Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No.

1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM UPAYA
MENCEGAH PENYAKIT KULIT PADA SANTRI DI PONDOK
PESANTREN NURUL HUDA

Ade Mira Guna*, Gustop Amatiria**


*Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
**Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa
Memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat (Rahmawati,
2012). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran PHBS dalam upaya mencegah penyakit kulit pada
santri di yayasan pondok pesantren putra-putri Nurul Huda Pringsewu Tahun 2014. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif, populasi pada penelitian ini sebanyak 225 santri, teknik yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah non random sampling dan dengan pendekatan menggunakan teknik
purposive sampling yang didaptkan sebanyak 70 santri. Alat pengumpulan data dengan lembar
angket/kuesioner, penelitian dilakukan pada tanggal 14-15 juni 2014.Analisa yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian analisa univariat. Hasil penelitian tentang Gambaran PHBS dalam upaya
mencegah penyakit kulit pada santri di yayasan pondok pesantren putra-putri Nurul Huda Pringswu
Tahun 2014, didapatkan hasil yaitu sebanyak 54 santri (77,1%) dalam kategori baik, dan sebanyak 16
santri (22,9%) dalam kategori sangat baik.

Kata Kunci: PHBS, Penyakit Kulit

LATAR BELAKANG sendiri. Dalam tatanan masing-masing,


agar dapat menerapkan cara-cara hidup
Kondisi sehat dapat dicapai dengan sehat dalam rangka menjaga, memelihara
mengubah perilaku dari yang tidak sehat dan meningkatkan kesehatan (Dinkes
menjadi perilaku sehat dan menciptakan provinsi lampung, Indonesia sehat, 2010).
lingkungan sehat di rumah rumah tangga. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (PHBS) merupakan cerminan pola hidup
dapat terwujud apabila ada keinginan, keluarga yang senantiasa memperhatikan
kemauan dan kemampuan para pengambil dan menjaga kesehatan seluruh anggota
keputusan dan lintas sektor terkait agar keluarga.Semua perilaku kesehatan yang
PHBS menjadi program prioritas dan dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
menjadi salah satu agenda pembangunan di keluarga atau keluarga dapat menolong
Kabupaten/Kota, serta didukung oleh dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
masyarakat (Proverawati & Rahmawati, dapat berperan aktif dalam kegiatan-
2012). kegiatan kesehatan di
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat.Mencegah lebih baik dari pada
(PHBS) adalah upaya untuk memberikan mengobati, prinsip kesehatan inilah yang
pengalaman belajar atau menciptakan menjadi dasar dari pelaksanaan
suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, PHBS.Kegiatan Perilaku hidup bersih dan
kelompok dan masyarakat dengan sehat tidak dapat terlaksana apabila tidak
membuka jalur komunikasi, memberikan ada kesadaran dari seluruh anggota
informasi dan melakukan edukasi untuk keluarga itu sendiri.Pola hidup bersih sehat
mendekatkan pimpinan (advocacy), bina harus diterapkan sedini mungkin agar
suasana (empowerment) sebagai suatu menjadi kebiasaan positif dalam
upaya untuk membantu masyarakat memelihara kesehatan.Bebrapa indikator
mengenali dan mengatasi masalahnya yang digunakan sebagai dasar dalam

[7]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

pelaksanaan perilaku hidup bersih dan golongan sebab sakit penyakit kulit dengan
sehat diantaranya adalah penggunaan air pasien laki-laki, yakni sebanyak 7.593
bersih, rutin mencuci tangan dengan air kasus, sedangan pada pasien perempuan,
yang mengalir menggunakan sabun, yakni sebanyak 6.631 kasus. Dengan
membersihkan lingkungan agar selalu jumlah keseluruhan sebesar 14.224 kasus,
bersih, bebas dari sampah dan sarang pasien meninggal sebanyak 189 orang, dan
nyamuk (Rahmawati, 2012). dengan prevalensi sebesar 1,33% (Ditjen
Secara nasional, menurut data yang Bina Yanmedik, Depkes RI, 2007).
terdapat di Departemen Kesehatan RI, Pondok Pesanteren masih menjadi
2012 penduduk yang telah memenuhi salah satu tempat yang rentan terjadinya
kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat berbagai penyakit menular, salah satunya
baik terdapat di provinsi Jawa Tengah, adalah penyakit kulit. Faktor Perilaku
dengan persentase sebesar 76,42%, Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Kalimantan Timur dengan persentase memegang peranan penting dalam
sebesar 75,62%. Terdapat Sembilan (9) menentukan terjadinya proses interaksi
provinsi di Indonesia yang berada diatas antara host dengan agent dalam proses
target restar 2012 persentase ber-PHBS, terjadinya penyakit, lingkungan yang tidak
yakni Jawa tengah, Kalimantan timur, DKI sehat erat kaitannya dengan peningkatan
Jakarta, Sulawesi utara, Sumatera barat, terjadinya penyakit kulit. Penyakit kulit
Sumatera utara, Sumatera selatan, dan jenis scabies paling sering ditemukan pada
Bali. Sedangkan provinsi ber-PHBS pondok pesanteren, karena pada umumnya,
terendah terdapat di Papua barat dengan para santri pondok pesanteren memiliki
persentase sebesar 25,50%, Papua dengan kebiasaan memakai pakaian secara
persentase 25,80% dan Sulawesi barat bergantian, menggunakan alat mandi
dengan persentase 30,85%.. (Pusat secara bersamaan, dan kebiasaan tidur
Promosi Kesehatan, Kemenkes RI, 2012). yang saling berhimpit-himpitan terhadap
Penyakit yang sering muncul akibat santri lainnya, dan kurangnya ventilasi
rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan dalam kamar yang menyebabkan lembab.
Sehat (PHBS) adalah cacingan, diare , Kebersihan kamar mandi pun dapat
penyakit kulit, sakit gigi, gizi buruk dan berpengaruh pada kesehatan santri, tidak
sebagainya, yang pada akhirnya akan dikurasnya bak mandi secara rutin,
mengakibatkan rendahnya kualitas sumber banyaknya sampah yg bececeran dilantai
daya manusia. Pada tahun 2006 di kamar mandi, kondisi inilah salah satu
Indonesia penderita penyakit kulit faktor penyebab munculnya penyakit kulit
mengalami kejadian cukup tinggi, penyakit seperti scabies, karena kurang terjaganya
ini terjadi akibat rendah nya Perilaku kebersihan air kamar mandi dan
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pada lingkungannya. (Handri, 2008
tahun 2006 ditemukan penderita penyakit http://kakakecilcecep.blogspot.com/2013/1
kulit sebanyak 403.270 kasus dengan 1/program-pengabdian-masyarakat-
persentase sebesar 3,91%. Distribusi kesehatan.html).
pasien rawat jalan dirumah sakit umum Beberapa tindakan yang dapat
Indonesia yang diperoleh Ditjen Yanmed, diterapkan untuk mengurangi resiko
diperoleh golongan sebab sakit penyakit terjadinya penyakit dalam upaya mencegah
kulit, yakni pasien laki-laki sebanyak penyakit kulit yakni dengan cara: mencuci
141.268 kasus, sedangakn pasien tangan secara rutin setelah beraktivitas
perempuan sebanyak 180.004 kasus, dengan air mengalir dan sabun antiseptik,
dengan jumlah keseluruhan yaitu sebanyak menjaga kebersihan diri yang melibatkan
321.272 kasus. Dengan jumlah kunjungan kontak fisik dengan orang lain,
sebanyak 567.233orang, dan prevalensi menghindari pemakaian alat mandi secara
sebesar 1,77%. Sedangkan distribusi bersamaan dengan santri lain,
pasien rawat inap di rumah sakit umum menggunakan pakaian yang bersih dan
Negara Indonesia tahun 2006, dengan menyerap keringat, menghindari kebiasaan

[8]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

tidur dengan menggunakan kasur seprei pertanyaan tentang Perilaku Hidup Bersih
dan bantal secara bersamaan, menjaga dan Sehat Dalam Upaya Mencegah
kebersihan lingkungan sekitar serta Penyakit Kulit.
memperhatikan keseimbangan udara yang Pengolahan dana analisa data
masuk agar kamar tidak lembab, dan dilakukan untuk mendapatkan jawaban
menghindari kontak dengan cairan yang dari pertanyaan atau tujuan penelitian yang
berasal dari lepuhan kulit (Zulkoni, 2010). sudah ditentukan. Analisis data dilakukan
Berdasarkan hasil pengamatan dan dengan mencari jumlah frekwensi dan
evaluasi diri yang dilakukan peneliti persentase dari masing-masing sub
dipondok pesantren Nurul Huda variabel yang diteliti. Hasil persentase dan
didapatkan data; 65%mengalami penyakit pemberian skor pada penelitian
kulit, 20% memakai alat mandi secara diinterpretasikan menggunakan teknik
begantian serta lebih dari 50% tidak deskriptif kualitatif dengan presentase
memahami konsep PHBS. Berdasarkan sebagai berikut: - Sangat tidak baik : bila
fenomena diatas, penelitian ini bertujuan didapatkan hasil 0-25%, Tidak baik :
mengetahui bagaimana perilaku hidup bila didapatkan hasil 26-50%, Baik : bila
bersih dan sehat (PHBS) dalam upaua didapatkan hasil 51-75% dan Sangat baik :
mencegah penyakit kulit pada santri bila didapatkan hasil 76-100%.
dipondok pesantren Nurul Huda
Pringsewu.
HASIL

METODE Dari hasil pengumpulan data,


pengolahan data dan analisa data
Penelitian ini berbentuk penelian didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
kuantitatif dengan rancangan atau desain
penelitian deksriftif analitik, dimana Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden
penelitian ini bermaksud untuk Berdasarkan Umur Santri
mengambarkan dan menjelaskan fenomena
Umur f %
dari variabel yang akan diteliti. Dalam
6-10 tahun 1 1,4
penelitian ini peneliti bermaksud
10-14 tahun 49 70,0
mengambarkan dan menjelaskan perilaku
Hidup Bersih Dansehat pada Santri di 14-18 tahun 20 28,5
Pondok Pesantren. Jumlah 70 100
Populasi dalam penelitian ini adalah Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui
santri yang jumlah total populasinya 225 bahwa sebagian besar responden berumur
santri di Yayasan Pondok Pesantren Putra- 10-14 tahun dengan jumlah 49 santri
Putri Nurul Huda Prinsewu Tahun 2014. (70,0%).
Sedangkan sampel penelitian yang
digunakan sejumlah 70 responden dengan Tabel 2: Distribusi Frekuensi Responden
beberapa kriteria yang ditentukan oleh Berdasarkan Jenis Kelamin Santri
peneliti.
Penelitian dilaksanakan padaPondok Jenis Kelamin f %
Pesantren Putra-Putri Nurul Huda Laki-laki 35 50
Pringsewu. Sedangkan waktu penelitian Perempuan 35 50
dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2014, Jumlah 70 100
dengan waktu pengambilan data responden
dilaksanakan pada bulan Juni 2014. Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
Alat pengumpulan data yang bahwa responden adalah laki-laki dan
digunakan pada penelitian ini adalah perempuan yang masing-masing sebanyak
lembar kuesioner yang dirancang sendiri 35 santri (50,0%).
oleh peneliti. Lembar kuesioner berisi

[9]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

Tabel 3: Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui


Berdasarkan Pendidikan Santri bahwa sebanyak 49 santri (70,0%)
memiliki PHBS memotong kuku
Pendidikan f % baik,dalam upaya mencegah penyakit kulit.
Madrasah Aliyah 2 2,9
Madrasah Sanawiyah 68 97,1 Tabel 7: Distribusi Frekuensi Responden
Jumlah 70 100 Berdasarkan Kebiasaan
Pemakaian Alat Mandi
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui
bahwa sebagian responden adalah Pemakaian Alat Mandi f %
Madrasah sanawiyah sebanyak 68 santri Tidak baik 21 30,0
(97,1%). Baik 36 51,4
Sangat baik 13 18,6
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Responden Jumlah 70 100
Berdasarkan PHBS
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui
PHBS f % bahwa sebanyak 36 santri (51,4%),
Baik 54 77,1 memiliki PHBS kebiasaan pemakaian alat
Sangat baik 16 22,9 mandi baik, dalam upaya mencegah
Jumlah 70 100 penyakit kulit.

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui Tabel 8: Distribusi Frekuensi Responden


bahwa PHBS dalam upaya mencegah Berdasarkan Kebiasaan
penyakit kulit sebagian besar dalam Pemakaian Alat Tidur
kategori baik sebanyak 54 santri (77,1%).
Pemakaian Alat Tidur f %
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Responden Sangat tidak baik 1 1,4
Berdasarkan Kebiasaan Cuci Tidak baik 32 45,7
Tangan Baik 36 51,4
Sangat baik 1 1,4
Cuci Tangan f % Jumlah 70 100
Tidak baik 3 4,3
Baik 42 60,0 Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui
Sangat baik 25 35,7 bahwa sebanyak 36 santri (51,4%)
Jumlah 70 100 memiliki PHBS kebiasaan pemakaian alat
tidur baik, dalam upaya mencegah
Berdasarkan tabel 5, dapat penyakit kulit.
diketahui bahwa sebanyak 42 santri
memiliki PHBS cuci tangan baik, dalam Tabel 9: Distribusi Frekuensi Responden
upaya mencegah penyakit kulit. Berdasarkan Kebiasaan
Penggunaan Pakaian
Tabel 6: Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Kebiasaan Penggunaan Pakaian f %
Memotong Kuku Tidak baik 15 21,4
Baik 38 54,3
Memotong Kuku f % Sangat baik 17 24,3
Tidak baik 7 10,0 Jumlah 70 100
Baik 49 70,0
Sangat baik 14 20,0 Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui
Jumlah 70 100 bahwa sebanyak 38 santri (54,3%)
memiliki PHBS penggunaan pakaian baik,
dalam upaya mencegah penyakit kulit.

[10]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

Tabel 10: Distribusi Frekuensi Responden dimaksud perilaku (manusia) adalah semua
Berdasarkan Kebiasaan Cuci kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
Rambut dapat diamati langsung, maupun yang
tidak dapat diamati oleh pihak luar
Cuci Rambut f % (Notoatmodjo, 2007).
Baik 2 28,6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Sangat baik 68 71,4 (PHBS) adalah upaya peningkatan
Jumlah 70 100 pengetahuan kesadaran, kemampuan, dan
kemauan untuk berperilaku hdup bersih
Berdasarkan tabel 10, dapat dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
diketahui bahwa sebanyak 50 santri masyarakat umum yang minimal dapat
(71,4%) memiliki PHBS kebiasaan cuci memberikan dampak bermakna terhadap
rambut sangat baik, dalam upaya kesehatan dan meningkatkan kualitas
mencegah penyakit kulit. sumber daya manusia khususnya dalam
peningkatan derajat kesehatan, status gizi,
Tabel 11: Distribusi Frekuensi Responden pola hidup, dan pemanfaatan sarana
Berdasarkan Kebiasaan Menjaga kesetahan lingkungan agar tercapai derajat
Kebersihan Lingkungan kesehatan yang optimal (Mubarak, 2012).
Penatalaksanaan PHBS dapat
Menjaga Kebersihan dilakukan pada setiap kegiatan seperti
f %
Lingkungan rumah tangga, sekolah/pesantren, tempat-
Tidak baik 4 57,7 tempat kerja, (institusi/sarana kesehatan),
Baik 27 38,6 tempat-tempat umum, organisasi/lembaga
Sangat baik 39 55,7 kemasyarakatan, dan lain-lain (Mubarak,
Jumlah 70 100 2012).
Menurut peneliti, baiknya PHBS
Berdasarkan tabel 11, dapat Dalam Upaya Mencegah Penyakit Kulit
diketahui bahwa sebanyak 39 santri pada responden kemungkinan dikarenakan
(55,7%) memiliki PHBS kebiasaan banyaknya responden yang tingkat
menjaga lingkungan sekitar sangat baik, pendidikannya adalah Madrasah
dalam upaya mencegah penyakit kulit. sanawiyah, semakin tinggi tingkat
pendidikan santri maka akan semakin baik
PEMBAHASAN pengetahuannya. Semakin baik
pengetahuan santri maka akan semakin
PHBS Upaya Mencegah Penyakit Kulit baik perilaku kesehatannya. Selain itu
juga, sebagian besar responden dalam
kategori usia yang beranjak produktif,
Berdasarkan hasil penelitian, dapat sehingga lebih memudahkan responden
diketahui bahwa PHBS Dalam Upaya dalam menerima informasi kesehatan.
Mencegah Penyakit Kulit Pada Santri Di Selain itu juga responden mungkin
Yayasan Pondok Pesantren Putra-Putri terpapar dengan informasi kesehatan yang
Nurul Huda Pringsewu Tahun 2014, didapatkan dari menonton TV, membaca
sebagian responden adalah dalam kategori koran serta mengikuti penyuluhan
baik sebanyak 54 santri (77,1%). Menurut kesehatan yang diadakan oleh petugas
kamus besar bahasa Indonesia, Perilaku kesehatan.
adalah tanggapan atau reaksi individu yang
terwujud melalui sikap.Perilaku adalah PHBS Kebiasaan Cuci Tangan
tindakan atau aktivitas dari manusia itu
sendiri yang mempunyai bentangan yang Berdasarkan hasil penelitian
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, didapatkan bahwa responden yang
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, memiliki kebiasaan mencuci tangan
menulis, membaca, dan sebagainya. Dari menggunakan sabun antiseptik setelah
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang

[11]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

beraktivitas sebanyak 42 santri (60,0%). perilaku kebiasaan memotong kuku secara


Menurut Mubarak (2012), air yang tidak teratur minimal 1kali/ minggu. Dalam
bersih banyak mengandung kuman dan memelihara kebersihan kuku dapat
bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, dilakukan dengan cara memotong kuku
kuman berpindah ke tangan.Pada saat secara teratur dengan baik, yakni: potong
makan, kuman dengan cepat masuk kuku jari tangan dan kaki dengan terlebih
kedalam tubuh yang bisa menimbulkan dahulu merendamnya dibaskom dengan air
penyakit.Tangan yang bersih akan hangat, sehingga mudah dipotong., lalu
mencegah penularan penyakit seperti diare, kuku dipotong sedemikian rupa mengikuti
kolera disentri, typus, cacingan, penyakit alur pada jari (Laily, 2012).
kulit, infeksi saluran pernapasan akut Peneliti mengasumsikan bahwa
(ISPA), dan flu burung. sebagian besar responden memiliki
Cuci tangan sangat berguna untuk kebiasaaan rutin memotong kuku,
membunuh kuman penyakit yang ada di meskipun beberapa responden tidak
tangan.Dengan memiliki kebiasaan memiliki kebiasaan rutin memotong kuku,
mencuci tangan menggunakan sabun namun mereka saat ini sadar
antiseptik, maka tangan menjadi bersih akanpentingnya rutin memotong kuku
dan bebas dari kuman serta terhindar dari untuk kesehatan.
berbagai penyakit, salah satunya penyakit
kulit. PHBS Kebiasaan Pemakaian Alat
Menurut peneliti sebagian besar Mandi
responden memiliki kebiasaan cuci tangan
dengan menggunakan sabun antiseptik, Berdasarkan hasil penelitian
setelah beraktivitas. Mereka sadar akan didapatkan bahwa responden yang
pentingnya kesehatan pada diri mereka. memiliki kebiasaan pemakaian alat mandi
Hal ini ditunjaang oleh makin tingginya dalam ketegori baik sebanyak 36 santri
pengetahuan dan adanya program cuci (51,4%). Menurut Laily (2012), kulit
tangan yang baik yang disosialisasikan merupakan salah satu aspek vital yang
oleh pemerintah. perlu diperhatikan dalam hygiene
perorangan. Menjaga kebersihan kulit
PHBS Kebiasaan Memotong Kuku bertujuan untuk menjaga kulit tetap
terawat dan terjaga sehingga bisa
Berdasarkan hasil penelitian meminimalkan setiap ancaman dan
didapatkan bahwa responden yang gangguan yang masuk melewati
memiliki kebiasaan memotong kuku secara kulit.Untuk selalu memelihara kebersihan
teratur sebanyak 49 santri (70,0%). kulit kebiasaan-kebiasan yang sehat untuk
Menurut Laily (2012), kuku adalah bagian terhindar dari ancaman penyakit kulit
tubuh yang terdapat atau tumbuh pada harus memperhatikan salah satunya dengan
ujung jari. Pertumbuhan kuku rata-rata perilaku hidup sehat dengan memiliki
1mm/minggu.Kuku seringkali memerlukan kebiasaan pemakaian alat mandi.Hal
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, tersebut dapat dilakukan dengan
bau, cedera pada jaringan serta terhindar membiasakan menggunakan alat mandi
dari bakteri yang menempel dikotoran milik sendiri, dan tidak menggunakan nya
kuku.Menjaga kebersihan kuku sangatlah bersamaan atau bergantian dengan santri
penting dalam mempertahankan personal lainnya.
hygiene karena berbagai kuman dapat Menurut peneliti, masih banyak
masuk kedalam kuku.Karena kuku yang responden yang memiliki kebiasaan
kotor dapat membahayakan kontaminasi pemakaian alat mandi dalam ketegori tidak
dan menimbulkan penyakit-penyakit baik, sebagian respon masih
tertentu, salah satunya penyakit kulit.Oleh menggunaakan alat mandi secara
sebab itu kuku seharusnya tetap dalam bersamaan dan bergantian. Hal ini
keadaan sehat dan bersih dengan memiliki disebabkan oleh karena kurangnya
pengetahuan responden tentang penyebab
[12]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

timbulnya penyakit, terutama penyakit kebiasaan penggunaan pakaian baik


kulit. tersebut, sama artinya dengan berupaya
mencegah timbulnya berbagai penyakit,
PHBS Kebiasaan Pemakaian Alat Tidur salah satunya berupaya mencegah penyakit
kulit.
Berdasarkan hasi penelitian Menurut peneliti, sebagian besar
didapatkan bahwa responden yang responden yang memiliki Perilaku Hidup
memiliki kebiasaan pemakaian alat tidur Bersih dan Sehat dengan kebiasaan
dalam kategori baik sebanyak 38 santri penggunaan pakaian dalam kategori baik,
(54,3%). Menurut Laily (2012), menjaga dikarenakan adanya kesadaran mereka
kebersihan tubuh sangat penting untuk akan kesehatan pada diri mereka.
menjaga infestasi parasit, mengingat
parasit mudah menular pada kulit. Salah PHBS Kebiasaan Mencuci Rambut
satu upaya mencegah penyakit kulit yakni
dengan perilaku hidup bersih dan sehat Berdasarkan hasil penelitian
dengan memiliki kebiasaan pemakaian alat didapatkan bahwa responden yang
tidur, dapat dilakukan dengan cara: memiliki perilaku kebiasaan mencuci
membiasakan pemakaian alat tidur sendiri rambut secara rutin yakni lebih dari 2 kali /
dan tidak menggunakan nya bersamaan minggu sebanyak 68 santri (71,4%) dari 70
dengan teman lainnya. Serta cuci seprai, responden.
sarung bantal, sarung guling, dan selimut Mencuci rambut merupakan tindakan
secara teratur minimal 1kali/minggu, yang dilakukan untuk memenuhi
dengan menjemurnya dibawah sinar kebutuhan dalam merawat rambut.Keadaan
matahari. kehidupan kita didalam tropis dengan
Peneliti mengasumsi bahwa masih udara panas, mengakibatkan banyak
banyak responden yang memiliki keringat dan banyaknya debu. Teknik
kebiasaan pemakaian alat tidur dalam untuk mencapai kesehatan rambut perlu
kategori tidak baik yakni sebanyak 32 memperhatikan kulit kepala dan rambut,
santri (45,7%). Responden masih pemakaian air bersih untuk mencuci
menggunakan alat tidur seperti kasur, rambut yang akan sangat mempengaruhi
seprei, bantal, guling dan selimut secara kesehatan rambut. Dengan mencuci rambut
bersamaan dan berhimpit-himpitan dalam secara teratur lebih dari 2kali/minggu
1 kamar. Hal ini disebabkan oleh karena maka akan membersihkan kulit kepala dan
para santri kurang mengerti akan memberikan rasa nyaman serta terhindar
pencegahan penyakit kulit. dari kutu dan bakteri, sehingga terhindar
dari berbagai penyakit serta berupaya
PHBS Kebiasaan Penggunaan Pakaian
mencegah penyakit kulit, dengan salah satu
pencegahan penyakit kulit yakni dengan
Dari hasil penelitiam terdapat 38
berprilaku hidup bersih dan sehat dengan
santri (54,3%) dari 70 responden yang
memiliki kebiasaan mencuci rambut secara
memiliki kebiasaan penggunaan pakaian
rutin menggunakan shampoo.
dalam kategori baik. Menurut Mubarak
Menurut peneliti, hampir
(2012), yang masuk dalam kriteria
keseluruhan responden memiliki kebiasaan
kebiasaan penggunaan pakaian dalam
mencuci rambut secara rutin dalam upaya
kategori baik yakni, dengan memakai
mencegah berbagai penyakit, terutama
pakaian sehari-hari dengan mengganti nya
penyakit kulit. Mereka sadar akan
setiap hari, dan tidak memakai secara
kebutuhan dalam merawat rambut dan
bergantian pakaian yang belum dicuci
kulit kepala untuk kesehatan mereka.
dengan santri lainnya, serta tidak
menumpuk pakaian kotor atau dibiarkan
lama bergantungan bersamaan dengan
pakaian kotor santri lainnya. Dengan
memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

[13]
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN 1907 - 0357

PHBS Kebiasaan Menjaga Kebersihan KESIMPULAN


Lingkungan
Dari hasil penelitian yang telah
Terdapat 39 santri (55,7%) memiliki dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan sebagai berikut; 1). Distribusi frekuensi
sekitar. Namun belum keseluruhan dari responden berdasarkan PHBS kebiasaan
responden yang memiliki kebiasaan cuci tangan dalam kategori baik sebanyak
tersebut. Menurut Mubarak (2012), 60,0%, 2). distribusi frekuensi responden
lingkungan yang kotor mempengaruhi berdasarkan PHBS kebiasaan memotong
terjadinya penyakit kulit. Karena kuku dalam kategori baik sebanyak
lingkungan yang kotor merupakan media 70,0%, 3) distribusi frekuensi responden
yang baik untuk perkembangbiakan bakteri berdasarkan PHBS kebiasaan pemakaian
atau virus penyebab penyakit alat mandi dalam kategori baik sebanyak
kulit.Lingkungan yang baik adalah 51,4%, 4) distribusi frekuensi responden
lingkungan yang dalam keadaan bersih dan berdasarkan PHBS kebiasaan pemakaian
tidak lembab.Karena lingkungan yang alat tidur dalam kategori baik sebanyak
kotor dan lembab merupakan salah satu 54,3%, 5) distribusi frekuensi responden
faktor penyebab penyakit kulit. PHBS kebiasaan penggunaan pakaian
Menurut peneliti, sebagian besar dalam kategori baik sebanyak 54,3%, 6)
responden yang memiliki Perilaku Hidup distribusi frekuensi responden berdasarkan
Bersih dan Sehat dengan kebiasaan PHBS kebiasaan cuci rambut dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekitar kategori sangat baik sebanyak 71,4%, 7)
dalam kategori sangat baik, dikarenakan distribusi frekuensi responden berdasarkan
adanya kesadaran mereka akan kesehatan PHBS kebiasaan menjaga kebersihan
pada diri mereka. Hal ini tercermin dari lingkungan sekitar dalam kategori sangat
bersihnya lingkungan disekitar pesantren. baik sebanyak 55,7%, dan 8) PHBS Dalam
Anak-anak pesantren mempunyai waktu Upaya Mencegah Penyakit Kulit secara
tertentu untuk melaksanakan kegiatan umum, didapatkan hasil sebanyak 77,1%
kebersihan bersama. dalam kategori baik.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2010. Mubarak, Wahid Iqbal. 2012. Ilmu
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
Bersih Dan Sehat. Indonesia Sehat. Alemba Medika.
Ditjen Bina Yanmedik. 2007. Profil Kemenkes. 2013. Profil Kesehatan
Kesehatan Indonesia 2006. Jakarta: Indonesia. 2012. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Indonesia.
Handri, 2008. http://kakakecilcecep. Proverawati, Atikah dan Rahmawati, Eni.
blogspot.com/2013/11/program- 2012. Perilaku Hidup Bersih Dan
pengabdian-masyarakat- Sehat (PHBS). Yogyakarta: Nuha
kesehatan.html. Medika.
Laily, 2012. Pemakaian Alat Mandi. Soekidjo Notoatmodjo. 2007. Ilmu
https://ww.google.co.id/?gws Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
rd=sl#q=teori Cipta.

[14]

Anda mungkin juga menyukai