Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No.

1, Maret 2017

EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT DAN SPONGE


BATH TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PASIEN ANAK
GASTROENTERITIS
(Efectiveness of Surface Cooling And Sponge Bath In Manipulating Body
Temperature Of Gaastroenteritis Children)

By: Roihatul Zahroh, Ni’matul Khasanah


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl.
A. R. Hakim No. 2B Gresik, email: roihatulzr@gmail.com

ABSTRAK
Gastroenteritis (GE)/diare adalah infeksi saluran pencernaan yang
disebabkan berbagai enteropatogen, termasuk bacteri, virus, dan protozoa. Salah
satu tanda dan gejala dari Gastroenteritis (GE) pada anak adalah peningkatan
suhu tubuh. Salah satu cara menurunkan suhu tubuh adalah dengan kompres air
hangat atau sponge bath. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
efektifitas pemberian kompres air hangat dan sponge bath terhadap perubahan
suhu tubuh anak dengan Gastroenteritis di RS Muhammadiyah Gresik.
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien anak usia toddler dengan penyakit GE
yang mengalami demam sebanyak 50 orang dan jumlah Sampel adalah 20 orang,
dengan tehnik purposive sampling. Variabel independen penelitian adalah
kompres air hangat dan sponge bath sedangkan variabel dependennya adalah
perubahan suhu tubuh. Penelitian ini menggunakan instrument lembar observasi.
Observasi sampel dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kompres air
hangat dan sponge bath. Selanjutnya data diolah dan dianalisis menggunakan uji
t2 sampel bebas, untuk perbedaan suhu tubuh sebelum dan sesudah diberikan
tindakan dengan þ=< 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan suhu tubuh pada anak
sebelum dan sesudah tindakan. Pada kompres air hangat þ=0,000, sponge bath
þ=0,005.
Pemberian sponge bath dalam menurunkan suhu tubuh lebih efektif dari
pada kompres air hangat. Untuk itu anak yang mengalami demam dapat diberikan
sponge bath untuk penatalaksanaan demam secara awal
Kata kunci : Gastroenteritis (GE), perubahan suhu tubuh, kompres air
hangat,spongebath

ABSTRACT

Gastroenteritis ( GE ) / diarrhea is a gastro intestinal tract infection which


is caused by an enteropatogen, including bacteria, virus, and parasite. The
common sign and symptom in pediatric cases is fever. One of many ways in
managing fever is surface cooling or sponge bath. The goal of this researched
was to identified surface cooling and sponge bath effectiveness in manipulating
body temperature of GE patients in Muhammadiyah Gresik Hospital.
The research design used was quasi experiment. The population in this
study were all patients with toddler age children with GE disease who had fever

33
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

of 50 people and the number of samples was 20 people, with purposive sampling
technique. Independent variables of research are warm water compresses and
sponge bath while the dependent variable is the change of body temperature. This
research uses observation sheet instrument. Observation of samples conducted
before and after the action of warm water compress and sponge bath. Further
data is processed and analyzed using free sample t2 test, for body temperature
difference before and after given action with þ = <0,05.
The results showed differences between body temperature in children
before and after the action. In the surface cooling þ = 0.000, and sponge bath þ =
0.005.
Sponge bath more effectiveness in decrease body temperature than surface
cooling, so if the children is fever can be sponge bath for the first action.
Keywords : gastroenteritis (GE), body temperature manipulation, surface
cooling, sponge bath

PENDAHULUAN Menurut Asmadi (2008) demam


Gastroenteritis (GE) yang tidak tertangani dengan baik
merupakan gangguan fungsi dapat menyebabkan suhu tubuh
penyerapan dan sekresi yang terjadi meningkat dan akhirnya kejang
di saluran pencernaan ditandai bahkan memiliki potensi epilepsi
dengan pola buang air besar yang akibat kerusakan saraf otak. Survey
tidak normal dengan bentuk tinja awal dari Rekam Medis, sebagian
encer serta adanya peningkatan besar anak di ruang inap anak RS
frekwensi BAB yang lebih dari Muhammadiyah Gresik mengalami
biasanya (Ridha, 2014). Penyebab demam pada GE. Untuk
utama GE adalah virus (Adeno Virus penatalaksanaan demam di RSMG
Enterik dan Rotavirus) dan parasit. salah satunya dengan tindakan
Patogen ini menyebabkan infeksi sel mandiri yaitu kompres air hangat.
– sel penghasil Enterotoksin & Menurut Guidline Nationwide
Kritotoksin yang melekat pada Children’s Hospital (2012) sponge
dinding usus (Corwin, 2007). bath lebih baik dalam menurunkan
Manifestasi klinis dari GE salah demam. Namun sampai saat ini
satunya adalah demam. Demam belum dibuktikan bagaimana
adalah keadaan dimana individu perbedaan efektifitas pemberian
mengalami peningkatan suhu tubuh sponge bath dan kompres air hangat
diatas kisaran normal 37º C (100º C), terhadap perubahan suhu tubuh pada
rektal 38,8º C (101ºC) yang ditandai pasien anak dengan gastroenteritis.
dengan kulit terasa hangat, dan kulit Kejadian demam pada kasus
kemerahan (Herdman, 2012). GE di dunia menurut UNICEF dan
Masalah tersebut terjadi akibat WHO tahun 2012, merupakan
ketidakseimbangan fisiologis penyebab kematian nomor 2 pada
kebutuhan dasar manusia, dalam hal balita, dan nomor 3 pada bayi. Data
ini adalah cairan dan elektrolit tubuh. dari UNICEF memberitahukan

34
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia menurunnya kesadaran, dehidrasi


setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri hingga kematian.
mencapai 460 balita berusia di Penanganan demam dapat
bawah 5 tahun meninggal. Studi berupa tindakan hidroterapi.
pendahuluan dari Rumah Sakit Hidroterapi adalah terapi
Muhammadiyah Gresik bulan penggunaan air untuk
Februari – April 2016 di ruang anak menyembuhkan & meredakan
kelas I, II dan III didapatkan bahwa berbagai penyakit dengan cara
anak yang dirawat dengan gejala tertentu (Kozier, dkk, 2010). Ada 2
demam yang menduduki peringkat macam hidroterapi, yaitu hidroterapi
paling banyak adalah kasus GE internal meliputi pemberian minum
dengan jumlah total 50 anak dan rata seperti pemberian air putih, susu, jus
– rata terjadi pada anak usia 1 – 3 dan lain-lain, sedangkan hidroterapi
tahun. eksternal meliputi kompres air
Demam pada GE terjadi karena hangat dengan kompres plester,
adanya stimulus infeksi. Infeksi yang kompres air hangat dan kompres
terjadi dapat menyebabkan reaksi daun kembang sepatu, sponge bath,
inflamasi. Reaksi inflamasi tersebut serta kompres tepid sponge (Kozier,
akan merangsang keluarnya zat dkk, 2010). Hal ini sesuai dengan
pirogen, seperti endogen dan beberapa penelitian yang sudah
eksogen (bradikinin, serotonin, dilakukan oleh Djuwariyah, dkk
prostaglandin, dan histamin), zat (2011) mengatakan bahwa lebih
tersebut mempengaruhi pengatur efektif pemberian kompres air hangat
suhu tubuh di hipotalamus. Kejadian dibanding kompres plester. Ike
selanjutnya menyebabkan Rahayuningsih, dkk (2013)
peningkatan suhu tubuh hingga mengatakan bahwa lebih efektif
terjadi demam. Proses demam kompres air hangat dibanding
merupakan gangguan proses adaptasi kompres daun kembang sepatu, dan
tubuh, dari proses adaptasi jika Hamid (2011) mengatakan bahwa
didukung dengan intervensi yang kompres tepid sponge lebih cepat
tepat dapat menghasilkan respon menurunkan hipertermi.
yang adaptif, namun sebaliknya jika Kompres hangat adalah suatu
tidak maka dapat terjadi respon prosedur menggunakan kain / handuk
maladaptif (Arifianto, 2013). yang telah dicelupkan pada air
Menurut Ridha (2014) penanganan hangat yang ditempel pada bagian
demam yang tidak tepat seperti tertentu. Pemberian kompres hangat
pemberian kompres yang tidak tepat pada daerah tubuh akan memberikan
sasaran, kurangnya pemberian sinyal ke hipotalamus melalui
minum dapat menyebabkan masalah sumsum tulang belakang. Sistem
kesehatan serius. Masalah kesehatan efektor mengeluarkan sinyal untuk
tersebut meliputi kejang hingga berkeringat dan vasodilatasi perifer.
Terjadinya vasodilatasi ini

35
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

menyebabkan pembuangan energi / sesuai yang dikehendaki peneliti


panas melalui keringat, sehingga (Nursalam,2014). Berdasarkan
suhu tubuh menurun. Manfaat perhitungan sampel didapatkan
kompres hangat ini adalah jumalh sampel sebanyak 20, dengan
menurunkan suhu tubuh dan kriteria inklusi pasien GE dengan
memberi rasa nyaman (Corwin, demam yang rawat inap selama 0-2
2007). Sponge bath adalah suatu hari dan mendapatkan antibiotik.
metode kompres untuk menurunkan Adapun kriteria eksklusi yaitu pasien
suhu dengan menggunakan air suhu GE dengan kelainan growth
ruangan (20-25°C) atau hangat (suhu hormone, kelainan gizi, kelainan
29-32 °C) dengan cara membilas kulit dan riwayat kejang. Masing –
seluruh tubuh menggunakan waslap masing kelompok 10 responden.
atau sepon (Hockenberry, 2009). Variabel independen dalam
Dengan sponge bath sinyal dikirim penelitian ini kompres air hangat dan
ke hipotalamus posterior sehingga sponge bath, sedangkan variabel
kulit mengalami vasokontriksi, suhu dependennya adalah perubahan suhu
tubuh diserap pori – pori kulit dan tubuh.
suhu tubuh menurun. Adapun tehnik pemberian kompres
air hangat yaitu menggunakan kain /
METODE DAN ANALISA handuk yang telah di celupkan pada
Penelitian ini menggunakan air hangat (suhu 30 °C), yang
rancangan quasy experimental design ditempelkan pada kening dan aksila
di mana rancangan ini berupaya selama 15 menit. Tehnik pemberian
untuk mengungkapkan hubungan sponge bath yaitu membilas dengan
sebab akibat. Pada kedua kelompok menggunakan spon/sponge pada
perlakuan diawali dengan pra tes, seluruh tubuh dengan air suam-suam
dan setelah pemberian perlakuan kuku (suhu 30 °C) selama 15 menit.
diadakan pengukuran kembali atau Instrument dalam penelitian ini
sesudah tes (Nursalam, 2014). menggunakan lembar observasi yang
Penelitian ini dilakukan di dimodifikasi peneliti .data diolah dan
Ruang anak Rumah Sakit dianalisis menggunakan uji t2 sampel
Muhammadiyah Gresik pada tanggal bebas. Hasil analisis þ < 0,05 maka
20 November 2016 – 29 Januari diterima artinya ada perbedaan
2017. Populasi dalam penelitian ini efektifitas pemberian kompres air
adalah semua pasien anak usia hangat dan sponge bath terhadap
toddler dengan penyakit GE yang perubahan suhu tubuh pasien anak
mengalami demam yang dirawat di dengan gastroenteritis.
RS Muhammadiyah Gresik sebanyak
50. Penelitian ini menggunakan
Purposive Sampling yaitu tehnik
pengambilan sampling dengan cara
memilih sampel di antara populasi

36
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Total 10 100 10 100


1. Perubahan Suhu Tubuh
Sebelum Dan Sesudah 3. Efektifitas Pemberian Kompres
Pemberian Kompres Air Air Hangat dan Sponge Bath
Hangat terhadap Perubahan Terhadap Perubahan Suhu
Suhu Tubuh pada Anak Tubuh pada Anak dengan
dengan Gastroenteritis Gastroenteritis

Table 5.1 Perubahan Suhu Tubuh Tabel 5.3 Efektifitas Pemberian


Sebelum dan Sesudah Pemberian Kompres Air Hangat dan Sponge
Kompres Air Hangat di RS Bath di RS Muhammadiyah Gresik
Muhammadiyah Gresik pada pada Tanggal 20 November 2016 –
Tanggal 20 November 2016 – 29 29 Januari 2017.
Januari 2017
Kompres Air Sponge Bath
Suhu Sebelum Sesudah Hangat
intervensi intervensi Pre Post Pre Post
N % N % Mean 37.4 37.3 37.6 37.3
Hipotermi 0 0 0 0 SD 0.516 0.483 0.156 0.675
Normal 0 0 4 40 Uji t2 0.000 0.005
Febris 10 100 6 60 Þ=
Hipertermi 0 0 0 0
Total 10 100 10 100 Tabel 5.3 menunjukkan Hasil
uji t2 sampel bebas nilai sig (2-
2. Perubahan Suhu Tubuh tailed) adalah þ = 0,000 berarti þ <
Sebelum Dan Sesudah 0,005, maka diterima artinya ada
Pemberian Sponge Bath perbedaan efektifitas pemberian
terhadap Perubahan Suhu kompres air hangat terhadap
Tubuh pada Anak dengan perubahan suhu tubuh pada anak
Gastroenteritis dengan gastroenteritis. Dan þ = 0,005
berarti þ < 0,05, maka diterima
Table 5.2 Perubahan Suhu Tubuh artinya ada perbedaan efektifitas
Sebelum dan Sesudah Pemberian pemberian sponge bath terhadap
Sponge Bath di RS Muhammadiyah perubahan suhu tubuh pada anak
Gresik pada Tanggal 20 November dengan gastroenteritis. Namun pada
2016 – 29 Januari 2017. hasil penelitian didapatkan bahwa
Suhu Sebelum Sesudah
sponge bath lebih efektif
intervensi intervensi
dibandingkan kompres air hangat
N % N %
karena sponge bath
Hipotermi 0 0 0 0
Normal 0 0 6 60
pengompresannya dilakukan di
Febris 10 100 4 40 seluruh tubuh, sedangkan kompres
Hipertermi 0 0 0 0 air hangat hanya dilakukan pada

37
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

daerah aksila. Mekanisme penurunan sponge bath suhu tubuh anak


suhu tubuh dari tindakan kompres menjadi normal. Anak yang
hangat meningkatkan aliran darah mengalami demam dengan diberikan
dengan cara melebarkan pembuluh sponge bath lebih cepat
darah dan menurunkan suhu tubuh mengeluarkan keringat karena
dengan mengirim rangsangan ke seluruh permukaan tubuh dan kulit
pusat pengaturan suhu atau dikompres / dibilas dengan
hipotalamus posterior bahwa suhu menggunakan air. Kulit merupakan
luar lebih rendah dari suhu tubuh radiator panas yang efektif untuk
maka pembentukan panas ditambah keseimbangan suhu tubuh, sehingga
dengan meningkatkan metabolisme dengan membilas seluruh tubuh /
dan aktivitas otot rangka kulit menyebabkan kulit
dalam bentuk mengigil serta mengeluarkan panas dengan cara
pengeluaran panas dikurangi dan berkeringat, dan dengan berkeringat
suhu tubuh menjadi turun, sedangkan suhu tubuh yang awalnya meningkat
mekanisme penurunan suhu tubuh menjadi turun bahkan sampai
dari tindakan sponge bath yaitu mencapai suhu normal.
dengan mengirim sinyal ke pusat Sponge bath merupakan
pengaturan suhu atau hipotalamus metode terbaru dalam
posterior bahwa suhu luar lebih penatalaksanaan demam secara non
rendah dari suhu tubuh maka terjadi farmakoterapi. Sebelumnya ada
penguapan dan terjadi efek penenang penelitian tentang tepid sponge,
sehingga suhu tubuh menurun. menurut Suprapti (2008) tepid
Tabel 5.3 menunjukkan sponge efektif dalam mengurangi
bahwa rata – rata suhu tubuh sesudah suhu tubuh pada anak dengan
diberikan kompres air hangat adalah hipertermi dan juga membantu dalam
37,4 ºC dan suhu sesudah pemberian mengurangi rasa sakit atau
kompres air hangat adalah 37,3ºC. ketidaknyamananan. Menurut Donna
Sedangkan rata – rata suhu tubuh L Wong (2008) tepid sponge adalah
sebelum pemberian sponge bath 37,6 tehnik kompres hangat dengan
ºC dan suhu tubuh sesudah menggabungkan tehnik kompres
pemberian sponge bath 37,3ºC. Hal blok pada pembuluh – pembuluh
ini sesuai dengan teori Hockenberry darah yang besar dengan tehnik seka.
(2009) bahwa manfaat sponge bath Akan tetapi efek tepid sponge selain
adalah dapat memberikan rasa menurunkan suhu tubuh juga
nyaman dan menurunkan suhu tubuh menyebabkan anak merasa
dalam menangani kasus klien yang kedinginan bahkan sampai
mengalami demam. Dari hasil menggigil, terutama jika tidak
observasi pada penelitian ini dikombinasikan dengan antipiretik.
didapatkan bahwa sponge bath lebih Berbeda dengan sponge bath, metode
efektif dari kompres air hangat, ini menggunakan air suam – suam
karena rata – rata dengan pemberian kuku yang dibilas ke seluruh tubuh

38
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

menggunakan waslap, dengan tehnik Penanganan demam secara


membilas seluruh tubuh awal sebelum pemberian obat dan
memudahkan tubuh untuk antibiotik secara tepat dapat
berkeringat dan suhu tubuh dapat dilakukan dengan sponge bath,
turun. Hasil penelitian ini karena selain biaya tidak mahal,
membuktikan bahwa sponge bath penatalaksanaannya efektif dan
lebih efektif dari pada kompres air efisien serta bisa dilakukan oleh
hangat. Hal ini didapatkan dari siapapun baik orang tua maupun
standar deviasi (SD) post kompres petugas kesehatan. Metode sponge
air hangat sebesar 0,483 sedangkan bath merupakan penatalaksanaan
SD sponge bath 0,675. Selain daerah demam secara non farmakologi yang
yang dikompres, faktor – faktor yang memberikan banyak manfaat
dapat mempengaruhi keberhasilan diantaranya menurunkan suhu tubuh,
dalam pelaksanaan sponge bath memberi kenyamanan dan
adalah jenis kelamin, usia, status ketenangan pada anak, dan
gizi, lingkungan, dan lain – lain. Laki mengurangi penggunaan obat
– laki merupakan salah satu penurun demam. Namun bila anak
kelompok beresiko yang mengalami mengalami demam yang terus –
masalah angka kesakitan, karena menerus meskipun sudah diberi
anak laki – laki lebih aktif dan tindakan kompres, orang tua harus
banyak beraktifitas dari pada segera berkolaborasi dengan dokter.
perempuan. Usia sangat
mempengaruhi metabolisme tubuh. SIMPULAN DAN SARAN
Pada bayi terdapat mekanisme Simpulan
pembentukan panas melalui 1. Ada perubahan suhu tubuh
pemecahan / metabolisme lemak sesudah diberikan kompres air
sehingga terjadi proses hangat pada anak dengan
thermogenesis tanpa menggigil (non gastroenteritis
– shivering thermogenesis). Status 2. Ada perubahan suhu tubuh
gizi juga mempengaruhi keberhasilan sesudah diberikan sponge bath
pemberian kompres karena seseorang pada anak dengan gastroenteritis
dengan malnutrisi yang cukup lama 3. Pemberian sponge bath lebih
dapat menurunkan kecepatan efektif dari pada pemberian
metabolism 20 – 30%. Hal ini terjadi kompres hangat dalam perubahan
karena di dalam sel tidak ada zat suhu tubuh pada anak dengan
makanan yang dibutuhkan untuk gastroenteritis.
mengadakan metabolisme. Suhu
tubuh dapat mengalami pertukaran Saran
dengan lingkungan, artinya panas 1. Bagi Keluarga
tubuh dapat hilang atau berkurang Bagi keluarga lebih menambah
akibat lingkungan yang lebih dingin. wawasan tentang pemberian
tindakan keperawatan untuk

39
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

mengatasi peningkatan suhu tubuh kanthil Rumah Sakit Umum Daerah


yang terjadi pada anak Banyumas.http://digilib.ump.ac.id/gd
2. Bagi Institusi Rumah Sakit l.php?mod=browse&op=read&id=jh
Dapat dijadikan masukan untuk ptump-a-djuwariyah-758. Diakses
SOP yang bisa disosialisasikan tanggal 24 Mei 2016 jam 17.00.
dalam tindakan keperawatan Ellis-Christensen,T. (2014).What is a
untuk mengurangi peningkatan sponge
suhu tubuh yang terjadi pada anak bath?.http://www.wisegeek.org/what
3. Bagi Peneliti Selanjutnya -is-a-sponge-bath.htm. Diakses
Lebih mengembangkan hasil tanggal 24 Mei 2016 jam 19.00.
penelitian mengenai faktor –
faktor yang mempengaruhi Hamid, A. M. (2011). Keefektifan
keberhasilan tindakan sponge bath kompres tepid sponge yang di
dalam perubahan atau penurunan lakukan ibu dalam menurunkan
suhu tubuh. demam pada anak:Randomized
control trial di puskesmas
Mumbulsari kabupaten Jember.
DAFTAR PUSTAKA Tesis Program Studi Magister
Arifianto, A. (2013). Orang tua Kedokteran Keluarga Universitas
Cermat Anak Sehat. Jakarta: Gagas Sebelas Maret Surakarta.
Media. http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?
mn=detail&d_id=21121. Diakses
Arikunto, Suharsini. (2007). tanggal 13 Mei 2016 jam 13.00.
Prosedur Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi, Jakarta : Rineka cipta. Hegner, Barbara. R. (2008). Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan.
Asmadi. (2012). Tehnik Prosedural Jakarta: EGC.
Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Herdman, T. H. (2012). NANDA
Salemba Medika. Internasional: Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan
Corwin, E. J. (2010). Buku Saku Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. A. A. (2006). Pengantar
Deglin, J. H. (2006). Pedoman Obat Kebutuhan Dasar Manusia ( Buku 2
untuk Perawat. Jakarta: EGC. ). Jakarta : Salemba Medika.

Djuwariyah, Sodikin, & Yulistiani, Hidayat, A. A. A. (2009). Pengantar


M. (2011). Efektifitas Penurunan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Suhu Tubuh Menggunakan Kompres Salemba Medika.
Air Hangat dan Kompres Plester
pada Anak dengan Demam di ruang

40
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

Hidayat, A. A. A. (2011). Metode drens.org/fever akses tanggal 06 Juni


Penelitian Keperawatan dan Teknik 2016 jam 10.00
Analisis Data. Jakarta: Salemba
Medika. Nursalam. (2011).Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian
Hockenberry, M. J. & Wilson, D. Ilmu Keperawatan: Pedoman
(2009).Wong’s Essentials of Skripsi, Tesis, dan Instrument
pediatric nursing (8th ed.) Missouri: Penelitian keperawatan (2nd ed.).
Mosby el sevier. Jakarta: Salemba Medika.

Kaneshiro, N. K. (2010). Fever. Nursalam. (2014). Metodologi


http://repository.usu.ac.id/bitstream Penelitian Ilmu Keperawatan:
/123456789/24614 akses tanggal 8 Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta :
September 2016 pukul 20.00 Salemba Medika.

Khodijah, S. (2011).Efektifitas Potter & Perry. (2009). Keperawatan


Kompres Dingin terhadap FundamentalBuku 1 Edisi 7. Jakarta :
Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Salemba Medika.
Fraktur di Rindu B RSUP H. Adam
Malik Medan. Skripsi fakultas Pujiarto, P. S. (2007). Demam pada
keperawatan Universitas Sumatera Anak: Fever is functional. Jakarta:
Utarahttp://repository.usu.ac.id/handl Yayasan Orang tua Peduli (YOP).
e/123456789/24614 akses tanggal 13
Mei 2016 pukul 13.00 Ridha, N. H. (2014). Buku Ajar
Keperawatan Anak. Yogyakarta:
Kliegman, et all. (2015). Nelson Pustaka Pelajar.
Texbook Of Pediatric Edition 20
volume 1. Missouri: Mosby el sevier. Steven, P. J. M., dkk. (2006). Ilmu
Keperawatan Jilid 2. Jakarta : EGC.
Kozier, Barbara, dkk (2010).
Fundamental Keperawatan: Konsep, Sukmawati. (2010). Perbandingan
Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC. Penurunan Suhu pada Pasien yang
Dikompres pada Daerah Aksila
Mandal, B. K., Wilkins, E. G. L., dengan Kompres pada Dahi Di RSI
Dunbar, E. M. & Mayon-White, R. Ibnu Sina Magelang. Surakarta :
T. (2006).Lecture notes: Penyakit Fakultas Kesehatan UMM Surakarta
infeksi (6th ed.). Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Nationwide Children’s Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung:
Hospital.(2010). Sponge bath. Ohio: AFABETA,CV
Children’s Drive
Columbus.http://www.nationwidechil

41
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017

Suprapti. (2008). Perbedaan 456789/24614 akses tanggal 13 Mei


Pengaruh Kompres Hangat dengan 2016 pukul 13.00
Kompres dingin terhadap Penurunan
Suhu Tubuh pada Pasien Anak Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar
karena Infeksi. Keperawatan Pediatrik, Edisi 6.
http://digilib.unimus.ac.id/. Diakses Jakarta: EGC.
tanggal 10 Februari 2017 jam 18.00

Tamsuri Anas. (2007). Definisi dan


Patofisiologi Demam.
http://repository.usu.ac.id/handle/123

42

Anda mungkin juga menyukai