Anda di halaman 1dari 33

Nama : Irmawati

NIM : 1710913420009

Jurnal 1 :
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA
NAGA TIMBUL KECAMATAN TANJUNG MORAWAKABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

NO STRUKTUR JURNAL PENJELASAN


Berisi gambaran konsep atau variabel yang diteliti,
kepada siapa dan dimana penelitian dilakukan serta
1 Judul
tahun penelitian dilaksanakan.

Abstrak pada jurnal memuat masalah, metode


2 Abstrak
penelitian, dan hasil penelitian dan kesimpulan.

Mencakup informasi tentang latar belakang masalah,


perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
3 Pendahuluan

Metode penelitian berisikan tipe penelitian, populasi


dan sampling serta metode pengumpulan data.
4 Metode Penelitian

Menggambarkan penemuan - penemuan dari


5 Hasil Penelitian dan
pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dan
Pembahasan
interpretasinya dijelaskan dalam bentuk narasi.

Menjelaskan secara singkat jawaban dari rumusan


6 Kesimpulan dan Saran
masalah penelitian.
Berisikan referensi-referensi yang digunakan
7 Daftar Pustaka
peneliti
Jurnal 2 :

IMPLEMENTATION OF NURSING ADMISSION SYSTEM IN THE NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT


FOR SAFETY MANAGEMENT

NO STRUKTUR JURNAL PENJELASAN


Berisi gambaran konsep atau variabel yang diteliti,
1 Title
kepada siapa dan dimana penelitian dilakukan.

Abstrak pada jurnal memuat tujuan penelitian


(objective), metode penelitian (methods), hasil
2 Abstract
penelitian (result) dan kesimpulan (conclusion).

Bahan dan metode penelitian menjelaskan tentang

3 Materials and Methods pengambilan populasi dan sampling serta tentang


desain penelitian yang dilakukan.

Menggambarkan penemuan - penemuan dari


4 Result
pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan dan
interpretasinya dijelaskan dalam bentuk narasi.
Pembahasan menggambarkan interpretasi dari hasil
yang telah didapatkan dan merujuk pada teori ilmiah.
5 Discussion

Menguraikan atau menjawab masalah yang diteliti oleh


6 Conclusions
peneliti.

Berisikan referensi-referensi yang digunakan


7 References
peneliti
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DAN ZAT BESI DENGAN STATUS ANEMIA PADA IBU HAMIL DI
DESA NAGA TIMBUL KECAMATAN TANJUNG MORAWAKABUPATEN DELI SERDANG TAHUN
2014

Eliani Sinaga1, Zulhaidah Lubis2, Albiner Siagian2

1Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU 2


Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155,
email: elianisinaga@yahoo.com

Abstract

Anemia of pregnant women in Desa Naga Timbul is the effect of iron deficiency that relates with
protein intake. There are some factors that affect anemia they are the less of protein intake, iron
deficiency, lack of vitamin C, and absorption nuisance of intestine. Iron absorption is affected by some
factors such as animal protein and vitamin C.
The research is conducted in cross sectional design. The sample is 40 pregnant women. The
objective of study is to find the relationship between protein intake and iron intake with anemia status of
pregnant women in Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang in 2014.
The hemoglobin measurement is done by using Cyanmethemoglobin method and by using
Spektrofotometer. Protein intake and iron intake are measured by food recall method in 24 hours twice in
different days.. The relationship between protein intake and iron intake with anemia status is analyzed by
Chi Square test.
The result of the research shows that the less of protein intake category is 60.0 %, iron deficiency
category is 72.5% and anemia is 55%. It shows that there is a significant relationship between protein
intake and anemia status of pregnant women. The relationship between iron intake and anemia status of
pregnant women is also significant.
Based on the research, the pregnant women are expected to set up their time of eating better, to
mull over the kinds of food that they consume and the nutrients of their foods in order to fulfill their
needs of nutrients. In order to fulfill their needs of protein and iron, the families are expected to use their
house environment for instance raise chicken and fish, plant vegetable around their house.

Keywords: Protein intake, Nutritional anemia, Pregnant women

Pendahuluan
Anemia merupakan salah satu masalah diketahui bahwa prevalensi anemia defisiensi
kesehatan di dunia yang berakibat buruk bagi besi di Asia >75%, di Indonesia kasus anemia
penderita terutama golongan rawan gizi yaitu gizi mencapai 63,5%.
anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil Berdasarkan data Survei Kesehatan
dan menyusui serta pekerja terutama yang Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil
berpenghasilan rendah (Suharno, 1993). sebesar 40,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, anemia cukup tinggi di Indonesia.
Diperkirakan jika pada tahun 2012–2015
prevalensi anemia masih tetap diatas 40%,
maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18
ribu per tahun yang

1
disebabkan perdarahan setelah melahirkan. yang mengalami gejala anemia dengan tanda-
Kondisi ini akan menyebabkan 3-7 % ibu tanda lemah, letih, lesu, pucat, mata
meninggal karena penyebab tak langsung berkunang-kunang dari posisi duduk pada
yaitu anemia. Anemia adalah suatu kondisi saat berdiri. Pada umumnya masyarakat
medis dimana jumlah sel darah merah atau didasari oleh berbagai faktor yaitu ibu hamil
hemoglobin kurang dari normal (Pearce, masih ada yang belum memanfaatkan fasilitas
2010). sarana kesehatan untuk memperoleh tablet
Berdasarkan data Survei Kesehatan tambah darah, jarak pelayanan kesehatan
Nasional 2010, angka anemia pada ibu hamil yang terlalu jauh sehingga harus
sebesar 40,1 %. Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan kenderaan. Hal lainnya adalah
anemia cukup tinggi di Indonesia. masyarakat Desa Naga Timbul pada umumnya
Diperkirakan jika pada tahun 2012–2015 bekerja sebagai petani dan buruh perkebunan
prevalensi anemia masih tetap diatas 40%, dimana pendapatan keluarga masih terbatas
maka akan terjadi kematian ibu sebanyak 18 sehingga mempengaruhi daya beli dalam
ribu per tahun yang disebabkan perdarahan ketersediaan pangan yang beragam dalam
setelah melahirkan. Kondisi ini akan keluarga.
menyebabkan 3-7 % ibu meninggal karena Berdasarkan uraian pada latar belakang di
penyebab tak langsung yaitu anemia. Anemia atas maka saya tertarik untuk melakukan
adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel penelitian tentang hubungan asupan protein
darah merah atau hemoglobin kurang dari dan zat besi dengan status anemia pada ibu
normal (Pearce, 2010). hamil di Desa Naga Timbul Kecamatan
Menurut Riset Kesehatan Dasar Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
(Riskesdas, 2013) terdapat 37,1% ibu hamil Tahun 2014.
anemia yaitu ibu hamil dengan kadar Hb Perumusan masalah dalam penelitian ini
kurang dari 11,0 gr/dl dengan proporsi yang adalah bagaimana hubungan asupan protein
hampir sama antara di kawasan perkotaan dan zat besi dengan status asupan protein dan
(36,4%) dan pedesaan (37,8%). Tingginya zat besi dengan status anemiapada ibu hamil
kejadian anemia ini erat kaitannya dengan diDesaNnaga Timbul Kecamatan Tanjung
faktor kurang asupan makanan bergizi saat ibu Morawa Kabupaten Deli Serdang tahun 2014
hamil dan kurangnya Tujuan penelitian ini adalah untuk
kesadaran dalam mengetahui status anemia pada ibu hamil,
mengkonsumsi tablet zat besi. untuk menganalisis asupan protein (hewani
Menurut data profil kesehatan Kabupaten dan nabati) pada ibu hamil dan untuk
Deli Serdang untuk Puskesmas Tanjung menganalisisasupan zat besi pada ibu hamil di
Morawa, cakupan ibu hamil yang mendapat Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung
90 tablet zat besi di Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014.
Morawa pada tahun 2010 sekitar 91,43%, Manfaat penelitian ini adalah menjadi
pada tahun 2011 sekitar 86,41% dan pada informasi bagi bidan Desa Program Kesehatan
tahun 2012 mengalami sedikit penurunan Ibu dan Anak (KIA) di Desa Naga Timbul guna
menjadi 72,33%. Angka ini sebelumnya sudah meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
memenuhi target yang diharapkan namun masyarakat khususnya penanganan anemia
pada tahun 2012 mengalami sedikit pada ibu hamil dan sebagai bahan dalam
penurunan. membuat kebijakan penanggulangan anemia
Berdasarkan hasil survei awal yang telah pada ibu hamil di masa yang akan datang.
dilakukan di Bidan Desa di Desa Naga Timbul
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli
Serdang yaitu terdapat 40 ibu hamil.
Sebanyak 12 ibu hamil yang berkunjung,
masih ditemukan 8 ibu (67%)

2
Metode Penelitian hari. Sebagian dari peningkatan ini dapat
Jenis penelitian ini adalah penelitian dipenuhi oleh simpanan zat besi dan
deskriptif dengan desain Cross Sectional peningkatan aditif.Zat besi yang diserap dari
study.Populasi dalam penelitian ini adalah makanan sangat sedikit, maka suplemen zat
seluruh ibu hamil yang bertempat tinggal di besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan
Desa Naga Timbul Kecamatan Tanjung (DeMaeyer, 1995).
Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun Tabel 2. DistribusiAsupan Protein pada Ibu
2014.Sampel penelitian ini adalah seluruh Hamil di Desa Naga Timbul Tahun
populasi sebanyak 40 orang ibu hamil. 2014
Metode Pengumpulan data dalam Asupan Protein N (%)
penelitiana adalah data primer meliputi data - Kurang 24 60.0
konsumsi makan ibu hamil dengan - Baik 16 40.0
menggunakan food recall 24 jam, kemudian Total 40 100.0
untuk mengukur hemoglobin ibu hamil Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa distribusi
dilakukan dengan metode asupan protein pada ibu
Cyanmethemoglobin menggunakan alat hamilyang paling besar adalah kategori
Spektofotometer. kurang, yaitu sebanyak 24 orang
(60.0%).Kemudian ibu hamil dengan
Hasil Penelitian dan Pembahasan kategori baik, yaitu sebanyak 16 orang
Distribusi karakteristik ibu hamil (40.0%).
berdasarkan usia kehamilan (trimester) di Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
desa Naga Timbul tahun 2014 dapat dilihat 2008rata-rata kebutuhan proteinperhari
pada tabel 1. untuk wanitadewasa umur 19-49 tahun
Tabel 1.Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Usia minimum protein sebesar 50 gram, ditambah
Kehamilan (Trisemester) di untuk ibu hamil 12 gram jadi kebutuhan
Desa Naga Timbul Tahun 2014 protein untuk ibu hamil sebesar
Usia kehamilan N (%) 62 gramperhari (Supariasa, 2004).
(trisemester) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu
I (Pertama) 11 27.5 hamil banyak mengkonsumsi ikan kering,
II (Kedua) 13 32.5 tahu/tempe dan sangat sedikit ikan segar atau
III (Ketiga) 16 40.0 daging. Mengkonsumsi makanan yang tinggi
Total 40 100.0 protein sudah seharusnya diutamakan pada
Pada tabel 1dapat diketahui bahwa usia saat hamil, karena protein sangat penting
kehamilan ibu yang paling dominan adalah untuk kelangsungan pertumbuhan janin agar
pada trisemester III (ketiga), yaitu sebanyak 16 sempurna.Untuk mendapatkan
orang (40.0%), kemudian ibu dengan usia penambahan protein saat hamil dapat
kehamilan kategori trisemester II (kedua), dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
yaitu sebanyak 13 orang (32.5%). Dan paling sumber protein seperti susu, daging dan ayam
sedikit adalah ibu dengan usia kehamilan tidak berlemak, ikan, telur.
kategori trisemester I (pertama), yaitu Hal lain yang mungkin berkontribusi
sebanyak 11 orang (27.5%). menyebabkan rendahnya asupan proteinibu
Hal ini disebabkan kebutuhan zat besi hamil adalah rendahnya pendapatan keluarga
pada trisemester II dan III meningkat pesat ibu hamil, rendahnya ketersediaan pangan
untuk janin, plasenta dan penambahan dan rendahnya pengetahuan ibu hamil
volume darah ibu. tentang bahan makanan yang mengandung
protein.Untuk memenuhi kebutuhan protein
Kebutuhan zat besi selama trisemester I dan zat besi dihimbau kepada keluarga agar
relatif kecil yaitu 0,8 mg per hari, namun memanfaatkan pekarangan rumah misalnya
meningkat dengan pesat selama trisemester II memelihara ikan, beternak
dan III sehingga 6,2 mg per

3
ayam, dan menanam sayuran disekitar rumah. kategori anemia sedang adalah 27,5%, dan anemia
Tabel 3.Distribusi Asupan Zat Besi Pada Ibu berat sebanyak (5,0%).
Hamil di Desa Naga Timbul Tahun Hal ini disebabkan karena kurangnya
2014 asaupan zat besi dari makanan sehari, dimana
ibu hamil bekerja sebagai petani yang
Asupan Zat Besi N (%) kemungkinan harus menghabiskan waktunya
- Kurang 29 72,5 untuk bekerja seharian tanpa memperhatikan
- Cukup 11 27,5 makanan yang dikonsumsi terutama zat
Total 40 100,0 besi.Dilihat dari rata-rata pendapatan
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa distribusi keluarga per bulan ibu hamil juga merupakan
asupan zat besi pada ibu hamil yang paling kategori miskin dan tingkat pendidikan ibu
tinggi adalah kategori kurang, yaitu sebanyak hamil juga rendah.
29 orang (72,5%). Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa
Kemudian asupan zat besi pada ibu hamil anemia pada ibu hamil sebagian besar karena
dengan kategori cukup sebanyak 12 orang ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet tambah
(27,5%). darah secara rutin. Dalam hal ini pemerintah
Rata-rataasupan zat besi pada ibu hamil telah mengupayakan pemberian tablet
yang diperoleh adalah sebesar 16,28 mg, ini tambah darah secara gratis. Kartamihardja
belum sesuai dengan rata-rata Angka (2008) dalam penelitiannya tentang anemia
Kecukupan Gizi untuk wanita hamil umur 19- defisiensi besi menyimpulkan anemia
49 tahun sebesar 26 mg per hari.Konsumsi zat defisiensi besi juga dapat disebabkan oleh
besi padaibu hamil dilihat dari hasil penelitian buruknya penyerapan zat besi dalam
masih di bawah standar, dimana ibu hamil makanan.
hanya mengkonsumsi makanan sumber zat Tabel 5. Tabulasi silang Asupan Protein
besi non hem seperti sayuran, sedangkan dengan Status Anemia pada Ibu
untuk makanan sumber zat besi hem hanya 1- Hamil di Desa Naga Timbul Tahun
2 2014
kali seminggu.
Asupan Status Anemia
Dari hasil wawancara dengan ibu Tidak
Protei Anemia Total
n
hamil didapat bahwa dalam kehidupan sehari- Anemia P
hari ibu hamil pada saat istirahat bekerja N % N % n %
disawah selalu mengkonsumsi teh dan sanck Kurang 20 83,3 4 16,7 24 100.0 0.001
pada saat yang bersamaan. Kemungkinan Baik 2 12.5 14 87.5 16 100.0
akan rendah asupan zat besi pada ibu hamil Total 23 57.5 18 42.5 40 100.0
juga dapat diakibatkan karena tanin yang Setelah dilakukan analisis dengan
terdapat dalam teh dikhawatirkan dapat menggunakan uji chi Square maka diperoleh
menghambat absorpsi zat besi. hasil dengan nilai p=0,001 (p< 0,005), ada
Tabel 4.Distribusi Status Anemia Pada Ibu hubungan yang signifikan antara asupan
Hamil di Desa Naga Timbul Tahun protein pada ibu hamil dengan status anemia
2014 karena jika ibu hamil mengkonsumsi makanan
Status anemia N (%) yang bervariasi dalam jumlah yang banyak
- Normal 18 45,0 maka status anemia akan baik pula.
- Anemia ringan 9 22,5 Hasil penelitian yang dilakukan Tristiyanti
- Anemia sedang 11 27,5 (2006), yang menyatakan bahwa tidak ada
- Anemiaberat 2 5,0 hubungan yang nyata antara tingkat protein
Total 40 100.0 dengan kadar Hb. Dalam penelitiannya
Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa Dari disebutkan bahwa pangan sumber protein
hasil penelitian diperoleh hasil bahwa status yang dikonsumsi ibu hamil baik yang anemia
anemia pada ibu hamil dengan maupun tidak

4
anemia umumnya merupakan sumber protein tablet tambah darah pada setiap ibu hamil
nabati. Penelitian lain yang dilakukan Ika melalui sarana pelayanan kesehatan.
Ratna Sari (2012) mengatakan status gizi pada Hasil penelitian ini sejalan dengan
ibu hamil trisemster III sangat mengikat penelitan Cardoso dkk (2012) mengenai
kebutuhan zat besi terpenuhi sehingga tidak faktor-faktor yang terkait dengan anemia
terjadi anemia selama kehamilan. pada pada ibu hamil di Amazonian, yang
Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo menyatakan bahwa salah satu penyebab
(2010) yang menyatakan rendahnya asupan terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu
protein pada ibu hamil berpengaruh pada kurangnya asupan zat besi yang dikonsumsi.
rendahnya penghasilan keluarga sehingga Penelitian lain yang dilakukan Abdul Salam
tidak mampu membeli pangan/makanan yang (2013) pada ibu hamil di Kabupaten Gowa
bergizi sehingga apabila penghasilan keluarga menyatakan bahwa sebanyak 50% pola
cukup dapat meningkatkan status gizi ibu konsumsi merupakan faktor yang dominan
hamil. pengaruhnya terhadap anemia defisiensi besi
pada ibu hamil.
Tabel 6. Tabulasi Silang Asupan Zat Besi Tabel 7. Tabulasi Silang Usia Kehamilan
dengan Status Anemia pada Ibu dengan Status Anemia pada Ibu
Hamil di Desa Naga Timbul Tahun Hamil di Desa Naga Timbul Tahun
2014 2014
Asupan Status Anemia Usia kehamilan Status Anemia
Zat Besi Tidak (trisemester) Tidak
Anemia Total Anemia Total
Anemia P Anemia p
N % N % N % N % N % n %
Kurang 19 65,5 10 34,5 29 100.0 Trisemester I 1 18,2 10 81,8 11 100,0
0.04
Cukup 3 27,3 8 72,7 11 100.0 Trisemester II 8 65,5 5 38,5 13 100,0
Total 22 55,0 18 45,0 40 100.0 Trisemester III 13 81,8 3 18,2 16 100,0 0,04
Total 22 55,0 18 45,0 40 100,0
Setelah dilakukan analisis dengan
menggunakan uji chi Square maka diperoleh Setelah dilakukan analisis dengan
hasil dengan nilai p=0,04, ada hubungan yang menggunakan uji chi Square maka diperoleh
bermakna antara asupan zat besi pada ibu hasil dengan nilaip=0,04, ada hubungan yang
hamildengan status anemia karenaibu hamil bermakna antara usia kehamilan pada ibu
yang mengkonsumsi makan dalam jumlah hamil dengan status anemia .
yangbanyakmaka status anemia akan baik Hal ini sejalan dengan penelitian I Ketut
pula. Labir (2011), mengatakan ibu yang mengalami
Meskipun hasil penelitian anemia pada trisemester I beresiko 10,29 kali
menunjukkan bahwa tingkat signifikan melahirkan dengan BBLR sedangkan ibu yang
hubungan asupan zat besi dengan status mengalami anemia pada trisemester II
anemia bukan berarti asupan zat besi kehamilan beresiko sebesar 16 kali lebih
merupakan penyebab terjadinya anemia pada banyak melahirkan BBLR. Ibu hamil yang
kehamilan. Ada beberapa faktor yang diduga terdeteksi mengalami anemia baik di
dapat menyebabkan anemia yaitu Jarak trisemster I, II, dan III kehamilan, lebih sering
kelahiran, usia kehamilan, kurangnya absorbsi melakukan ANC sehingga dampak anemia
diusus dan adanya makanan penghambat pada kehamilan dapat dicegah.
penyerapan dalam usus. Untuk mengatasi
masalah anemia pada kehamilan, sebenarnya
Pemerintah sudah melaksanakan program
untuk pencegahan yaitu dengan memberikan

5
Kesimpulan dan Saran defisiensi besi.pdf) diakses pada 16 desember
1. Kesimpulan 2014.
Asupan protein dan zat besi pada ibu Labir I Ketut, 2011.Anemia Ibu Hamil
hamil di Desa Naga Timbul masih dalam Trisemester I dan II meningkatkan
kategori kurang, dimana asupan protein 60% resiko kejadian berat badan lahir
dan zat besi sebesar 72.5%, terdapat 55% ibu rendah RSUD Wangaya Denpasar, In
hamil di Desa Naga Timbul mengalami anemia KESMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat
meliputi : anemia ringan 22.5%, anemia Universitas Udayana Makassar.4
sedang 27.5%, dan anemia berat 5%.dan (6).Diakses tanggal 27 Januari 2015.
terdapat hubungan yang signifikan antara Notoadmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi
asupan protein dengan status anemia pada Penelitian Kesehatan. Jakarta:
ibu hamil di Desa Naga Timbul Tahun 2014 dan RinekaCipta.
anemia 55% serta asupan zat besi dengan Price Sylvia, A dan Wilson Lorraine, M.
status anemia pada ibu hamil dimana asupan 2005.Patofisiologi:Konsep Klinis
zat besi 72.5% dan anemia 55%. Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013).
2. Saran Anemia.
a. Disarankan kepada ibu hamil agar Supariasa, IDN, Bakri B, Fajar. 2002. Penilaian
mengkonsumsi tablet tambah darah Status Gizi. Jakarta: EGC.
(TTD) untuk menyeimbangkan konsumsi Salam, Abdul, 2013. Hubungan Pola Konsumsi
zat besi pada saat hamil untuk mencegah dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil
perdarahan atau anemia pada saat di Kabupaten Gowa Tahun 2013.In
melahirkan. Bagi petugas kesehatan di KESMAS Jurnal Kesehatan Masyarakat
Desa Naga Timbul, agar selalu Universitas Hasanuddin
memberikan penyuluhan bagi ibu hamil Makassar.4 (6).Diakses tanggal 17
mengenai pentingnya mengkonsumsi Desember 2014.
makanan yang mengandung protein dan Suharno D, 1993. Gizi Kerja Pada Masyarakat
zat besi yang tinggi dalam masa Kerja Informal dalam Upaya
kehamilan. Kesehatan Kerja Sektor Informal Di
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Indonesia,
menjadi masukan bagi ibu hamil agar Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
mengkonsumsi makanan yang beragam Tristiyanti, 2006. Faktor-faktor yang
dan bergizi untuk meningkatkan status mempengaruhi Status Anemia Pada
gizi pada janin dan ibu pada saat Ibu Hamil di Kecamatan Ciampea,
melahirkan. Kabupaten Bogor, Jawa Barat S1,
Institut Pertanian Bogor, diakses 17
Daftar Pustaka Desember 2014
Cardoso, M, dkk, 2012.Underlying Factors WHO. 2008. Iron Deficiency Anemia
Associated with Anemia in Assessment, Prevention And Control.
Amazonian: A Population-Based, Geneva.
Cross Sectional Study. Managers:
De Maeyer, 1995. Pereventing Controlling Iron
Deficiency Anemia Trough Primary
Health Care. A for Health
Administrator and Programmer.
Kartamihardja, E. 2008.Anemia Defisiensi Besi,
Vol. 1, No. 2, Juli 2008
(online)(http://fk.uwks.ac.id/archie
ve/jurnal/vol1.no2./ (anemia

6
ORIGINAL ARTICLE

Implementation of Nursing Admission System in the Neonatal Intensive Care Unit for Safety Management
Xiao-yan Zuo
Nursing Department, Affiliated Hospital of Taishan Medical College, Laiwu 271104, China

Abstract: Objective: To improve nursing quality and safety of Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Methods:
The nursing admission standard in NICU was applied. Systematic training was given to nurses entering NICU.
Results: After application of the nursing Admission System of NICU, the incidence of adverse events was
significantly reduced and patient satisfaction was significantly improved. Conclusion: Admission
management system for NICU can effectively improve the quality of care and protect the safety of children.
Key words: NICU; Admission system; Nursing quality; Safety

Neonatal Intensive Care Unit (NICU) normally focuses on the treatment of critically ill neonatal. A good
environment and quality medical care are important to improve the survival rate of newborns and future
quality of life1. Besides, high precision instruments, advanced treatment techniques and treatment are vital
as NICU focuses on the critical condition of children with varying conditions. As a result, there are high risk
factors during the nursing care. Some studies2, 3 reported that human factor is the most critical and
controllable factor in nursing risk management. Therefore, the primary tasks of NICU care are improving the
overall quality of nurses, the NICU job qualifications and the technical capacity requirements. Our hospital
applied the nursing admission system in the NICU since May 2013 and achieved remarkable results.

1. Materials and methods

Participants

Copyright © 2017 Xiao-


yan Zuo doi:
10.18686/jn.v6i1.88
This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution Unported
License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which permits unrestricted use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 7
A total of 23 nurses participated in this study, all females. Their age ranged from 20-47 years old, mean 34.2
years, includes 7 head nurses, 10 nurse practitioners and the rest are nurses. Thirteen of them are
undergraduates, nine are specialists and one is secondary nursing. One of them are chief nurse and 3 nurses
are responsible leaders.

Methods
Application of NICU nursing admission standards Job description in NICU was set up.
The NICU nurses must be engaged in the neonatal clinical work for more than 1 year. The NICU nurses can
independently complete the clinical works. Besides, the nurses must complete series of training of the NICU
nursing admission. The nursing quality is audited by the management committee. The qualified nurses were
issued with the NICU nurse certificate by the Nursing Department.

Training
The training content includes etiology, pathophysiology, clinical manifestations, treatments and care
measures of the common neonatal diseases. Besides, liquid preparation methods and precautions were
trained. Neonatal resuscitation, emergency tracheal intubation, ventilator, rescue techniques and artificial
airway management were trained. Performance, maintenance and use of a variety of equipment in the
neonatal room were trained. The common neonatal nursing operations, observation and rescue measures
of the emergency critical illness in children were trained. The control measures, disinfection and isolation
are required for neonatal nosocomial infection. In addition, neonatal work process, safety education and
self-management capacity are required. Detailed training plan was developed according to the level of
nurses (N0, N1, N2 and N3).

Assessment
The assessment is divided into written examination, simulation operation and actual operation. Nurses are
required to answering papers for the written examination. For the simulation and actual operation,
assessment criteria and rules are set according to the project, assessment content, standard requirements,
scores and other settings checklist. Individual examination score ≥ 90 is listed as qualified.

Certificate

After passing the assessment of training program, a written application was submitted to the hospital care
quality management committee. The nursing department issued NICU nurse certificates. Re-training is
required for any vacation more than 3 months.

Optimization of the scheduling model

Responsible leader was assigned for each class to implement responsibility nursing care. The quality and
number of children in charge were determined according to the level of NICU nurses. The higher level
nurses in charge of the relatively heavy condition children. The scheduling model was adjusted by the
responsible leader according to specific circumstances.
8 | Xiao-yan, ZUO Journal of Nursing
Performance management

The nursing level is divided into 1.0, 1.1, 1.2, 1.3 and 1.4. The monthly salary depends on the nursing level
and performance evaluation according to the number of patients in charge of, quality and attendance.

Statistical methods
SPSS17.0 software was used to perform X2 test, test level α = 0.05.

8 | Xiao-yan, ZUO Journal of Nursing


2. Results

Implementation of admission management


Table 1 shows the comparison of the NICU care adverse events before and after implementation of
admission management.

Table 1 Adverse events occurred before and after the implementation of NICU care admission management

Project Admitted Adverse events


patients Liquid Wrist strap Pipeline Bed Skin Incoming and
error error slippage Falling damage outgoing errors

Before 2785 4 2 16 2 7 4
Admissi
on
After 2904 1 0 3 0 1 0
Admissi
on
X2 1.9302 0.5392 9.4827 0.5392 4.7633 4.1739
P 0.1647 0.3768 0.0021 0.3768 0.0291 0.041

Satisfaction of patients
Table 2 shows pre-and post-admission satisfaction of patients.

Table 2 Comparison of patient satisfaction before and after admission

Comparison of dispute
A total of 6 cases of disputes occurred among the 343 hospitalized patients before application of the
admission system with the incidence rate of 1.75%. After application of admission system, only one dispute
case occurred among the 379 hospitalized patients with the incidence rate of 0.26%. Comparison before
Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 9
and after admission system shows X2 = 4.1377, with significant difference (P = 0.0419).

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 9


3. Discussion
Implementation of NICU admission system improves the quality of care and safety
NICU is a full-time non-accompanying special ward. Nurses not only need to complete a large number of
basic cares and technical operations every day, but also need to take care of living care with heavy
workload. The conditions of newborns are full with changes, yet they do not have the expressive ability.
Thus, judgment of the condition of newborn depends on careful observation and clinical experience of
nurses. As the NICU practice shifts, the nurses have irregular

rest time. Nurses need to maintain abundant energy and flexible response capabilities towards the
condition changes, equipment operation and other emergency situations. Overall, implementation of
admission system is vital in order to improve the quality and safety of NICU care and avoid security risks. Job
requirements must match with the theoretical knowledge of a comprehensive, skilled operation, emergency
communication and coordination capacity. More and more hospitals applied the admission system for the
management of key positions.

Improve the overall quality of the NICU personnel


The overall quality of the NICU personnel is the core element to ensure the quality and safety of the NICU
nurses. Nurses conducted all the nursing care4. Previous study2 shows that the competencies and basic
quality of nurses are the top two influential factors of nursing risk. NICU nurses are facing with the
newborns without expressive ability. Therefore, care of the newborns requires careful observation and
judgment to observe feelings, effective treatment, condition and prognosis of patients. As a result,
improvement of overall quality of the NICU nurses plays a crucial role in improving the nursing care quality
and safety. After the implementation of the admission system and effective training plan, the assessments
showed improvement in observation and judgment, critical condition foresight, prevention ability, first-aid
ability and handling of emergency situations. Besides, the implementation of admission system enhances
the awareness of risk prevention and also legal awareness. Furthermore, the abilities in department
management and self-management have been improved significantly. Communication and coordination of
nurses were trained and improved. Cooperation between doctors and nurses was improved. Nursing
adverse events were significantly reduced, while nursing quality and safety can be guaranteed.

Improve the NICU management system

A good management system is important in protecting the quality and safety in the NICU. Previous study5
reported that identification of potential risk factors and remediation can help to prevent clinical errors. A
nursing quality management committee should be established during implementation of the admission
system. Nursing risks can be detected timely through supervision and quality inspection. The incidence of
adverse events can be effectively reduced through revision of systems, plans and other measures. The
responsible leaders are in charge of allocation of the number of beds, supervision of nursing works,
coordination of emergency matters, and deployment of human resources to ensure that work quality.

4. Conclusion

A nursing risk information management system should be established. Nursing staffs are encouraged to take
the initiative to report the nursing risks to stimulate the participation of nurses in risk management and to
create a safe environment6. At the same time, the nursing level management and performance appraisal
should be incorporated into the NICU care quality management. Nurses will consciously involve in the
nursing management to effectively prevent
nursing risks and protect the safety of children.
References

1. Jin F. Causes and countermeasures of neonatal intensive care unit error. Chinese Journal of
Misdiagnostics. 2010, 10(29): 211.
2. Luo Y, Wang Q, Guo J, et al. Nurses-perceived influencing factors and strategies of nursing risks

in the intensive care unit. Chinese Journal of Nursing. 2014, 49(4): 442. doi:
10.3761/j.issn.0254-1769.2014.04.014
3. Tian M, Liu F, Tao J, et al. The nursing organizational factors that impact patient safety and

weight analysis. Chinese Journal of Nursing. 2014, 49(6): 696-698. doi: 10.3761/j.issn.0254-
1769.2014.06.014
4. Ye Z. Establishing preventing and warning system for nursing risks. Hospital Administration

Journal of Chinese People's Liber tion Army, 2008, 15(1): 41-42.


5. Marchionni C, Ritchie J. Organizational factors that support the implementation of a nursing

best practice guideline. Journal of Nursing Management. 2008, 16(3): 266-274.


6. Claro CM, Krocockz DV, Toffolleto MC, et al. Adverse events at the Intensive Care Unit: nurses’

perception about the culture of no-punishment. Rev Esc Enferm USP. 2011, 45(1): 162-172
TUGAS II

MEMILIH AREA KEPERAWATAN, TOPIK, RUMUSAN MASALAH DAN


JUDUL
(Metodologi Penelitian)

Disusun Oleh :

IRMAWATI NIM.

1710913420009

Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Lambung


Mangkurat
Banjarbaru 2018
Nama : Irmawati
NI : 1710913420009
Area Keperawatan Keperawatan Gerontik
Topik pada penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat hipertensi pada lansia serta seberapa kuat
pengaruhnya. Topik ini dipilih karena pravelensi hipertensi meningkat
dengan bertambahnya usia. Sehingga identifikasi dini terhadap faktor
Topik apa saja yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada lanjut usia
adalah hal yang sangat penting. Menurut teori, terjadinya hipertensi
dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah genetik,
umur, obesitas, diet tinggi natrium, peningkatan konsumsi alkohol, dan
jarang
berolahraga.

Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat


Rumusan Masalah
hipertensi pada lansia ?
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Hipertensi
Judul
Pada Lansia
Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu dari penyakit yang tidak menular yang
sering muncul dan ditemukan pada pelayanan kesehatan seperti Puskesmas,
Posbindu dan atau Posyandu Lansia. Dan merupakan maslah pada bidang
kesehatan. Penyakit Hipertensi dikenal juga dengan “The Silent Killer:.(Hartono
B, 2011)
Hipertensi merupakan penyakit yang berbahaya, karena akan menyebabkan
Arteriosklerosis ( pengerasan pada dinding arteri ), hal ini terjadi karena
membebani fungsi kerja jantung. Hipertensi juga bias menyebabkan penyakit
kronik degenerative, seperti kerusakan pada ginjal, retinopati, dinding jantung
menebal, jantung, stroke bahkan kematian apabila terjadi dalam kurun waktu
yang lama dan tidak di deteksi sejak dini.( Karo SK, 2012)
Dikatakan Hipertensi apabila terjadi peningkatan Tekana Darah Sistolik lebih
dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari atau
sama dengan 90 mmHg pada 2 (dua) kali pengukuran Tekanan Darah dengan
selang waktu 5 (lima) menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. (Karo
SK, 2012)
Penyakit Hipertensi dapat terjadi dengan banyaknya faktor resiko, baik faktor
yang bisa diubah maupun yang tidak bias diubah. Faktor yang tidak bisa diubah
yaitu genetik/turunan, umur/usia, Sedangkan faktor yang bisa diubah yaitu
obesitas, diet, aktivitas fisik, stress, pola makan.
Angka kejadian penyakit Hipertensi makin bertambahnya usia. Bahkan 9
(Sembilan) dari 10 (sepuluh) orang berada dalam resiko terkena penyakit
Hipertensi setelah usia 50 (lima puluh) tahun.
Dari seluruh Indonesia, dilakukan penelitian dan didapatkan hasil persentasi
pengunjung Posbindu PTM dan Puskesmas dengan diagnose penyakit

Hipertensi berdasarkan kelompok umur/usia dari 15-34th


(16,9%), 35-59th (43,6%), >60th (63,9%). (Data Sirkesnas 2016,
Kemenkes RI).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlunya suatu penelitian untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan atau memepengaruhi tingkat
penyakit Hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa Kec.
Batang Alai Selatan.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi/berhubungan dengan
tingkat Hipertensi pada lansia diharapkan dapat membantu kehidupan lansia ke
lebih baik yang dapat menujang perbaikan dalam control tekanan darah demi
mencegah progresivitas penyakit dalam menyerang organ-organ lain, sehingga
kualitas hidup lansia bertambah baik.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dan dijelaskan, maka
ditemukan masalah / pertanyaan yaitu tentang faktor-faktor apa saja yang
berhubungan atau mempengaruhi tingkat penyakit Hipertensi yang terjadi
pada Lansia.

Tujuan Penelitian - Tujuan Umum :


Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan atau
memepengaruhi tingkatan penyakit Hipertensi yang terjadi pada Lansia.
- Tujuan Khusus
a. mendeskripsikan tentang penyakit Hipertensi
b. mendeskripsikan tentang umur atau usia responden
c. mendeskripsikan tentang tingkat Hipertensi responden
d. mendeskripsikan tentang aktivitas fisik responden
e. menganalisis tentang umur atau usia responden
f. menganalisis tentang tingkat Hipertensi responden

Tinjauan Literatur 1. Hipertensi


- WHO (2013)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90mmHg.
- Kemenkes RI, (2013)
Hipertensi merupakan dimana terjadinya peningkatan tekanan
darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHG,
pada 2 (dua) kali pengukuran dengan selang waktu 5 (lima) menit
dalam keadaaan cukup istirahat/tenang.
2. Klasifikasi Umur/Usia (Lansia)
- WHO (2013)
Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai/memasuki usia
dari 60 (enam puluh) tahun keatas.
Batasan usia lansia, meliputi :
a. Usia pertengahan (midlleage) : dari usia 45-59 th.
b. Lanjut usia (elderly) : dari usia 60-74 th.
c. Lanjut usia tua (old) : dari usia 75-90 th.
d. Usia sangat tua (very old) : diatas 90 th.
3. Aktivitas Fisik
- WHO (2013)
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh
otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Tidak adanya
aktivitas fisik atau kurangnya aktivitas fisik merupaka faktor resiko
yang berpengaruh pada penyakit kronik sampai kematian secara
global.
4. Klasifikasi Derajat Hipertensi
Menurut American Heart Association’s Annual Scientific
Sessions, Anaheim, California. November 2017
- Normal : Sistolik <120 mmHg dan diastolic <80 mmHg
- PreHipertensi : Sistolik 120-129 mmHg dan diastolic < 80 mmHg
- Hipertensi Stadium I : Sistolik 130-139 mmHg dan Diastolik 80-89
mmHg
- Hipertensi Stadium II : Sistolik >140 mmHg dan Diastolik
>90mmHg.
Daftar Pustaka Depkes RI, 2008. Pedoman Teknis penemuan dan Tata Laksana Penyakit
Hipertensi. Jakarta :Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Depkes RI.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Depkes RI. 2016. Data Sirkesnas 2016. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Hartono B, 2011. Hipertensi The Silent Killer. Perhimpunan Hipertensi
Indonesia.
Karo SK, 2012. Hipertensi adalah Masalah Kesehatan Dalam Masyarakat,
Jakarta. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
P.K. Whelton et al.2017 . Hypertension Guidelines Programming. AHA,
Aneheim, California.
WHO. 2013, Hypertension Fact Sheet, Department of Sustainable
Development and Healthy Environments.
WHO. 2014. Global target 6 : A 25% relative reduction in the prevalence of
raised blood pressure or contain the prevalence of raised blood pressure,
according to national circumstance. Jenewa : Word Health Organization.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
HIPERTENSI PADA LANSIA

A. Kerangka Teori

Individu :
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Ras
4. Genetik
5. Obesitas

Sosial Ekonomi :
1. Jenis Pekerjaan
2. Tingkat Pendapatan
3. Tingkat Pendidikan

Gaya Hidup :
1. Konsumsi Garam
2. Aktivitas Fisik HIPERTENSI
(Olahraga)

Lingkungan Sosial :
1. Merokok
2. Stress

Penyakit Penyerta :
1. Diabetes Miletus
2. Hipertiroid
3. Rematik
4. Gout
5. Hiperkolesterol

Sumber :

Dalimartha, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta.

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Deepublish : Yogyakarta
B. Hipotesis

1. Umur
Ho : tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat Hipertensi pada Lansia Ha :
ada hubungan antara umur dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
2. Jenis Kelamin
Ho : tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
Ha : ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
3. Genetik
Ho : tidak ada hubungan antara genetik dengan tingkat Hipertensi pada Lansia Ha :
ada hubungan antara genetik dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
4. Obesitas
Ho : tidak ada hubungan antara obesitas dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
Ha : ada hubungan antara obesitas dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
5. Aktivitas Fisik
Ho : tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat Hipertensi pada
Lansia
Ha : ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat Hipertensi pada Lansia
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Penebar Plus : Jakarta.

Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Deepublish : Yogyakarta

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11


Judul Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Hipertensi pada Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Kubur Jawa Kec. Batang Alai Selatan
Populasi Populasi menurut Arikunto, 2013 merupakan keseluruhan dari subjek penelitian
ang mempunyai sifat yang sama meskipun prosentasi kesamaan itu sedikit ,
daam arti semua atau seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek
penelitian , sedangkan Populasi menurut Sugiyono, 2013 merupakan generalisasi
yang terdiri dari subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti agar dapat dipelajari dan akhirya dapat
ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian yang diambil peneliti pada judul diatas adalah para lansia
yang menderita penyakit Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa Kec.
Batang Alai Selatan.
Sampel Arikunto (2013 : 174), menjelaskan bahwa sampel penelitian merupakan
sebagian atau perwakilan populasi yang diteliti, sedangkan menurut Sugiyono
(2013 : 118) sampel penelitian adalah bagian dari jumlah serta karateristik yang
ada oleh populasi tersebut. Sampel yang baik untuk penelitian yang
kesimpulannya bisa dikenakan pada populasi adalah sampel yang bersifat
representative atau yang bisa menggambarkan karakteristik populasi tersebut.
Dikutip dari buku Metode Penelitian Praktis Prof. Dr. Siti Nurhayati, Ms, 2012 :
hlm 36, bahwa ada dua karakteristik sampel yaitu :
1. Karakteristik Inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti.
2. Karakteristik Ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek
yang dapat memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab
tertentu.
Sedangkan menurut Notoatmodjo, 2010 menerangkan bahwa :
1. Kriteria Inklusi merupakan karakteristik umum dari suatu populasi target
yang akan dijadikan subjek penelitian/ yang pantas dan layak untuk
diteliti serta kriteria atau ciri-ciri yang harus dan wajib dipenuhi setiap
masing-masing anggota populasi yang akan dijadkan sampel.
2. Kriteria Eksklusi merupakan kriteria atau cirri-ciri anggota populasinya

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11


tidak dapat dijadikan sampel penelitian.
Sampel dalam penelitian ini adalah para kelompok lansia dengan Hipertensi yang
mempunyai kriteria yang sudah ditetapkan sebagai sampel oleh peneliti yang
didapat dari tanggal 01 Juni – 30 Juli 2018 dengan kriteria :
1. Inklusi :
- Lansia yang menderita Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kubur
Jawa
- Lansia yang sering memeriksakan kesehatan dan berobat ke
Puskesmas atau Posyandu lansia pada wilayah kerja Pusesmas Kubur
Jawa Kec. Batang Alai Selatan.
- Lansia yang bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
2. Eksklusi
- Lansia yang menolak menjadi responden penelitian.
- Lansia yang tidak benar-benar memberikan pernyataan terkait
penyakit yang di alami.
Teknik Sampling Menurut Sugiyono, 2014, teknik sampling merupakan cara dalam menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan
sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyetaraan
populasi supaya dapat diperoleh sampel yang representative. Dan teknik
sampling yang digunakan adalah teknik simple random sampling yaitu teknik
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilaksanakan secara acak tanpa
melihat strata atau kedudukan yang terdapat dalam populasi tersebut, dan
anggota populasinya juga sama atau homogen.
Dan teknik sampling untuk kelompok kasus dan simple random sampling untuk
kelompok control dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang lansia dengan
hipertensi. Dan teknik ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi hipertensi lansia, sehingga dibutuhkan kelompok sampel yang
sama dengan mempunyai kriteria yang ditentukan.

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11


Judul Penelitian :
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kubur Jawa
Kec. Batang Alai Selatan

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable hipertensi misalnya tekanan darah yang
menggunakan pengukuran langsung dengan alat,dan variabel faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi,
misalnya umur, jenis kelamin, merokok, konsumsi alcohol, konsumsi buah dan sayur, konsumsi garam,
olahraga menggunakan wawancara langsung, observasi langsung, maupun kuisioner.
No Variabel Unit Skala
1 Hipertensi
Hipertensi merupakan meningkatnya
tekanan darah melebihi nilai normal diman
tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan mmHg Nominal
darah diastolik >90mmHg.
Tekanan darah dihitung berdasarkan
pengukuran menggunakan tensimeter.
2. Usia
Usia subjek penelitian adalah usia saat
wawancara yang dihitung berdasarkan Tahun Rasio
tanggal lahir pada kartu identitas.
3. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin subjek penelitian berdasarkan
jenis kelamin yang tertera pada kartu Nominal
identitas.
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga diketahui dengan pengisian
kuisioner : Nominal
a. Ada riwayat keluarga
b. Tidak ada riwayat keluarga
5. Konsumsi GAram
Diketahui dengan kuisioner dengan nilai ukur
: Rasio
a. Sering, jika konsumsi garam lebih
Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11
dari atau sama dengan ½ sendok teh
sehari.
b. Sedang, jika konsumsi garam kurang
dari ½ sendok teh sehari.
6. Kebiasaan merokok
Dapat diketahui melalui kuisioner dengan
nilai ukur : Rasio
a. Perokok
b. Buka perokok
7. Obesitas
Diketahui dari hasil perhitungan IMT dengan Nominal
mengetahui BB dan Tinggi badan
8. Aktivitas Fisik / Olahraga
Bisa diketahui dengan kuisioner dengan nilai
ukur :
a. Tidak pernah melakukan kegiatan Rasio
olahraga
b. Jika melakukan olahraga 2x
seminggu dengan waktu sekitar
minimal 30 menit.
.

Kuisioner Penelitian
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Tingkat Hipertensi pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa
Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11
Kec. Batang Alai Selatan

Petunjuk Pengisian Kuisioner :


a. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan cermat dan teliti
b. Berilah tanda silang (x) berdasarkan pilihan jawaban pada pertanyaan dibawah ini.
c. Kerahasiaan responden terjamin.
d. Selamat mengisi.

A. Identitas Responden
Hari/Tanggal :
Nama Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Tinggi Badan : cm
Berat Badan : kg

B. Data Khusus
1. Berapakah tekanan darah anda saat ini (setelah dilakukan pemeriksaan)?
a. >160 mmHg/ >95mmHg
b. 150-159 mmHg / 90-94 mmHg
2. Adakah didalam keluarga bapak/ibu yang terdapat riwayat hipertensi (mulai dari 2 keturunan) ?
a. Ya ada riwayat
b. Tidak ada riwayat
3. Apakah anda merokok?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah anda suka mengkonsumsi makanan tinggi garam?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapa banyak konsumsi garam anda dalam sehari ?
a. Sering, sehari lebih dari atau sama dengan ½ sendok teh.
b. Sedang, kurang dari ½ sendok the
6. Apakah anda melakukan olahraga teratur, misalnya tiap 1-2 kali / minggu?
a. Ya
b. Tidak

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11


TUGAS VI METODOLOGI PENELITIAN DAN RISET
NAMA : IRMAWATI
NIM : 1710913420009

JUDUL PENELITIAN :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KUBUR JAWA KECAMATAN BATANG ALAI SELATAN, KAB. HULU SUNGAI TENGAH

A. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA


1. Teknik Pengumpulan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan penting dalam proses dan kegiatan suatu penelitian. Data
mentah yang dikumpulkan perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan
kategorisasi, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat
untuk menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian.
Untuk memperoleh data sesuai judul penelitian di atas, maka dilakukan pendataan menggunakan
observasi, kuisioner dan pengukuran.
a. Data nama, jenis kelamin, umur, olahraga, merokok, alkoholik dengan menggunakan observasi
dan kuisioner.
b. Data untuk mengetahui jumlah konsumsi lemak, buah-buahan, sayur-sayuran menggunakan
pengukuran form semi kuantitatif dengan kuisioner.
c. Untuk mengetahui tekanan darah pada lansia maka dilakukukan pengambilan data dengan
alat pengukur tekanan darah, sesuai dengan prosedur pengukuran tekanan darah yang baik
dan benar.

2. Teknik Pengolahan Data


Data yang didapat selanjutnya di olah melewati beberapa tahap, yaitu :
a. Editing
Mengecek jumlah kuisioner, kelengkapan data misalnya identitas, lembar kuisioner,kelengkapan

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11


isian kuisioner, sehingga apabila ada yang kurang sesuai segera dapat di atasi dan dilengkapi
oleh peneliti.
b. Coding
Memudahkan dalam pengolahan data dengan meberikan kode dapat berupa angka.
- Umur :
1) Remaja
2) Dewasa
3) Lansia
4) Manula
- Riwayat Keluarga
1) Tidak
2) Ya
- Aktivitas Fisik
1) Tinggi
2) Sedang
3) Rendah
- Asupan garam
1) Normal
2) Tinggi
- Obesitas
1) Tidak
2) Ya
c. Entry
Data dari hasil penelitian dimasukkan ke dalam table-tabel sesuai kategori dan kriteria, dengan
menggunakan bantuan computer.

d. Tabulasi
Sesuai dengan tujuan penelitian maka data dimasukkan ke dalam table yang sudah disiapkan, nilai
yang diberikan pada setiap pertanyaan akan dijumlahkan, dan diberikan kategori sesuai
dengan berapa banyak jumlah pertanyaan yang di kuisioner.
JUDUL :
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipertensi pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Kubur Jawa Kec. Batang
Alai Selatan.

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11


ANALISIS DATA
ANALISIS UNIVARIAT ANALISIS BIVARIAT
Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan Analisis Bivariat digunakan untuk mendapatkan
untuk 1 (satu) variable atau tiap-tiap variable. gambaran hubungan antara variable bebas dan
Analisi univariat digunakan untuk parametric uji t, variable terikat. Teknik analisis data yang
uji z, dan anova sedangkan untuk nonparametrik digunakan dalam penetian ini menggunakan uji
sperti uji runs, uji binomial, uji kolmogrov-smirnov. statistic chi-square, yang bertujuan untuk
Kegunaannya yaitu : menjelaskan hipotesis hubungan variable bebas
a. Cara untuk melhat adanya kesalahan dengan variable terikat.
koding atau entry data. Untuk memutuskan apakah terjadi hubungan yang
b. Deskkripsi suatu fenomena dengan baik. signifikan antara varibel bebas dan variable terikat,
c. Rincian/gambaran besarnya suatu dengan taraf kesalahan 5% (p value 0,05).
fenomena. Pengujian menggunakan tingkat kepercayaan 95%
d. Petunjuk pemecahan masalah dengan program computer SPSS.
e. Persiapan analisis bivariat atau Apabila dari perhitungan ternyata bahwa :
multivariate. 1) Jika nilai p > 0,05 berati dinyatakan tidak
Penelitian ini menggunakan analisis univariat ada hubungan, tidak signifikan secara
dengan presentasi digunakan untuk mengestimasi statistic (tidak ada hubungan antara
parameter populasi yaitu umur, riwayat keluarga, variable bebas dengan variable terikat).
aktivitas fisik, tingkat hipertensi, obesitas. 2) Jika nilai p < 0,05 berati dinyatakan ada
hubungan yang signifikan secara statistic
(ada hubungan antara variable bebas
dengan variable terikat).

Journal of Nursing Volume 6 | Issue 1 | Apr. 2017 | 11

Anda mungkin juga menyukai