Anda di halaman 1dari 6

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Osiloskop adalah salah satu alat ukur listrik yang penting disamping alat ukur lainnya.
Tidak seperti multimeter yang hanya memberikan pembacaan suatu tegangan. Osiloskop juga
memberikan gambaran bagaimana tegangan berubah dalam suatu periode watu dan bentuk
sinyal tegangan.
Osiloskop adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur besaarantegangan ac maupun dc da
n menampilkan bentuk gelombang teganganyang diukur tersebut. Secara umum osiloskop me
mpunyai tiga fungsidasar :
1) Mengukur amplituda tegangan ac
2) Mengukur perioda waktu tegangan ac
3) Melihat bentuk gelombang tegangan ac
Tinggi bentuk gelombang tegangan ditampilkan dilayar osiloskopadalah berbanding langs
ung dengan amplituda puncak ke puncak (peak-to-peak) dari tegangan

Keterangan :
1. Layar monitor
2. Posision horizontal
3. Volt / Div
4. Posision horizontal CH1
5. Time / Div
6. Posision vertikal CH2
7. Intens
8. Fokus
9. Power On /Off
10. Input Selector dan socket CH1
11. AC / DC CH1
12. Mode
13. AC / DC CH2
14. Input Selector dan socket CH1
Fungsi dari beberapa bagian osiloskop
1. Fokus : Untuk mengatur fokus
2. Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
3. Volt /Div : mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
4. Time / Div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
5. Posision horizontal : Untuk mengatur posisi normal sumbu x
6. Posision vertical : Untuk mengukur posisi normal sumbu Y
7. AC / DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika
tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling
sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan
8. Mode : Untuk mengatur mode yang digunakan osiloskop
Sebuah rangkaian AC terdiri atas elemen-elemen rangkaian dan sumber arus yang
menghasilkan tegangan bolak balik . Tegangan yang berubah sesuai dengan waktu ini
dijelaskan sebagai
∆𝑉 = ∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 sin 𝜔𝑡
Dimana adalah keluaran tegangan maksimum dari sumber AC atau amplitudo
tegangan. Dimana frekuensi sudut dari tegangan AC adalah.
2𝜋
𝜔=
𝑇
1
𝑇=
𝑓
Dimana f adalah frekuensi sumber dan T adalah periodenya. Sumber menentukan frekiensi
dan arus pada rangkaian apapun yang terhubung dengannya. Oleh karena itu tegangan
keluaran dari sebuah AC berubah secara sinusoida terhadap waktu, maka tegangan bernilai
positif selama setengah siklus dan negatif selama setengah siklus sisanya. Hal penting dalam
rangkaian AC adalah nilai rata-rata arus yang disebut arus rms. Tegangan bolak balik juga
paling mudah dibahas dalam kaitannya dengan tegangan rms dan hubungannya identik
dengan arus.
∆𝑉𝑚𝑎𝑥
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 =
√2
Pengertian dan Fungsi
Function generator juga memiliki pengertian sebuah instrumen terandalkan yang
memberikan suatu pilihan beberapa bentuk gelombang yang frekuensi-frekuensinya diatur
sepanjang rangkuman (range) yang lebar. Bentuk-bentuk yang lazim digunakan adalah
sinusoida, segitiga, persegi, dan gigi gergaji. Frekuensi bentuk – bentuk gelombang ini dapat
bisa diatur dari sati hertz sampai beberapa ratus kilokertz (kHz) bahkan sampai megahertz
(MHz).
Function generator juga bagian dari peralatan atau software uji coba elektronik yang
digunakan untuk menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau
satu kali yang dalam kasus ini semacam sumber pemicu diperlukan, secara internal ataupun
eksternal.

Keterangan :
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal, sambungkan generator
sinyal ke tegangan jala‐jala, lalu tekan saklar daya ini.Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar
untuk mengatur frekuensi keluaran dalam range frekuensi yang telah dipilih.Indikator
frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
2. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang kompatibel
dengan TTL/CMOS
3. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle gelombang.
4. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output TTL/CMOS akan
mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik,
maka besarnya tegangan kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output
TTL/CMOS) dapat diatur antara 5‐15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel dengan
CMOS.
5. DC Offset: Untuk memberikan offset (tegangan DC) pada sinyal +/‐ Tarik dan putar
searah jarum jam untuk mendapatkan level tegangan DC positif, atau putar ke arah yang
berlawanan untuk mendapatkan level tegangan DC negatif. Jika tombol ini tidak ditarik,
keluaran dari generator sinyal adalah murni tegangan AC. Misalnya jika tanpa offset, sinyal
yang dikeluarkan adalah sinyal dengan amplitude berkisar +2,5V dan ‐2,5V. Sedangkan jika
tombol offset ini ditarik, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur (dengan cara memutar
tombol tersebut) sehingga sesuai tegangan yang diinginkan (misal berkisar +5V dan 0V).
6. Amplitude output: Putar searah jarum jam untuk mendapatkan tegangan output yang
maksimal, dan kebalikannya untuk output ‐ Jika tombol ditarik, maka output akan diperlemah
sebesar 20dB.
7. Selektor fungsi: Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih bentuk
gelombang output yang diinginkan
8. Terminal output utama: terminal yang mengelurakan sinyal output utama
9. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam format 6×0,3″
10. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih range frekuensi yang
dibutuhkan.
11. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang diperlemah sebesar
20dB

Alat dan Bahan


 Osiloskop
 Funcition Generator
 Multimeter
 Kabel secukupnya
Langkah Kerja
1. Atur function gerator dengan menekan fungsi sinus
2. Pasang kabel coaxial di keluaram “output”
3. Sambungkan ke osiloskop chanel 1
4. Atur agar sinyal dari function generator muncul di osiloskop dengan nilai amplitudo =
1Volt
5. Hubungkan keluaran function generator ke multimeter baca nilai Vac dan V dc
6. Lalukan untuk amplitudo sampai 10 Volt
Hasil pengamatan
Amplitudo Penghitungan Teori Vac Vdc
1 0,7 0,7 3,7
2 1,4 1,416 -25,2
3 2,1 2,098 -44
4 2,8 2,842 -62,3
5 3,53 3,504 -67,9
6 4,24 4,17 -68,8
7 4,94 4,74 -59,5
8 5,65 5,38 -42,4
9 6,36 5,87 -15
10 7,07 6,71 14,9

Analisis dan Pembahasan


Penghitungan Teori
1. Amplitudo 1 Kesalahan
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑

2. Amplitudo 2 Kesalahan
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 𝑑
=4
√2
3. Amplitudo 3 Kesalahan

1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
4. Amplitudo 4 Kesalahan

1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
5. Amplitudo 5 Kesalahan

1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
6. Amplitudo 6
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
7. Amplitudo 7
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
8. Amplitudo 8
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
9. Amplitudo 9
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑
10. Amplitudo 10
1 0−3
∆𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0,7 =4
√2 𝑑

Anda mungkin juga menyukai