PENDAHULUAN
2.4. Metode
2.4.1.Pmebuatana Larutan Sampel Nitrat 35 mikro mol
1. 20 mikro mol larutan KNO3 diambil sebanyak 17,5 ml dan dimasukkan kedalam labi
takar 100 ml
2. Ditambahkan aquadest sampai batas tera kemudian dihomogenkan
3. Pereduksian dilakukan dengan menggunakankolom reduksi dan diperoleh 5 ml larutan
standart nitrat
4. Kemudian larutan standar dipindahkan kedalam tabung reaksi
5. Ditambahkan 4 tetes sulfanilamid kedalam tabung reaksi dan ditunggu selama 5 menit
6. Ditambahkan lagi NED kedalam tabung reaksi dan ditunggu selama 20 menit
2.4.2.Persiapan Sampel
1. Larutan KNO3 dipindahkan kedalam cuvet sampai batas tera
2. Sapel dimasukkan kedalam spktrofotometer untuk diukur absorbansinya
2.4.3.Spektrofotometer
1. Dipanaskan spektrofotometer selama 20 menit
2. Dimasukkan ampel kedalam sel spektrofotometer
3. Ditutup spektrofotometer dan mengaktifkan selnya
4. Diatur panjang gelombangnya untuk posfat digunakan panjang gelombang 543 nm
5. Dipilih measure button dan kemudian akan tampil hasil absorbansi dari sampel
tersebut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tabel data praktikum (2 kelas/ 4 shift)
4.1.2 Perhitungan konsentrasi larutan standar (2 kelas/ 4 shift)
Kelompok 4:
V1.N1 = V2.N2
V1. 20 = 100. 3,5
VI= 350/ 20
=17, 5 ML
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbandingan Nilai Konsentrasi Larutan standar
5.1.Kesimpulan
1. Metode yang digunakan dalam praktikum adalah metode reduksi cadmium.
2. Nitrat pada perairan Semarang sebesar -11.571 ppm dibanding kadar baku mutu
sebesar 0.008 ppm. Sehingga perairan semarang termasuk perairan dengan kadar
nitrat yang rendah. Dengan menggunakan metode reduksi, maka dalam prosesnya
Cu2SO4, cadmium, dan larutan buffer pada kolom reduksi berfungsi untuk mereduksi
atau mengurangi nilai O dari proses reaksi nitrit menjadi nitrat
3. Untuk pengukuran nilai absorbansi menggunakan spektrofotometer, yaitu dengan
menyalakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 543 nm. Diketahui kadar
nitrat pada stasiun 6 adalah -1.2914 dengan nilai regresi adalah 0.996.
5.2Saran
1. Waktu untuk praktikum kurang, sebaiknya satu modul satu hari praktikum.
2. Setiap asisten harusnya mempunyai kriteria yang sama dalam asistensi.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan S.S. Santika., 1987. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya.
Indonesia.
APHA. 1998. Standar Methods for The Examination of Water and Wastewater 20th Edition.
American Public Health Association : USA
Carpenter, E.J. dan Capone, D. G.1983.Nitrogen in the Marine Environment. Academic Press:
New York.
Djoel Simata. 2011.Nitrit (NO2).http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/ 2011/02/nitrit-
no2.html. Diakses Pada 5 Juni 2014.
Eidman, M. dan Koesoebiono. 1998. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia.
Jakarta.
Grasshoff, K. 1976. Determination of Nitrate. Methods of Seawater Analysis (Grasshoffedt.).
Verlag chemic-Weinheim-New York : 137-145.
Hutagalung, H. P. dan A, Rozak. 1998. Metode analisis air laut, sedimen dan biota. Jakarta:
Buku 2. P3O – LIPI.
Koesoebiono. 1979. Dasar-Dasar Ekologi Umum. Bag. IV Ekologi Perairan. PSL Sekolah
Pasacasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Baku Mutu Air Laut
Millero FJ, Sohn ML. 1992. Chemical Oceanography. Florida: CRC Press, Inc.
Montani, S. Pithakpol, S dan Tada, K.1998.Nutrient regeneration in coastal sea by Noctiluca
scintillans a red tide causing dinoflagellate. J. Mar. Biotechnol
Raymont. 1980. Dampak Pencemaran Lingkungan. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negeri. Indonesia Bagian Timur.
Sawyer, Clair N dan Perry L. Mc Carty. 2003. Chemistry for Environmental Engineering 5th
Edition. Mc Graw-Hill Book Company : New York
Sidjabat, M. 1973. Pengantar Oseanografi. IPB. Bogor.
S. Rahardjo, S.H. Sanusi. 1982. Oseanografi Perikanan. Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan-Depdikbud, CV.Petrajaya: Jakarta
Ulqodry et al. 2010. Karakterisitik dan Sebaran Nitrat, Fosfat, dan Oksigen Terlarut di
Perairan Karimunjawa Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 1(D)
13109
Wada, K. 2002. Removal of Hardness and COD from Retaining Treated Effluent by
Membrane Process. Desalination 149, hal 145-149.