Anda di halaman 1dari 8

STRATEGI PELAKSANAAN

TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF


PADA PASIEN DENGAN ANSIETAS

OLEH:
NAMA : LUH ADE REGINA AMANDASARI
NIM : P07120016033
KELAS : 3.1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
Strategi Pelaksanaan Teknik Relaksasi Progresif
Pada Pasien dengan Ansietas

A. Kondisi Klien
Ny. S berusia 36 tahun merupakan seorang pedagang berasal dari Banjar
Sekar Desa Subagan, Karangasem, dan merupakan tamatan SMP. Ny. S telah
dirawat di RSUD Karangasem selama 2 hari. Saat pengkajian oleh perawat Ny.
S mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan kondisinya, merasa pusing,
kaku pada leher hingga bahu, serta sulit tidur sejak kemarin malam akibat
memikirkan kondisi dirinya saat ini. Ny. S tampak menunjukkan tanda-tanda
ansietas berupa tampak gelisah, tegang, frekuensi nadi meningkat, tekanan
darah meningkat, serta diaforesis, TD: 160/100 mmHg, N: 106 x/menit.
B. Diagnosa Keperawatan
Ansietas.
C. Tujuan
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x30 menit diharapkan
dapat membantu mengurangi ansietas pada klien.
D. Rencana Keperawatan
Ajarkan klien teknik non farmakologis untuk mengatasi ansietas: teknik
relaksasi progresif.
E. Implementasi Keperawatan
Strategi pelaksanaan teknik relaksasi progresif dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan.
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat Pagi, Ibu.”
Klien : “Pagi, Sus.”
Perawat : “Apa benar dengan Ibu S?”
Klien : “Iya benar, Sus.”
Perawat : “Perkenalkan Ibu. Saya perawat Regina yang
bertugas untuk pagi hari ini, dan akan membantu Ibu
untuk melakukan teknik relaksasi.”
b. Evaluasi dan Validasi
Perawat : “Sebelum saya membantu ibu untuk melakukan
relaksasi, bagaimana keadaan ibu hari ini?”
Klien : “Saya merasa cemas Sus. Karena itu saya jadi sulit
tidur dari kemarin malam.
Perawat : “Apa yang membuat Ibu merasa cemas?”
Klien : “Saya merasa khawatir dengan kondisi saya Sus,
saya merasa cemas karena harus opname di rumah
sakit.”
Perawat : “Apa Ibu merasakan keluhan lain akibat kecemasan
Ibu?”
Klien : “Saya juga pusing karena tensi saya naik. Tadi pagi
jam 6 diukur oleh Suster yang jaga malam, tensi saya
masih 160 Sus. Saya juga jadi sering keringatan dan
terasa kaku dari leher hingga bahu Sus.”
Perawat : “Baik Ibu, kalau begitu saya akan bantu Ibu untuk
mengatasi rasa cemas Ibu.”
Klien : “Baik, Sus.”
c. Kontrak
1) Topik
Perawat : “Baik Ibu, karena Ibu mengalami cemas, saya akan
membantu Ibu untuk mengatasi cemas Ibu dengan
teknik relaksasi yang dinamakan teknik relaksasi
progresif.”
Klien : “Baik, Sus.”
2) Waktu dan Tempat
Perawat : “Saya akan membantu Ibu dengan memberi
beberapa informasi dan juga membantu Ibu untuk
melakukan teknik relaksasi yang memerlukan waktu
sekitar 30 menit. Untuk relaksasinya kita lakukan di
sini ya Bu”
Klien : “Iya Sus.”
2. Fase Kerja
a. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan kegiatan
relaksasi progresif.
Perawat : “Ibu saya tutup tirainya ya dan untuk keluarga Ibu
yang lain bisa menunggu di luar dulu, biar Bapak saja
yang menunggu di dalam, agar Ibu bisa melakukan
relaksasi dengan tenang dan nyaman.”
Klien : “Baik, Sus.”
b. Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan
Perawat : “Untuk teknik relaksasinya ibu bisa ikuti setiap
tahapan melalui instruksi dari saya ya Bu.”
Klien : “Iya Sus.”
Perawat : “Ibu nanti akan saya minta untuk menarik nafas
perlahan kemudian Ibu tentukan posisi yang nyaman
dan ikuti setiap gerakan yang saya contohkan. Bila
ibu belum bisa berdiri, ibu bisa lakukan sambil duduk
di tempat tidur.”
Klien : “Baik Sus.”
c. Meminta klien untuk menentukan posisi senyaman mungkin dan tidak
saling bersentuhan dengan anggota tubuh lainnya dan juga benda yang
ada di sekitar.
Perawat : “Ibu silahkan tentukan posisi yang paling nyaman
untuk Ibu.”
Klien : “Saya akan melakukannya sambal duduk saja Sus.”
Perawat : “Baik, Ibu. Saya mohon ijin untuk memindahkan
barang-barang yang ada di tempat tidur Ibu agar tidak
mengganggu teknik relaksasi nantinya.”
Klien : “Iya silahkan Sus.”
d. Meminta klien untuk memejamkan mata dengan lembut dan perlahan-
lahan.
Perawat : “Jika ibu sudah merasa nyaman, bisa kita mulai
sekarang?”
Klien : “Iya Sus.”
Perawat : “Ibu sekarang bisa memejamkan mata perlahan-
lahan.
Klien : “Baik Sus.”
e. Meminta klien untuk mengawali dengan menarik nafas dalam dan
menghembuskan nafas dengan panjang.
Perawat : “Ibu sekarang silahkan tarik nafas dalam kemudian
hembuskan dengan panjang dan perlahan.”
f. Menanyakan pada klien bagian tubuh yang mengalami ketegangan.
Perawat : “Apa ibu ada merasa tegang pada bagian tubuh
tertentu? Seperti kepala, belakang leher, atau pada
bahu dan lainnya?”
Klien : “Iya Sus, saya merasa pusing dan sakit kepala, kaku
dari leher hingga bahu. Rasanya kaku di bagian itu.”
Perawat : “Sejak kapan Ibu pusing dan sakit kepala, serta kaku
pada leher hingga bahu, Bu?
Klien : “Sejak kemarin malam juga Sus.”
g. Meminta klien mengikuti instruksi untuk menghilangkan rasa sakit dan
ketegangan pada kepala.
Perawat : “Ibu bisa ikuti saya. Tarik nafas dalam diikuti
dengan kerutkan dahi, kedip-kedipkan mata, bibir
dikerucutkan ke depan kemudian ditarik ke belakang.
Rasakan ketegangan tersebut dan tahan selama 5 detik.
Lalu hembuskan nafas perlahan dan kendurkan secara
perlahan, katakan dalam hati, ‘rileks dan pergi’. Teknik
ini dapat membantu mengurangi pusing Ibu dan
ketegangan pada kepala Ibu. Bisa dimengerti Ibu?”
Klien : “Bisa Sus.”
Perawat : “Ibu bisa mulai, sesuai hitungan dari saya. Satu..
dua.. tiga.. empat.. lima.. Baiklah sekarang kita lanjut
ke tahap berikutnya.”
h. Meminta klien mengikuti instruksi untuk menghilangkan ketegangan
dan kaku pada leher.
Perawat : “Untuk mengurangi ketegangan dan juga kaku pada
leher ibu mulai menarik nafas dalam, sambil Ibu
menekan kepala ke belakang, lalu anggukan kepala
ke arah dada, kemudian putar kepala ke bahu kanan
dan kiri. Rasakan ketegangan pada bagian tersebut,
tahan selama 5 detik. Hembuskan nafas perlahan dan
kendurkan secara perlahan. Katakan lagi dalam hati
‘rileks dan pergi. Bisa diikuti Bu?”]
Klien : “Bisa Sus.”
Perawat : “Baik, sama seperti tadi, ibu bisa ikuti sesuai
hitungan saya. Kita mulai ya Bu. Satu.. dua.. tiga..
empat.. lima..”
i. Meminta klien mengikuti instruksi untuk menghilangkan ketegangan
pada bahu.
Perawat : “Selanjutnya untuk menghilangkan kaku dan tegang
pada bahu, Ibu tarik nafas dalam, angkat bahu kanan
seolah-olah ingin menyentuh telinga, angkat bahu kiri
seolah-olah ingin menyentuh telinga, kemudian
angkat kedua bahu seolah-olah menyentuh telinga.
Ibu bisa lakukan sesuai hitungan saya selama 5 detik,
kemudian katakan dalam hati ‘rileks dan pergi’. Bisa
dimulai, satu.. dua.. tiga.. empat.. lima.. “
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif
1) Evaluasi Subjektif
Perawat : “Baik Ibu, teknik relaksasi sudah selesai.
Bagaimana perasaan ibu? Apa rasa cemas Ibu sudah
berkurang?”
Klien : ”Sudah berkurang Sus. Saya sudah merasa lebih
baik dari sebelumnya.”
Perawat : “Bagaimana dengan pusing dan juga kaku pada
leher hingga bahu Ibu? Apa Ibu sudah merasa lebih
rileks?”
Klien : “Sudah tidak kaku lagi Sus.”
Perawat : “Baik Ibu, saya ukur tensi Ibu ya.”
Klien : “Iya Sus.”
Perawat : “Tensi Ibu saat ini 130/90 mmHg. Sudah turun dari
sebelumnya Bu. Nadi Ibu juga sudah kembali normal,
88 x/menit.”
Klien : “Syukurlah kalau sudah turun Sus.”
2) Evaluasi Objektif
Klien tampak tidak gelisah, tidak tegang, frekuensi nadi
normal, tekanan darah menurun dari sebelumnya, serta diaforesis
berkurang, TD: 130/90 mmHg, N: 88 x/menit.
b. Rencana Tindak Lanjut
Perawat : “Baik, Ibu. Sekarang saya sudah selesai membantu
Ibu mengurangi rasa cemas Ibu dengan teknik
relaksasi progresif yang sudah kita lakukan tadi.
Untuk selanjutnya saya akan membantu Ibu agar
tidak cemas lagi serta memeriksa dan menjaga tensi
Ibu agar tidak sampai meningkat kembali.”
Klien : “Baik Sus.”
c. Kontrak yang Akan Datang
Perawat : “Untuk pemeriksaan tensi selanjutnya 6 jam lagi
Bu, jadi saya akan kembali untuk mengukur tensi Ibu
pukul 1 siang nanti ya Bu.”
Klien : “Iya Sus, saya akan menunggu disini. Terimakasih
bantuannya Sus.”
Perawat : “Sama-sama Ibu.”

Anda mungkin juga menyukai