Anda di halaman 1dari 40

PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)

PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

BAB X
PEDOMAN PENGUKURAN
DAN
PARAMETER ELEKTRIS KABEL

1. TUJUAN

Buku “Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomunikasi 2000 serie-1 (PPJT


2000) ini disusun sebagai standar pengukuran parameter elektris Jaringan Kabel
Tembaga dan petunjuk penggunaannya agar dapat memantau kondisi
kualitas/mutu jaringan kabel.

2. PENGGUNAAN

Buku pedoman ini digunakan dalam rangka melakukan pengukuran jaringan


kabel tembaga untuk mengetahui karakteristiknya baik sebelum, pada saat
maupun sesudah instalasi oleh Petugas / Karyawan PT. TELKOM maupun oleh
Mitra PT. TELKOM.

3. DEFINISI

Pengukuran kabel tembaga merupakan cara yang dilakukan untuk mengetahui


harga elektris yang dimiliki jaringan kabel.

4. JENIS, NAMA DAN KEGUNAAN ALAT UKUR

a. Jenis Alat Ukur

1) Jenis alat ukur dari segi penggunaan terdiri dari :

a) Alat ukur kerja kelompok


b) Alat ukur kerja perorangan

2) Jenis alat ukur dari sifat terdiri dari :

a) Alat ukur Stand by / statis tetap di tempat ( meja ukur, sulim,


slim, LTC, SLTE, dan lain lain).
b) Alat ukur Portable, antara lain Megger, Multimeter digital,
Continuity tester.

b. Nama Alat Ukur

1) Nama alat ukur kerja kelompok antara lain, contoh : meja ukur, sulim.

2) Nama alat ukur kerja perorangan antara lain contoh : Megger,


Multimeter.

260 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

c. Kegunaan Alat Ukur

1) Continuity tester/Pair Checker/Cable Identifier untuk pengukuran


kontinuitas kabel.

2) AVO Meter/Digital Multimeter untuk:

a) Pengukuran arus listrik (searah & bolak-balik);


b) Pengukuran tegangan listrik (searah & bolak-balik);
c) Pengukuran tahanan jerat (loop);
d) Pengukuran tahanan screen;
e) Kontinuitas saluran.

3) Megger (Insulation Tester) untuk pengukuran Tahanan Isolasi.

4) Grounding Tester untuk pengukuran harga tahanan pentanahan.

5) Bit Error Rate (BER Test) untuk mengukur kesalahan bit yang diterima.

6) Fault Locater untuk mengetahui letak titik kerusakan kabel dan mencari
rute kabel.

7) Oscillator/Generator & Level Meter untuk mengukur Redaman Saluran,


Cross Talk, Impedansi Saluran, dan lain lain.

8) Subscriber Line Tester/Kit (SLK-xx) untuk mengukur dengan praktis


sebagian besar parameter elektris jaringan kabel tembaga, dianatranya
: Redaman Saluran, Cross Talk, Impulse Noise, White Noise, panjang
saluran, dan lain-lain untuk berbagai jenis layanan/teknologi x-DSL.

9) Subscriber Loop Analyzer 965 DSP untuk mengukur Redaman


Saluran, untuk mengetahui titik kerusakan kabel, panjang saluran, dan
lain lain untuk berbagai jenis layanan/teknologi x-DSL.

5. TAHAPAN PENGUKURAN

a. Pengukuran Kabel Sebelum Instalasi


1) Pengukuran di Pabrik
Parameter yang diukur :
R. isolasi, Kontinuitas, Cross Talk, Tahanan Loop, Tahanan Screen,
Redaman.
Metode : 100 % (semua urat)

2) Pengukuran di Gudang
Parameter yang diukur :
R. isolasi, Kontinuitas, Cross Talk, Tahanan Loop, Tahanan Screen,
Redaman. Metode pengukuran : 100 % (semua urat)

261 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

3) Pengukuran di Lapangan/lokasi yaitu pengukuran kabel sebelum


digelar (masih dalam haspel)
Parameter yang diukur : Kontiniutas, Tahanan Screen, Redaman
Saluran. Metode pengukuran 100 %. (semua urat)

b. Pengukuran Saluran pada saat Instalasi


Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah penyambungan.
Parameter yang diukur : Kontinuitas, Tahanan Isolasi, Tahanan Screen,
Cross Talk, Redaman Saluran dan metode pengukuran 100 %.

c. Pengukuran Saluran Setelah Instalasi


1) Pengukuran saluran Final Test (Uji selesai)
Parameter pengukuran lengkap (sesuai butir 5.b), metode 100 %.
2) Pengukuran saluran Acceptance Test (Uji terima)
Parameter pengukuran lengkap (sesuai butir 5.b), metode 100 %.

d. Pengukuran Saluran dalam Masa pemeliharaan


1) Pengukuran Pair Kosong
Parameter yang diukur lengkap (sesuai butir 6.b) dan metode 100 %
2) Pengukuran PSB SSL
Pilih saluran yang mempunyai Tahanan Isolasi ≥ 5000 MΩ.Km,
selanjutnya dilaksanakan pengukuran : Redaman, Cross Talk, Deteksi
Tegangan Asing, BER.
Catatan :
BER = 1 / (t x Bit Rate);
Keterangan :
BER = 10-7, t = waktu minimal pengukuran. (dalam detik).

e. Pengukuran Kabel saat perbaikan (up grade)


1) Penggantian Konektor & Alat Sambung
Semua Parameter elektris diukur dengan metode 100 %.

2) Pengantian Span Kabel tertentu yang sudah rusak.


Semua Parameter elektris diukur dengan metode 100 %.

6. SASARAN DAN MACAM PENGUKURAN

a. Yang menjadi sasaran pengukuran ialah jaringan kabel.


1) Pengukuran saluran dari Terminal RPU sampai Terminal RK.
2) Pengukuran saluran dari Terminal RK sampai Terminal KP
3) Pengukuran saluran dari Terminal KP sampai Kotak Terminal Batas
(KTB)
4) Pengukuran saluran dari KTB sampai Roset.
5) Pengukuran saluran dari Terminal RPU sampai Terminal Pelanggan
6) Pengukuran saluran antar RPU.
7) Pengukuran sinyal 2 Mb/s.

b. Macam Pengukuran :
1) Pengukuran Kontinuitas;

262 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

2) Pengukuran Tahanan Jerat (Loop);


3) Pengukuran Tahanan Screen (Aluminium Foil);
4) Pengukuran Tahanan Isolasi;
5) Pengukuran Redaman Saluran;
6) Pengukuran Cakap Silang (Cross Talk);
7) Pengukuran Redaman menurut Frequensi (sesuai dengan jenis
layanan/teknologi);
8) Pengukuran Impedansi Saluran;
9) Pengukuran Impedansi menurut Frequensi;
10) Pengukuran Sinyal 2 MB/s;
11) Pengukuran Harga Tahanan Pentanahan;
12) Pengukuran Ketidak-seimbangan Tahanan Penghantar;
13) Pengukuran BER.

7. CARA PENGUKURAN

7.1. PENGUKURAN KONTINUITAS

Dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara elektris urat-urat kabel dari


ujung ke ujung lainnya tersambung baik, tidak terputus baik untuk kabel yang
belum diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun sudah diinstalasi.

a. Metode Pengukuran :
Ada dua metode pengukuran, yaitu :
1) Menggunakan Alat Ukur Multimeter (AVO Meter)

Screen Cable
Saluran yang
dihubung
ditest
singkat

Digital
Multimeter

Gambar 10-01
Cara Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Digital Multimeter.

2) Menggunakan Alat Ukur Continuity Tester


Saluran komunikasi

Line Komunikasi

Headphone Saluran yg dites


Saluran yg dites

Continuity
Tester

Gambar 10-02
Cara Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Continuity Tester.

263 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

b. Prinsip Pengukuran
Kontinuitas Saluran dicek dengan mengirim nada berfrekuensi 550 ± 100
Hz yang dibangkitkan dan dipancarkan oleh alat ukur dan diinsert pada
ujung kabel yang satu. Nada tersebut dapat didengar dengan Headphone
melalui alat penerima pada ujung kabel lainnya.

Kabel
Head Set

Saluran Komunikasi
Head Set Saluran yg diuji

Gambar 10-03
Prinsip Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Continuity Tester.

Apabila kita menggunakan Multimeter, maka kontinuitas kabel ditunjukkan


dengan nilai tahanan tertentu (lihat tabel pada paragraph 3.2).

c. Langkah Pengukuran :
1) Kabel masih dalam Haspel :
a) Urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan sisi kirim dari
Alat Ukur sedang ujung kabel lainnya dihubungkan dengan sisi
terima Alat Ukur Continuity Tester.
b) Bila menggunakan Multimeter, ujung kirim dihubungkan dengan
Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.
c) Alat Ukur pada sisi kirim akan menyalurkan nada frekuensi sebesar
550 Hz.
d) Bila kontinuitas kabel baik, maka pada sisi terima dapat didengar
nada tersebut melalui Headphone.
e) Bila menggunakan Multimeter, maka pada alat ukur akan menunjuk
suatu nilai tertentu dengan satuan Ohm.
f) Selanjutnya urat kabel berikutnya dilakukan langkah yang sama.
g) Hasil pengukuran setiap urat kabel (baik atau tidak) dicatat dalam
sebuah format yang telah disepakati.

2) Kabel dalam tahapan instalasi :


a) Pengukuran setelah kabel digelar.
Lihat pengukuran kabel dalam haspel.
b) Pengukuran setelah penyambungan
Lihat pengukuran kabel dalam haspel
c) Pengukuran setelah terminasi (MDF - RK; RK - KP; MDF KP
DCL).
• Hubungkan Alat Ukur sisi kirim dengan urat kabel yang akan
diukur pada terminasi MDF/RK, sedangkan sisi Terima alat ukur
dihubungkan dengan ujung kabel lainnya pada terminasi RK
atau KP.

264 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

• Proses pengukuran sama dengan diatas.

3) Kabel existing :
a) Hubungkan Alat Ukur sisi kirim dengan urat kabel yang akan
diukur pada terminasi MDF/RK, sedangkan sisi Terima alat ukur
dihubungkan dengan ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau
KP.
b) Proses pengukuran sama dengan diatas.

Contoh format :

NO. URAT HASIL URAT HASIL


KABEL UKUR KABEL UKUR KETERANGAN
NO. (Baik/tidak) NO. (Baik/tidak)
1 1 Baik 101 Baik
2 2 Baik 102 Baik
3 3 Tidak 103 Baik
99 99 Baik 199 Tidak

Tabel 10-01
Contoh Tabel Hasil Pengukuran Kontinuitas Saluran.

d. Catatan :

- Urat a dan b tidak boleh silang

- Satu urat NC (no connect) berarti kesalahan 1 pair.

e. Harga kontinuitas yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan


POTS/suara; Pair Gain;
ISDN BRA/PRA; HDSL; - Baik Baik Baik Tidak silang
ADSL.

Tabel 10-02
Harga Kontinuitas Yang Harus Dipenuhi.

7.2. PENGUKURAN TAHANAN JERAT (LOOP RESISTANCE)

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui harga Tahanan Saluran. Harga


tahanan (Resistance) suatu penghantar dihitung secara teoritis dengan rumus :

ρ
l.ρ l = panjang saluran (meter)
R= Ω ρ (rho) = tahanan jenis kabel, untuk tembaga = 0,0175
q q = luas penampang kawat (mm2)

265 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Ω (Ohm) = satuan tahanan

Dengan demikian harga tahanan R berbanding lurus dengan panjang saluran


dan berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya : bila panjang (l)
makin besar maka harga R makin besar dan bila penampang saluran (q) makin
besar, maka harga R semakin kecil.

a. Alat Ukur yang digunakan :

♣ Wheatstone Bridge, atau


♣ Multimeter.

b. Cara Pengukuran :

a
Dihubung
Saluran yg diukur singkat
b

Digital Multimeter

Gambar 10-04
Cara Pengukuran Tahanan Jerat dengan Digital Multimeter.

c. Langkah Pengukuran
1) Kabel Dalam Haspel :
- Ujung urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan Digital
Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.
- Multimeter diset pada posisi pengukuran tahanan (Ohm). Hasil ukur
akan terbaca pada alat ukur dan masukkan kedalam Form yang
ada.
- Urat kabel selanjutnya diukur dengan proses yang sama.

2) Kabel yang telah diinstalasi atau existing :


- Kabel (Cord) alat ukur dihubungkan dengan kedua ujung urat kabel
yang akan diukur pada terminasi MDF sedang ujung lainnya pada
terminasi RK atau DP dihubung singkat.
- Proses selanjutnya sama dengan diatas.

d. Harga Tahanan Loop yang harus dipenuhi.

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan


POTS/suara; Pair Gain;
ISDN BRA/PRA; HDSL; Ω/km 300 130 73
ADSL
Tabel 10-03
Harga Tahanan Jerat/Loop yang Harus Dipenuhi.

266 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Catatan :
Nilai elektris tersebut merupakan standard pada temperatur 20° C (Suhu
Ruang). Untuk temperatur rata-rata di Indonesia adalah 30° C, sehingga
Tahanan Loop dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

R¹ = Rº x ( 1 + α. t )
Dimana : R¹ = Tahanan Isolasi pada suhu t° C
Rº = Tahanan isolasi pada suhu 20° C
α = konstanta temperatur (untuk tembaga = 0,003).
t = selisih temperatur antara R¹ dengan Rº

Contoh : Tahanan Loop kabel 0,6 mm pada 30º C adalah :

R¹ = 130 x ( 1 + 0,003 x (30-20)) = 133,9 Ω.

7.3. KETIDAKSEIMBANGAN TAHANAN PENGHANTAR

Yang dimaksud dengan ketidakseimbangan tahanan penghantar adalah


besarnya tahanan penghantar antara satu urat kabel dengan urat pasangannya
tidak sama. Misalnya tahanan penghantar urat a ! tahanan penghantar urat
pasangannya (urat b).

b. Alat Ukur yang digunakan :

♣ Wheatstone Bridge, atau


♣ Multi Tester

c. Cara Pengukuran :

a1
Dihubung
b1 singkat

a2
b2

Digital Multimeter
Gambar 10-05
Cara Pengukuran Ketidak Seimbangan Tahanan Penghantar
dengan Digital Multimeter.

267 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Dengan bantuan 4 urat yang telah diketahui, diukur tahanan penghantar


(urat) yang lain, kemudian hasilnya dievaluasi. Perbedaan dari masing-
masing penghantar harus memenuhi syarat.

1 + a2 = z , a2 = z - b1
a1 + a2 = y Ω a1 + (z - b1) = y
b1 + a2 = z Ω -b1 = y - a1 - z
b1 = a1 + z - y
dari : a1 + b1 = x
a1 + a1 + z - y = x
2a1 = x + y - z

x+y-z
a1 =  Ω
2

Selanjutnya pengukuran urat dengan bantuan urat a1 dapat diketahui


harganya.

c. Evaluasi :

Evaluasi terhadap hasil ukur dilakukan atas adanya perbedaan harga


tahanan masing-masing penghantar.

1) Nilai penghantar (urat) dari masing-masing diameter harus memenuhi


standar.

Diameter Tahanan Urat Maksimum


0,6 (mm) 65,0 Ω/km
0,8 (mm) 36,5 Ω/km

2) Ketidakseimbangan Tahanan Penghantar Individu : adanya perbedaan


harga penghantar a dan penghantar b pada satu pair dihitung dengan
rumus :

Rmax - Rmin
( ∆Z ) =  x 100 %
Rmin

Rmax = Tahanan yang tinggi

268 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Rmin = Tahanan yang rendah dalam satu pair.


a) Maksimum Rata-rata dari hasil pengukuran ketidakseim-bangan
Tahanan Penghantar.

n
Σ ∆R
i=1
Maksimum Rata-rata =  : %
N

Harga Maksimum Rata-rata : jumlah hasil pengukuran dibagi


jumlah pengukuran.

b) Harga Standar ketidakseimbangan tahanan ( ∆ R ) :

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan


POTS/suara; Pair <4 <3 <3 Individu
Gain; ISDN BRA/ Ω < 1,5 < 1,2 < 1,0 Rata-rata
PRA; HDSL; ADSL

Tabel 10-04
Harga Ketidak Seimbangan Penghantar yang harus Dipenuhi.

7.4. Pengukuran TAHANAN ISOLASI

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya "kebocoran" listrik


yang terjadi antara urat yang diukur dengan urat lainnya maupun antara yang
diukur dengan tanah. Dalam setiap saluran terdapat kebocoran listrik sebagai
berikut :
a

Rb
Rb

Rb : tahanan kebocoran
listrik
Rb

Gambar 10-06
Terminologi Pengukuran Tahanan Isolasi pada Kabel

269 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

a. Alat Ukur yang digunakan :

Megger Insulation Tester

b. Cara Pengukuran :
Screen
dibundel jadi satu
(termasuk screen) dan
digrounding

Yang akan
diukur Yang akan
diukur dilepas
Ground dari bending
MEGGER
500 Volt
DC

Gambar 10-07
Cara Pengukuran Tahanan Isolasi dengan MEGGER.
Setiap urat yang tidak diukur disatukan termasuk dengan screen,
kecuali urat yang diukur. Pengukuran dilakukan dengan tegangan
tembus searah (DC) 500 volt.
Hasil ukurnya menunjukkan besaran listrik yang terjadi pada urat yang
diukur terhadap urat lainnya dan terhadap tanah (a/t; b/t; a/b).

c. Langkah Pengukuran
♣ Sebelum dilaksanakan pengukuran tahanan isolasi, panjang kabel
sudah harus diketahui.
♣ Pisahkan satu pasang urat kabel yang akan diukur, misalnya p-1
sedang seluruh kabel lainnya disatukan dengan screen cable dan
dihubungkan dengan Grounding.
♣ Hubungkan ujung urat kabel yang akan diukur, misalnya p-1 dengan
alat ukur, lalu aktifkan alat ukur sedang ujung lainnya harus terbuka
(open). Lama pengukuran sekitar satu menit sampai penunjukan suatu
nilai Tahanan Isolasi konstan.
♣ Langkah selanjutnya adalah ujung urat-a tetap terhubung dengan alat
ukur sedang urat-b dilepas. Kemudian cord alat ukur yang sebelumnya
dihubungkan dengan urat-b disambungkan dengan Ground. Aktifkan
alat ukur selama sekitar satu menit, sehingga akan tertera suatu nilai
tahanan isolasi antara urat-a dengan ground.
♣ Pengukuran tahanan isolasi urat-b dengan gorund prosesnya sama
dengan diatas.
♣ Selanjutnya untuk pasangan urat kabel lainnya dilakukan proses
berulang.
♣ Untuk mengetahui tahanan isolasi per-kilometer, maka kita dapat
menggunakan rumus dibawah.

Harga Standar kabel, kebocoran makin banyak hasil ukur makin kecil (nilai
kebocoran makin besar).

270 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Harga tahanan isolasi saluran tergantung pada “panjang” kabel, makin


panjang kabel kebocoran makin banyak sehingga akan diperoleh hasil ukur
yang semakin kecil sedang nilai kebocoran semakin besar.

d. Catatan :
• Hasil ukur dikonversi menjadi panjang kilometer, dengan rumus :

Panjang saluran yg diukur


R isolasi =  x Hasil Ukur (MΩ
Ω)
1.000

• R.isolasi dengan satuan Mega Ohm. km

e. Hasil Ukur Tahanan Isolasi yang harus dipenuhi

1) Kabel dalam Haspel (belum ditanam & belum diterminasi) R Isolasi µ


10.000 MΩ.km;

2) Kabel Existing setelah di-upgrade harus µ 1000 MΩ.km;

3) Kabel Hasil Pembangunan Baru harus µ 5.000 MΩ.km.

4) Untuk mengimplementasikan suatu jenis teknologi/layanan kedalam


jaringan existing, maka nilai nominal yang harus dicapai harus sesuai
dengan tabel berikut :

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan

1 POTS/suara; Pair MΩ.km ≥ 1000 ≥ 1000 ≥ 1000


Gain.
2 ISDN BRA/PRA; MΩ.km ≥5000 ≥ 5000 ≥ 5000
HDSL; ADSL

Tabel 10-05
Nilai Tahanan Isolasi untuk Jaringan Kabel Existing dalam Mengimplementasikan suatu
jenis layanan/teknologi.

7.5. PENGUKURAN TAHANAN SCREEN (Almunium Foil)

Almunium Foil adalah pita almunium yang dipasang secara tumpang tindih
(overlap) meliliti kabel, dan dipasang untuk pengamanan kabel dari gangguan
tegangan liar. Oleh karena itu Almunium Foil ini harus terhubung dengan baik
ke Ground yang ada di RPU/MDF, RK, DP/KP yang selanjutnya dihubungkan ke
titik ground pada setiap titik terminal.

271 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

KP

MDF RK
S-1
Kabel Primer
S-2 KP KP terjauh setiap
Grounding Sekunder
Grounding
KP
Grounding

Gambar 10-08
Pengukuran Tahanan Screen Jaringan Kabel.

a. Alat Ukur Yang Digunakan :

♣ Digital Multi Meter

b. Cara/langkah Pengukuran :

1) Pengukuran Screen/Almunium Foil kabel dilakukan dengan perantaraan


satu atau dua saluran yang baik. Lakukan pengukuran tahanan loop
saluran perantara.
♣ Gunakan Digital Multimeter dan ukur Tahanan Loop pada salah
satu pasang urat kabel yang baik;
♣ Untuk kabel dalam Haspel : ujung urat kabel dihubungkan dengan
multimeter tersebut sedang ujung lainnya dihubung singkat;
♣ Untuk Kabel yang telah digelar atau kabel existing : ujung urat
kabel dan screen pada terminasi MDF dihubungkan dengan
Multimeter tersebut sedang ujung lainnya pada RK dihubung
singkat.
♣ Multimeter diset pada posisi untuk mengukur tahanan (Ohm) dan
tahanan yang terbaca pada multimeter adalah Tahanan Loop
(Jerat);

Tahanan 1 urat = 0,5 x tahanan loop.


I
I Screen/Almunium Foil
a
dihubung
Saluran Perantara singkat
b

Digital Multitester atau


Wheatstone Bridge
Gambar 10-09
Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap I.

Ra + Rb = R1 …………………..(1)

272 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

2) Dengan perantara urat a dan Screen


♣ Langkah berikutnya adalah menghitung tahanan jerat antara urat a
dengan Screen kabel dengan cara ujung urat kabel a dengan
ujung Screen dihubungkan dengan Digital Multimeter sedang
ujung lainnya dihubung singkat.
♣ Pada Multimeter akan terbaca besarnya tahanan yang diukur (R2).

II Screen/Almunium Foil
dihubung
a singkat
Saluran Perantara
b

Digital Multitester
atauWheatstone Bridge

Gambar 10-10
Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap II.

Ra + Rs = R2 . . . . . . . . . . . . . . . (2)

Tahanan Screen = Hasil Ukur - 0,5 tahanan loop

3) Dengan perantara urat b dan screen


♣ Lakukan hal yang sama dengan butir 2) diatas, yaitu urat b dengan
Screen.
♣ Penunjukan nilai tahanan merupakan jumlah tahanan urat b dan
Screen kabel (R3).

III
Screen/Almunium Foil
a dihubung
Saluran Perantara singkat
b

Digital Multitester atau


Wheatstone Bridge

Gambar 10-11
Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap III.

Rb + Rs = R3 . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)

273 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

5) Tahanan Screen dapat dihitung dengan cara berikut


dibawah ini :

Ra + Rb = R1 Rb + Rs = R3
Ra + Rs = R2 (-) Rb – Rs = R1 - R2 (-)
Rb – Rs = R1 – R2 2Rs = R3 – R1 + R2

Rs =R3+R2-R1
2

c. Harga Tahanan Screen yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan


POTS/suara; Pair Gain; ≤ 15 ≤ 15 ≤ 15 Kabel Tanah
ISDN BRA/PRA; HDSL; Ω/Km ≤ 80 ≤ 80 ≤ 80 Kabel Udara
ADSL.

Tabel 10-05
Nilai Tahanan Screen yang harus dipenuhi, terlebih dalam instalasi Baru.

7.6. PENGUKURAN REDAMAN SALURAN

Redaman Saluran diartikan sebagai kerugian daya yang terjadi dalam saluran.
Satuan redaman adalah deci Bell (dB).
Pengukuran redaman dimaksudkan untuk mengetahui berapa dB daya yang
dikirim hilang dalam saluran. Dengan demikian untuk mengimplementasikan
suatu jenis tekonologi berbasis tembaga dengan spesifikasi tertentu, misalnya
redaman maksimum perangkat adalah 36 dB, maka segera dapat diketahui
kemungkinan digunakan atau tidak sistem tersebut dengan mengetahui
redaman saluran.

a. Alat Ukur Yang Digunakan

♣ Oscillator/Generator & Level/Power Meter, atau


♣ Subscriber Line Tester/Kit (SLK-22), atau
♣ Subscriber Loop Analyzer (Dynatel 965 DSP)

274 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

b. Cara Pengukuran

1) Dengan Oscillator & Level Meter


Sisi Terima
Sisi Kirim
Daya Output
Daya input

OSCILLATOR LEVEL METER


Gambar 10-12
Konfigurasi Pengukuran Redaman Saluran dengan Oscillator/Generator + Level Meter.
Po Vo
Redaman Saluran = 10 log  dB atau 20 log  dB
Pi Vi

Bila Po > Pi berarti pada saluran terjadi “Penguatan” dan sebaliknya bila Po
< Pi maka pada saluran terdapat “Redaman”.

c. Langkah Pengukuran :

• Untuk layanan POTS/suara, atur Oscillator/Generator & Level Meter


sebagai berikut :

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 800 Hz 800 Hz
Tahanan Dalam 600 Ω 600 Ω
Level 0 dBm Hasil Ukur (dB)

• Hubungkan ujung satu pasang urat kabel pada terminasi MDF dengan
Oscillator, sedang ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau DP
disambungkan dengan Level Meter.

• Pada Level Meter tsb. akan terbaca besarnya redaman sepanjang


saluran kabel.

• Untuk mengimplementasikan jenis layanan lainnya, pada Alat Ukur


(Oscillator dan Level Meter) hanya diatur besarnya Frekuensi dan
Tahanan Dalam yang sesuai seperti yang ada pada tabel dibawah ini.

Pair Gain :

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 40 kHz 40 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

ISDN BRA :

275 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 80 kHz 80 kHz
Tahanan Dalam 150 Ω 150 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

ISDN PRA :

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 1.000 kHz 1.000 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)
HDSL :

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 150 kHz 150 kHz
Tahanan Dalam 135 Ω 135 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

ADSL :

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 300 kHz 300 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

d. Harga Redaman Saluran Yang Harus Dipenuhi


1) Untuk mengimplementasikan suatu jenis layanan atau teknologi
JARLOKAT kedalam jaringan existing, maka nilai Redaman Saluran
minimal harus disesuaikan dengan jenis teknologinya sesuai dengnan
tabel dibawah ini.

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan

1 POTS/suara dB/km ≤ 3,45 ≤ 1,82 ≤ 1,28 Berdasarkan


SCRE
F = 800Hz; Rd =
600 •
2 Pair Gain dB ≤ 35 ≤ 35 ≤ 35 F = 40 KHz
Rd=120•
3 ISDN (B R A) dB ≤ 32 ≤ 32 ≤ 32 F = 80 KHz
Rd=150 •

4 ISDN (P R A ) dB ≤ 27 ≤ 27 ≤ 27 Syst. 2 pair


≤ 31 ≤ 31 ≤ 31 Sist. 3 pair
f = 150 KHz;
Rd=135 •
5 HDSL dB ≤ 27 ≤ 27 ≤ 27 Syst. 2 pair
≤ 31 ≤ 31 ≤ 31 Sist. 3 pair
f = 150 KHz;
Rd=135 •

276 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

6 ADSL dB ≤36 ≤ 36 ≤ 36 2 MBps


≤ 30 ≤ 30 ≤ 30 4 MBps
≤ 25 ≤ 25 ≤ 25 6 MBps
f = 300 KHz;
Rd=120 •

Tabel 10-06
Nilai Redaman Saluran yang harus dipenuhi setiap jenis layanan/teknologi.
2) Untuk jaringan kabel hasil pembangunan baru, Redaman Saluran
maksimum setiap kilometernya adalah sebagai berikut :

No. Frekuensi Tahanan Redaman


(kHz) Ω)
Dalam (Ω Maksimum/km Keterangan
(dB)
1 40 120 5
2 80 150 6
3 150 135; 150 6,5
4 300 120; 150 8,5

Tabel 10-07
Nilai Redaman Saluran Maksimum per-km yang harus dipenuhi JARKAB Pembangunan
Baru.

2) Dengan Subscriber Line Tester


Pengukuran Redaman Saluran dengan menggunakan Subscriber Line
Tester dapat diukur secara otomatis atau manual. Secara otomatis
artinya dengan menekan beberapa tombol, kita dapat mengukur
beberapa parameter elektris kabel sekaligus untuk berbagai jenis
teknologi/layanan, termasuk redaman saluran dengan tidak perlu
mengatur berbagai jenis frekuensi dan Tahanan Dalam dari alat ukur.

Gambar 10-13
Konfigurasi Pengukuran Parameter Elektris Kabel dengan Subscriber Line Tester

Alat ukur ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dilapangan


karena dapat bekerja dengan cara otomatis hanya dengan menekan
beberapa tombol dan menggunakan Battery sebagai sumber catu
dayanya.

277 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Setting Alat Ukur dilakukan hanya pada saat memasukkan data atau nilai
elektris semua parameter yang akan diukur. Setelah itu dengan menekan
beberapa tombol, maka semua item pengukuran yg diinginkan dapat
secara otomatis akan terukur dan dapat disimpan dalam memori alat ukur
itu sendiri. Hasil pengukuran dapat disimpan dalam suatu komputer dan
dapat pula dicetak. Item pengukuran yang dapat dilakukan dengan SLK-
22 sekaligus untuk semua jenis layanan berbasis tembaga (POTS, ISDN
BRA/PRA, HDSL, ADSL), antara lain :
- Redaman Saluran;
- Corss Talk (Near dan Far);
- White Noise;
- Impulse Noise;
- Dan lain-lain.

3) Menggunakan Subscriber Loop Analyzer


Cara kerja dan fungsi alat ukur jenis ini mirip dengan Subscriber Line
Tester/Kit, namun demikian keduanya tidak persis sama karena masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian
kedua jenis alat ukur ini akan saling melengkapi, sehingga seluruh
permasalahan pengukuran tentang JARLOKAT akan terpenuhi.
Dibanding dengan keduanya, Subscriber Line Tester dapat mengukur
Cross Talk tapi tidak bisa berfungsi sebagai Fault Locater sedangkan
Subscriber Loop Analyzer bisa.
♣ Echometer/ TDR (10 km) ♣ levelmeter,
♣ wheatstone bridge (30 km) ♣ fault-locater,
♣ microtest/talk-set, ♣ test-tone dan
♣ megger, ♣ multitester/ AVO meter

Gambar 10-14
Konfigurasi Pengukuran Parameter Elektris Kabel dengan Subscriber Loop
Analyzer

7.7. Pengukuran Redaman Cakap Silang (Cross Talk Attenuation)

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai berapa jauh nilai “ikut
dengar” suatu saluran bila saluran lain dalam kabel itu sedang dipakai.

a. Ada 2 macam/jenis Redaman Cakap Silang, yaitu :

1) Near End Cross Talk ( NEXT ) = Redaman Cakap Silang Ujung Dekat

278 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

2) Far End Cross Talk ( FEXT ) = Redaman Cakap Silang Ujung Jauh.

b. Dalam pengukuran ini yang harus diukur adalah :

1) Redaman Cakap Silang antar pasangan (pair) dalam “quad” yang sama
dan Redaman Cakap Silang antar “pair” dalam “quad” yang berbeda.
2) Item pengukuran cross talk :

Keterangan :
a1 : XTALK antara p1 – p2 (1 quad atau dalam quad yang sama)
a2 : XTALK antara p1 – p3 (2 quad atau antar quad yang berbeda)
a10 : XTALK antara p1 – p4 (2 quad atau antar quad yang berbeda)
a11 : XTALK antara p2 – p3 (2 quad atau antar quad yang berbeda)

a11
a10 a12
a2
a1

a b a b a b a b
p1 p2 p3 p4

quad 1 quad 2

a12 : XTALK antara p2 – p4 (2 quad).


p = pair
1 quad = 2 pair
p3 dan p4 akan menjadi p1 dan p2 pada waktu pengukuran berikutnya.
Urutan pengukuran pada satu unit (10 pair).

Catatan :
Pengukuran Redaman Cakap Silang (Crosstalk) pada kabel untuk
layanan digital dilakukan dengan frekuensi kirim sesuai dengan jenis
teknologinya sedangkan untuk JARKAB hasil pembangunan baru dapat
digunakan frekuensi kirim 1.000 KHz (1 MHz) dengan Impedansi
Penutup 120 Ω.

c. Macam Pengukuran :
1) Pengukuran Redaman Cakap Silang Dekat (NEXT = Near End Cross
Talk).
2) Pengukuran Redaman Cakap Silang Ujung Jauh (FEXT = Far End
Cross Talk).
3) Pengukuran/penghitungan ELFEXT = Equal Level FEXT.

d. Alat Ukur Yang Digunakan

1) Oscillator/ Generator & Level/Power Meter


2) Subscriber Line Tester

e. Cara pengukuran :

279 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

1) Dengan Oscillator/Generator & Level Meter


a) Near End Cross Talk = Redaman Cakap Silang Ujung Dekat;
Oscillator

nada
Rp (Tahanan
s1
Penutup
600 Ohm tanpa LC
.

s2 Rp 600 Ohm

Level Meter

Gambar 10-15
Konfigurasi Pengukuran Redaman Saluran dengan Oscillator/Generator + Level Meter.

(1) Layanan POTS, konfigurasi pengukuran sebagai berikut :

Setting Oscillator Level Meter


Frekuensi 800 Hz 800 Hz
Tahanan Dalam 600 Ω 600 Ω untuk Saluran tanpa LC
Level 0 dBm Hasil Ukur (dB)

♣ Misalkan kita akan mengukur NEXT dalam Quad yang


sama, maka ujung p-1 pada MDF dihubungkan dengan
Oscillator sedang ujung lainnya pada RK/DP diberi
Tahanan 600 Ω.
♣ Ujung kabel p-2 pada MDF dihubungkan dengan Level
Meter sedang ujung lainnya pada RK/DP diberi beban
tahanan 600 Ω.
♣ Pada saat Alat Ukur dihidupkan, maka Oscillator akan
mengirimkan sinyal 800 Hz dengan level 0 dBm dan
merambat sepanjang saluran p-1.
♣ Saat itu akan terbaca suatu besaran nilai tertentu pada
Level Meter dan nilai tersebut merupakan besarnya
Cakap Silang yang terjadi antara p-1 dengan p-2.
♣ Selanjutnya bila kita akan mengukur Cakap Silang antar
urat kabel dengan Quad yang berbeda, misalnya p-1
dengan p-3, maka baik tahanan (600 Ω) maupun Level
Meter yang terinstalasi pada p-2 dipindahkan ke p-3.
Setelah Alat Ukur diaktifkan, maka akan terbaca pada
Level Meter besarnya nilai Cakap Silang antar urat kabel
tersebut.

(2) Untuk layanan lainnya (digital), langkah pengukuran sebagai


berikut :
♣ Untuk mengukur Cakap Silang dalam rangka hendak
mengimplementasikan suatu jenis layanan (multi media),
maka prosedur pengukuran tetap sama. Yang mutlak

280 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

diperhatikan adalah Frekuensi Kerja setiap jenis layanan


akan berbeda. Juga Tahanan Beban harus disesuaikan
dengan peruntukannya.
♣ Setelah diatur frekuensi dan tahanan beban seperti pada
tabel dibawah, lakukan langkah pengukuran seperti
diatas.

Pair Gain :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 40 kHz 40 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

ISDN BRA :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 80 kHz 80 kHz
Tahanan Dalam 150 Ω 150 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

HDSL :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 150 kHz 150 kHz
Tahanan Dalam 135 Ω 135 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

ADSL :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 300 kHz 300 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

ISDN PRA :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 1.000 kHz 1.000 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)

2). Menggunakan Subscriber Line Tester


Seperti telah diuraikan diatas bahwa alat ukur ini dapat mengukur
secara otamatis untuk berbagai parameter elektris kabel termasuk
Cross Talk (Near dan Far End Cross Talk) tanpa mengatur
berbagai jenis frekuensi dan Tahanan Dalam seperti bila
menggunakan Oscillator/Generator dan Level Meter.

281 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Gambar 10-16
Konfigurasi Pengukuran Cakap Silang (NEXT & FEXT) dengan Subscriber Line Tester

b) Far End Cross Talk = Cakap Silang Ujung Jauh

♣ Oscillator dan Level Meter ditempatkan pada sisi yang bebeda.


Misalkan kita akan mengukur FEXT antara p-1 dengan p-2,
maka Oscillator/Generator dihubungkan dengan ujung p-1 pada
terminasi MDF dan ujung lainnya dipasang Tahanan Penutup
sesuai peruntukannya kemudian ujung p-2 pada MDF dipasang
Tahanan Penutup sedang ujung lainnya pada RK/DP
dihubungkan dengan Level meter.
♣ Pada waktu Oscillator dihidupkan maka pada Level Meter akan
terbaca suatu nilai Cakap Silang Ujung Jauh.
♣ Pengukuran selanjutnya untuk urat kabel yang lain, prosesnya
sama dengan diatas.
♣ Yang membedakan antara layanan POTS dengan layanan
lainnya adalah pada setting frekuensi Oscillator dan Tahanan
Penutupnya (Rp) sesuai yang tercantum dalam tabel diatas
(pengukuran NEXT).

Gambar 10-17
Konfigurasi Pengukuran FEXT dengan Oscillator/Generator + Level Meter.
♣ Bila kita menggunakan SLK-22 untuk mengukur Far End Cross
Talk, saat kita mengukur semua parameter elektris yang kita
inginkan secara otomat, maka FEXT juga terukur untuk semua
jenis layanan.

c) Cara Pengukuran Equal level Far End Cross Talk (ELFEXT) :

Harga ELFEXT didapat dari :

282 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Hasil Ukur FEXT – Harga Redaman dari Saluran tersebut

d) Nilai Redaman Cakap Silang yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan


Pair Gain; ISDN BRA/ dB ≥ 65 ≥ 65 ≥ 65 NEXT
PRA; HDSL ; ADSL dB ≥ 75 ≥ 75 ≥ 75 FEXT

Tabel 10-08
Nilai Redaman Cakap Silang (NEXT dan FEXT) yang harus dipenuhi

7.8. IMPEDANSI SALURAN

Didalam setiap saluran terdapat sifat-sifat Induktansi, Kapasitansi, dan Tahanan


Murni yang apabila pada saluran tersebut dilalukan suatu frekuensi atau suatu
tegangan bolak-balik, maka oleh karena masing-masing sifat-sifat diatas
mempunyai kelakuan sendiri-sendiri dan saling mempengaruhi, maka terjadilah
“Impedansi Saluran”.
Karakteristik saluran yang mempunyai besaran-besaran listrik : R, L, C, dan G
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 10-18
Konfigurasi Jaringan Kabel Tembaga yang terdiri atas R, L, C, dan G .

Bila diambil potongan dari dua konduktor seperti gambar diatas, maka akan
diperoleh persamaan saluran konduktor dalam bentuk fungsi transfer.

Fungsi transfer diatas adalah :

283 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

dimana

kecepatan phasa adalah :

Dari rumusan diatas akan diperoleh Impedansi Karakteristik (Zo) :

R = Tahanan Murni = Tahanan Jerat (Ω) C = Kapasitansi (Farad = F)


L = Induktansi (Henry) G = Konduktansi (1/R = Mho)
Pada frekuensi tertentu, misalnya f = 800 Hz, L, R dan G dapat diabaikan bila
dibandingkan dengan C, sehingga parameter konstanta propagasi yang
berperan hanya R dan C.
R (Tahanan Jerat) tergantung diameter kabel sedang C = 50 nF/km (tidak
tergantung diameter).
Nilai impedansi ini sangat penting terutama apabila dihubungkan dengan suatu
perangkat (Junctor, Repeater, dll) dimana perangkat tersebut mempunyai syarat
impedansi Input/Output. Bila nilai impedansi saluran tidak sesuai dengan
impedansi input/output dari peralatan, maka akan terjadi “Refleksi (pantulan)”
yang akan mempengaruhi mutu pembicaraan. Impedansi Saluran biasa disebut
Impedansi Karakteristik. Nilai ini tidak dapat diukur langsung, namun harus

284 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

dihitung dari hasil pengukuran “Impedansi Terbuka” dan “Impedansi Hubung


Singkat”.

a. Metode Pengukuran :
♣ Secara Teoritis
♣ Menggunakan Alat Ukur Redaman Saluran

1) Prinsip Pengukuran Secara Teoritis :

a) Mendapatkan Short Circuit Impedance = Impedansi Hubung

Ro Lo

ujung dihubung singkat


Go Co

Ro Lo

Singkat = Zsc

Co dan Go tidak terpengaruh karena dihubung singkat.

Zsc
I.JWL

I.Ro
ω (Omega) = 2.π.f
f = frekuensi
ωL = Reaktansi Lo
b) Mendapatkan Open Circuit Impedance = Impedansi Terbuka = Zoc

Ro Lo

ujung dibiarkan
Go terbuka
Co

Ro Lo

Co dan Go lebih terpengaruh.

285 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

I/Ro

I/JWC Zoc

1
 = Reaktansi Co
JωC

c) Impedansi Karakteristik

Zsc

Zo

Zoc

Gabungan dari dua diagram diatas.


Zsc (Impedansi Hubung Singkat)
Zoc (Impedansi Terbuka)
Zo = Impedansi Karakteristik

2) Dengan Bantuan Alat Ukur Redaman Saluran :

a) Mengukur Zoc (Open Circuit Impedance)

Ujung dibiarkan terbuka

Oscillator/Generator

Gambar 10-19
Konfigurasi Pengukuran Open Circuit Impedance dari Saluran dengan
Oscillator/Generator

286 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

♣ Oscillator diset pada frekuensi 800 Hz. Oscillator dihubungkan


dengan ujung kabel pada terminasi MDF sedang ujung lainnya
pada RK/DP dibiarkan terbuka.
♣ Pada Alat Ukur akan terbaca suatu besaran, yaitu nilai Zoc
dalam Ohm (Ω);
♣ Untuk jenis layanan lainnya, Oscillator diset pada frekuensi
tertentu sesuai dengan peruntukannya dan akan tertera nila Zoc
tersebut. Jenis frekuensi tersebut tsb. adalah : 40 KHz (Pair
Gain), 80 KHz (ISDN BRA), 150 KHz (HDSL), 300 KHz (ADSL)
dan 1 MHz (ISDN PRA) untuk layanan lainnya.

b) Mengukur Zsc (Short Circuit Impedance)


♣ Oscillator diset pada frekuensi 800 Hz untuk layanan POTS.

nada
ujung
dihubung
singkat

Gambar 10-20
Konfigurasi Pengukuran Short Circuit Impedance dari Saluran dengan
Oscillator/Generator

♣ Oscillator dihubungkan dengan ujung urat kabel yang akan


diukur pada terminasi MDF sedangkan ujung kabel lainnya
pada RK/DP dihubung singkat. Hasil pengukuran adalah Zoc
dalam Ohm (Ω).
♣ Untuk layanan lainnya, misalnya HDSL maka Oscillator diatur
pada frekuensi 150 KHz. Setelah itu Oscillator diset pada
frekuensi 80 KHz, 40 KHz, 300 KHz dan 1 MHz.
Hasil pengukuran adalah Zoc dalam Ohm (Ω);

c) Impedansi Karakteristik (Zo) dapat dihitung dengan menggunakan


rumus dibawah ini :

Zo = √ (Zoc x Zsc) Ω

3) Harga impedansi Yang Harus Dipenuhi :

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan

1 POTS/suara Ω 600 f = 800 Hz


2 Pair Gain Ω 120 f = 40 KHz
3 ISDN (B R A) Ω 150 f = 80 KHz
4 ISDN (P R A) Ω 135 f = 150 KHz
5 HDSL Ω 135 f = 150 KHz
6 ADSL Ω 120 f = 300 KHz
Tabel 10-09
Nilai Impedansi Saluran setiap jenis layanan/teknologi.

287 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

7.9. Pengukuran Impedansi Terhadap Frekuensi

Untuk keperluan lain sering juga diadakan pengukuran Impedansi Karakteristik


dengan berbagai frekuensi. Cara pengukuran maupun alat ukurnya sama
dengan yang dipergunakan pada pengukuran diatas, namun frekuensinya
diubah-ubah mulai 250 Hz samapai 4.000 Hz dengan kenaikan 250 Hz untuk
jenis layanan POTS. Untuk jenis layanan lainnya dapat disesuaikan dengan
frekuensi masing-masing.
Hasil ukurnya dibuatkan grafik, sehingga dapat diketahui pengaruh berbagai
frekuensi terhadap Impedansi Karakteristik.
Pengukuran impedansi ini sangat perlu dilakukan terutama pada saluran-saluran
Junction karena biasanya Junction akan dihubungkan dengan perangkat Sentral
atau Transmisi, atau repeater transmisi.

7.10. Pengukuran Redaman Terhadap Frekuensi (Frequency Response)

Pengukuran redaman dengan bermacam-macam frekuensi ini dimaksudkan


untuk mengetahui karakteristik saluran, apakah saluran yang diukur merupakan
filter (memblok suatu frekuensi) atau tidak.
Hasil pengukuran dicatat dan dibuatkan grafik dengan sumbu datar frekuensi
dan sumbu tegak redaman. Grafik yang dihasilkan merupakan karakteristik
saluran yang dimaksud.
Alat ukur dan cara pengukuran sama dengan pengukuran Redaman Saluran,
namun frekuensi dari Oscillator diubah-ubah mulai 250 Hz sampai dengan 4.000
Hz (Voice Frequency adalah 300 Hz – 3.400 Hz).

Redaman (dB)
LPF

3,0
2,5
2,0
HPF
1,5
1,0
0,5
Frek.
0
0,25 1,0 (KHz)
0,5 0,75 1,25 1,5

Alat ukur dan cara pengukuran sama dengan pengukuran Redaman Saluran,
namun frekuensi dari Oscillator diubah-ubah mulai 250 Hz sampai dengan 4.000
Hz (Voice Frequency adalah 300 Hz – 3.400 Hz). Juga untuk jenis layanan
lainnya dapat dilakukan hal yang sama dengan menyesuaikan frekuensi masing-
masing.

a. Tujuan

288 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Untuk mengetahui apakah cacat karakteristik redaman saluran terhadap


sinyal yang dilewatkan yang disebabkan adanya perubahan harga-
harga parameter saluran masih dalam batas-batas standard.

b. Alat Ukur Yang Digunakan

♣ Oscillator/Generator
♣ Level/Power Meter

c. Rangkaian Pengukuran

Gambar 10-21
Konfigurasi Pengukuran Frekuensi Response dengan Oscillator/Generator

d. Prosedur Pengukuran

1) Pengaturan Generator/OscillatorLevel Referensi tetap untuk kirim : 0


dBm pada 250 Hz sampai 4.000 Hz dengan step 250 Hz dan
Impedansi 600 Ω.
2) Atur Selective Level Meter pada impedansi 600 Ω dan frekuensinya
sesuai dengan frekuensi kirim pada pita suara mulai dari 250 Hz
sampai 4.000Hz dengan step 250 Hz.
3) Catat setiap hasil pengukuran dan kemudian dibuatkan grafik.
4) Kemudian Oscillator diatur pada frekuensi 20 KHz dengan tahanan 120
Ω.
5) Dengan demikian Level Meter pun harus diatur frekuensi dan
tahanannya sesuai dengan Oscillator.
6) Lakukan pengukuran mulai dengan frekuensi 20 KHz sampai dengan 2
MHz dengan step 10 KHz.
7) Baca level penunjukan dan cocokkan dengan harga standard.

e. Harga redaman saluran yang harus dipenuhi

Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan


POTS/suara; Pair Gain;
ISDN BRA/PRA; HDSL; dB <3 <3 <3
ADSL.

Tabel 10-10
Nilai Redaman Saluran yang harus dipenuhi dalam pengukuran Frekuensi Response.

289 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

7.11. Pengukuran Elektris Sinyal 2 MB/s

a. Tujuan
Untuk mengetahui performansi/kualitas sinyal tersebut yang disalurkan
melalui jaringn kabel tembaga.

b. Alat Ukur Yang Digunakan


♣ Oscilloscope 500 MHz
♣ Digital Transmission Analizer atau PCM Test Test

c. Rangkaian Pengukuran
( 2 Mbps ) RT ( 2 Mbps )
COT
Tx Rx

Rx Tx
Tx Rx

Oscilloscope Digital transmission Analyzer

Gambar 10-22
Konfigurasi Pengukuran Sinyal 2 Mb/s.
d. Langkah Pengukuran
1) Pada sisi Sentral :
♣ Oscilloscope dihubungkan dengan output (Rx) 2 Mb/s dari COT
(Central Office Terminal) sedang pada Remote Terminal pada input
Tx dihubungkan dengan Digital Transmission Test atau BER
Generator.
♣ Hubungkan catuan listrik dengan alat ukur dan aktifkan.
2) Pada sisi Remote : hubungkan Digital Transmission Analyzer dengan
bagian Tx dari Remote Terminal lalu aktifkan Alat Ukur.
3) Amati sinyal yang diterima pada Oscilloscope dan sesuaikan dengan
spesifikasi harga standard seperti dibawah ini.

e. Harga Standard

NO. ITEM UJI PERSYARATAN


1. Kode HDB3
2. Bit Rate 2048 Kbps ± 50 ppm
3. Bentuk Pulsa Memenuhi Gambar Pulse Mask
4. Impedansi 120 Ohm/balance
5. Tegangan Pulsa “satu” 3 V ± 0,3 V
6. Tegangan Pulsa “nol” 0 V ± 0,3 V
7. Lebar Pulsa nominal 219 ns s/d 269 ns (standard 244 ns)
8. Jitter Product
20 Hz ≤ 1,5 UI
2,4 KHz ≤ 1,5 UI
18 KHz ≤ 0,2 UI
100 KHz ≤ 0,2 UI

290 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

9. Kemampuan equalisasi > 6 dB pada 1024 KHz redaman


saluran

Pulse Mask 2048 kbit/s

Perbandingan amplitudo pulsa : 0,95 s/d 1,05


positip dengan pulsa negatip
Perbandingan lebar pulsa positip : 0,95 s/d 1,05
dengan pulsa negatip
Tributary output jitter :
♣ Tanpa jitter input, f s/d ≤100 : Memenuhi Tabel Tributary Output
kHz Jitter
♣ Dengan BPF : Sda
Toleransi jitter : Memenuhi Gambar Lower limit dan
Tabel Parameter value
Jitter transfer : Memenuhi Gambar Jitter transfer

291 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

269 ns
(244 + 25)

10% 20 %
V =100%
10% 20 % 194 ns
(244 - 50)

Nominal
pulse

50%

244 ns

219 ns
(244-25)
10% 10%
0%
10% 10%
20%

484 ns
(244 + 244)

Note - V corresponds to the nominal peak value

Tabel Tributary output jitter

Parameter Tanpa jitter input Measurement filter bandwidth


Value

Band pass filter having a lower


unit interval Maximum unit interval cutoff frequency f1 and an upper
peak-peak frquency peak-peak cutoff frequency f2, a roll-off 20
dB/decade

Digit rate
(kbit/s) f1 f2

2.048 0.25 100 kHz 0.05 18 kHz 100 kHz


(700 Hz)

Catatan :
Untuk 2 048 kbit/s 1 UI = 488 ns

292 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

and wonder amplitude (log scale)


Peak to peak jitter
Characteristic of
A0 a typicalframe aligner

A1 Slope equivalent
to 20 dB/decade

A2

0 f0 f1 f2 f3 f4

Jitter frequency (log scale)

Lower limit of maximum tolerable input jitter and wander

Parameter values for input jitter and wander tolerance


Parameter Peak-to-peak
Value Amplitude Measurement filter bandwidth
(UI) Pseudo
random
Digit A2 A1 A2 f0 f1 f2 f3 f4 test
Rate signal
(kbit/s)

2.048 152 1.5 0.2 10-5 Hz 20 Hz 2.4 kHz 18 kHz 100 kHz 215 - 1
(18 µs) (93 Hz) (700 Hz)

Catatan :
1. Nilai dalam kurung dipakai, tergantung metode ujinya.
2. * Nilai masih dalam penyelidikan.
3. UI = Unit Interval, untuk : 2 048 kbit/s 1UI = 488 ns
dB
0.5
Jitter
gain
0
Frequency (f)
20 dB/decade

f0 f1 f2

Catatan :
1. f0 dibuat sekecil mungkin
2. Besarnya f1 (f-cutoff) dan f2 sebagai berikut :

Bit rate f1 f2
2048 kbit/s 40 Hz 400 Hz

Jitter Transfer

293 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Kemampuan equalisasi : ≥ 6 dB pada 1024 KHz redaman


saluran input
Struktur frame : Satu frame terdiri dari 32 time slot.
Time slot 16 berisi signalling dan
multiframe alignment word/signal,
time slot 0 untuk alarm dan frame
alignment sinyal.

7.12. Pengukuran Bit Error Rate (BER)

Pengukuran BER yang disebabkan pengaruh perubahan parameter saluran.

a. Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh perubahan parameter saluran yang


mengakibatkan/menambah Bit Error pada sisi antarmuka dari kedua sisi
end to end.

b. Alat Ukur Yang Digunakan


• BER TEST SET

c. Rangkaian Pengukuran

Kirim
Terima

z = 120 Ohm z = 120 Ohm


BER Meter/ BER Meter/
artificial artificial

Gambar 10-23
Konfigurasi Pengukuran Bit Error Rate.

d. Prosedur Pengukuran

1) Atur sisi kirim


• Atur besaran dan bentuk parameter dari BER Generator dengan
kecepatan kirim 2,4 kb/s sampai dengan 2 Mb/s.
• BER Generator dihubungkan dengan ujung urat kabel yang akan
diukur pada terminasi MDF sedang ujung lainnya pada terminasi
RK/DP dihubungkan dengan BER Meter pada sisi terima.

2) Atur sisi terima


Atur besaran dan bentuk parameter pada BER Meter seperti pada sisi
kirim.
• Baca penunjukan pada BER Meter dan cocokkan dengan harga
standard.

294 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

• Pengamatan dan pengukuran BER dilaksanakan setidaknya


selama 24 jam secara terus-menerus.

e. Harga standar BER yang harus dipenuhi

No Jenis Layanan Satuan 0.4 mm 0.6 mm 0.8 mm Keterangan

1 POTS/suara - - -
-7 -7 -7
2 Pair Gain; ISDN BRA/ 10 10 10
PRA; HDSL; ADSL

Tabel 10-11
Harga Standard BER yang harus dipenuhi.

7.13. Pengukuran Harga Tahanan Tanah (Pentanahan)

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui harga tahanan tanah dari suatu
instalasi sarana telekomunikasi (misalnya pada Rumah Kabel, Kotak Pembagi,
RPU, dll).
Alat Ukur yang digunakan : Grounding Tester.

a. Harga Standard

Biasanya harga tahanan pentanahan ditentukan ≤ 3 Ω.

b. Cara Pengukuran

Sebelum C-T disambungkan, maka kutub C disambungkan pada alat ukur


dititik P. Dengan bantuan dua kabel masing-masing panjang kurang lebih
15 meter yang disambungkan pada O dan R sedangkan ujung lainnya
diberikan batang logam G1 dan G2.
Batang G1 dan G2 ditancapkan pada tanah basah agar dapat dilakukan
pengukuran. Maka harga tahanan tanah C dapat dibaca pada meter V alat
ukur yang digunakan.
T : Terminal Pentanahan Rumah Kabel
A-B-C : Kutub tanah tembaga diameter 1,6 cm panjang 200 cm
ditanamkan dan masing-masing berjarak 10 m.
T-C : Kawat tembaga pilin minimal diameter 25mm2.

295 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

A B

P O
V
R
G1 G2

GROUNDING
TESTER

Gambar 10-24
Konfigurasi Pengukuran Sistem Pentanahan.

c. Harga tahanan pentanahan yang harus dipenuhi :

No Karakteristik Satuan Nilai/persyaratan Keterangan

1 Kontinyuitas - Baik
2 Tahanan Konduktor Ohm ≤3
3 Potensial - Equi-potensial Besarnya nilai potensial
semua titik pentanahan yang
diintegrasikan harus sama
Tabel 10-12
Tabel Harga Tahanan Pentanahan

8. JARAK MAKSIMUM DAN BIT RATE, PEMILIHAN URAT KABEL, SERTA


KELENGKAPAN

a. PERKIRAAN JARAK MAKSIMUM DAN BIT RATE

296 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Apabila semua besaran elektris dari saluran dapat dipenuhi sesuai kriteria
yang ada, maka (calon) Pelanggan dapat diberi kepastian dapat dilayani
untuk berbagai jenis layanan dengan memperhitungkan jarak sesuai
dengan tabel dibawah ini.
JENIS JARAK JANGKAU MAKSIMUM (km)
NO. LAYANAN DIAMETER KABEL (mm) DATA RATES KETERANGAN
0.4 0.6

1 POTS 3.00 5.70 0,3 - 3,4 KHz


(TELEPHONI) (64 kbps)

2 PAIR GAIN 3.00 5.70 160 kbps Duplex

3 ISDN - BRA 3.10 5.70 2B + D


(144 kbps)
4 ISDN - PRA 0.25 0.37 2 Mbps tanpa media
transmisi

5 HDSL 2.20 4.40 2 Mbps Duplex

6 ADSL 2.50 4.20 2 Mbps Down Stream

2.10 3.50 4 Mbps Down Stream

1.70 2.90 6 Mbps Down Stream

Tabel 10-13
Perbandingan antara jenis layanan, diameter kabel dengan jarak jangkau maksimum

b. PEMILIHAN PASANGAN URAT (PAIR) KABEL PADA JARLOKAT


UNTUK BERBAGAI JENIS LAYANAN (KECEPATAN BIT RENDAH).

Agar jaringan kabel tembaga dapat digunakan untuk menyalurkan


layanan berbasis digital, disamping persyaratan jaringan, karakteristik
pisik dan karakteristik elektrik kabel masih perlu di lakukan pemilihan
pasangan urat kabel yang akan dipakai.
Pemilihan pasangan urat kabel dilakukan sesuai dengan jenis layanan
digital yang akan di salurkan.
Layanan untuk kecepatan Bit Rate rendah dapat mempedomani tabel
dibawah :

297 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

Telepon Analog Bebas memilih pasangan urat kabel loncat 1


quad

Band Frek 48, 240 kHz Loncat satu Sub-unit sub-unit lain
Leased Line
(Sal. Sewa) Layanan Trans. Kode Loncat satu Quad
50, 100 b/s
Layanan Data Digital
48 kb/s Bebas memilih

9,6 kb/s pasangan urat kabel Quad lain

4,8 kb/s Bebas memilih Sub-unit lain

200, 300, 2400 b/s pasangan urat kabel

1 – 64 (320 kb/s) Bebas memilih pasangan urat kabel

Line Loss (dB) 25 30 35 40 45 50

Tabel 10-14
Pengaturan Pemilihan Pair didalam Unit Kabel.

c. Teknologi xDSL

Khusus untuk penerapan teknologi xDSL, beberapa kriteria berikut juga


harus diperhatikan berhubung data /bit rate yang disalurkan sangat tinggi.

1. Terminasi

Terminasi untuk teknologi xDSL sangat dianjurkan menggunakan


terminasi sejenis LSA Plus atau Highband Module karena
performansinya sangat tinggi. Hal ini untuk mengupayakan loss
serendah mungkin.

2. Pemilihan Urat Kabel

a) Jaringan kabel tembaga berupa kabel struktur "quad" atau


"pair yang dipuntir (twisted)".

b) Dalam satu quad kabel (dua pair), yang digunakan hanya satu
pair (a/b) sedangkan urat kabel lainnya (c/d) sebagai cadangan
atau sebaliknya.

c) Hindarkan menggunakan pair kabel cadangan dalam quad


yang sama ad 2) diatas untuk kepentingan lainnya.

d) Dalam satu unit kabel (terdiri dari lima quad kabel) hanya
diperbolehkan satu sistem xDSL.

e) Tidak dibenarkan terjadinya penyilangan urat kabel.

298 - 299 DivRisTI


PEDOMAN PEMASANGAN JARINGAN TELEKOMUNIKASI PPJT 2000 – I (JARLOKAT)
PED T-005-2000 VERSI 1 PEDOMAN PENGUKURAN DAN PARAMETER ELEKTRIS KABEL

d. APLIKASI ISDN

Untuk layanan ISDN PRA tidak dicantumkan secara khusus karena hal ini
tergantung dari sistem bearer yang digunakan, misalnya HDSL maka
kriterianya menggunakan spesifikasi HDSL.

e. KELENGKAPAN KABEL

Persyaratan elektris
No Karakteristik Satuan Terminal Blok Konektor
RPU RK KP KTB
1 Kontinyuitas - Baik baik baik baik Baik
2 Tahanan Isolasi MOhm ≥ 10.000 ≥ 10.000 ≥ ≥ ≥ 10.000
10.000 10.000

Tabel 10-15
Karakteristik elektris Terminal Blok

299 - 299 DivRisTI

Anda mungkin juga menyukai