Anda di halaman 1dari 32

PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KEBON KOPI KOTA JAMBI TAHUN 2018

MAKALAH

PUBLIC HEALTH REPORT SESSION (PHRS 4)

Dosen Pembimbing: dr. Nuriyah, M. BioMed

Disusun oleh:
Mutiara Putri Syafira,S.Ked
G1A217034

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


STASE ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan Dalam Pelayanan
Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi Tahun 2018”, disusun
sebagai salah satu tugas Koas Ilmu Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada dr. Imat Rahamatillah selaku Kepala
Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi dan kak Meriana sebagai Koordinator Program Posyandu,
yang telah memberikan informasi dan data dalam penyusunan tugas ini. Penulis juga
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh petugas Puskesmas Kebon
Kopi, kader-kader posyandu, dan ibu-ibu yang telah berpartisipasi menjadi narasumber dalam
penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Jambi, Oktober 2018

Penulis

BAB I
2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dalam lingkup nasional, pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kesehatan
merupakan hak azasi dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan
dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.1,2
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat,
untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.2,3 Pelayanan posyandu berupa kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, pemberantasan penyakit menular dengan imunisasi,
penanggulangan diare dan gizi yang di lakukan penimbangan balita. Sasaran penduduk posyandu
adalah ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur dan balita. 1
Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi
tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang
berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat
menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak, ibu hamil, ibu
menyusui, dan ibu nifas.3
Program posyandu merupakan strategi jangka panjang untuk menurunkan angka kematian
bayi (infant mortality rate), angka kelahiran bayi (birth rate), dan angka kematian ibu (maternal
mortality rate). Turunnya Infant mortality rate, birth rate, maternal mortality rate di suatu daerah
merupakan standart keberhasilan pelaksanaan program terpadu di suatu wilayah tersebut. Untuk
mempercepat penurunan angka tersebut diperlukan peran serta masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan posyandu karena posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat
dan ditujukan untuk kepentingan masyarakat. 4
Dalam pelaksanaannya, masih ditemukan beberapa masalah yang membuat pelayanan
posyandu menjadi belum begitu optimal seperti masalah dalam pelayanan Posyandu sehingga

3
memerlukan alternatif penyelesaian masalahnya. Oleh karena itu penulis tetarik untuk menyusun
makalah tentang “Permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi Tahun 2018”.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kebon
Kopi
b. Untuk mengetahui permasalahan dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kebon Kopi
c. Untuk menentukan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelaksanaan pelayanan Posyandu dan masalah-
masalah yang ditemui dalam pelaksanaan pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Kebon Kopi
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pelayanan
Posyandu di puskesmas, sehingga Posyandu dapat berjalan dan berkembang secara
optimal dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, serta mampu
berpartisipasi secara aktif bersama dengan Puskesmas dan lintas sektor yang terkait
dalam meningkatkan mutu pelayanan Posyandu untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat itu sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Posyandu


2.1.1 Definisi Posyandu

4
Posyandu yaitu Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi.2,3
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait
lainnya.1,2
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan
integrative serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di
Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan
aspek pemberdayaan masyarakat.3,4
Dalam posyandu terdapat 2 kegiatan pelayanan, yaitu kegiatan pelayanan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Adapun kegiatan pelayanan utama merupakan pelayanan
kesehatan yang bertujuan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi, yang
sekurang-kurangnya mencakup 5 kegiatan yaitu, KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan
Diare. Sedangkan kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan baru
dsamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan, dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan
baru tersebut misalnya Bina Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Bina
Keluarga Lansia (BKL), Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan berbagai program
pembangun masyarakat desa lainnya.5

2.1.2 Fungsi Posyandu


 Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari
petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Anak Balita (AKABA).
 Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.1

5
2.1.3 Tujuan dan Manfaat Posyandu
2.1.3.1 Tujuan Posyandu
a. Tujuan umum 1
Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.1
b. Tujuan khusus 1
 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
 Sebagai wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan keluarga
dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera

2.1.3.2 Manfaat Posyandu


1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan terutama
terkait kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan sosial
dasar sektor lain terkait.

2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat


a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

3. Bagi Puskesmas

6
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai
kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

4. Bagi Sektor Lain


a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan
sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI, AKB dan
AKABA sesuai kondisi setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tugas,
pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing sektor. 1

2.1.4 Sasaran, Waktu dan Lokasi Posyandu 1,7

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat/keluarga, utamanya adalah bayi baru lahir,
balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS (pasangan usia subur). 1,7

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan. Jika diperlukan,


hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan
hasil kesepakatan masyarakat.1,7
Posyandu berlokasi disetiap desa/kelurahan. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,
dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun atau sebutan lainnya yang sesuai. Tempat
penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat.1,7

2.1.5 Pengorganisasian Posyandu


2.1.5.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumberdaya.
Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara serta kader Posyandu yang
merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah
(desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok
Pengelola Posyandu yang keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat. Unit

7
Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para anggotanya.
Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-masing unsur
Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat
setempat. Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan atau
sebutan lainnya sebagai berikut:1

Gambar 2.1 Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi Posyandu di desa/kelurahan

2.1.5.2 Pengelola Posyandu 1


Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua, seorang sekretaris
dan seorang bendahara.
Kriteria pengelola Posyandu antara lain :
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat
b. Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat

2.1.5.3 Kader Posyandu 1


Kader Posyandu dipilih oleh pengurus Posyandu dari anggota masyarakat yang bersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu
menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela. Kriteria kader Posyandu antara lain sebagai
berikut :
Kriteria pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut :

8
a. Berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Dapat membaca dan menulis huruf latin
c. Berminat dan bersedia menjadi kader
d. Bersedia bekerja secara sukarela
e. Memiliki kemampuan dan waktu luang

2.1.5.4 Langkah-langkah pembentukan Posyandu 1,2


Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada
masyarakat setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah.
Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, permasalahan
dan kemampuan sumber daya.1
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:1,2
1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para petugas/aparat, sehingga
bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam upaya untuk
meningkatkan layanan secara profesional, Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi
dan keterampilan para petugas Puskesmas sehingga mampu bekerja bersama untuk kepentingan
masyarakat. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan dengan melibatkan
seluruh petugas Puskesmas.
2. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh
masyarakat, sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu. Untuk ini perlu
dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
setempat. Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli Kesehatan Kecamatan,
pendekatan eksternal ini juga dilakukan bersama dan atau mengikutsertakan Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.
Dukungan yang diharapkan dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan dan persetujuan masyarakat, bantuan dana, tempat penyelenggaraan serta peralatan
Posyandu.
3. Survei Mawas Diri (SMD)

9
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of belonging)
melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD dilakukan
oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintahan
desa/kelurahan, dan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk). Untuk itu
sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan pelatihan anggota masyarakat yang dinilai mampu
melakukan SMD seperti guru, anggota Pramuka, kelompok dasawisma, PKK, anggota karang
taruna, murid sekolah atau kalangan berpendidikan lainnya yang ada di desa/kelurahan.
Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetapan responden, metode wawancara
sederhana, penyusunan dan pengisian daftar pertanyaan serta pengolahan hasil pengumpulan
data. Pengumpulan data dengan cara wawancara dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 30
(tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan bertempat tinggal di lokasi yang akan
dibentuk Posyandu. Hasil dari SMD adalah data tentang masalah kesehatan serta potensi
masyarakat yang ada di desa/kelurahan.
4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Posyandu atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika telah terbentuk). Peserta
MMD adalah anggota masyarakat setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data
kesehatan lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya
daftar urutan masalah dan upaya kesehatan yang akan dilakukan, yang disesuaikan dengan
konsep Posyandu yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika masyarakat
menetapkan masalah dan upaya kesehatan lain di luar konsep Posyandu, masalah dan upaya
kesehatan tersebut tetap dimasukkan dalam daftar urutan.
5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu Pemilihan pengurus dan kader Posyandu dilakukan
melalui pertemuan khusus dengan mengundang para tokoh dan anggota masyarakat terpilih.
Undangan dipersiapkan oleh Puskesmas dan ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah.
Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
berlaku.
b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada
pengurus dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan pelatihan. Orientasi ditujukan

10
kepada pengurus Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader Posyandu yang keduanya
dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan pelatihan yang berlaku.
Pada waktu menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus disusun rencana kerja (Plan of
Action) Posyandu yang akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan,
para pelaksana dan pembagian tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi
dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama
Posyandu ada 5 (lima) yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Jika
kegiatan tersebut ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat misalnya kesehatan
lingkungan, pencegahan penyakit menular, Bina Keluarga Balita (BKB) dan Pembinaan Anak
Usia Dini (PAUD), Posyandu tersebut disebut dengan nama ”Posyandu Terintegrasi”.
Peresmian Posyandu dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pimpinan
daerah, tokoh serta anggota masyarakat setempat.
d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu secara
rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau
oleh Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan
pengembangan Posyandu selanjutnya secara lintas sektoral.

2.2 Pelayanan Posyandu


2.2.1 Kegiatan Pelayanan Posyandu
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara
rinci kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut : 1,3

2.2.1.1 Kegiatan Utama


Kegiatan utama Posyandu sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) kegiatan, yakni :

1. Kesehatan ibu dan anak


a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan kader kesehatan.
Jika ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah dan
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid. Bila tersedia ruang pemeriksaan, ditambah
dengan pemeriksaan tinggi fundus/usia kehamilan. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.
11
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan Kelompok Ibu
Hamil pada setiap hari buka Posyandu atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.
Kegiatan Kelompok Ibu Hamil antara lain sebagai berikut :
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan
menyusui, KB, dan gizi
b) Perawatan payudara dan pemberian ASi
c) Peragaan pola makan ibu hamil
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil

b. Ibu nifas dan menyusui


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir
(vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
4. Senam ibu nifas
5. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dan tersedia ruangan, dilakukan pemeriksaan
kesehatan umum, pemeriksaan payudara, pemeriksaan tingggi fundus dan pemeriksaan
lochia. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bayi dan anak balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembang anak. Jika ruang pelayanan memadai, pada waktu menunggu giliran
pelayanan, anak balita sebaiknya tidak digending melainkan dilepas bermain sesama balita dengan
pengawasan orang tua di bawah bimbingan kader.
Untuk itu perlu disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur balita. Adapun jenis
pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan

12
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oelh kader adalah pemberian
kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB,
Dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang dilakukan
pemasangan IUD.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan apabila ada petugas Puskesmas.
Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun
terhadap ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil
dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A dan pemberian
sirup Fe. Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta
kapsul yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemic. Apabila setelah 2 kali
penimbangan tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.

2.2.1.2 Kegiatan pengembangan/tambahan 1,3


Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan Posyandu dengan kegiatan
baru, di samping 5 kegiatan utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan berbagai program
pembangunan masyarakat desa lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama Posyandu
Plus.

13
Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5 kegiatan utama telah dilaksanakan
dengan baik dalam arti cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang mendukung.
Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat.
Beberapa kegiatan tambahan Posyandu yangtelah diselenggarakan antara lin:
 Bina Keluarga Balita (BKB)
 Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB),
misalnya ISPA, demam berdarah, gizi buruk, polio, campak, dan tetanus
neonatorum
 Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)
 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
 Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB – PLP)
 Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan perkarangan
melalui tanaman obat keluarga (TOGA)
 Desa siaga
 Pos Malaria Desa (Posmaldes)
 Kegiatan ekonomi produktif seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
(UP2K), usaha simpan pinjam
 Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat (Tabumas)

2.2.2 Kelengkapan pelayanan


1,3
Kelengkapan pelayanan Posyandu terdiri dari Sembilan kegiatan yaitu:
1) Penimbangan bayi dan anak
2) Pemberian makanan tambahan
3) Pemberian oralit
4) Pelayanan imunisasi
5) Periksa hamil
6) Pemberian pil zat besi
7) Pengobatan pasien,
8) Tumbuh kembang anak
9) Kesehatan ibu dan anak.

14
Kelengkapan pelayanan posyandu ini dikatakan lengkap apabila posyandu melakukan
kegiatan lebih > 5 dan dinyatakan tidak lengkap jika kegiatan < 5. Keberhasilan pelaksanaan
kegiatan di posyandu didukung oleh manajemen pelaksanaan yang terorganisasi dengan baik.

2.2.3 Pola Pelayanan Posyandu1


a. Meja I
Mendaftar bayi atau balita dengan menuliskan nama balita pada KMS dan secarik
kertas yang diselipkan pada KMS, mendaftar ibu hamil yaitu menuliskan nama ibu hamil
pada formulir atau register ibu hamil dan wanita usia subur
b. Meja II
Penimbangan bayi atau balita, mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas
yang akan dipindahkan pada KMS, penimbangan ibu hamil.
c. Meja III
Pengisian KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik
kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d. Meja IV
Terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :
1) Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang bersangkutan
2) Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS
anaknya atau dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
3) Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita, ibu hamil dan
menyusui dengan langkah yaitu dimana balita yang apabila berat badannya
dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak
naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar), ibu hamil atau menyusui apabila
keadaan kurus, pucat, bengkak kaki, pusing, perdarahan, sesak nafas, gondokan,
dan orang sakit
4) Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu misalnya
dalam pemberian pil tambah darah (pil besi), vitamin A, oralit.
e. Meja V
Merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya dilakukan oleh petugas
kesehatan, Pusat Layanan Keluarga Berencana (PLKB), Pusat Program Layanan (PPL).

15
Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pelayanan
keluarga berencana (KB) berupa IUD dan suntikan, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, pemberian tablet zat besi (Fe), vitamin A.

Gambar 2.2. Cara Melaksanakan Kegiatan di Posyandu


Skema Pola Pelayanan Posyandu

MEJA I

Pendaftaran oleh kader


Posyandu
MEJA II
Penimbangan dan
pemantauan tumbuh
kembang oleh kader
MEJA III Posyandu
 Pelayanan dan konseling  Penyuluhan KIA
kesehatan dan gizi oleh termasukKMS
Pengisian tumbuh
atau buku
petugas kesehatan kembang anak
KIA oleh kader
 Imunisasi menggunakan buku KIA
 KIA-KB termasuk
MEJA V dan  Penyuluhan
MEJAgiziIV
stimulasi, deteksi termasuk pemberian
intervensi dini tumbuh kapsul vitamin A, tablet
kembang balita tambah darah dan PMT
 Gizi termasuk 16
(pemberian Makanan
penanggulangan gizi
Tambahan)
kurang dan buruk serta  Merujuk balita ke meja
penyakit pada balita Kader keluarga,
Petugas kesehatan V masyarakat
Gambar 2.3 Pola Pelayanan Posyandu

2.2.4 Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana


Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak. Adapun tugas dan
tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai
berikut:1,2,3
a. Kader
Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:
a) Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu
c) Mempersiapkan sarana Posyandu
d) Melakukan pembagian tugas antar kader
e) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
Pada hari buka Posyandu, antara lain:
a) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu
b) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu
c) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register
Posyandu
d) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
hasil penimbangan serta memberikan PMT

17
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai
kewenangannya
g) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi
pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
Di luar hari buka Posyandu, antara lain:
a) Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui serta bayi dan anak balita
b) Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat
(KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu dan
jumlah balita yang timbangan berat badannya Naik
c) Melakukan tindak lanjut terhadap:
1) Sasaran yang tidak datang
2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan
d) Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari
buka
e) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan
rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

18
Gambar 2.4 Tugas-tugas Kader Posyandu
Kader posyandu merupakan pelaksana usaha perbaikan gizi keluarga yang merupakan
anggota masyarakat dan mau bekerja secara sukarela dan ikhlas, sanggup melaksanakan
kegiatan UPGK dan sanggup menngerakkan masyarakat menggerakkan kegiatan UPGK.
Kegiatan pokok dari UPGK adalah (1) Pelayanan Gizi di Posyandu (2) Penyuluhan Masyarakat
dan (3) Pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga
Tugas kader UPGK adalah:1,2
A. Melakukan kegiatan bulanan UPGK di dalam posyandu
1. Mempersiapkan pelaksanaan UPGK
a. Memberi tahu semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita mengenai akan
adanya kegiatan di posyandu dan mencatat sasaran UPGK
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang belum
tersedia, dapat meminjam, minta pada petugas atau membuat sendiri
c. Pembagian tugas diantara para kader, dibantu ibu-ibu yang lain
2. Melaksanakan kegiatan bulanan UPGK di posyandu
a. Meja 1 : Mendaftar balita, ibu hamil, dan ibu menyusui
b. Meja 2 : Menimbang balita
c. Meja 3 : Mencatat hasil penimbangan
d. Meja 4 : Menyuluh ibu berdasarkan hasilpenimbangan anaknya, Memberikan
pelayanan giji kepada ibu balita dan ibu hamil
e. Meja 5 : Pelayanan kesehatan dan KB
3. Kegiatan lain setelah kegiatan di dalam posyandu
a. Mencatat hasil kegiatan UPGK dalam register balita
b. Membahas bersama-sama kegiatan lain atas saran petugas
c. Menetapkan jenis kegiatan yang akan dilakssanakan misalnya penyuluhan KB;
imunisasi; menyusun menu sehat atau peragaan keterampilan, dsb.
B. Melaksanakan kegiatan UPGK di luar posyandu
1. Melaksanakan kunjungan rumah
a. Jika ada ibu yang anak balitanya selama 2 bulan berturut-turut tidak hadir
b. Jika ada ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul vitamin A
c. Jika ada ibu yang anak balitanya pada bulan lalu dikirim ke puskesmas karena
2bulan berturut-turut berat badannya tidak naik,berat badannya dibawah garis
merah KMS, sakit

19
d. Ibu hamil yang 2 bulan berturut-turut tidak menghadiri posyandu
e. Ibu hamil yang bulan lalu dikirim ke puskesmas
f. Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
g. Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat kapsul yodium
h. Balita yang terlalu gemuk
2. Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan UPGK
3. Memanfaatkan pekarangan untuk peningkatan gizi keluarga
4. Membantu petugas dalam pendaftaran, penyuluhan, dan peragaan keterampilan

b. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di Posyandu satu kali dalam
sebulan. Dengan perkataan lain kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap hari
buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari 1 kali dalam sebulan). Peran petugas
Puskesmas pada hari buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 (lima).
Sesuai dengan kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan kesehatan dan KB oleh
petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan lain jika
hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan
hanya oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung
Posyandu dan masyarakat luas
4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta
menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
Posyandu.
5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan anak balita serta
melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

c. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)


1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)
Posyandu kecamatan:
a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu
b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu
c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu
desa/kelurahan
a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan Posyandu

20
b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari buka
Posyandu
c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan lainnya
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara teratur.
3. Instansi/Lembaga Terkait
1) Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan, penggerakan peran serta
masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan, pengembangan metode pendampingan
masyarakat, teknis advokasi, fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana
kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan
vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga teknis kesehatan.
3) SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan, penggerakan
peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan program dan
anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan
UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan dalam mendukung teknis operasional
Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Selain
dinas/institusi/lembaga tersebut diatas, kemungkinan masih terdapat beberapa unsur
dinas/instansi/lembaga yang dapat melakukan peran dan fungsinya dalam Posyandu namun
untuk daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat unsur dinas/instansi/lembaga
sebagaimana tersebut diatas, karena struktur organisasi pada jajaran Pemerintah Daerah
Provinsi, Kabupaten/Kota saat ini cukup bervariasi.
4. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu.
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan
masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan.
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi, pemantauan dan evaluasi terhadap
pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan.

21
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya
masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan.
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua
Pokjanal Posyandu Kecamatan.
5. Tim Penggerak PKK
a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu
b. Penggerakkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Posyandu
c. Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar Posyandu
d. Melengkapi data sesuai dengan Sistim Informasi Posyandu (SIP) atau Sistim Informasi
Manajemen (SIM)
6. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (apabila telah terbentuk)
a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan Posyandu
b. Menaungi dan membina kegiatan Posyandu
c. Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan aktif dalam kegiatan
Posyandu
7. Organisasi Kemasyarakatan/LSM
a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Posyandu, antara lain:
pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan, penggerakan kader sesuai dengan minat
dan misi organisasi
b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
8. Swasta/Dunia Usaha
a. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Posyandu
b. Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu

2.2.5 Pembiayaan
9. Sumber Biaya1,2
Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber, antara lain: 1
A. Masyarakat
a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
b. Iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat
c. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat
d. Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh
(ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya.
Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah terbentuk, upaya pengumpulan
dana dari masyarakat ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum Peduli Kesehatan
Kecamatan.
B. Swasta/Dunia Usaha

22
Peran aktif swasta/dunia usaha juga diharapkan dapat menunjang pembiayaan
Posyandu. Misalnya dengan menjadikan Posyandu sebagai anak angkat
perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan Posyandu.
C. Hasil Usaha
Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha yang hasilnya disumbangkan
untuk biaya pengelolaan Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan antara
lain:
a. Kelompok Usaha Bersama (KUB)
b. Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan, Taman Obat Keluarga
(TOGA)
D. Pemerintah
Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap awal pembentukan, yakni
berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana
Posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

2.2.6 Tingkat Perkembangan Posyandu


Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang
dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan
Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu yang dikenal
dengan nama Telaah kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut : 3
1. Posyandu Pratama
Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu, di samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum
siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
memotivasi masyarakat serta menambah jumlah kader.
2. Posyandu Madya
Posyandu madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi
cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50 %. Intervensi yang
dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan

23
mengikutsertakan tokoh masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader
dalam mengelola kegiatan Posyandu.
3. Posyandu Purnama
Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan
lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 %, mampu menyelenggarakan program
tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50 % KK di wilayah kerja
Posyandu.
4. Posyandu Mandiri
Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50 % mampu menyelenggarakan program
tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang pesertanya lebih dari 50 KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu.

24
BAB III
PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN POSYANDU

3.1 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kebon Kopi

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas
Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
Terdapat 23 Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kebon Kopi, yaitu 13 Posyandu di
kelurahan Thehok dan 10 Posyandu di kelurahan Pasir Putih yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Posyandu pada Wilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi

No. Kelurahan Target Posyandu Wilayah Stratifikasi


Sasaran Kerja (RT)
1. Thehok (13 7084 Jiwa Dahlia 1 16, 39, 03,
Posyandu) Dahlia 2 28, 04, 29,
Dahlia 3 07, 23, 09,
Dahlia 4
10, 13, 19, 25
Dahlia 5
Dahlia 6
Dahlia 7
Dahlia 8
Dahlia 9
Dahlia 10
Dahlia 11
Dahlia 12
Dahlia 13
2. Pasir Putih 5062 Jiwa Mawar 1 03, 04, 08,
(10 Mawar 2 10, 12, 16,
Posyandu) Mawar 3 19, 20, 22, 18
Mawar 4
Mawar 5
Mawar 6
Mawar 7
Mawar 8
Mawar 9
Mawar 10
3.2 Kegiatan Posyandu Kebon Kopi

25
Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi meliputi :
8,9,10

1. Kesehatan ibu dan anak


a. Ibu hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
1. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet Fe yang dilakukan kader kesehatan.
2. Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil diberikan penyuluhan: tanda bahaya
pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi
b. Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup :
1. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan jalan lahir
(vagina)
2. Pemberian vitamin A dan tablet besi
3. Perawatan payudara
c. Bayi dan anak balita
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke
Puskesmas.
2. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Sasarannya adalah bayi, balita, ibu hamil
dan WUS. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe.
Khusus untuk ibu hamil dan ibu nifas ditambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul yodium
untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik. Apabila setelah 2 kali penimbangan
tidak ada kenaikan berat badan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain penyuluhan,
26
pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau pemberian Oralit
yang disediakan.
Pada umumnya kegiatan yang dilakukan di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kebon
Kopi yaitu :
1) Penimbangan bayi dan anak (ada)

2) Pemberian tablet vitamin A (terkadang)

3) Pemberian makanan tambahan (ada)

4) Pemberian oralit (tidak ada)

5) Pelayanan imunisasi (tidak ada)

6) Periksa hamil (terkadang)

7) Pelayanan KB (tidak ada)

8) Pemberian tablet Fe (terkadang)

9) Pengobatan pasien (ada)

10) Tumbuh kembang anak (ada)

11) Kesehatan ibu dan anak.(ada)

Hal ini menunjukan bahwa kegiatan Posyandu di Puskesmas Kebon Kopi tidak lengkap,
Informasi ini diperoleh dari pengamatan langsung dan wawancara dengan kader Posyandu dan
Petugas kesehatan.
“….kegiatan rutin yang dilakukan di Posyandu meliputi penimbangan berat badan bayi
dan balita, pemantauan tumbuh kembang anak juga kesehatan ibu dan anak, ,dan kalau lagi
musim diare, oralit kami berikan, juga pemberian obat cacing dan makanan pendamping ASI”.

3.3 Pola Pelayanan Posyandu


Pelayanan Posyandu di Puskesmas Kebon Kopi dilakukan oleh 5 orang kader. Kegiatan
yang dilakukan kader Posyandu dibantu oleh petugas kesehatan yaitu:
1. Mendaftar bayi atau balita
2. Penimbangan bayi atau balita
3. Mencatat hasil penimbangan pada KMS
4. Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan yang
digambarkan dalam grafik KMS kepada ibu dan anak yang bersangkutan

27
5. Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau
dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
6. Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan untuk balita dengan langkah yaitu
dimana balita yang apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS 2 kali
berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar).
7. Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu misalnya dalam
vitamin A, oralit.
8. Pemberian makanan tambahan (PMT)
3.4 Masalah dalam Pelayanan Posyandu di Puskesmas Kebon Kopi
1. Petugas dan kader
Dalam pelaksanaannya di lapangan, petugas terkadang tidak hadir karena petugas
memiliki tugas dan tanggung jawab lain di puskesmas. Jumlah kader yang datang pada saat
pelaksanaan Posyandu kadang kurang dari 5 orang, hal ini disebabkan ada urusan lain di luar
kegiatan Posyandu seperti memasak dan mencuci. Adanya petugas dan kader yang tidak hadir
ini dapat menjadi kendala dalam mewujudkan pelayanan Posyandu yang optimal.
Tingkat kebosanan pada kader, sehingga sering terjadi penggantian kader namun tidak
dilakukan pelatihan terlebih dahulu sehingga pelaksanaan kegiatan posyandu berjalan kurang
efektif.
2. Kegiatan Posyandu
Posyandu di wilayah Kebon Kopi pada umumnya tidak melakukan semua kegiatan
utama Posyandu yang telah ditetapkan seperti kegiatan imunisasi, KIA, KB, dan pencegahan
diare. Informasi ini diperoleh dari hasil pengamatan langsung ke beberapa puskesmas dan dari
petugas Puskesmas, “…biasanya kegiatan yang dilakukan di puskesmas ya cuma
penimbangan bayi dan balita, serta melihat tumbuh kembangnya, kegiatan lain seperti
vaksinasi dilakukan dipuskesmas karena kendala pada pengangkutan vaksin serta jika yang
mau vaksin hanya 1 balita, vaksin akan mubazir. Jadi untuk balita yang akan imunisasi bisa
datang ke puskesmas tiap selasa dan sabtu”.
Kegiatan Posyandu terfokus pada penimbangan bayi dan balita yaitu pada pengisian
KMS, sedangkan kegiatan-kegiatan lain tidak terlalu diperhatikan.
3. Pola Pelayanan
Banyak Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kebon Kopi Kota Jambi tidak
menerapkan sistem 5 meja dengan baik meski jumlah kader ada 5 orang hal ini dikarenakan
tidak ada pembagian tugas antar kader dan terkadang kader yang datang dalam kegiatan
posyandu sedikit. Informasi ini diperoleh dari wawancara dengan kader Posyandu.

28
“…..bayi/balita yang datang, dilayani oleh 1 atau 2 orang kader saja, jadi sistemnya
kita saling bantu saja, tidak harus mengerjakan tugas tertentu”.
Begitu juga dengan petugas kesehatan, dari hasil pengamatan, petugas kesehatan ikut
serta dalam penimbangan dan pengisian KMS. Tidak adanya pembagian tugas ini
menyebabkan adanya kader yang tidak datang sewaktu kegiatan Posyandu dan pelayanan
Posyandu menjadi kurang optimal.
4. Jumlah Balita
Ibu tidak membawa balita ke Posyandu secara rutin. Banyak alasan ibu tidak
membawa balita kembali ke Posyandu, hal ini berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan
di posyandu hanya berupa penimbangan balita, sedangkan kegiatan imunisasi lainnya di
lakukan di puskesmas. seperti hal nya juga ibu telah melakukan penimbangan di tempat lain
seperti praktek dokter atau rumah sakit dank arena ibu lupa dengan jadwal posyandu.
Informasi diperoleh dari kader dan petugas posyandu.
“...terkadang ibunya tidak datang lagi posyandu alasannya sudah diperiksakan ke
dokter, ke bidan. Ada juga yang sudah diingatkan, tapi sampai posyandu selesai gak datang
juga”
5. Tempat Pelayanan
Pelayanan Posyandu biasanya di rumah ketua RT, rumah kader, rumah warga, kantor
lurah, SD, atau di tempat seadanya yg dibuat dari bantuan warga. dan sebagainya. Tempat
posyandu masih dirasa belum maksimal dari segi kapasitas dan kenyamanannya dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan Posyandu karena bayi/balita merasa tidak nyaman dan
mengajak segera pulang dan ibu-ibu menjadi terburu-buru untuk pulang serta ibu dari
golongan menengah ke atas lebih cenderung membawa bayi/balita ke tempat praktek dokter
ataupun RS swasta lainnya. Berdasarkan hasil pengamatan langsung ke beberapa posyandu,
beberapa posyandu memiliki fasilitas tempat duduk, meja yang lengkap, tempat yang nyaman,
dan ada beberapa posyandu yang fasilitasnya minim, sehingga kegiatan posyandu tidak
berjalan merata di wilayah kerja Kebon Kopi.
6. Kurangnya motivasi ibu balita (masyarakat)
Hal ini di dapat langsung dari wawancara kepada ibu balita yang membawa anaknya
ke posyandu. Seringkali ibu balita tidak datang ke posyandu sesuai posyandu karena ibu
balita tersebut memiliki pekerjaan lain seperti mencuci, memasak, dan lain-lain. Kegiatan
yang dilakukan posyandu hanya pemeriksaan tumbuh kembang bayi dengan penimbangan,
sehingga ibu bayi dan balita merasa bosan.

29
“…… kami sering tidak sempat ke posyandu, banyak pekerjaan, mau masak, mencuci,
dan kalau bisa posyandu mengadakan kegiatan lomba bayi dan balita sehat dan kami dapat
hadiah, kalau begitu banyak yang akan bawa bayi dan balitanya ke posyandu, ibaratnya
supaya kami termotivasi.”
7. Jika Posyandu tidak mendapatkan dana dari donatur maka kegiatan PMT tidak dapat
dilaksanakan, hal ini berakibat pada menurunnya kunjungan ibu dan balita ke Posyandu.

3.5 Pemecahan Masalah


1. Petugas dan kader hadir pada saat kegiatan Posyandu, dengan cara
 Jadwal Posyandu sebaiknya siang-sore hari sehingga tidak menggangu tugas
petugas kesehatan di Puskesmas
 Adanya pengawasan berupa absen hadir kader dan petugas kesehatan
 Petugas kesehatan tidak diberikan tugas rangkap pada saat hari pelayanan
posyandu
2. Kegiatan utama Posyandu lebih ditingkatkan dengan cara
 keaktifan kader dan petugas Puskesmas
 ada pengawasan dari dinas terkait
 adanya kerja sama antara masyarakat dan Puskesmas
3. Menambah kegiatan pada saat pelaksanaan posyandu dengan cara
 Penimbangan dan pemberian tablet Fe pada ibu hamil
 Pemberian imunisasi pada balita dan ibu
 Pelayanan KB
4. Melakukan sistem pelayanan 5 meja dengan cara
 pembagian tugas yang jelas pada tiap-tiap kader
 Melakukan pelatihan pada kader
 Tempat pelayanan Posyandu yang nyaman bagi ibu dan balita
 Kursi dan meja cukup jumlahnya
5. Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara
 Memilih tempat yang nyaman dan aman bagi bayi/balita dan ibu
 Menjaga kebersihan tempat pelayanan
 Menyediakan fasilitas seperti meja dan tempat duduk bagi ibu dan balitanya
8. Penyuluhan rutin dilakukan setiap pelayanan posyandu agar ibu lebih antusias membawa
balita ke Posyandu
9. Melakukan pendekatan dan motivasi pada keluarga yang tidak mau datang ke posyandu
terutama pada balita dengan status gizi kurang atau sangat kurang.
10. Sekali kali diadakan lomba dengan hadiah yang menarik agar ibu-ibu rajin datang ke
posyandu membawa bayi dan balitanya.
11. Kader harus melakukan pendekatan dengan berbagai sektor sehingga mendapat dana yang
cukup untuk menjalankan kegiatan posyandu seperti kegiatan PMT.

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kegiatan Pelayanan Posyandu di wilayah Kerja Puskesmas Kebon Kopi masih kurang
lengkap dan kurang merata di beberapa wilayah kerja. Kegiatan pelayananan hanya terfokus pada
penimbangan dan pengisian KMS bayi dan balita. kehadiran petugas dan kader yang masih perlu
diperhatikan lagi. Sistem 5 meja pelayanan Posyandu tidak diterapkan dengan optimal yang
merupakan hal penting demi terwujudnya kegiatan Posyandu yang optimal.
Terdapat banyak permasalahan dalam kegiatan pelayanan Posyandu di Puskesmas Kebon
Kopi, masalah yang dikeluhkan kader adalah petugas Puskesmas sering telat dan tidak hadir,
sedangkan masalah yang dikeluhkan petugas kesehatan adalah banyak ibu yang tidak membawa
balita ke Posyandu secara rutin. Selain itu juga didapatkan masalah pada tempat dan fasilitas
kegiatan posyandu.

4.2 Saran
Agar dapat mewujudkan kegiatan pelayanan Posyandu yang optimal diharapkan :
1. Kegiatan utama Posyandu lebih ditingkatkan
2. Koordinasi antara petugas posyandu puskesmas dan kader posyandu lebih baik dengan
membangun hubungan yang lebih akrab
3. Pembagian wilayah kerja (RT) kegiatan Posyandu yang seimbang jumlah bayi dan
balitanya
4. Melakukan sistem pelayanan 5 meja
5. Tempat Pelayanan dibuat senyaman mungkin dengan cara kader harus melakukan
pendekatan dengan berbagai sektor Diberikan penyuluhan kepada ibu agar rutin membawa
balita ke Posyandu.
6. Memberikan penyuluhan kepada ibu.
7. Melakukan pendekatan dan motivasi pada keluarga yang tidak mau datang ke posyandu.
8. Kader harus melakukan pendekatan dengan berbagai sektor
9. Melakukan evaluasi posyandu dan pelatihan kader secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI; 2012.
31
2. Kementrian Kesehatan RI dan Pokjanal Posyandu Pusat. Kurikulum dan modul pelatihan
kader posyandu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI; 2012.
3. Briawan, Dodik. Optimalisasi posyandu dan posbindu dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat. Bogor; KKP Ilmu Gizi; 2012.
4. Bidang pemberdayaan masyarakat Kota Jambi. Pedoman pengelolaan Posyandu. Jambi:
Depkes; 2009.
5. Kementerian kesehatan RI. Buku panduan kader Posyandu mneuju keluarga sadar gizi.
Jakarta: 2011.
6. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Saya bangga dengan kader Posyandu.
Jakarta: Depkes; 2009.
7. Khotimah. Evaluasi pelayanan program gizi dan posyandu tahun 2007 pada 4 Puskesmas di
Palembang. Yogyakarta: Universitas Gadja mada; 2010.
8. Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Buku profil Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun
2016. Jambi: Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi; 2016.
9. Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Panduan jadwal, data petugas posyandu, dan kader
posyandu Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun 2016.
10. Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Laporan Bulanan Tingkat Perkembangan Posyandu
Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi. Jambi: Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi; 2016.

32

Anda mungkin juga menyukai