. kesesuaian kas tunai di brankas dan di rekening dalam rekening koran dengan
pembukuan;
b. penyetoran penerimaan negara/pajak ke Kas Negara; dan
c. penjelasan apabila terdapat selisih antara hasil pemeriksaan dengan
pembukuan.