Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENULISAN KATA

Disusun :

1. MANSUR EFENDI
2. LUKMANUL KHAKIM
3. PUJI ASTUTI
4. LUTFI FATHUL HANAN

UNIVERSITAS TIDAR

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK ELEKTRO

2016/2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.Puji syukur milik Allah SWT. Hanya karena izin-Nya kami dapat
menyelesaika makalah ini tepat pada waktunya. Taklupa kami panjatkan
shalawatsertasalamkepadajunjungan kitaNabiBesar Muhammad Saw, beserta keluarganya,
para sahabatnya, dan seluruh insan manusia yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak.
Kami menyadaribahwamakalahinimasihjauhdarisempurna.Karenaitu kami mengharapkan
adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang.
Harapan kami semoga makalahi ni bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin.

Magelang, 18 Maret 2017

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Ulang
Pengertian kata ulang
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata berarti unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan yang merupakan perwujudan dari kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa.
Adapun menurut sumber yang sama, makna dari ulang adalah kata yang terjadi sebagai
hasil reduplikasi, misal; rumah-rumah, tetamu, dag-dig-dug.
Berdasarkan makan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa, Kata ulang adalah
kata yang terjadi pengulangan pada kata dasarnya.
Macam – Macam Kata Ulang dan Contohnya
1. Kata ulang dwipurwa
Kata ulang dwipurwa merupakan pengulangan sebagian atau seluruh suku awal sebuah
kata atau pengulangan suku kata awal.
Conoth:
Tamu = tetamu
Laki = lelaki
Tangga = tetangga
Sekali = sesekali
Sama = sesama
2. Kata ulang murni (kata ulang dwilingga)
Kata ulang murni atau kata ulang dwilingga adalah kata ulang yang mengulang seluruh
kata dasar dan kata berimbuhan.
Contoh:
Takut = takut-takut
Datang = tiba-tiba
Tanda = tanda-tanda
Tiba = tiba-tiba
Kejadian = kejadian-kejadian
3. Kata ulang berimbuhan
Kata ulang berimbuhan adalah mengulang kata dasar sekaligus dengan imbuhannya
(afiksasi).
Contoh:
Malas = bermalas-malasan
Tinggi = setinggi-tingginya
Pandai = sepandai-pandainya

4. Kata ulang sebagian


Kata ulang sebagian adalah mengulang sebagian dari kata dasarnya.
Contoh:
Berjalan = berjalan-jalan
Memukul = memukul-mukul
Berlari = berlari-lari
Sama = sesama
Tangga = tetangga
Berapa = beberapa

5. Kata ulang semu


Kata ulang semu adalah kata dasar yang berupa kata ulang.
Contoh:
Kupu-kupu
Laba-laba
Undur-undur
Biri-biri
Gado-gado
Ongol-ongok
Ondel-ondel
6. Kata ulang perubahan (kata ulang dwilingga saling suara)
Kata ulang perubahan adalah pengulangan kata dasar dengan perubahan.
Contoh:
Balik = bolak-balik
Sayut = sayur-mayur
Gerak = gerak-gerik
Mandir = mondar-mandir

Makna kata ulang


Setiap kata ulang mempunyai arti dan makna tersendiri, berikut diantara makna dan arti
kata ulang;

a. Menguatkan, misalnya,
1) Malam ini sunyi-senyap (amat sunyi).
2) Pesta di rumah terdengar hiruk-pikuk (sangat hiruk = ribut).

b. Kebanyakan, pada umumnya, selalu dalam keadaan, misalnya,


1) Pemain basket di tim itu tinggi-tinggi (pada umumnya tinggi).
2) Bayi di pemukiman itu sehat-sehat (kebanyakan sehat).

c. Agak atau sedikit, misalnya,


1) Bunga itu hampir layu, warnanya merah kecokelat-cokelatan (agak cokelat).
2) Akibat terjatuh dari pohon, anak itu berjalan terpincang-pincang (sedikit pincang).

d. Paling, bagaimanapun, …mungkin, misalnya,


1) Nilai agar dapat lulus UAN serendah-rendahnya 5,0 (paling rendah).
2) Potonglah sayuran itu sekecil-kecilnya (sekecil mungkin).
3) Sejahat-jahatnya manusia, suatu saat pasti akan bertobat (bagaimanapun jahatnya).
e. Berulang-ulang, misalnya,
1) Jangan berteriak-teriak di sini, mengganggu orang!
2) Adik mencari ibu sambil memanggil-manggil namanya.

f. Saling, misalnya,
1) bersalam-salaman
2) berpeluk-pelukan

g. Bermacam-macam, misalnya,
1) buah-buahan
2) lauk-pauk
3) sayur-mayur

h. Menyerupai, misalnya,
1) kuda-kudaan
2) anak-anakan
3) langit-langitan

i. Menyatakan jumlah, misalnya,


1) sedikit-sedikit
2) masing-masing
3) satu-satu

j. Selalu, misalnya,
1) Ibu membela-belai adik untuk menunjukkan kasih sayangnya.
2) Hatinya sedih karena setiap hari dimaki-maki oleh pamannya.
k. Contoh Kata Ulang dalam Kalimat

1. Rani masih saja kekanak-kanakan di depan orang tuanya walaupun dirinya telah
berkeluarga.
2. Sang suami terus saja mondar-mandir di depan kamar operasi sejak 2 jam lalu.
3. Sangat tega pembunuh itu, mengubur korbannya hidup-hidup.
4. Semua warga tolong-menolong dalam membuat tanggul sungai.
5. Permainan favoritku saat kecil adalah masak-masakan sembari mendirikan tenda.
6. Anak-anak terus saja berlarian di lapangan saat bulan purnama.
7. Muka Santi terus saja kemerah-merahan setiap kali Irfan berada di sampingnya.
8. Tradisi bermaaf-maafan selalu ada setiap kali lebaran tiba.
9. Anak lelaki sangat senang bermain mobil-mobilan dan tembak-tembakan.
10. Ibu selalu membeli sayur mayur dan buah-buahan ketika pergi ke pasar.
11. Banyak sekali pengunjung pantai Selatan yang terkena sengatan ubur-ubur beracun.
12. Ayah menghindari makanan yang mengandung cumi-cumi untuk menjaga kadar
kolesterolnya tetap stabil.
13. Reni pura-pura tidak mengetahui kedatangan Galih di rumahnya.
14. Sikap kebapak-bapakan mulai muncul dalam diri Boy setelah kelahiran putri
pertamanya.
15. Para peserta membutuhkan nilai serendah-rendahnya 400 untuk lolos tes CAT.
16. Kutub yang tidak sejenis pada dua magnet akan tarik menarik ketika saling
didekatkan.
17. Ibu selalu memanggil-manggil nama anaknya ketika jatuh sakit karena terlalu rindu.
18. Ibu guru memerintahkan setiap siswa mengambil lembar jawab ujian masing-masing
satu.
19. Berbulan-bulan Joko merantau di Jakarta, tetapi tidak membuahkan hasil sama sekali.
20. Lelaki tua itu berjalan terhuyung-huyung di trotoar jalan.
21. Saat terjadi hujan lebat disertai angin, pak Amat selalu berkata bahwa roh leluhur
sedang marah.
22. Pepohonan dan rumah hancur diterjang bencana tanah longsor, tiada yang tersisa
satupun.
23. Bebatuan besar banyak yang tertinggal setelah bencana gunung berapi meletus.
24. Ibu selalu membawakan empek-empek sebagai oleh-oleh saat mengunjungi
keponakannya.
25. Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi beraneka ragam lauk pauk.
26. Walaupun sudah diperingatkan berkali-kali, Andi tetap saja mengulangi kesalahan
yang sama.
27. Hiruk-pikuk suasana pasar malam justru membuatnya pusing dan bosan.
28. Ucil mendapat julukan kecil-kecil cabe rawit dari warga desa.
29. Ribuan polisi disiapkan untuk berjaga-jaga selama aksi damai 212.
30. Ayah mengajak semua keluarga jalan-jalan ke kebun binatang.
31. Keadaan sunyi-senyap membuat bulu kudukku berdiri sepanjang malam.
32. Sambil menunggu hujan reda, kami bermain teka teki.
33. Rumah tua yang di tinggal pemiliknya di ujung jalan itu, kini menjadi sarang laba-
laba.
34. Beberapa pemuda yang mondar mondir di depan toko kami gerak geriknya
mencurigakan.
35. Di pasar tradisional masih sering kita jumpai gado-gado dan ongol-ongol.
36. Di sekeliling lereng pegunungan itu, dedaunan berguguran.
37. Adikku menonton atraksi lumba-lumba di Dunia Fantasi minggu lalu.
38. Sampai sekarang aku masih belum bisa membedakan antara penyu dan kura-kura.
39. Sejak kecelakaan yang dialaminya, ia menjadi tidak leluasa untuk bergerak.
Kata Gabung
Kata gabung atau gabungan kata adalah bentuk yang terdiri dari dua buah kata atau
lebih. Aturan penulisannya adalah sebagai berikut:
1. Kata-kata yang membentuk gabungan kata ditulis terpisah satu dengan lainnya.

Contoh:
- Kantor pos
- Luar negeri
- Tata bahasa
- Kereta api ekspres
- Buku pelajaran bahasa indonesia
2. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai sebuah kata ditulis serangkai menjadi
satu.
Contoh :
- Matahari
- Hulubalang
- Apabila
- Barangkali
- Daripada
- Bumiputra
- Bilamana

Untuk mengetahui apakah gabungan kata itu sudah dianggap sebagai sebuah kata atau
belum harus dilihat di dalam kamus.
3. Sebuah gabungan kata sekaligus diberi awalan dan akhiran maka harus ditulis serangkai
sebagai sebuah kata.
Contoh :
- Melipatgandakan
- Perkeretaapian
- Ketidakadilan
- Dimejahijukan
- Pembumihangusan
4. Salah satu unsur dari gabungan kata itu (biasanya unsur pertama) tidak dapat berdiri
sendiri sebuah kata, maka gabungan kata itu ditulis serangkai sebagai sebuah kata.

Contoh :
- Antarkota
- Mahasiswa
- Prakata
- Nonbaku
- Internasional
- Multinasional
- Semipermanen
- Saptakrida
- Dwiwarna
- Caturtunggal
- Purnawirawan

Tetapi bentuk-bentuk (kata) yang hanya muncul dalam pertuturan dengan satu-satunya kata
lain yang menjadi pasangannya, tetap ditulis terpisah dari kata pasangannya itu. Misalnya kata-
kata pora, renta, kerontong, bugar, dan belia pada gabungan kata:
Contoh :
- Pesta pora
- Tua renta
- Kering kerontang
- Segar bugar
- Muda belia
5. Untuk menghindarkan salah baca dan salah pengertian, maka di antara unsur-unsur
gabungan kata itu boleh diberi garis pengubung.
Contoh :
- Buku sejarah-baru
Dengan arti, ‘yang baru adalah sejarahnya’
- Buku-sejarah baru
Dengan arti, ‘yang baru adalah bukunya’
Penulisan Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang menjadi penghubung antara predikat dengan objek
atau keterangan ; dan lazimnya berada di depan sebuah kata benda. Misalnya kata-kata: di,
ke, dari,pada, kepada, dengan, oleh, dalam, dan sebagainya.
A. Aturan dasar penulisan kata depan di, ke, dan dari adalah wajib ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, contohnya :

1. Contoh penulisan kata depan di

 Para pemain sepak bola sudah berkumpul di lapangan, jadi tidak boleh ditulis
"dilapangan"
 Di mana mereka bersembunyi ?
 Ayah sedang bekerja di kantor.

2. Contoh penulisan kata depan ke

 Andi berangkat ke sekolah


 Ke mana dia pergi?
 Joni naik ke atas bukit

3. Contoh penulisan kata depan dari

 Ibu baru pulang dari pasar


 Dari mana kamu?
 Gelas cantik ini terbuat dari kaca

B. Penulisan kata depan ke dan dari yang wajib disambung

 Surat ijin kamu sudah saya sampaikan kepada Ibu Guru


 Enam lebih kecil daripada 7

Cara penulisan di, ke, dan dari sebagai awalan


Kata di, ke, dan dari sebagai awalan tidak boleh ditulis terpisah :

ditulis tidak boleh di tulis


dikerjakan tidak boleh ditulis di kerjakan
dan lain sebagainya

Penulisan kata depan di dan ke sebagai kata depan dan awalan yang
sering terjadi
Beberapa contoh kesalahan penulisan kata depan di dan ke yang sering terjadi. Ada yang
harusnya kata depan malah ditulis sebagai awalan dan sebaliknya.
Ini contoh di dan ke sebagai kata depan, tetapi dikira sebagai awalan :

1. disini, yang benar adalah di sini


2. disana, penulisan yang benar adalah di sana
3. disitu, penulisan yang benar adalah di situ
4. diatas, harusnya ditulis di atas
5. ditengah, harusnya ditulis di tengah
6. dibawah, harusnya ditulis di bawah
7. didepan, harusnya ditulis di depan
8. dibelakang, harusnya ditulis di belakang
9. kesini, yang benar adalah ke sini
10. keatas, harusnya ditulis ke atas
11. kebawah, harusnya ditulis ke bawah
12. kekanan, harusna ditulis ke kanan

Ingat ada pengecualiannya yaitu penulisan kata kepada, kemari

Ini contoh kesalahan di dan ke sebagai awalan malah dikira sebagai kata depan

1. di tulis, harusnya ditulis


2. di sampaikan, harusnya disampaikan
3. di temani, harusnya ditemani
Penulisan Partikel
 Kah
Partikel ini digunakan untuk menegaskan dalam kalimat interogatif atau kalimat pertanyaan.
Misalnya:
1. Apakah kamu sudah makan?
2. Diakah orang yang kamu sukai?
3. Bagaimanakah cara mencuci baju yang benar?

 Lah
Partikel ini digunakan di dalam kalimat imperatif (perintah), serta kalimat deklaratif. Untuk kalimat
imperatif, partikel tersebut dipakai dalam rangka menghaluskan kalimat. Misalnya, kalimat "pergi
sekarang..", tentu akan begitu kasar. Oleh karena itu, bisa ditambahkan partikel -lah menjadi "pergilah
sekarang...", untuk menjadikannya lebih halus.
Contoh dalam kalimat imperatif atau kalimat perintah:
1. Menjauhlah dariku, nanti kau bisa terkena cipratan cat.
2. Sebelum hujan, maka pergilah sekarang.
3. Janganlah kau mencuri, karena itu perbuatan haram.
Selain dipakai dalam kalimat imperatif. Partikel ini juga digunakan dalam kalimat deklaratif.
Fungsinya juga memberikan ketegasan agar kalimat menjadi lebih keras.
Contoh dalam kalimat deklaratif:
1. Sebelum mendengar penjelasanmu, jelaslah kami bingung bagaimana memecahkan masalah ini.
2. Ketika kamu tidak belajar dengan rajin maka tidaklah kamu bisa menjadi juara kelas.
3. Hanya yang terbaiklah yang bisa memenangkan pertandingan ini.
 Tah
Partikel ini merupakan partikel yang jarang sekali dipakai .dahulu memang dipakai
pada karya sastra lama dan bersifat retoris dimana penanaya tidak mengharapkan jawaban
dan seolah hanya bertanya pada diri mereka sendiri ,tiga contoh partikel-tah yang sering
digunakan anatara lain : apatah,manatah,dan siapatah.
Contoh kalimat :
1. Apatah yang harus kulakukan jika dia tidak disampinku?
2. Manatah nisa kutahan rasa sakit ini?

 Pun
Seperti partikel lainnya, partikel yang terakhir ini juga dipakai untuk menegaskan suatu hal.
Contoh dalam kalimat:
1. Mereka pun akhirnya mengerti bagaimana cara mengoperasikan komputer dengan baik.
2. Dia pun setuju atas keputusanmu.
3. Sekali pun sulit, aku tidak akan pernah menyerah.
Penulisan Singkatan
Tidak sedikit jumlahnya kata-kata dalam bahasa indonesia yang penulisannya
disingkat; dan ada juga yang sekaligus dengan pengucapannya.
Penyingkatan ini antara lain dilakukan dengan cara:
1. Hanya menuliskan dan mengucapkan huruf pertama saja dari unsur kata-kata yang
disingkat itu. Contoh :
a) Kata-kata yang disingkat itu berkenaan dengan nama, atau unsur nama orang,
dan nama gelar kesarjanaan, maka ditulis dengan huruf besar dan diberi tanda
titik di belakang tiap-tiap huruf singkatan itu. Misalnya :
R. A. Kartini Raden Ajeng Kartini
W. R. Supratman Wage Rudolf Supratman
Basuki N.S. Basuki Noto Sewoyo
Alid Said, s.h. Ali Said Sarjana Hukum
Djoko Kentjono, M.A. Djoko Kentjono Master of Art
Catatan:
Di belakang nama orang yang diikuti singkatan gelar kesarjanaan diberi tanda koma ;
sedangkan di belakang nama orang yang diikuti singkatan unsur nama tidak diberi tanda koma.
b) Kata-kata yang disingkat itu berkenaan dengan nama lembaga pemerintahan,
nama badan-badan internasional, nama dokumen kenegaraan, dan lain-lain,
maka ditulis dengan huruf besar dan di belakang tiap huruf tidak diberi tanda
titik.
Contoh :
SD = Sekolah Dasar
MPR = Majelis Permusyawaratan Rakyat
PBB = Perserikatan Bangsa Bangsa
UUD 45= Undang Undang Dasar ‘45
c) Kata-kata yang disingkat itu berkenaan dengan istilah atau ungkapan lain maka
ditulis dengan huruf kecil, dan di belakang tiap huruf diberi tanda titik.
Contoh :
a.n. = atas nama
d.a. = dengan alamat
y.l. = yang lalu
u.p. = untuk perhatian
u.b. = untuk beliau
2. Hanya menuliskan beberapa huruf saja dari kata atau kata-kata yang disingkat.
1. Kalau yang disingkat adalah kata-kata yang berkenaan dengan nama orang,
kata sapaan, gelar, dan ungkapan lain, maka diberi titik di belakang
singkatan itu. Misalnya :

Moh. Yamin = Mohammad Yamin


Abd. Gafur = Abdul Gafur
St. Fatimah = Siti Fatimah
Sdr. = saudara
Yth. = yang terhormat
Tn. = tuan
Ir. = insinyur
Drs. = doktorandus
Prof. = profesor
dsb. = dan sebagainya
tgl. = tanggal
hlm. = halaman
2. Kalau yang disingkat nama satuan ukuran (berat, isi, luas) dan nama mata
uang, maka di belakang singkatan itu tidak diberi titik. Misalnya:
Cm = centimeter
Km = kilometer
Gr = gram
Ha = hektare
Rp = rupiah
3. Hanya menuliskan suku-suku kata tertentu saja dari kata-kata atau unsur
kata-kata yang disingkat. Misalnya:
Depdikbud = Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ormas = Organisasi Masyarakat
Tilang = bukti pelanggaran
Monas = monumen nasional
Kata-kata singkatan seperti ini lazim disebut akronim.

Anda mungkin juga menyukai