Anda di halaman 1dari 18

HEMANGIOMA PADA BAYI

KELOMPOK I

 CAHYA RISKA YULIANTI S


 IFA NABILAH AKHMAD
 MALMI BIWANTI
 SRI WAHYUNI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt., Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“HEMANGIOMA PADA BAYI”. Kami harap dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya dalam ilmu kebidanan. Salawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw, yang
menjadi suri tauladan dan telah mengantar umat manusia dari alam jahilia
menuju alam yang Insya Allah diridhoi Allah SWT.

Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini, semoga
bisa menjadi motivasi bagi kami untuk lebih baik lagi kedepannya.

Mamuju, 24 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ......................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................2
C. TUJUAN ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFENISI .........................................................................................3
B. ETIOLOGI ........................................................................................4
C. KLASIFIKASI ..................................................................................4
D. TANDA DAN GEJALA ...................................................................4
E. PENEGAKAN DIAGNOSA ............................................................8
F. PENGOBATAN ...............................................................................10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun
beberapa bayi dapat mengalami keadaan - keadaan yang membutuhkan
pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada
anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk
sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit.

Istilah hemangioma yang digunakan sangatlah luas. Hemangioma


dipakai sebagai istilah untuk menjelaskan berbagai kelainan
perkembangan vaskular, termasuk di dalamnya penyakit akibat
malformasi vaskular. Banyaknya klasifikasi-klasifikasi serta
kemiripannya secara klinis membuat klinisi sulit membedakan lesi/tumor
akibat malformasi vaskular dengan lesi/tumor hemangioma.
Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri
beberapa bulan setelah lahir.

Hemangioma adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi


baru lahir dengan persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang
dari satu tahun. Meskipun dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang
cukup besar pada anak-anak, tapi patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat
dimengerti, dan penanganan yang terbaik untuk hemangioma masih
controversial. Prevalensi hemangioma ± 1 – 3% pada neonatus dan ±
10% pada bayi sampai umur 1 tahun. Lokasi tersering pada hemangioma
pada kepala dan leher (60%), dan sekitar 20%-nya merupakan lesi yang
multiple. Bayi baru lahir prematur merupakan faktor resiko yang telah
teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah
1500 gram. Rasio kejadian wanita dibanding pria 3 : 1.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa defenisi hemangioma ?
b. Bagaimana etiologi hemangioma ?
c. Bagaimana klasifikasi hemangioma ?
d. Apa tanda dan gejala hemangioma ?
e. Bagaimana penegakan diagnosa pada hemangioma ?
f. Bagaimana pengobatan pada hemangioma ?
C. Tujuan
a. Mengetahui defenisi hemangioma
b. Mengetahui etiologi hemangioma
c. Mampu menjelaskan klasifikasi hemangioma
d. Mengetahui tanda dan gejala hemangioma
e. Mengetahui penegakan diagnosa pada hemangioma
f. Mengetahui pengobatan pada hemangioma

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak
akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah yang
tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.
Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak berusia
kurang dari 1 tahun (5-10%). Biasanya, hemangioma sudah tampak sejak
bayi dilahirkan (30%) atau muncul setelah beberapa minggu setelah
kelahiran (70%). Hemangioma muncul di setiap tempat pada permukaan
tubuh seperti kepala, leher, muka, kaki atau dada.
Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan
anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua,
contohnya adalah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya
jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua. Umumnya
hemangioma tidak membahayakan karena sebagian besar kasus
hemangioma dapat hilang dengan sendirinya beberapa bulan kemudian
setelah kelahiran. Harus diwaspadai bila hemangioma terletak di bagian
tubuh yang vital, seperti pada mata atau mulut. Hal ini dikarenakan, bila
menutupi sebagian besar tempat tersebut akan mengganggu proses makan
dan penglihatan, atau bila hemangioma terjadi pada organ dalam tubuh
(usus, organ pernafasan, otak) dapat mengganggu proses kerja organ
tersebut. Hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika
hemangioma tumbuh pada muka atau kepala bayi. [Nafianti, 2010]

3
B. Etiologi
Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum
diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari
kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki
peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic
Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth
Factor (VEGF) mempunyai peranan dalam proses angiogenesis.
Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan
kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis
factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi
terjadinya hemangioma. [Yulianto Sagiran, 2007]
C. Klasifikasi
1. Hemangioma Kapiler (Superficial Hemangioma)
Terjadi pada kulit bagian atas. Hemangioma kapiler disebut juga
strawberry hemangioma (hemangioma simplek), terjadi pada waktu
lahir atau beberapa hari setelah lahir. Sering terjadi pada bayi
prematur dan biasanya akan menghilang beberapa hari atau beberapa
minggu kemudian.
Gejalanya antara lain tampak bercak merah yang lama-kelamaan
makin besar. Lama-kelamaan warnanya menjadi merah menyala,
berbatas tegas, keras pada perabaan tegang dan berbentuk lobular.
Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral,
lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.

4
2. Hemangioma Kavernosum
Terjadi pada kulit yang lebih dalam yaitu di bagian dermis dan
subkutis (lapisan pada kulit). Hemangioma kavernosum biasanya tidak
memiliki batas tegas berupa benjolan yaitu makula eritematosa atau
nodus yang berwarna merah keunguan. Bila ditekan mengempis dan
menggembung kembali bila dilepas. Kelainan ini terdiri dari elemen
vaskular (pembuluh darah) yang matang. Hemangioma kavernosum
kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot
atau organ dalam. Berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran
yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat
bertangkai, mudah berdarah.
3. Hemangioma Campuran
Pada beberapa kasus, kedua jenis hemangioma diatas dapat terjadi
bersamaan dan dinamakan hemangioma campuran. Gambaran klinisnya
juga terdiri atas gambaran kedua jenis hemangioma tersebut. Banyak
ditemukan pada ekstremitas inferior (alat gerak tubuh bagian bawah,
misalnya; kaki, paha, dll), unilateral (satu sisi bagian tubuh, misalnya;
paha kiri/kanan), soliter (tunggal) dan terjadi sejak lahir atau pada masa
anak-anak. Ciri-cirinya antara lain tonjolan bersifat lunak dan berwarna
merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi
gambaran keratotik dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada
lapisan kulit superfisial (permukaan) dan dalam, atau di organ dalam.
[Sinto, 2017]

5
D. Tanda dan gejala
a. Tanda- tanda
1. Hemangioma kapiler
Bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. “Salmon patch”
berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-
biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan
kulit.
2. Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan
“compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas
dalam beberapa waktu membesar kembali).
3. Hemangioma Campuran.
Jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang disertai
fistula arterio-venous (bawaan).
b. Gejala klinis

a. Hemangioma kapiler

1. Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks) Hemangioma


kapilar terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah
lahir. Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin
besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang, dan berbentuk
lobular, berbatas tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan
dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna
merah terang, dan ada yang subkutan berwarna kebiruan.
Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah
sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.

2. Granuloma piogenik. Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapilar


yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena
proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder.

6
Lesi biasanya solitar, dapat terjadi pada semua umur, terutama
pada anak dan sering mengalami trauma.

Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran


yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan
dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah.

b. Hemangioma kavernosum

Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa


atau nodus yang berwarna merah ampai ungu. Bila ditekan
mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila dilepas.
Lesi terdiri tas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum
jarang mengadakan involusi spontan.

c. Hemangioma campuran

Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapilar dan jenis
kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua
jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas inferior,
biasanya unilateral, solitar, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-
anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan
yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran
keratotik dan verukosa. [FURYANI, 2009]

7
E. Penegakkan Diagnosa

Hampir pada seluruh kasus, diagnosis dapat ditegakkan secara ekslusif


berdasarkan pemeriksaan fisis dan riwayat penyakit. Namun, beberapa
jenis hemangioma dapat disalahartikan sebagai malformasi vaskular atau
jenis tumor lain, sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai
berikut :

1. USG

Ultrasonografi berguna untuk membedakan hemangioma dari struktur


dermis yang dalam ataupun subkutan, seperti kista atau kelenjar limfe.
USG secara umum mempunyai keterbatasan untuk mengevaluasi
ukuran dan penyebaran hemangioma. Dikatakan juga bahwa USG
doppler (2 kHz) dapat digunakan untuk densitas pembuluh darah yang
tinggi (lebih dari 5 pembuluh darah/ m2) dan perubahan puncak arteri.
Pemeriksaan menggunakan alat ini merupakan pemeriksaan yang
sensitif dan spesifik untuk mengenali suatu hemangioma infantil dan
membedakannya dari massa jaringan lunak lain.

2. MRI

MRI merupakan modalitas imaging pilihan karena mampu


mengetahui lokasi dan penyebaran baik hemangioma kutan dan
ekstrakutan. MRI juga dapat membantu membedakan hemangioma
yang sedang berproliferasi dari lesi vaskuler aliran tinggi yang lain
(misalnya malformasi arteriovenus). Hemangioma dalam fase involusi
memberikan gambaran seperti pada lesi vaskuler aliran rendah
(misalnya malformasi vena.

8
3. CT scan

Pada sentra yang tidak mempunyai fasilitas MRI, dapat


merggunakan CT scan walaupun cara ini kurang mampu
menggambarkan karakteristik atau aliran darah. Penggunaan kontras
dapat membantu membedakan hemangioma dari penyakit keganasan
atau massa lain yang menyerupai hemangioma.

4. Foto polos

Pemeriksaan foto polos seperti foto sinar X, masih bisa dipakai untuk
melihat apakah hemangioma mengganggu jalan nafas.

5. Biopsi kulit

Biopsi diperlukan bila ada keraguan diagnosis ataupun untuk


menyingkirkan hemangioendotelioma kaposiformis atau penyakit
keganasan. Pemeriksaan immunohistokimia dapat membantu
menegakkan diagnosis. Komplikasi yang dapat terjadi pada tindakan
biopsi ialah perdarahan. [Wikipedia, 2017]

9
F. Pengobatan

1.Edukasi dan Observasi

Perjalanan alamiah penyakit ini munculnya cepat setelah bayi lahir


dan menetap hingga usia balita, antara usia 5-7 tahun.
Hemangiomainfantil dengan ukuran yang kecil sebaiknya dilakukan
observasi saja khususnya pada fase proliferasi dan fase involusi.
Setelah sembuh, kulit akan tampak normal atau hanya mengalami
kecacatan yang minimal. Orang tua pasien perlu diberikan penjelasan
mengenai penyakit dan perjalanan klinisnya sehingga tidak terjadi
kecemasan. Memotivasi orangtua pasien untuk memeriksakan secara
berkala untuk follow-up perkembangan hemangioma infantil perlu
dilakukan. Pemeriksaan yanglebih sering perlu dilakukan apabila lesi
besar, mengalami ulserasi,multipel, atau terletak pada struktur anatomi
yang vital.
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami
pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar
maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12
bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
2. Terapi Kortikosteroid

Hemangioma infantil yang sensitif akan memperlihatkan respon


terapi pada beberapa hari pemberian kortikosteroid. Jika tidak ada
responyang berupa memudarnya warna, menjadi lembut, atau
berkurangnya pertumbuhan maka terapi harus dihentikan. Jika respon
terapi tampak,maka dosis dan durasi pemberian kortikosteroid
dipertahankan sesuaidengan lokasi dan maturitas hemangioma infantil.
Terapi kortikosteroiddapat diberikan dalam bentuk :

10
a. Kortikosteroid topical, beberapa penelitian melaporkan bahwa
golongan super potensial efektif untuk pengobatan hemangioma
superfisialis dengan ukuran relatif kecil.

b. Kortikosteroid injeksi pada lesi. Triamcinolone 10-20 mg/mL


dengan dosis maksimal 5 mg/kgBB dapat diberikan pada
hemangioma yang meluas dengan cepat dan menimbulkan
komplikasi berupa ulserasi.

c. Kortikosteroid sistemik, merupakan terapi lini pertama untuk


hemangioma infantil yang besar, destruktif, atau mengancam
jiwa.Prednison dapat diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari pada
pagi hari selama 4 – 6 minggu. Selanjutnya dilakukan tapering
dosis selama beberapa bulan.

3. Recombinant Interferon Alfa-2a

Recombinant interferon alpha-2a(IFN) merupakan agen baru untuk


terapi hemangioma infantil yang besar dan mengancam nyawa.
Pemberian IFN tidak boleh di kombinasikan dengan kortikosteroid.
Bila INF akan diberikan, perlu secepatnya dilakukan tappering off
dosis kortikosteroid.Mekanisme kerja IFN akan mempercepat
timbulnya fase involusi padahemangioma infantil. Indikasi terapi
antara lain:

a. Tidak respon kortikosteroid

b. Kontraindikasi pemberian kortikosteroid jangka panjang

b. Komplikasi pada pemberian kortikosteroid

c. Penolakan dari orang tua dengan penggunaan terapi kortikosteroid.

11
4. Terapi Bedah

Tindakan bedah yang dapat dilakukan adalah operasi eksisi, terutama


pada hemangioma infantil yang tidak mengalami involusi komplet,
hemangioma infantil yang memberi pengaruh kosmetik pada
wajah,hemangioma infantil yang berlokasi pada region periorbita,
hidung, mulut,saluran nafas bagian atas, kanal telinga, dan
hemangioma infantil yang mengancam jiwa anak.
Indikasi :
a. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya
dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
b. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
c. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan
sesudah 6-7 tahun.

5. Terapi Radiasi

Terapi ini masih kontroversial, meskipun sampai saat ini masih


sering dilakukan. Komplikasi yang terjadi dapat berupa kerusakan
epipisis, mamae, gonade, kulit, lensa mata, dan glandula tiroid.
Komplikasi berupa karsinoma dan sarkoma pernah dilaporkan.
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak
ditinggalkan karena :

a. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang


pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif

b. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama

c. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan


menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan. [Wikipedia, 2017]

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

a. Hemangioma adalah suatu tumor jaringan lunak / tumor vaskuler jinak


akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih) dari pembuluh darah
yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh
darah.

b. Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum
diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari
kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya
memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti
Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF) mempunyai peranan dalam proses
angiogenesis.

c. Klasifikasi

1. Hemangioma Kapiler (Superficial Hemangioma)


2. Hemangioma Kavernosum
3. Hemangioma Campuran
d. Tanda dan gejala
1. Hemangioma kapiler
Bercak merah tidak menonjol dari permukaan kulit. “Salmon patch”
berwarna lebih muda sedang “Port wine stain” lebih gelap kebiru-
biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas permukaan
kulit.
2. Hemangioma kavernosum
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan
“compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas
dalam beberapa waktu membesar kembali).

13
3. Hemangioma Campuran.
Jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang disertai
fistula arterio-venous (bawaan).
e. Penegakan diagnosa
1. USG
2. MRI
3. CT Scan
4. Foto polos
5. Biopsi kulit
f. Pengobatan
1. Edukasi dan Observasi
2. Terapi Kortikosteroid

3. Recombinant Interferon Alfa-2a

4. Terapi Bedah

5. Terapi Radiasi

14
DAFTAR PUSTAKA

FURYANI ENDANG. (2009). Masalah Hemangioma. Medan: AKADEMI


KEBIDANAN SEHAT.

Nafianti Selvi. (2010). Hemangioma pada Anak. jurnal Sari Pediatri, 204-210.

Sinto Linda. (2017). Hemangioma Pada Anak. CDK, 392-395.

Wikipedia. (2017 年 Desember 月 20 日). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 参

照 日 : 2018 年 Oktober 月 24 日 , 参 照 先 : Hemangioma:

https://id.wikipedia.org/wiki/Hemangioma

Yulianto Feri Mohamad, Sagiran. (2007). HEMANGIOMA. Yogyakarta: FK


UMY.

iii

Anda mungkin juga menyukai