Anda di halaman 1dari 15

Teori stakeholder menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan

untuk bergerak memperoleh keuntungan pasar dalam mencapai kinerja

yang unggul dalam bisnis mereka. Perusahaan tidak hanya beroperasi

untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi

stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,

pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Keberadaan,

kelangsuangan hidup, dan pertumbuhan setiap perusahaan membutuhkan

dukungan dari masyarakat. Dalam rangka untuk mendapatkan dan

mempertahankan dukungan ini, perusahaan harus melaporkan informasi

spesifik secara sukarela, untuk menunjukkan dan meyakinkan masyarakat

bawhakegiatan mereka adalah sah dan telah memberikan kontribusi

kepada masyarakat (Alawi dan Rahman, 2011).

Apabila CSR dilakukan dengan baik maka kinerja perusahaan pun

akan meningkat. Hal ini disebabkan karena para stakeholder telah percaya

terhadap perusahaan yang menjalankan CSR, bahwa perusahaan yang

menjalankan CSR merupakan perusahaan yang peduli akan masalah

lingkungan dan social yang ada sehingga nantinya para stakeholder akan

memberikan dukungan penuh atas segala tindakan yang dilakukan

perusahaan selama tidak melanggar hokum (Cahyono, 2013:15).

Corporate Social Responsibility merupakan strategi perusahaan untuk

memenuhi keinginan para stakeholder, semakin baik pengungkapan

Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan maka para

stakeholder juga akan semakin memberikan dukungan penuh kepada


perusahaan atas segala aktivitasnya yang bertujuan untuk meningkatkan

kinerja perusahaan dan mencapai laba (Anggitasari, 2013).

d) Laporan keuangan

1) Pengertian laporan keuangan

Laporan keungan diperoleh dari proses berjalannya sstem

akuntansi. Akuntansi atau accounting merupakan bahasa bisnis yang

dapat memberikan informasi tentang kondisi bisnis dan hasil usaha

pada suatu waktu atau periode tertentu. Laporan keungan yang

dihasilkan dari sistem atau proses akuntansi tidak dapat dibuat secara

mudah, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau

standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan

mudah dibaca dan dimengerti.

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatau perusahaan

digunakan sebagai alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk

selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji tetapi

juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi dapat

mengambil suatu keputusan. Dalam hal laporan keuangan, kewajiban

setiap perusahaan adalah untuk membuat dan melaporkan keuangan

perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan

kemudian dianalisis untuk dapat diketahui kondisi dan posisi

perusahaan terkini. laporan keuangan juga menentukan langkah apa

yang dilakukan perusahaan sekarang dank e depan, dengan melihat

berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang

dimiliki perusahaan (Zuraedah, 2014).


Laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai

laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta

materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan (Zuraedah, 2014).

Munawir (2013:02) dalam mendefinisikan laporan

keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan dan aktivitas

suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari

proses akuntansi yang berupa data keuangan dan aktivitas dari suatu

perusahaan yang bertujuan untuk memberi gambaran mengenai kondisi

keuangan, hasil usaha, serta kinerja perusahaan pada saat tertentu atau

jangka waktu tertentu. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan

informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat teretntu maupun

pada periode tertentu, laporan keuangan mampu memberikan

informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang

memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

2) Jenis laporan keuangan


Zuraedah (2014) menyatakan bahwa laporan keuangan

yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari

maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan. Dalam praktekntya,

perusahaan diharuskan untuk menyusun beberapa jenis laporan

keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama

untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain.

Laporan keuangan utama menurur IAI (2013:49) terdiri dari:

a) Neraca

Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi

keangan (harta, utang, dan modal) perusahaan dalam suatu tanggal

teretntu.

b) Laporan laba-rugi

Laporan laba-rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk

mendapatkan hasil dan laba (rugi) perusahaan suatu periode

tertentu.

c) Laporan Perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah

dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini akan

dibuat apabila terjadi perubahan modal.

d) Laporan arus kas

Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan

digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi,

investasi, dan pendanaan.

e) Catatan atas laporan keuangan


Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang

memberikan informasi apabila terdapat laporan keuangan yang

memerlukan penjelasan tertentu.

e) Kinerja keungan

Kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang telah dicapai

oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan

keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan

merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan

berbagai hubungan dan indicator keuangan atau prestasi operasi dimasa

lalu. kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran tertentu yang digunakan

perusahaan untuk menilai keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan

laba (Anggitasari, 2013).

Menurut Kasmir (2014:104), pengukuran kinerja

keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan dapat dikelompokan

menjadi 5 (lima) jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu:

1) Rasio likuiditas

Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendek. Semua itu tergantung dari jenis

rasio likuiditas yang digunakan. Dalam praktiknya, untuk mengukur

rasio keungan secara lengkap, dapat menggunakan jenis-jenis rasio

likuiditas yang ada. Rasio likuiditas terdiri daro Current Ratio dan

Quick Ratio.

2) Rasio solvabilitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka

pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan

(likuidasi). Biasanya penggunaan dari rasio solvabilitas disesuikan

dengan tujuan perusahaan, artinya perusahaan dapat menggunakan

rasio solvabilitas secarakeseluruhan atau sebagian saja dari masing-

masing jenis rasio solvabilitasyang ada. Rasio solvabilitas terdiri dari:

Debt Ratio, Debtto Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio,

Long Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash

Flow Interest Covarge, Cash Flow to Net Income, dan Cash Return on

Sales.

3) Rasio aktivitas (activity ratio)

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas

perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat

pula dikatakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber

daya perusahaan. Rasio Aktivitas terdiri dari: Total Asset Turnover,

Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory

Turnover, Average Collection Period, dan Day’s Sales in Inventory.

4) Rasio profitabilitas (profitability ratio)

Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari

keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio rentabilitas

terdiri dari: Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Assets,

Return on Equity dan Operating Ratio.

5) Rasio pasar
Merupakan rasio pasar yang mengukur harga pasar realtif terhadap

nilai buku. Rasio pasar terdiri dari: Dividend Yield,Dividend Per

Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Earning Per

Share, Book Value Per Share, dan Price to Book Value.

Dari kelima rasio tersebut, yang berkaitan yangsung

dengan kepentingan analisis kinerja keungan yaitu rasio profatibilitas dan

dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) yang dipergunakan sebagai alat

analisa utama dalam idikator penulaian kinerja. Return On Asset (ROA)

dapat merefelsikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam

pemanfaatan total asset yang ada dalam perusahaan. Rasio ini mewakili

rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dimiliki

perusahaan. Semakintinggi niali ROA, semakin efisien perusahaan dalam

menggunakan asetnya, akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan

(anggitasari, 2013).

ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba bersih
𝑅𝑂𝐴 = x 100 %
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

Laba bersih adalah pendapatan bersih sesudah pajak. Total asset yaitu

keseluruhan aktiva yang digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh

penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Keunggulan Return

On Asset (ROA) adalah (Munawir, 2013:91):


1) ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh,

yang sensitive terhadap setiap hal yang mempengaruhi keadaan

keuangan perusahaan.

2) ROA dapat memperbandingkan posisi perusahaan dengan rasio industri

sehingga dapat diketahui apakah perusahaan berada dibawah, sama atau

diatas rata-rata industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam

perencanaan strategi.

3) ROA dapat digunakan untuk mengukukur profitabilitas dari masing-

masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

4) ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh setiap divisinya dalam pemanfaatan akuntasi divisinya.

5) Selain berguna untuk kepentingan control, ROA juga berguan untuk

kepentingan perencanaan.

f) Nilai perusahaan

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar

oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tingi nilai

perusahaan semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik

perusahaan (Husan, 2013:7). Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah

perusahaan sebagai suatu bisnis yang sedang beroperasi ( Sartono,

2012:487).

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau

buruk manajemen mengelola kekayaannya. Tujuan pokok yang ingin

dicapai perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan

tersebut dipergunakan karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan,


maka pemilik perusahaan akan manjadi lebih makmur atau menjadi

semakin kaya (Saraswati, 2012). Nilai perusahaan merupakan harga yang

bersedia dibayar oleg calon pembeli apabila perusahaan dijual. Adanya

peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan

perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan (Agustina, 2013).

Menurut Rahayu (2013), nilai perusahaan di definisikan

sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan dapat meberikan

kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimum

jika harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham,

maka makin tinggi keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini

akan diminati oleh investor karena dengan permintaan saham yang

meningkatkan menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai

perusahaan dapat dicapai dengan maksimum jika para pemegang saham

menyerahkan urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang

berkompeten dalam bidangnya, seperti manajer maupun komisaris.

Nilai peruahaan menggambarkan seberapa baik atau

buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari

pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan

berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan nilai

perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya haga saham di pasar. Harga

saham dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kualitas

pengungkapan CSR. Investor cenderung lebih tertarik dengan perusahaan

yang melaksanakan CSR sebagai tempat penanaman modal karena


semakin tinggi kualitas CSR maka kelangsungan hidup perusahaan lebih

terjamin (Rahayu, 2013).

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai

perusahaan adalah dengan menggunakan Tobins’Q. Rasio ini

dikembangkan oleh James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep

yang berharga karena menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini tentan

nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi incremental. Jika rasio-

q diatas satu, ini menunjukan bahwa investasi dalam aktiva mengahsilkan

laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi dari pada pengeluaran

investasi, hal ini akan merangsang investasi baru. Jika rasio-q dibawah

satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik (Agustina, 2013).

Rasio Tobin’s Q dalam penelitian ini digunakan sebagai

indicator penilaian nilai perusahaan. Rasio ini merupakan konsep yang

berharga karena menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai

hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Menurut

Smithers dan Wright (2010:37) Tobin’s Q dihitung denan membandingkan

rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan.

Rumusnya adalah:

(𝐸𝑀𝑉+𝐷)
𝑞= (EBV+D)

Keterangan:

q : Nilai perusahaan

EMV : Niali pasar ekuitas

D : Nilai buku dari total hutang

EBV : Nilai buku dari total aktiva


Menurut Smither dan Wright (2010:10), keunggulan

Tobin’s Q adalah:

1) Tobin’s Q mencerminkan asset perusahaan secara keseluruhan

2) Tobin’s Q mencerminkan sentiment pasar misalnya analisis dilihat

dari prospek perusahaan atau spekulasi.

3) Tobin’s Q mencerminkan modal intelektual perusahaan.

4) Tobin’s Q dapat mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat

keuntungan atau biaya marjinal.

g) Corparate Social Responsibility (CSR)

Corparate Social Responsibility atau pengungkapan

tanggung jawab social merupakan suatu proses pengkomunikasian

dampak-dampak social dan lingkungan disekitar perusahaan atas tindakan

ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap kelompok teretntu

dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan. hal ini

memperluas tanggung jawab perusahaan dalam menyediakan laporan

keuangan kepada pemilik modal terutama pemegang saham. Denga begitu,

tanggung jawab perusahaan tidak hanya mencari laba untuk pemegang

saham, namun juga harus menyediakan laporan pertanggung jawaban

social terhadap masyarakart (Anggitasari, 2013).

Corparate Social Responsibility dalam pengungkapannya

harus berdasarkan pemahaman 3P (profit, people,plane), yaitu tujuan

bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga menyejahterakan orang

(people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini. Pengungkapan

Corparate Social Responsibility tidak lagi berpijak pada praktek Single


bottom line, yang artinya perusahaan harus berorientasi pada aktivitas

social dan lingkungan, tidak hanya berorientasi pada kinerja keuangan

saja. Hal ini diyakini dapat menjamin keberlanjtkan perusahaan dimasa

mendatang.

Menurut Rahayu (2013), CSR lahir dari desakan

masyarakat atas perilaku perusahaan yang biasanya selalu focus untuk

memaksimalkan laba, mensejahterakan para pemegang saham, dan

mengabaikan tanggung jawab social seperti perusakan lingkungan,

eksploitas sumber daya alam, dan lain sebagainya. Pada dasarnya

keberadaan perusahaan itu bertolak belakang dengan kenyataan yang ada

dalam kehidupan social. Konsep dan praktik CSR saat ini tidak lagi

dipandang sebagai suatu costcenter tetapi perusahaan dalam menstabilkan

pertumbuhan usaha secara jangka panjang. Oleh karena itu pengungkapan

CSR sangat penting dengan perusahaan sebagai wujud tanggung jawab

pelapor tanggung jawab social kepada masyarakat.

Tanggung jawab social perusahaan bersifat wajib

(Mandatory) bagi kriteria perusahaan tertentu seperti yang disebutkan

dalam UU No.40/2007 tentang “Perseroan Terbatas” pasal 74 bahwa:

1) Perseoan yang menjalankan usahanya dibidang dan atau berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

jawabsosial dan lingkungan.

2) Tanggungjawab social dan lingkungan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan


dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya

dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran.

3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikenai sanki sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undngan.

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab social dan

lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah.

Selain perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR,

perusahaan juga wajib mengungkapkannya dalam Annual report seperti yang

disebutkan dalam UU No.40/2007 tentang “Perseroan Terbatas”. Pasal 66 ayat (2)

bahwa:

Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-

kuragnya:

1) Laporan keungan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun

buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku

sebelumnya, laporan laba-rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan

arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan

keuangan tersebut.

2) Laporan mengenai kegiatan perseroan

3) Laporan pelaksanaan tanggung jawab social dan lingkngan

4) Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang mempengaruhi

kegiatan usaha perseroan


5) Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh

Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau

6) Nama anggota direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi

anggota Dewan Komiasris Perseroan untuk tahun yang baru lampau.

2. Publikasi Penelitian Sebelumnya

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh peneliti untuk mengetahui adanya hubungan antara kinerja keuangan

terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel

pemoderasi. Julia (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja

keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai

variabel pemoderasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan dan variabel dependennya adalah nilai perusahaan dengan CSR

sebagai variabel pemoderasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis

regresi berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa kinerja keuangan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, dan CSR mampu

memoderasi variabel ROA dengan nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini

dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan variabel kinerja

perusahaan, nilai perusahaan dan CSR. Perbedaannya adalah penelitian

sekarang pada perusahaan pertanian di Bursa Efek Indosenia dengan perode

data tahun 2012-2014.

Penelitian Purwaningsih (2014) tentang pengaruh kinerja

pada nilai perusahaan dengan CSR sebagai variabel pemoderasi.

Anda mungkin juga menyukai