BAB X
PEDOMAN PENGUKURAN
DAN
PARAMETER ELEKTRIS KABEL
1. TUJUAN
2. PENGGUNAAN
3. DEFINISI
1) Nama alat ukur kerja kelompok antara lain, contoh : meja ukur, sulim.
5) Bit Error Rate (BER Test) untuk mengukur kesalahan bit yang diterima.
6) Fault Locater untuk mengetahui letak titik kerusakan kabel dan mencari
rute kabel.
5. TAHAPAN PENGUKURAN
2) Pengukuran di Gudang
Parameter yang diukur :
R. isolasi, Kontinuitas, Cross Talk, Tahanan Loop, Tahanan Screen,
Redaman. Metode pengukuran : 100 % (semua urat)
b. Macam Pengukuran :
1) Pengukuran Kontinuitas;
7. CARA PENGUKURAN
a. Metode Pengukuran :
Ada dua metode pengukuran, yaitu :
1) Menggunakan Alat Ukur Multimeter (AVO Meter)
Screen Cable
Saluran yang
dihubung
ditest
singkat
Digital
Multimeter
Gambar 10-01
Cara Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Digital Multimeter.
Line Komunikasi
Continuity
Tester
Gambar 10-02
Cara Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Continuity Tester.
b. Prinsip Pengukuran
Kontinuitas Saluran dicek dengan mengirim nada berfrekuensi 550 ± 100
Hz yang dibangkitkan dan dipancarkan oleh alat ukur dan diinsert pada
ujung kabel yang satu. Nada tersebut dapat didengar dengan Headphone
melalui alat penerima pada ujung kabel lainnya.
Kabel
Head Set
Saluran Komunikasi
Head Set Saluran yg diuji
Gambar 10-03
Prinsip Pengukuran Kontinuitas Saluran dengan Continuity Tester.
c. Langkah Pengukuran :
1) Kabel masih dalam Haspel :
a) Urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan sisi kirim dari
Alat Ukur sedang ujung kabel lainnya dihubungkan dengan sisi
terima Alat Ukur Continuity Tester.
b) Bila menggunakan Multimeter, ujung kirim dihubungkan dengan
Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.
c) Alat Ukur pada sisi kirim akan menyalurkan nada frekuensi sebesar
550 Hz.
d) Bila kontinuitas kabel baik, maka pada sisi terima dapat didengar
nada tersebut melalui Headphone.
e) Bila menggunakan Multimeter, maka pada alat ukur akan menunjuk
suatu nilai tertentu dengan satuan Ohm.
f) Selanjutnya urat kabel berikutnya dilakukan langkah yang sama.
g) Hasil pengukuran setiap urat kabel (baik atau tidak) dicatat dalam
sebuah format yang telah disepakati.
3) Kabel existing :
a) Hubungkan Alat Ukur sisi kirim dengan urat kabel yang akan
diukur pada terminasi MDF/RK, sedangkan sisi Terima alat ukur
dihubungkan dengan ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau
KP.
b) Proses pengukuran sama dengan diatas.
Contoh format :
Tabel 10-01
Contoh Tabel Hasil Pengukuran Kontinuitas Saluran.
d. Catatan :
Tabel 10-02
Harga Kontinuitas Yang Harus Dipenuhi.
ρ
l.ρ l = panjang saluran (meter)
R= Ω ρ (rho) = tahanan jenis kabel, untuk tembaga = 0,0175
q q = luas penampang kawat (mm2)
b. Cara Pengukuran :
a
Dihubung
Saluran yg diukur singkat
b
Digital Multimeter
Gambar 10-04
Cara Pengukuran Tahanan Jerat dengan Digital Multimeter.
c. Langkah Pengukuran
1) Kabel Dalam Haspel :
- Ujung urat kabel yang akan diukur dihubungkan dengan Digital
Multimeter sedang ujung lainnya dihubung singkat.
- Multimeter diset pada posisi pengukuran tahanan (Ohm). Hasil ukur
akan terbaca pada alat ukur dan masukkan kedalam Form yang
ada.
- Urat kabel selanjutnya diukur dengan proses yang sama.
Catatan :
Nilai elektris tersebut merupakan standard pada temperatur 20° C (Suhu
Ruang). Untuk temperatur rata-rata di Indonesia adalah 30° C, sehingga
Tahanan Loop dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
R¹ = Rº x ( 1 + α. t )
Dimana : R¹ = Tahanan Isolasi pada suhu t° C
Rº = Tahanan isolasi pada suhu 20° C
α = konstanta temperatur (untuk tembaga = 0,003).
t = selisih temperatur antara R¹ dengan Rº
c. Cara Pengukuran :
a1
Dihubung
b1 singkat
a2
b2
Digital Multimeter
Gambar 10-05
Cara Pengukuran Ketidak Seimbangan Tahanan Penghantar
dengan Digital Multimeter.
1 + a2 = z , a2 = z - b1
a1 + a2 = y Ω a1 + (z - b1) = y
b1 + a2 = z Ω -b1 = y - a1 - z
b1 = a1 + z - y
dari : a1 + b1 = x
a1 + a1 + z - y = x
2a1 = x + y - z
x+y-z
a1 = Ω
2
c. Evaluasi :
Rmax - Rmin
( ∆Z ) = x 100 %
Rmin
n
Σ ∆R
i=1
Maksimum Rata-rata = : %
N
Tabel 10-04
Harga Ketidak Seimbangan Penghantar yang harus Dipenuhi.
Rb
Rb
Rb : tahanan kebocoran
listrik
Rb
Gambar 10-06
Terminologi Pengukuran Tahanan Isolasi pada Kabel
b. Cara Pengukuran :
Screen
dibundel jadi satu
(termasuk screen) dan
digrounding
Yang akan
diukur Yang akan
diukur dilepas
Ground dari bending
MEGGER
500 Volt
DC
Gambar 10-07
Cara Pengukuran Tahanan Isolasi dengan MEGGER.
Setiap urat yang tidak diukur disatukan termasuk dengan screen,
kecuali urat yang diukur. Pengukuran dilakukan dengan tegangan
tembus searah (DC) 500 volt.
Hasil ukurnya menunjukkan besaran listrik yang terjadi pada urat yang
diukur terhadap urat lainnya dan terhadap tanah (a/t; b/t; a/b).
c. Langkah Pengukuran
♣ Sebelum dilaksanakan pengukuran tahanan isolasi, panjang kabel
sudah harus diketahui.
♣ Pisahkan satu pasang urat kabel yang akan diukur, misalnya p-1
sedang seluruh kabel lainnya disatukan dengan screen cable dan
dihubungkan dengan Grounding.
♣ Hubungkan ujung urat kabel yang akan diukur, misalnya p-1 dengan
alat ukur, lalu aktifkan alat ukur sedang ujung lainnya harus terbuka
(open). Lama pengukuran sekitar satu menit sampai penunjukan suatu
nilai Tahanan Isolasi konstan.
♣ Langkah selanjutnya adalah ujung urat-a tetap terhubung dengan alat
ukur sedang urat-b dilepas. Kemudian cord alat ukur yang sebelumnya
dihubungkan dengan urat-b disambungkan dengan Ground. Aktifkan
alat ukur selama sekitar satu menit, sehingga akan tertera suatu nilai
tahanan isolasi antara urat-a dengan ground.
♣ Pengukuran tahanan isolasi urat-b dengan gorund prosesnya sama
dengan diatas.
♣ Selanjutnya untuk pasangan urat kabel lainnya dilakukan proses
berulang.
♣ Untuk mengetahui tahanan isolasi per-kilometer, maka kita dapat
menggunakan rumus dibawah.
Harga Standar kabel, kebocoran makin banyak hasil ukur makin kecil (nilai
kebocoran makin besar).
d. Catatan :
• Hasil ukur dikonversi menjadi panjang kilometer, dengan rumus :
Tabel 10-05
Nilai Tahanan Isolasi untuk Jaringan Kabel Existing dalam Mengimplementasikan suatu
jenis layanan/teknologi.
Almunium Foil adalah pita almunium yang dipasang secara tumpang tindih
(overlap) meliliti kabel, dan dipasang untuk pengamanan kabel dari gangguan
tegangan liar. Oleh karena itu Almunium Foil ini harus terhubung dengan baik
ke Ground yang ada di RPU/MDF, RK, DP/KP yang selanjutnya dihubungkan ke
titik ground pada setiap titik terminal.
KP
MDF RK
S-1
Kabel Primer
S-2 KP KP terjauh setiap
Grounding Sekunder
Grounding
KP
Grounding
Gambar 10-08
Pengukuran Tahanan Screen Jaringan Kabel.
b. Cara/langkah Pengukuran :
Ra + Rb = R1 …………………..(1)
II Screen/Almunium Foil
dihubung
a singkat
Saluran Perantara
b
Digital Multitester
atauWheatstone Bridge
Gambar 10-10
Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap II.
Ra + Rs = R2 . . . . . . . . . . . . . . . (2)
III
Screen/Almunium Foil
a dihubung
Saluran Perantara singkat
b
Gambar 10-11
Cara Pengukuran Tahanan Screen dengan Digital Multimeter Tahap III.
Rb + Rs = R3 . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
Ra + Rb = R1 Rb + Rs = R3
Ra + Rs = R2 (-) Rb – Rs = R1 - R2 (-)
Rb – Rs = R1 – R2 2Rs = R3 – R1 + R2
Rs =R3+R2-R1
2
Tabel 10-05
Nilai Tahanan Screen yang harus dipenuhi, terlebih dalam instalasi Baru.
Redaman Saluran diartikan sebagai kerugian daya yang terjadi dalam saluran.
Satuan redaman adalah deci Bell (dB).
Pengukuran redaman dimaksudkan untuk mengetahui berapa dB daya yang
dikirim hilang dalam saluran. Dengan demikian untuk mengimplementasikan
suatu jenis tekonologi berbasis tembaga dengan spesifikasi tertentu, misalnya
redaman maksimum perangkat adalah 36 dB, maka segera dapat diketahui
kemungkinan digunakan atau tidak sistem tersebut dengan mengetahui
redaman saluran.
b. Cara Pengukuran
Bila Po > Pi berarti pada saluran terjadi “Penguatan” dan sebaliknya bila Po
< Pi maka pada saluran terdapat “Redaman”.
c. Langkah Pengukuran :
• Hubungkan ujung satu pasang urat kabel pada terminasi MDF dengan
Oscillator, sedang ujung kabel lainnya pada terminasi RK atau DP
disambungkan dengan Level Meter.
Pair Gain :
ISDN BRA :
ISDN PRA :
ADSL :
Tabel 10-06
Nilai Redaman Saluran yang harus dipenuhi setiap jenis layanan/teknologi.
2) Untuk jaringan kabel hasil pembangunan baru, Redaman Saluran
maksimum setiap kilometernya adalah sebagai berikut :
Tabel 10-07
Nilai Redaman Saluran Maksimum per-km yang harus dipenuhi JARKAB Pembangunan
Baru.
Gambar 10-13
Konfigurasi Pengukuran Parameter Elektris Kabel dengan Subscriber Line Tester
Setting Alat Ukur dilakukan hanya pada saat memasukkan data atau nilai
elektris semua parameter yang akan diukur. Setelah itu dengan menekan
beberapa tombol, maka semua item pengukuran yg diinginkan dapat
secara otomatis akan terukur dan dapat disimpan dalam memori alat ukur
itu sendiri. Hasil pengukuran dapat disimpan dalam suatu komputer dan
dapat pula dicetak. Item pengukuran yang dapat dilakukan dengan SLK-
22 sekaligus untuk semua jenis layanan berbasis tembaga (POTS, ISDN
BRA/PRA, HDSL, ADSL), antara lain :
- Redaman Saluran;
- Corss Talk (Near dan Far);
- White Noise;
- Impulse Noise;
- Dan lain-lain.
Gambar 10-14
Konfigurasi Pengukuran Parameter Elektris Kabel dengan Subscriber Loop
Analyzer
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai berapa jauh nilai “ikut
dengar” suatu saluran bila saluran lain dalam kabel itu sedang dipakai.
1) Near End Cross Talk ( NEXT ) = Redaman Cakap Silang Ujung Dekat
2) Far End Cross Talk ( FEXT ) = Redaman Cakap Silang Ujung Jauh.
1) Redaman Cakap Silang antar pasangan (pair) dalam “quad” yang sama
dan Redaman Cakap Silang antar “pair” dalam “quad” yang berbeda.
2) Item pengukuran cross talk :
Keterangan :
a1 : XTALK antara p1 – p2 (1 quad atau dalam quad yang sama)
a2 : XTALK antara p1 – p3 (2 quad atau antar quad yang berbeda)
a10 : XTALK antara p1 – p4 (2 quad atau antar quad yang berbeda)
a11 : XTALK antara p2 – p3 (2 quad atau antar quad yang berbeda)
a11
a10 a12
a2
a1
a b a b a b a b
p1 p2 p3 p4
quad 1 quad 2
Catatan :
Pengukuran Redaman Cakap Silang (Crosstalk) pada kabel untuk
layanan digital dilakukan dengan frekuensi kirim sesuai dengan jenis
teknologinya sedangkan untuk JARKAB hasil pembangunan baru dapat
digunakan frekuensi kirim 1.000 KHz (1 MHz) dengan Impedansi
Penutup 120 Ω.
c. Macam Pengukuran :
1) Pengukuran Redaman Cakap Silang Dekat (NEXT = Near End Cross
Talk).
2) Pengukuran Redaman Cakap Silang Ujung Jauh (FEXT = Far End
Cross Talk).
3) Pengukuran/penghitungan ELFEXT = Equal Level FEXT.
e. Cara pengukuran :
nada
Rp (Tahanan
s1
Penutup
600 Ohm tanpa LC
.
s2 Rp 600 Ohm
Level Meter
Gambar 10-15
Konfigurasi Pengukuran Redaman Saluran dengan Oscillator/Generator + Level Meter.
Pair Gain :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 40 kHz 40 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)
ISDN BRA :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 80 kHz 80 kHz
Tahanan Dalam 150 Ω 150 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)
HDSL :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 150 kHz 150 kHz
Tahanan Dalam 135 Ω 135 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)
ADSL :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 300 kHz 300 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)
ISDN PRA :
Setting Oscillator Level Meter
Frekuensi 1.000 kHz 1.000 kHz
Tahanan Dalam 120 Ω 120 Ω
Level Meter 0 dBm Hasil Ukur (dB)
Gambar 10-16
Konfigurasi Pengukuran Cakap Silang (NEXT & FEXT) dengan Subscriber Line Tester
Gambar 10-17
Konfigurasi Pengukuran FEXT dengan Oscillator/Generator + Level Meter.
♣ Bila kita menggunakan SLK-22 untuk mengukur Far End Cross
Talk, saat kita mengukur semua parameter elektris yang kita
inginkan secara otomat, maka FEXT juga terukur untuk semua
jenis layanan.
Tabel 10-08
Nilai Redaman Cakap Silang (NEXT dan FEXT) yang harus dipenuhi
Gambar 10-18
Konfigurasi Jaringan Kabel Tembaga yang terdiri atas R, L, C, dan G .
Bila diambil potongan dari dua konduktor seperti gambar diatas, maka akan
diperoleh persamaan saluran konduktor dalam bentuk fungsi transfer.
dimana
a. Metode Pengukuran :
♣ Secara Teoritis
♣ Menggunakan Alat Ukur Redaman Saluran
Ro Lo
Ro Lo
Singkat = Zsc
Zsc
I.JWL
I.Ro
ω (Omega) = 2.π.f
f = frekuensi
ωL = Reaktansi Lo
b) Mendapatkan Open Circuit Impedance = Impedansi Terbuka = Zoc
Ro Lo
ujung dibiarkan
Go terbuka
Co
Ro Lo
I/Ro
I/JWC Zoc
1
= Reaktansi Co
JωC
c) Impedansi Karakteristik
Zsc
Zo
Zoc
Oscillator/Generator
Gambar 10-19
Konfigurasi Pengukuran Open Circuit Impedance dari Saluran dengan
Oscillator/Generator
nada
ujung
dihubung
singkat
Gambar 10-20
Konfigurasi Pengukuran Short Circuit Impedance dari Saluran dengan
Oscillator/Generator
Zo = √ (Zoc x Zsc) Ω
Redaman (dB)
LPF
3,0
2,5
2,0
HPF
1,5
1,0
0,5
Frek.
0
0,25 1,0 (KHz)
0,5 0,75 1,25 1,5
Alat ukur dan cara pengukuran sama dengan pengukuran Redaman Saluran,
namun frekuensi dari Oscillator diubah-ubah mulai 250 Hz sampai dengan 4.000
Hz (Voice Frequency adalah 300 Hz – 3.400 Hz). Juga untuk jenis layanan
lainnya dapat dilakukan hal yang sama dengan menyesuaikan frekuensi masing-
masing.
a. Tujuan
♣ Oscillator/Generator
♣ Level/Power Meter
c. Rangkaian Pengukuran
Gambar 10-21
Konfigurasi Pengukuran Frekuensi Response dengan Oscillator/Generator
d. Prosedur Pengukuran
Tabel 10-10
Nilai Redaman Saluran yang harus dipenuhi dalam pengukuran Frekuensi Response.
a. Tujuan
Untuk mengetahui performansi/kualitas sinyal tersebut yang disalurkan
melalui jaringn kabel tembaga.
c. Rangkaian Pengukuran
( 2 Mbps ) RT ( 2 Mbps )
COT
Tx Rx
Rx Tx
Tx Rx
Gambar 10-22
Konfigurasi Pengukuran Sinyal 2 Mb/s.
d. Langkah Pengukuran
1) Pada sisi Sentral :
♣ Oscilloscope dihubungkan dengan output (Rx) 2 Mb/s dari COT
(Central Office Terminal) sedang pada Remote Terminal pada input
Tx dihubungkan dengan Digital Transmission Test atau BER
Generator.
♣ Hubungkan catuan listrik dengan alat ukur dan aktifkan.
2) Pada sisi Remote : hubungkan Digital Transmission Analyzer dengan
bagian Tx dari Remote Terminal lalu aktifkan Alat Ukur.
3) Amati sinyal yang diterima pada Oscilloscope dan sesuaikan dengan
spesifikasi harga standard seperti dibawah ini.
e. Harga Standard
269 ns
(244 + 25)
10% 20 %
V =100%
10% 20 % 194 ns
(244 - 50)
Nominal
pulse
50%
244 ns
219 ns
(244-25)
10% 10%
0%
10% 10%
20%
484 ns
(244 + 244)
Digit rate
(kbit/s) f1 f2
Catatan :
Untuk 2 048 kbit/s 1 UI = 488 ns
A1 Slope equivalent
to 20 dB/decade
A2
0 f0 f1 f2 f3 f4
2.048 152 1.5 0.2 10-5 Hz 20 Hz 2.4 kHz 18 kHz 100 kHz 215 - 1
(18 µs) (93 Hz) (700 Hz)
Catatan :
1. Nilai dalam kurung dipakai, tergantung metode ujinya.
2. * Nilai masih dalam penyelidikan.
3. UI = Unit Interval, untuk : 2 048 kbit/s 1UI = 488 ns
dB
0.5
Jitter
gain
0
Frequency (f)
20 dB/decade
f0 f1 f2
Catatan :
1. f0 dibuat sekecil mungkin
2. Besarnya f1 (f-cutoff) dan f2 sebagai berikut :
Bit rate f1 f2
2048 kbit/s 40 Hz 400 Hz
Jitter Transfer
a. Tujuan
c. Rangkaian Pengukuran
Kirim
Terima
Gambar 10-23
Konfigurasi Pengukuran Bit Error Rate.
d. Prosedur Pengukuran
1 POTS/suara - - -
-7 -7 -7
2 Pair Gain; ISDN BRA/ 10 10 10
PRA; HDSL; ADSL
Tabel 10-11
Harga Standard BER yang harus dipenuhi.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui harga tahanan tanah dari suatu
instalasi sarana telekomunikasi (misalnya pada Rumah Kabel, Kotak Pembagi,
RPU, dll).
Alat Ukur yang digunakan : Grounding Tester.
a. Harga Standard
b. Cara Pengukuran
A B
P O
V
R
G1 G2
GROUNDING
TESTER
Gambar 10-24
Konfigurasi Pengukuran Sistem Pentanahan.
1 Kontinyuitas - Baik
2 Tahanan Konduktor Ohm ≤3
3 Potensial - Equi-potensial Besarnya nilai potensial
semua titik pentanahan yang
diintegrasikan harus sama
Tabel 10-12
Tabel Harga Tahanan Pentanahan
Apabila semua besaran elektris dari saluran dapat dipenuhi sesuai kriteria
yang ada, maka (calon) Pelanggan dapat diberi kepastian dapat dilayani
untuk berbagai jenis layanan dengan memperhitungkan jarak sesuai
dengan tabel dibawah ini.
JENIS JARAK JANGKAU MAKSIMUM (km)
NO. LAYANAN DIAMETER KABEL (mm) DATA RATES KETERANGAN
0.4 0.6
Tabel 10-13
Perbandingan antara jenis layanan, diameter kabel dengan jarak jangkau maksimum
Band Frek 48, 240 kHz Loncat satu Sub-unit sub-unit lain
Leased Line
(Sal. Sewa) Layanan Trans. Kode Loncat satu Quad
50, 100 b/s
Layanan Data Digital
48 kb/s Bebas memilih
Tabel 10-14
Pengaturan Pemilihan Pair didalam Unit Kabel.
c. Teknologi xDSL
1. Terminasi
b) Dalam satu quad kabel (dua pair), yang digunakan hanya satu
pair (a/b) sedangkan urat kabel lainnya (c/d) sebagai cadangan
atau sebaliknya.
d) Dalam satu unit kabel (terdiri dari lima quad kabel) hanya
diperbolehkan satu sistem xDSL.
d. APLIKASI ISDN
Untuk layanan ISDN PRA tidak dicantumkan secara khusus karena hal ini
tergantung dari sistem bearer yang digunakan, misalnya HDSL maka
kriterianya menggunakan spesifikasi HDSL.
e. KELENGKAPAN KABEL
Persyaratan elektris
No Karakteristik Satuan Terminal Blok Konektor
RPU RK KP KTB
1 Kontinyuitas - Baik baik baik baik Baik
2 Tahanan Isolasi MOhm ≥ 10.000 ≥ 10.000 ≥ ≥ ≥ 10.000
10.000 10.000
Tabel 10-15
Karakteristik elektris Terminal Blok