Anda di halaman 1dari 49

PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK DALAM

MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS


SUMBER DAYA PERUSAHAAN (Studi Kasus : Qiscus Pte
Ltd)

Ganesstri Padma Arianie*), Nia Budi Puspitasari


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof H. Soedharto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

(Received: August 11, 2017/ Accepted: September, 2017)

Abstrak
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas
suatu perusahaan. Perkembangan pada era teknologi masa ini sejalan dengan berkembangnya
perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi, seperti Qiscus Pte Ltd. Perencanaan proyek tersebut
dapat disusun menggunakan Work Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM) dan
Program Evaluation and Review Technique (PERT). Manajemen proyek dapat pula digunakan untuk
memperkirakan adanya percepatan proyek (crasing) pada Qiscus Pte Ltd. Dengan penyusunan suatu
manajemen proyek yang baik, maka dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam
menjalankan proyek, sehingga dapat meminimasi kerugian biaya akibat kemungkinan keterlambaran
proyek. Perencanaan manajemen proyek yang dilakukan untuk menjalankan proyek Hayyan, Qiscus
Pte Ltd, menghasilkan estimasi percepatan pengerjaan proyek selama 6 hari, dengan penambahan biaya
sebesar 2,8 juta.

Kata kunci : Manajemen Proyek, WBS, CPM, PERT, Crasing

Abstract
Project management is a strategy that needs to be done in achieving the efficiency and effectiveness of a
company. Technology development in this era is along with the development company engaged in technology
services, such as Qiscus Pte Ltd. Planning the project can be compiled using a Work Breakdown Structure
(WBS), Cirital Path Method (CPM) and Program Evaluation and Review Technique (PERT). Project
management can also be used to estimate the acceleration of the project (crasing) on Qiscus Pte Ltd. The
preparation of a good project management can estimate the time and cost required to run the project, so as to
minimize losses due to the possibility of delays in project costs.

Keywords : Project Management, WBS, CPM, PERT, Crasing

1. Pendahuluan Adanya permintaan proyek yang meningkat


Pemanfaatan teknologi era kini terus pada Tahun 2016 memberikan peluang Qiscus Pte
dikembangkan hingga bertujuan untuk Ltd untuk dapat meningkatkan keuntungan
meningkatkan opportunity yang didapatkan. perusahaan, tetapi di sisi lain peningkatan atas
Perkembangan ini sejalan dengan berkembangnya permintaan proyek tersebut dapat menjadi masalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi dalam perusahaan apabila tidak memiliki
yang berperan sebagai konsultan dan jasa penyedia manajemen perusahaan yang baik. Manajemen
perangkat lunak. Hal ini yang menjadi salah satu proyek dibuat untuk dapat menghindari atau
alasan perusahaan Qiscus Pte Ltd atau PT. Sinergitas meminimalisir kegagalan dan resiko proyek
Mandiri Infokom menjadi perusahaan yang terus (Noerlina, 2008). Manajemen yang baik terkait
berkembang seiring dengan permintaan proyek dengan menejemen aktivitas seperti penjadwalan,
meningkat pada tahun 2016 seperti pada Gambar 1. pengelolaan human resource yang mana akan
berujung pada estimasi biaya proyek yang perlu
-------------------------------------------------------------
dianggarkan perusahaan.
*)
Penulis Korespondensi.
Email : ganesstripad@gmail.com

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 189
Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd
25

20

15

Project
10

0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 1. Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd Tahun 2012-2016

Pada penelitian sebelumya, yaitu penelitian 2. Membuat perencanaan/ penjadwalan proyek


Noerlina (2008), diketahui bahwa membangun dengan Cirital Path Method (CPM) dan
manajemen proyek yang baik mampu menciptakan Program Evaluation and Review Technique
tahap pelaksanaan proyek lebih terperinci dan (PERT).
efisien. 3. Mengidentifikasi komponen biaya untuk
Perusahaan perlu berupaya untuk meningkatkan Proyek Hayyan
kualitas jasa yang diberikan dengan melalui 4. Menganalisis trade off dari penggunaan biaya
pembuatan perencanaan yang terstruktur, sehingga normal dan biaya crashing dalam menjalankan
lebih optimal dalam penggunaan sumber daya yang proyek Hayyan
akan berdampak pada efesiensi kinerja internal
perusahaan. Tanpa adanya manajemen proyek yang 2. Studi Literatur
baik tersebut dapat menurunkan performa kerja Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014),
perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Manajemen proyek merupakan proses
2 dari 10 proyek atau sebesar 20% proyek yang merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
dijalankan Qiscus Pte Ltd pada Tahun 2015 tidak mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta
terselesaikan sesuai dengan perencanaan proyek sumber daya lainnya sehingga dapat mencapai
yang dibuat. Apabila terjadi keterlambatan proyek sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya
maka kompensasi yang diberikan pihak manajemen (Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek
pada client berupa pengembalian sejumlah uang adalah untuk dapat mengelola fungsi-fungsi
yang telah disepakati pada awal perjanjian dan jika manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai
keterlambatan lebih dari 1 minggu maka seluruh dengan persyaratan yang ada dan telah ditetapkan
biaya yang dibayarkan client akan dikembalikan. serta untuk dapat mengelola sumber daya yang
Berdasarkan laporan keuangan Tahun 2014-2015 seefisien dan seefektif mungkin.
yang disampaikan CTO perusahaan, terjadi kerugian
yang diakibatkan adanya keterlambatan proyek Fungsi Manajemen Proyek
sebesar 5% dari pendapatan tahunan. Untuk Beberapa fungsi dari manajemen proyek
menghindari adanya peningkatan kerugian dari (Dimyati dan Nurjaman, 2014), adalah:
tahun-tahun sebelumnya, sehingga perencanaan 1. Fungsi perencanaan (Planning)
manajemen proyek yang baik adalah solusi yang Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan
dapat dilakukan. keputusan yang mengelola data dan informasi
Dalam upaya mempertahankan kesetiaan yang dipilih untuk dilakukan di masa
pelanggan menggunakan jasa dari Qiscus Pte Ltd, mendatang, seperti menyusun rencana jangka
maka perusahaan perlu selalu berupaya menyusun panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
manajemen proyek yang baik. Salah satu proyek 2. Fungsi Organisasi (Organizing)
yang dilakukan Qiscus Pte Ltd adalah proyek Fungsi organisasi bertujuan untuk
Hayyan, yaitu proyek dalam pembuatan website. mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,
Tujuan penelitian ini adalah: yang memiliki aktivitas masing-masing dan
1. Menyusun aktivitas global proyek Hayyan saling berhubungan, dan berinteraksi dengan
dalam bentuk Work Breakdown Structure. lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 190
organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas, - Pada CPM dikenal pula istilah slact time, yaitu
lain. waktu penundaan suatu kegiatan tanpa mengubah
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating) jangka waktu proyek secara keseluruhan. Slack time
Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk didapakan dengan menggunakan rumus berikut:
menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait
dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti Sij = LSij – ESij atau Sij = LFij - EFij (1)
pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling) Jaringan yang telah dibuat pada CPM dapat
Fungsi pengendalian bertujuan untuk mengukur direfleksikan sebagai dasar penjadwalan proyek.
kualitas penampilan dan penganalisisan serta Penjadwalan proyek biasa dibuat dalam bentuk
pengevaluasian kegiatan, seperti memberikan grafik Gantt Chart.
saran-saran perbaikan, dan lain-lain.
Program Evaluation and Review Technique
Work Breakdown Structure (PERT)
Work breakdown structure (WBS) merupakan PERT digunakan dalam melakukan
suatu pengelompokkan elemen kerja yang penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan
ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek.
dan membagi keseluruhan ruang lingkup suatu Menurut Soeharto (2002), metode PERT mencakup
proyek kerja (Rev, 2003). tiga perkiraan waktu, yaitu:
a. Waktu pesimistic (tp), adalah waktu paling
Critical Path Method (CPM) panjang yang mungkin diperlukan suatu
Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan kegiatan
Nurjaman (2014), Critical Path Method (CPM) b. Waktu perkiraan paling mungkin atau most likely
merupakan metode jalur kritis yang menggunakan (tm), adalah waktu penyelesaian kegiatan-
jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya linear. kegiatan proyek yang paling memungkinkan,
Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan atau memiliki probabilitas paling tinggi
kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitas- c. Waktu Optimistic (to), adalah waktu tercepat
aktivitas dan menggunakan simple time estimates yang dapat dilakukan untuk melaksanakan
pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka waktu kegiatan suatu proyek.
pelaksanaan Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu
Beberapa istilah yang digunakan dalam metode tersebut, maka kita dapat menentukan waktu
CPM ini adalah: kegiatan yang diharapkan (Expected Timed) dengan
a. Earliest Start Time (ES) rumus sebagai berikut:
ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/
aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan Expected Time = + (4 )+

waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan 6

Dalam menentukan perkiraan waktu proyek


pengerjaan kegiatan. dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan
b. Latest Start Time (LS) probabilitas dan diselesaikan dengan tabel
LS merupakan waktu paling lambat untuk normalitas.
memulai suatu kegiatan. Z = −µ

c. Earliest Finish Time (EF) Dengan keterangan bahwa x merupakan jumlah


EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan, µ
diselesaikan. merupakan rata-rata proyek dapat terselesaikan, dan
d. Latest Finish Time (LF) σ merupakan standar deviasi.
LF merupakan waktu paling lambat dalam
menyelesaikan suatu kegiatan. Percepatan Pelaksanaan Kegiatan (Crashing)
Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur Crashing merupakan proses mereduksi suatu
kritis yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan- kegiatan yang akan berpengaruh terhadap waktu
kegiatan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi penyelesaian proyek. Menurut Ervianto (2014)
terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga dapat dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), proses
menentukan tingkat prioritas kebijakan dalam Crashing merupakan cara untuk melakukan
penyelenggaraan proyek. perkiraan untuk variabel cost dalam menentukan
Bentuk CPM tersebut dapat memberikan pengurangan durasi yang paling optimal dan
informasi terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan ekonomis dari suatu kegiatan proyek yang masih
terlebih dahulu atau sesudahnya, dan durasi memungkinkan untuk direduksi.
kegiatan.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 191
Crashing dapat memunculkan adanya trade off identifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
antara biaya dan waktu. Menurut Duncan (1996), ruang lingkup aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan dalam suatu proyek
3. Metode Penelitian dapat digambarkan dalam suatu Work Breakdown
Metode yang dilakukan yaitu mulai dari Structure (WBS) sederhana sehingga didapatkan
penemuan masalah, penentuan tujuan penelitian, informasi yang merinci mengenai
pengumpulan dan pengolahan data. Tahap yang
dilakukan untuk pengolahan data adalah: 4.2 Perencanaan Aktivitas Global
- Identifikasi aktivitas proyek dengan Perencanaan aktivitas global dilakukan dengan
menggunakan Work Breakdown Structure pengalokasian sumber daya manusia, biaya, dan
(WBS) sederhana. waktu yang dibutuhkan. Seperti pada Tabel 1 dapat
diketahui pekerja-pekerja yang bertanggung jawab
- Pembuatan alur aktivitas dengan precedence dalam pelaksanaan tiap aktivitas sehingga
diagram. Untuk menentukan waktu dan biaya
memudahkan dalam melakukan monitoring proyek.
pelaksanaan proyek yang efisien, digunakan
metode dalam strategi manajemen proyek yaitu Alur aktivitas yang dilakukan tergambarkan
CPM, PERT, dan Crashing. dalam presedence diagram yang tercantum pada
Gambar 3. Presedence diagram dibuat berdasarkan
4. Pembahasan Tabel 2. yang menunjukkan urutan.
4.1 Identifikasi Aktivitas Proyek
Dalam melakukan perencanaan manajemen
proyek yang baik perlu diawali dengan melakukan

Gambar 2. Work Breakdown Structure

Tabel 1. Alokasi SDM untuk Aktivitas Proyek


No Deskripsi Aktivitas PIC
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
1. Project Manager
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan Project Manager, Desainer, Lead
2.
kebutuhan dari proyek Hayyan Programmer
3. Mengalokasikan manpowers Project Manager
4. Mengumpulkan ide desain Desainer
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware) yang
5. Lead Programmer
diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
6. Desainer
persetujuan perancangan proyek dengan client
7. Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui oleh client Lead Programmer
8. Memulai pengembangan sistem proyek Programmer
9. Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba Testers
10. Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik Programmers
11. Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada client Programmers dan Testers

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 192
Tabel 2. Predecessor Aktivitas Proyek
Aktivitas Deskripsi Aktivitas Jumah Hari Predecessor
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
A 2 Hari -
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan
B 3 Hari A
kebutuhan dari proyek Hayyan
C Mengalokasikan manpowers 1 Hari B
D Mengumpulkan ide desain 1 Hari A
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware)
E 1 Hari D
yang diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
F 5 Hari E,C
persetujuan perancangan proyek dengan client
Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui
G 3 Hari F
oleh client
H Memulai pengembangan sistem proyek 15 Hari G
I Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba 4 Hari H
J Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik 2 Hari I
Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada
K 1 Hari J
client dan revisi

Aktivitas ES EF LS LF Slack Time

Dari presedence diagram tersebut dapat E 3 4 6 7 3


memiliki jalur kritis (critical path) pada alur F 6 11 7 12 1
aktivitas A-B-C-F-G-H-I-J-K, yaitu selama 36 hari. G 11 14 12 15 1
Sedangkan untuk jalur lintasan aktivitas lainnya
yaitu A-D-E-F-G-H-I-J-Kdilakukan selama 34 hari. H 14 29 15 30 1
I 29 33 30 34 1
J 33 36 34 36 1
K 36 37 36 37 0
Selanjutnya, untuk menghitung rencana waktu
pelaksanaan proyek yaitu dari segi teknik evaluasi
dan review proyek atau PERT (Program Evaluation
and Review Technique), waktu aktivitas dapat
terbagi atas pesimistic(tp), mostlikely(tm) dan
Gambar 3. Presedence Diagram Optimistic(to). Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah
waktu sesuai dengan metode PERT.
Rencana Waktu Pelaksanaan Proyek
Pada Critical Path Method (CPM) dapat Tabel 4. PERT
dilakukan penentuan waktu-waktu tercepat dan
Aktivitas Pesimistic Most Likely Optimistic
waktu-waktu terlambat dalam menjalankan
aktivitas. Pada Tabel 3 dapat menunjukkan jumlah A 3 2 2
Earlier Start (ES), Earlier Finish (EF), Latest Start
B 4 3 2
(LS), Latest Finish (LF), dan slack time. Contoh
perhitungan waktu slack yaitu sebagai berikut: C 1 1 1
D 1 1 1
Slack time A= LSA – ESA
E 2 1 1
=1–0=1
F 7 5 3
Tabel 3. Slack Time G 4 3 3
Aktivitas ES EF LS LF Slack Time H 18 15 13
A 0 2 1 3 1 I 4 4 3
B 2 5 3 6 1 J 3 2 2
C 5 6 6 7 1 K 1 1 1
D 2 3 5 6 3

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 193
Tabel 5. Probabilitas Waktu Aktivitas
Aktivitas Slack Time te σ2
A 1 2,2 0,028
B 1 3,0 0,111
C 1 1,0 0,000
D 3 1,0 0,000
E 3 1,2 0,028
F 1 5,0 0,444
G 1 3,2 0,028
H 1 15,2 0,694
I 1 3,8 0,028
J 1 2,2 0,028
K 0 1,0 0,000

Gantt Chart

14-Nov 21-Nov 28-Nov 05-Des 12-Des

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K

Gambar 4. Gantt Chart

 Perhitungan Expected Time dan Variance Dengan x = 38 hari, maka


Z = −

Probabilitas waktu proyek Hayyan dapat Z = 38− 38 = 0 ; P (Z ≤ 0) = 0,5


1,2

dijalankan, dengan memperhitungkan expected time (Tabel Normal) = 50%


dan variance.
- Expected Time, Jika x = 40 hari, maka
Z = −
Z = 40− 38 = 1,67 ; P (Z ≤ 1,67)

contoh perhitungan:
1,2

6
A = tp+4tm+to= 3+(4x 2)+ 2 = 2,2
6
= 0,9525 = 95,25%
- Variance,
contoh perhitungan: Dari hasil perhitungan di atas maka diketahui
σ2A = ( − 6)2= (3−26) = 0,028
lebih besar probabilitas proyek terselesaikan dalam
waktu 40 hari, yaitu sebesar 95,25%.
- Perhitungan Probabilitas Jalannya Proyek
VA + VB + VC + VF + VG
Gantt Chart
=√ +VH + VI + VJ + VK
Estimasi waktu pada setiap aktivitas dapat
= 1,2 digambarkan dalam suatu Gantt Chart seperti pada
Gambar 4.
Maka, jika manajer proyek mentargetkan proyek
selesai dalam 38 hari atau X=38 hari, maka dapat
dihitung probabilitas proyek terselesaikan dalam
waktu 38 hari adalah sebagai berikut:

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 194
Pengestimasian Total Biaya Proyek Perbandingan antara pertambahan biaya dan
1. Teknologi percepatan waktu penyelesaian proyek dalam 38
Aspek teknologi sangat penting dalam hari dapat dihitung yaitu:
menjalankan proyek ini. Total biaya untuk
teknologi software yaitu Rp. 15.866.496,- dan total Cost Slope = ℎ −

biaya hardware yaitu Rp. 16.309.500,-. − ℎ


=Rp 50.325. 996 –R p 47.525. 996
38−32

2. Sumber Daya Manusia (SDM)


Dalam menjalankan proyek Hayyan ini, Qiscus = Rp 466.667,-
Pte Ltd menerapkan kebijakan man days rate atau
penerapan tarif biaya pekerja dalam hitungan kerja Analisis Jumlah Pelaksanaan Proyek
harian. Sehingga dapat dihitung secara rinci biaya Berdasarkan perhitungan dari metode PERT,
yang diperlukan sesuai dengan hari kerja dan maka diketahui probabilitas proyek dilaksanakan
jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap selama 38 hari adalah 50%. Nilai tersebut
aktivitas, maka didapatkan bahwa total biaya menunjukkan bahwa adanya 50% kemungkinan
untuk SDM adalah Rp. 14.900.000. terjadinya keterlambatan, karena jika perencanaan
Setelah mengetahui total biaya teknologi dan proyek sesuai dengan jumlah hari pada lintasan kritis,
total biaya SDM, maka dapat dihitung total biaya itu berarti perusahaan tidak memberikan waktu
proyek yang diperlukan bedasarkan pada biaya- toleransi keterlambatan dalam menjalankan proyek di
biaya langsung dan biaya-biaya tidak langsung, tengah banyaknya ketidakpastian kondisi.
yaitu sebesar Rp. 482.841.952,-. Ketidakpastian dari perusahaan Qiscus Pte Ltd dapat
bersumber dari sistem operasi, sumber daya manusia,
Pengestimasian Biaya Proyek yang Dipercepat biaya, lingkungan, dan lain sebagainya. Sedangkan
(Crashing) ketidakpastian dari perusahaan Hayyan dapat terjadi
Dalam pelaksanaan proyek Hayyan dapat seperti penambahan permintaan fitur website atau lain
dilakukan pengestimasian waktu proyek yang lebih sebagainya.
cepat dari waktu normalnya. Dalam hal ini disebut Berdasarkan perhitungan, maka diketahui
sebagai crash time. sebesar 95,25% proyek Hayyan dapat diselesaikan
Pada Tabel 4.6 menunjukkan jumlah hari dan oleh Qiscus Pte Ltd yang menunjukkan bahwa
biaya untuk aktivitas dengan crash time. adanya 2 hari lebih lambat dibandingkan jumlah hari
Biaya crash cenderung lebih tinggi dibanding pada lintasan kritis sebagai toleransi realistis untuk
biaya nornal karena jumlah hari pelaksanaan keterlambatan proyek yang dilakukan Qiscus Pte
aktivitas yang lebih cepat memerlukan penambahan Ltd.
pekerja yaitu seorang desainer dan seorang
programmer. Analisis Project Crashing
Dalam melaksanakan proyek Hayyan dapat
Tabel 6. Durasi Normal dan Crash dilakukan percepatan aktivitas proyek (Crashing)
Durasi Durasi tetapi dengan adanya trade off antara waktu dan
No. Item Biaya biaya. Percepatan yang dapat dilakukan dengan
Normal Crash mengurangi jumlah aktivitas sebanyak 6 hari, yaitu
Biaya pada aktivitas proyek normal dilakukan selama 38
1 - -
Teknologi hari menjadi 32 hari.Percepatan tersebut dapat
2 Aktifitas A 2 2 dilakukan dengan cara menambah jumlah pekerja,
3 Aktifitas B 3 2 yaitu seorang desainer dan seorang programmer.
4 Aktifitas C 1 1 Sehingga, total biaya crashing meningkat akibat
5 Aktifitas D 1 1 adanya penambahan biaya langsung. Trade off ini
6 Aktifitas E 1 1 yang dapat disampaikan Qiscus Pte Ltd pada client
7 Aktifitas F 5 3 dimana client yang dapat menentukan untuk
8 Aktifitas G 3 3 memilih pengerjaan proyek yang lebih cepat dengan
9 Aktifitas H 15 13 biaya yang lebih tinggi atau proyek yang lebih lama
10 Aktifitas I 4 3 dengan biaya yang lebih rendah.
11 Aktifitas J 2 2
12 Aktifitas K 1 1 5. Kesimpulan
Dalam menjalankan proyek Hayyan oleh Qiscus
Sehingga, total biaya kumulatif untuk aktivitas Pte Ltd, terdapat 4 aspek kerja yaitu terkait dengan
normal yaitu sebesar Rp 47.525.996,- sedangkan tahap pengumpulan data & informasi dan perekrutan
total biaya kumulatif untuk aktivitas crash adalah
sebesar Rp 50.325.996,-.

J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3, September 2017 195
SDM (requirement), tahap perancangan desain 6. Daftar Pustaka
proyek (design), tahap pengembangan sistem Dimyati, D. H., & Nurjaman, K. (2014). Manajemen
(development), dan tahap penjaminan kualitas Proyek. Yogyakarta: Pustaka Setia.
(integration & test) yang membutuhkan 5 orang Duncan, W. R. (1996). A Guide to The Project
pekerja dan dalam waktu selama 38 hari bedasarkan Management Body of Knowledge. Sylva:
Critical Path. PMI Communication.
Probabilitas aktivitas dilaksanaakan sesuai Soeharto, I. (2002). Studi Kelayaan Proyek Industri
dengan jumlah hari pada critical path adalah 50%. . Jakarta : Erlangga.
Terdapat probabilitas penundaan aktivitas sebesar Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek (Dari
50%, yang artinya proyek mungkin dilaksanakan Konseptual Sampai Operasional ). Jakarta :
lebih dari 38 hari. Erlangga.
Percepatan pelaksanaan proyek Hayyan Rev, E. (2003). Work Breakdown Structure.
(Crashing) menghasilkan suatu trade off bagi client America: U.S. Department of Energy.
terhadap biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dengan
adanya crashing menimbulkan peningkatan biaya
menjadi Rp 50.325.996,- sedangkan total biaya J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, Vol. 12, No. 3,
proyek tanpa adanya crashing sebesar Rp September 2017 196
47.525.996,-.
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22-26)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN


MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010
(Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)
David M. Walean
R.J.M. Mandagi., J. Tjakra, G.Y. Malingkas
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: davidwalean@yahoo.com

ABSTRAK

Suatu proyek bisa dikatakan berhasil jika proses pelaksanaannya bisa selesai sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan. Perencanaan proyek yang baik harus didukung dengan suatu
pengendalian proyek yang baik. Karena yang terjadi di lapangan belum tentu sesuai dengan
apa yang telah direncanakan. Pengendalian yang buruk dalam suatu proyek dapat
mengakibatkan pemborosan terhadap penggunaan sumber daya dan ini dapat mengakibatkan
kegagalan untuk mencapai tujuan proyek itu sendiri.
Untuk merencanakan jadwal suatu proyek dengan program Microsoft Project 2010 yang
pertama harus dilakukan adalah memasukkan data-data seperti jenis kegiatan, durasi, sumber
daya dan lain-lain. Dalam tahap pengendalian proyek menggunakan Microsoft Project salah
satu metode yang dapat dilakukan ialah dengan menambahkan waktu lembur pada suatu
kegiatan.
Dari perencanaan jadwal pada proyek pembangunan fasilitas PT.Trakindo Utama khususnya
pembangunan Annex Building dengan menggunakan Microsoft Project 2010 didapat 66 hari
kerja. Pada tahap pengendalian terdapat pekerjaan yang berada pada lintasan kritis sehingga
penulis melakukan sistem kerja lembur (Crash Program) dengan tambahan 2 jam lembur.
Sehingga durasi pekerjaan pengecatan berkurang menjadi 9 hari kerja dari waktu normal 12
hari kerja.
Kata kunci: Microsoft Project 2010, Pengendalian, Perencanaan.
Dalam pelaksanaan suatu proyek
seringkali ditemui penggunaan sumber
PENDAHULUAN tenaga kerja yang masih mengalami
Kemajuan teknologi dewasa ini 22
berkembang dengan demikian pesatnya
seiring dengan perkembangan teknologi
informasi. Hal ini turut berpengaruh
terhadap perkembangan manajemen rekayasa
konstruksi dimana banyak program aplikasi
komputer yang ditawarkan untuk membantu
para manajemen rekayasa
konstruksi dalam mengolah data perencanaan
maupun pelaksanaan kegiatan proyek.
Program aplikasi komputer dewasa ini sangat
mempermudah para manajemen rekayasa
konstruksi dalam memasukkan data proyek,
mengelola aktivitas proyek, pengendalian
proyek, laporan proyek maupun
pengontrolan aktivitas kegiatan proyek
diantaranya menyangkut sumber daya pada
proyek tersebut.
fluktuasi, maka diperlukan suatu usaha untuk
meminimumkan fluktuasi sumber daya tenaga
kerja tersebut. Pelaksana konstruksi yang baik
akan mempertahan reputasinya sehingga tidak
akan melakukan perekrutan dan pemberhentian
sumber daya tenaga kerja pada selang waktu
yang pendek dan relatif singkat hal ini perlu
diperhatikan dan diatur dengan manajemen
rekayasa konstruksi yang baik menggunakan
kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi
program komputer.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada proyek
pembangunan fasilitas PT. Trakindo Utama.
Proyek ini berlokasi di daerah Maumbi. Waktu
pelaksanaan penelitian selama tiga bulan dan
dilaksanakan pada jam kerja proyek.
Metode yang dipakai pada penelitian ini
adalah studi literatur dan studi lapangan.
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22-26)

Kedua metode yang digunakan saling kapan proyek tersebut akan selesai dan
mendukung untuk mencapai tujuan akhir siap beroperasi.
penulisan. Selain itu penelitian juga Perencanaan jaringan kerja dibuat untuk
dilakukan terhadap penggunaan aplikasi mencapai efektifitas dan efisiensi yang tinggi
program computer yaitu Microsoft Project dari sumber daya yang akan digunakan
2010. selama pelaksanaan proyek
Studi literatur dilakukan dengan cara konstruksi. Instrumen yang harus
membaca literatur yang berhubungan dengan direncanakan untuk pengendalian sumber
penulisan tugas akhir sebagai bahan daya antara lain :
pengkajian dari segi teoritis dan juga 1. Waktu
mendalami informasi penerapan program 2. Biaya
yang akan digunakan. 3. Tenaga kerja
Untuk studi lapangan dilakukan dengan 4. Peralatan
pengumpulan data dan informasi yang 5. Instrumen lain : metode, informasi
menyangkut aktivitas-aktivitas kegiatan pada dan lain – lain
proyek, durasi pekerjaan tiap aktivitas dan Penjadwalan
proyek secara keseluruhan, volume Penjadwalan dalam pengertian proyek
pekerjaan, keterkaitan antar aktivitas yang konstruksi merupakan perangkat untuk
ada, gambar proyek, time schedule objek menentukan aktivitas yang diperlukan untuk
penelitian. Juga dilengkapi dengan data menyelesaikan suatu proyek dalam urutan
hubungan antara pekerjaan, alokasi tenaga serta kerangka waktu tertentu, dalam mana
kerja, kondisi proyek dengan mengadakan setiap aktivitas harus dilaksanakan agar
peninjauann langsung dilokasi objek proyek selesai tepat waktu dengan biaya
penelitian. Setelah data-data yang diperlukan yang ekonomis (Callahan, 1992).
telah didapatkan peneliti mengolah data Penjadwalan meliputi tenaga kerja, material,
tersebut menggunakan program Microsoft peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan
Project 2010. penjadwalan yang tepat maka beberapa
macam kerugian dapat dihindarkan seperti
PEMBAHASAN keterlambatan, pembengkakan biaya, dan
Perencanaan perselisihan.
Dalam merencanakan jadwal suatu
proyek ada dua hal yang harus dilakukan Pengendalian
yaitu: Syarat penting untuk menuntun keber-
1. Membagi bobot suatu pekerjaan. hasilan suatu proyek adalah pengendalian
Pekerjaan – pekerjaan perlu yang baik terhadap faktor–faktor waktu,
diidentifikasi dan hubungan antar biaya dan mutu. Pengendalaian perlu
kegiatan harus jelas. Biasanya penanganan sungguh–sungguh dari pihak
pembagian tersebut menuruti standar dan manajemen selain itu juga dibutuhkan
logika tertentu. Berdasarkan pembagian keterlibatan seluruh aparat dari tingkat
ini, dapat juga dilakukan alokasi organisasi dalam perusahaan. Dengan
sumberdaya dan waktu. Dengan demikian sistem pengendalian memerlukan
demikian, kontraktor dapat memberin kesepakan dari aparat fungsional sampai
garis besar kegiatan apa saja yang akan pimpinan puncak dengan dukungan dari tim
dilakukan untuk menyelesaikan proyek proyek yang akan mengarahkan dan
tersebut serta berapa dana dan waktu mengkoordinasi fungsi–fungsi pengen-
yang diperlukan untuk menyelesaikan dalian.
proyek tersebut kepada konsultan dan R.J. Mockler, 1972, dalam Imam
pemilik proyek. Soeharto (1997) memberikan pengertian
2. Merencanakan schedule/jadwal kegiatan tentang pengendalian. Menurutnya,
dalam proyek. Semua kegiatan beserta pengendalian adalah usaha yang sistematis
jangka waktu masing – masing kegiatan untuk menentukan standar yang sesuai
tersebut, akan disusun rencana yang dengan sasaran perencanaan, merancang
menyeluruh, sehingga bisa diperkirakan sistem informasi, membandingkan pelak-
sanaan dengan standar, menganalisis
23
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22-26)

kemungkinan adanya penyimpangan antara tindakan untuk menyelesaikan masalah


pelaksanaan dan standar, kemudian tersebut.
mengambil tindakan pembetulan yang 2. Biaya
diperlukan agar sumber daya digunakan Pengendalian biaya diperlukan untuk
secara efektif dan efisien dalam rangka mengendalikan dan memonitor
mencapai sasaran. penggunaan sarana atas anggaran yang
Berdasarkan pengertian yang diberikan ada. Biasanya dalam anggaran
oleh Mockler, maka proses pengendalian dinyatakan pula rencana presentasi
proyek dapat diuraikan menjadi langkah- pengeluaran persatuan waktu.
langkah sebagai berikut: 3. Mutu
1. Menentukan sasaran. Pada umumnya pengukuran atas
2. Definisi lingkup kerja. berhasil tidaknya suatu proyek dilakukan
3. Menentukan standar dan kriteria sebagai pada akhir proyek dengan berbagai cara
patokan dalam rangka mencapai sasaran. pengujian dalam penilaian mutu suatu
4. Merancang/menyusun sistem informasi, proyek, seorang manajer proyek
pemantauan, dan pelaporan hasil hendaknya perlu melakukan tiga langkah
pelaksanaan pekerjaan. untuk manghindari konflik yang tidak
5. Mengkaji dan menganalisis hasil diinginkan, yaitu :
pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan Menjamin tidak ada perbedaan
sasaran yang telah ditentukan. pengertian standar dan spesifikasi
6. Mengadakan tindakan pembetulan. antara pemilik atau konsultan
Fungsi utama pengendalian adalah  dengan kontraktor.
memantau dan mengkaji (bila perlu Menjamin terdapat metode
mengadakan koreksi) agar langkah-langkah pengujian atau proses pembinaan
kegiatan terbimbing ke arah tujuan yang telah kualitas atau kuantitas sesuai dengan
ditetapkan. Pengendalian memantau apakah  kriteria yang telah direncanakan.
hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai Merencanakan hasil–hasil antara,
dengan patokan yang telah digariskan dan sehingga proyek dapat dikendalikan
memastikan peng-gunaan sumber daya yang sapanjang waktu proyek tersebut
efektif dan efisien. berlangsung.
Pengendalian juga merupakan suatu
usaha untuk menghindari persoalan yang
umumnya sering dijumpai dalam suatu
penyelenggaraan proyek dalam pelaksana-
annya, perlu adanya suatu laporan harian
sebagai alat bantu yang mempermudah
mengkontrol berjalannya suatu proyek
berjalan sesuai yang telah direncanakan.
Kriteria–kriteria yang dipakai untuk
mengukur kemajuan proyek :
3. Waktu
Dalam jaringan kerja yang telah disusun
dapat dijabarkan kegiatan secara lokal.
Jaringan kerja memegang peranan yang Gambar 1. Hubungan Antara Waktu, Biaya
dan Mutu
sangat penting karena terdapat
informasi–informasi yang diperlukan
seperti waktu kegiatan, logika praktis Metode Perencanaan dan
antar kegiatan dan kemajuan proyek. Pengendalian Jadwal
Dalam proses pengendalian diperlukan Terdapat beberapa metode yang
untuk mengetahui secara dini setiap digunakan dalam perencanaan dan pengen-
dalian jadwal yaitu:
gejala yang menyimpang dari rencana
sehingga dapat diambil tindakan e. Diagram Batang (Bar Chart)
Diagram batang (Bar Chart), yang biasa
juga disebut Gantt Chart sesuai dengan
24
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22-26)

nama orang yang pertama kali Merencanakan suatu proyek dibutuhkan


mengembangkan yaitu Henry L. Gantt sebuah baseline atau kerangka
adalah suatu diagram yang terdiri dari pelaksanaan proyek. Berkaitan dengan
sekumpulan garis–garis yang menunjuk- hal tersebut, data-data yang tersimpan
kan saat mulai (awal) dan selesai (akhir) pada kerangka proyek dianggap sebagai
yang direncanakan untuk item–item suatu target yang meliputi:
pekerjaan dalam proyek. Menetapkan tanggal dimulainya
d. Precedence Diagram Methode (PDM) proyek dan kapan sebuah proyek
Metode diagram preseden (precedence  berakhir.
diagram method = PDM) adalah Menyusun jenis-jenis tugas yang
jaringan kerja yang termasuk klasifikasi  ada.
aktivitas di node (activity on node = Menentukan waktu yang dibutuhkan
AON). Aktifitas pada PDM dituliskan untuk menyelesaikan setiap jenis
didalam node atau kotak yang umumnya  tugas.
berbentuk segiempat. Setiap node Menetapkan korelasi atau hubungan
mempunyai dua peristiwa, yaitu  antara suatu tugas dengan tugas lain.
peristiwa awal dan akhir. Anak panah Membuat perencanaan sumber daya
sebagai petunjuk hubungan antara  yang akan digunakan pada proyek.
aktivitas – aktivitas yang bersangkutan Menyusun data dari sumber daya
dan bukan menyatakan kurun waktu yang ada berdasarkan pada jenis-
aktivitas. Metode PDM banyak dijumpai  jenis tugas.
pada proyek–proyek rekayasa konstruksi Menentukan kalender kerja untuk
yang banyak pekerjaan tumpang tindih menyusun hari kerja dan jam kerja
dan berulang.  dari proyek.
e. Kurva S Memasukkan data biaya yang
Untuk melihat pemakaian sumber daya  diperlukan.
tertentu selama pelaksanaan proyek Melakukan pemeriksaan apabila ada
digunakan kurva S. Kurva S secara grafis jadwal penggunaan sumber daya
adalah penggambaran kemajuan kerja yang overlapping atau berbenturan
(bobot %) kumulatif pada sumbu vertikal  dengan cara melakukan levelling.
terhadap waktu pada sumbu horisontal. AA Tahapan pengawasan Proyek
Kemajuan kegiatan biasanya diukur Pada tahap ini, sebagai penaggung jawab
terhadap jumlah uang yang telah proyek akan mengendalikan jalannya
dikeluarkan oleh proyek. Perbandingan proyek dengan menjalankan fungsi
kurva “S” rencana dengan kurva aktualisasi atau tracking yang hasilnya
pelaksanaan memungkinkan dapat akan dimasukkan pada aplikasi
diketahuinya kemajuan pelaksanaan Microsoft Project 2010.
proyek apakah sesuai, lambat, ataupun BB Tahapan Laporan Proyek
lebih dari yang direncanakan. Tahapan terahir adalah mendapatkan
output yang menunjukkan posisi proyek
Perencanaan dan Pengendalian Jadwal pada saat laporan dibuat, meliputi:
Dengan Menggunakan Microsoft Project
Pembuatan output file berupa View
Dalam bidang rekayasa konstruksi,
dan Table yang sesuai dengan
aplikasi Microsoft Project 2010 digunakan
 kebutuhan.
untuk mengelola rencana atau waktu tugas
Pembuatan filter untuk melakukan
sehingga suatu proyek yang sedang berjalan
seleksi dari setiap informasi yang
dapat dievaluasi sesuai dengan keseluruhan
akan ditampilkan pada sebuah
tahapan tugas yang ada dalam proyek
 proyek.
tersebut.
Pencetakan sebuah laporan tertulis.
Tahapan-tahapan perencanaan pada
sebuah proyek konstruksi yang dapat dibuat
HASIL
dengan menggunakan aplikasi Microsoft
Dari hasil aplikasi program Microsoft
Project 2010 adalah:
Project 2010 pada proyek pembangunan
1. Tahapan Perencanaan Proyek
25
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (22-26)

fasilitas Annex Building PT. Trakindo Utama KESIMPULAN


diperoleh hasil sebagai berikut: Hasil penelitian dapat disimpulkan
a. Pada tahap perencanaan penjadwalan bahwa upaya peningkatan kualitas
dengan menggunakan program Microsoft perencanaan dan pengendalian jadwal pada
Project 2010 diperoleh hasil 66 hari kerja, suatu proyek akan mengakibatkan
waktu penyelesaian proyek. Sedangkan meningkatnya hasil kinerja waktu suatu
pada penawaran kontraktor selama 87 hari proyek itu sendiri. Dalam tulisan ini
kerja peningkatan kualitas dapat dicapai dengan
b. Pada tahap pengendalian, karena menggunakan suatu program Microsoft
pekerjaan pengecatan berada pada Project 2010, karena dengan menggunakan
lintasan kritis sehingga dibuat sistem kerja aplikasi tersebut dapat dengan cepat
lembur (Crash Program) dengan melakukan penjadwalan ulang jika suatu
tambahan 2 jam lembur. Sehingga durasi pekerjaan mengalami keterlambatan dari
pekerjaan pengecatan menjadi 9 hari kerja jadwal yang telah direncanakan.
dari waktu normal 12 hari kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan A,F., 2008. Smart Project Plan with Microsoft Office Project 2007, PC Media,
Jakarta.
Budi Santosa, 2009. Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi. Graha Ilmu, Jakarta.
Gray C., dkk, 1993. Pengantar Evaluasi Proyek II, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Cornelius Tri Hendradi, 2010. Microsoft Project 2010 : Pendekatan Siklus Proyek, Andi
Offset, Jakarta.
Iman Soeharto,1995. Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga,
Jakarta.
Imam Soeharto, 1999. Manajemen Proyek jilid I dan II, Erlangga, Jakarta.
Iman Nazeni, 2010. Manajemen Proyek. UI Press, Jakarta.
Nurhayati, 2010. Manajemen Proyek, Graha Ilmu, Jakarta.
Sompie B.F, 1991. Manajemen Proyek Suatu Tinjauan Umum, Fakultas Teknik UNSRAT,
Manado.
Tarore H, 2001. Analisis Sistem Rekayasa Konstruksi. Sam Ratulangi Universitas Press,
Manado.
Tarore H, 2001. Jaringan Kerja dengan Metode CPM, PERT, PDM., Edisi I, Sam Ratulangi
Universitas Press, Manado.
Trihendradi C, 2009. Microsoft Project 2007: Langkah Cerdas Merencanakan,
Menjadwalkan dan Mengontrol Proyek, Andi Offset, Jakarta.
Wahana Komputer, 2010. Microsoft Project 2010 : Panduan Praktis, Andi Offset, Jakarta.
Wulfram I. Ervianto, 2009. Manajemen Proyek Konstruksi, Andi Offset, Jakarta.

26

Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732
PENERAPAN METODE LEAN PROJECT MANAGEMENT DALAM
PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS:
PEMBANGUNAN GEDUNG MANTOS TAHAP III)
Silvia Hermina Stevania Untu
Ariestides K. T. Dundu, Robert J. M. Mandagi
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
email: cipia_lovegod@yahoo.com

ABSTRAK
Setiap pelaksanaan proyek konstruksi tidak lepas dari berbagai kendala ataupun kegagalan, yang
antara lain disebabkan oleh rendahnya kinerja ataupun produktivitas tenaga kerja, perencanaan
proyek yang kurang matang, anggaran proyek membengkak, dan juga spesifikasi yang tidak sesuai.
Untuk itu perlu adanya perbaikan perencanaan dengan menggunakan metode Lean Project
Management (LPM), yang meliputi pengidentifikasian waste, resiko dan estimasi kebutuhan proyek
(waktu, sumber daya, dan biaya). Estimasi waktu dilakukan dengan menggunakan metode penjadwalan
Critical Chain Project Managament (CCPM).
Dari penelitian ini diperoleh waste yang berpotensi muncul saat pelaksanaan proyek yaitu waiting,
defects, unnecessary motion dan excessive transportation. Waiting dan defect disebabkan karena lokasi
penampungan material yang terbatas, kondisi cuaca yang tidak menentu, dan kondisi tanah yang
sangat keras, sedangkan unnecessary motion dan excessive transportation disebabkan oleh traffic jam.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut yaitu dengan pengiriman material
berdasarkan jadwal pekerjaan, mengajukan surat keterlambatan kepada pemilik proyek, optimalisasi
anggaran sesuai kebutuhan. Untuk menghindari traffic jam ditempuh dengan tindakan mencari rute
terpendek dari tempat pengangkutan menuju lokasi proyek. Adanya waste akan mengakibatkan
keterlambatan proyek, untuk itu perlu adanya safety time (buffer time) yang terdapat dalam
penjadwalan dengan metode CCPM. Dari hasil penanganan waste dengan menggunakan penjadwalan
CCPM didapatkan penghematan waktu pengerjaan proyek sebesar 7 hari.
Kata kunci: Lean Project Management, Waste, Critical Chain resiko, estimasi kebutuhan proyek

PENDAHULUAN pelaksanaan proyek (man, method, machine,


material, environment), sehingga dapat memicu
Latar Belakang keterlambatan dalam penyelesaian proyek.
Setiap pelaksanaan proyek konstruksi tidak Tidak adanya perencanaan yang baik dan
lepas dari berbagai kendala ataupun kegagalan terstruktur juga merupakan salah satu faktor yang
konstruksi, yang disebabkan oleh rendahnya berpengaruh pada terlambatnya proses konstruksi
kinerja ataupun produktivitas para tenaga kerja, yang selanjutnya dapat berakibat pada
perencanaan proyek yang kurang matang, berkurangnya kepercayaan masyarakat, dalam hal
anggaran yang membengkak, dan juga spesifikasi ini adalah owner terhadap kinerja dari penyedia
yang tidak sesuai. jasa konstruksi.
Walaupun kegagalan tersebut tidak dapat Segala sesuatu didalam suatu proyek yang
dilihat secara nyata, namun jika berlangsung tidak menambah nilai, sebaliknya menambah
dengan intensitas yang besar dan terus-menerus biaya disebut dengan pemborosan (waste). Untuk
maka kegagalan tersebut dapat terakumulasi dan mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan
dampaknya akan terlihat pada akhir proyek perbaikan perencanaan dengan menggunakan
Misalnya saja keterlambatan pengerjaan proyek pendekatan Lean project management (LPM),
dari jadwal yang direncanakan dan penambahan yang didalamnya dilakukan pengidentifikasian
anggaran biaya dari yang semula direncanakan. waste, resiko dan estimasi kebutuhan proyek
Faktor lain yang menyebabkan adanya Non (waktu, sumber daya, dan biaya), estimasi waktu
Value-Adding Activities adalah ketidakefektifan dilakukan dengan menggunakan metode
oleh beberapa faktor yang terlibat dalam penjadwalan Critical Chain Project Managament

320
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

(CCPM). Di dalam LPM terdapat prinsip-prinsip Memberikan masukan kepada perusahaan


yang dapat diterapkan dalam perencanaan dan pihak manajemen agar dapat melakukan
pengerjaan proyek. perencanaan proyek lebih terstruktur dengan
menerapkan prinsip lean project management,
Perumusan Masalah sehingga pelaksanaan proyek lebih efektif dan
Dalam penelitian ini permasalahan yang efisien.
berpotensi muncul, dilihat dari pengalaman
sebelumnya oleh penyedia jasa konstruksi yaitu
keterlambatan pengerjaan proyek dari jadwal LANDASAN TEORI
yang direncanakan dan penambahan anggaran
biaya dari yang semula direncanakan yang disebut Pengertian proyek
dengan pemborosan (waste), sehingga dapat Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah
menghambat pelaksanaan proyek, baik dari segi serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan
sumber daya, risiko, biaya, dan waktu. untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya
Selanjutnya yaitu melakukan perencanaan dilakukan dalam periode tertentu (Maharesi,
pelaksanaan proyek dengan menggunakan 2002).
pendekatan Lean project management dengan Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu
menerapkan prinsip-prinsip yang ada didalam-nya rangkaian kegiatan yang hanya terjadi sekali,
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. dimana pelaksanaannya sejak awal sampai akhir
dibatasi oleh kurun waktu tertentu (Tampubolon,
Batasan Masalah 2004)
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini, Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek
antara lain: dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara
a. Penelitian dilakukan pada perencanaan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
pembangunan gedung Hotel Manado Town dengan alokasi sumber daya tertentu dan
Square tahap III yang dikerjakan oleh PT. dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau
Gerbang Nusa Perkasa. deliverable yang criteria mutunya telah
b. Pekerjaan yang ditinjau adalah pekerjaan digariskan dengan jelas.
pondasi, pekerjaan struktur dan pekerjaan atap.
3. Waste yang diidentifikasi adalah waste yang Jenis-jenis Proyek
berpotensi terjadi selama pelaksanaan proyek Menurut Soeharto (1999), proyek dapat
(sesuai dengan karakteristik proyek). dikelompokkan menjadi:
4. Waste yang akan diamati adalah 4 macam 7. Proyek Engineering-Konstruksi
waste, yaitu cacat (defect), waktu tunggu Terdiri dari pengkajian kelayakan desain
(waiting), angkutan yang berlebihan engineering, pengadaan, dan konstruksi.
(Excessive transportation), pergerakan yang 8. Proyek Engineering-Manufaktur
tidak perlu (Unnecessary motion) Dimaksudkan untuk membuat produk baru,
5. Prinsip lean project management yang meliputi pengembangan produk, manufaktur,
diterapkan dalam penelitian disesuaikan perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk
dengan skala dan karakteristik proyek. yang dihasilkan.
6. Dalam managing variation, yang diestimasi 9. Proyek Penelitian dan Pengembangan
sebelum pelaksanaan proyek adalah biaya dan Bertujuan untuk melakukan penelitian dan
waktu. pengembangan dalam rangka menghasilkan
produk tertentu.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 10. Proyek Pelayanan Manajemen
Tujuan dari penelitian ini adalah Proyek pelayanan manajemen tidak
6. Mengidentifikasi waste yang berpotensi memberikan hasil dalam bentuk fisik,tetapi
terjadi dengan memberikan langkah prefentif. laporan akhir, misalnya merancang sistem
7. Mengidentifikasi resiko yang berpotensi informasi manajemen.
muncul selama pelaksanaan proyek. 11. Proyek Kapital
8. Mengestimasi biaya dan waktu yang Proyek capital merupakan proyek yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. berkaitan dengan penggunaan dana kapital
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk investasi.
12. Proyek Radio-Telekomunikasi

321
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

Bertujuan untuk membangun jaringan a. Tepat waktu (on time) yaitu waktu atau
telekomunikasi yang dapat menjangkau area jadwal yang merupakan salah satu sasaran
yang luas dengan biaya minimal. utama proyek, keterlambatan akan meng-
g. Proyek Konservasi Bio-Diversity Proyek akibatkan kerugian, seperti penambahan
konservasi bio-diversity merupakan proyek biaya, kehilangan kesempatan produk
yang berkaitan dengan usaha pelestarian memasuki pasar.
lingkungan. b. Tepat anggaran (on budget) yaitu biaya yang
harus dikeluarkan sesuai dengan anggaran
Manajemen Proyek yang telah ditetapkan.
H. Kerzner (dalam Soeharto, 1999) c. Tepat spesifikasi (on specification) dimana
menyatakan, melihat dari wawasan manajemen, proyek harus sesuai dengan yang telah
bahwa manajemen proyek adalah merencanakan, ditentukan.
mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan
sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran Lean Management
jangka pendek yang telah ditentukan. Berbeda Lean Management pertama kali dikembang-
dengan definisi H. Kerzner, PMI (Project kan di perusahaan Jepang terutama oleh
Management Institute), mendefinisikan manaje- perusahaan otomotif dari jepang yang sangat
men proyek sebagai ilmu dan seni yang berkaitan terkenal di berbagai negara termasuk Indonesia.
dengan memimpin dan mengkoordinir sumber Lean Management berarti metode sistematis
daya yang terdiri dari manusia dan material dan integratif yang diimplementasikan secara
dengan menggunakan teknik pengelolaan berkesinambungan untuk meminimalisir dan
modern untuk mencapai sasaran yang telah mencegah adanya pemborosan ataupun proses-
ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan proses yang tidak bernilai tambah (non value
biaya,sertamemenuhikeinginanpara added) dengan cara perbaikan berkelanjutan
stakeholder. (continuous improvement) melalui pemetaan
Menurut Siswanto (2007), dalam manaje- value stream (peta yang memperlihatkan proses
men proyek, penentuan waktu penyelesaian nyata secara lebih rinci, mengandung informasi
kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang lengkap seperti tahapan proses, lead time,
yang sangat penting dalam proses perencanaan antrian, dan lain-lain), yang melibatkan seluruh
karena penentuan waktu tersebut akan menjadi karyawan baik dari tingkatan top management
dasar bagi perencanaan yang lain, yaitu: sampai tingkatan yang terendah.
a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran Sejalan dengan perkembangan, sekarang ini
(budgeting), kebutuhan sumber daya manusia konsep Lean Management tidak hanya dapat
(man power planning), dan sumber organisasi diterapkan di industri manufaktur tetapi dapat
yang lain. diterapkan di perusahaan jasa, instansi peme-
b. Proses pengendalian (controlling). rintah dan pelayanan kesehatan (rumah sakit dan
Manajemen Proyek meliputi tiga fase (Heizer sebagainya), maupun lembaga pendidikan, dapat
dan Render, 2005), yaitu : menerapkan Lean Management untuk meng-
 Perencanaan. Fase ini mencakup hasilkan proses yang lebih efektif dan efisien,
penetapan sasaran, mendefinisikan proyek, pelayanan yang lebih cepat, biaya yang lebih
dan organisasi tim-nya. rendah, serta kualitas mutu dan pelayanan yang
 Penjadwalan. Fase ini menghubungkan lebih baik.

orang, uang, dan bahan untuk kegiatan


khusus dan menghubungkan masing- Peranan LPM pada proyek konstruksi
masing kegiatan satu dengan yang lainnya. Mengidentifikasi waste (Non Value-Adding
 Pengendalian. Perusahaan mengawasi Activities) dan kendala (resiko) yang berpotensi
sumber daya, biaya, kualitas, dan anggaran. muncul saat pelaksanaan proyek, serta
Perusahaan juga merevisi atau mengubah mengestimasi kebutuhan pelaksanaan proyek
rencana dan menggeser atau (waktu, biaya, sumber daya).
mengelola kembali sumber daya agar dapat
memenuhi kebutuhan waktu dan biaya. Prinsip-prinsip LPM
1. Project System
Handoko (1999) menyatakan tujuan manaje- Identifikasi waste dengan menggunakan
men proyek adalah sebagai berikut: diagram Fish bone diagram dan formulasi if
then

322
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

 Identifikasi detail pekerjaan dengan Work dilakukan dengan merinci kebutuhan


Breakdown Structure (WBS), material dan tenaga kerja dari tiap jenis
pekerjaan.

 Estimasi Jadwal
 Perencanaan penjadwalan menggunakan
metode Critical Chain Project
Management (CCPM) bertujuan untuk
 menghindari Student Syndrom dan
Parkinson’ s Law Effects. Critical Chain
Project Management (CCPM) adalah suatu
metode penjadwalan yang dapat menjadi
suatu alternatif baru sebagai solusi dari
 permasalahan tersebut.
CCPM merupakan perkembangan dari
metode Critical Path Management (CPM).
Kelemahan metode penjadwalan CPM
salah satunya adalah pemberian waktu
Gambar 1. Contoh diagram Fish Bone
terlalu lama panjang karena waktu
Sumber:http://flixuno.files.wordpress.com/2011/09/unt
itled1.jpg
cadangan diletakkan pada setiap aktivitas,
sehingga sumber daya cenderung untuk
f. Leading People menghabiskan waktu yang ada (parkin-
Identifikasi Stakeholder yang berkaitan. son’s law effects), padahal pekerjaan dapat

Mengelola Stakeholder, dengan pendefini- dilakukan lebih cepat dari itu atau bahkan
sian roles tiap-tiap stakeholder, dengan pekerja cenderung melakukan pekerjaan
menggunakan matriks RICA, digunakan dengan sungguh-sungguh pada akhir-akhir
untuk proyek yang berhubungan dengan batas waktu pekerjaan saja (Hanggoro,
2013).
 banyak pihak (biasanya hingga ratusan)
g. Chartering
Chartering merupakan suatu tahap
pendefinisian visi dan tujuan proyek, dan
menempatkan otoritas kepada pemimpin
proyek untuk rencana proyek. Untuk
memudahkan tahap chartering, maka manager
proyek dapat menggunakan form charter,
sehingga stakeholder yang berkaitan dapat
memperoleh informasi dari proyek yang
berkaitan
4. Right solution
Pengambilan solusi ini digunakan dalam
pemilihan solusi untuk menangani waste yang
berpotensi muncul saat pelaksanaan proyek

5. Managing Variation
Variasi di dalam proyek diartikan ketidak-
pastian, untuk itu pihak pelaksana perlu me-
manage variasi, dengan cara mengestimasi Gambar 2. Perbedaan CCPM dan CPM dalam
sebelum pelaksanaan proyek baik dari segi penggunaan buffer time
biaya, waktu (penjadwalan) dan sumber daya
yang digunakan. 
 Estimasi sumber daya
  Estimasi biaya
Kebutuhan jumlah pekerja berbanding
Yang pertama dilakukan adalah mengesti- terbalik dengan jumlah waktu yang
masi biaya proyek dari kebutuhan material dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Semakin singkat (sedikit) waktu
 dan tenaga kerja (sebelum PPN 10% dan
danakontingensi.Estimasibiaya yang dibutuhkan untuk menyele-

323
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

saikan pekerjaan maka kebutuhan pekerja


semakin banyak, begitu pula sebaliknya.
6. Project Risk Management
7. Project Plan
Project Plan Merupakan integrasi dari
prinsip Lean Project Management.
Eksekusi
Proses pengendalian proyek
 Memonitor kinerja waktu
Mengembangkan sistem biaya atau jadwal
terintegrasi Gambar 3. Bagan alir Lean Project Management

Macam-macam Waste
Macam-macam waste yang terjadi dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
konstruksi menurut Womack dan Jones (1996):
- Cacat pada produk (defects) Gambaran Umum Proyek
- Overproduction Dalam pembangunan Mantos tahap III
- Waiting terdapat dua tahap pembangunan yaitu
- Unappropriate Processing pembangunan mall dan hotel. Pembangunan mall
- Unnecessary motion terdiri dari 5 lantai, sedangkan gedung hotel terdiri
- Excessive transportasion dari 15 lantai. Dan penelitian ini difokuskan pada
- Unnecessary inventory pekerjaan gedung hotel.
- Desain barang atau jasa yang tidak Pembangunan Mantos tahap III ini
memuaskan direncanakan selesai dalam jangka waktu 2 tahun,
dan gedung hotel direncanakan selesai dalam
jangka waktu 1 tahun. Proyek pekerjaan gedung
METODOLOGI PENELITIAN hotel Mantos dianggarkan bernilai Rp.
72,391,666,414.54 ditambah biaya PPN 10%
Pada tahap ini, ditampilkan langkah-langkah menjadi 79,630,833,056.00.
penelitian yang didalamnya digunakan metode Didalam proyek ini terdapat 5 macam jenis
Lean Project Management. pekerjaan utama, yaitu pekerjaan persiapan,
pekerjaan tanah dan pasir, pekerjaan pondasi dan
sloof, pekerjaan struktur, dan pekerjaan atap.
Karena terdiri dari 15 lantai, pekerjaan
gedung hotel ini membutuhkan alat-alat berat
yang berkualitas bagus dan Pekerja yang
digunakan pada proyek ini yaitu rencananya akan
menggunakan pekerja yang sudah pernah
bekerjasama dengan pihak pelaksana pada proyek
sebelumnya, sehingga pemahaman pekerja dalam
penggunaan peralatan dan prosedur setiap
aktivitas proyek tidak diragukan lagi, dan tidak
perlu terjadi pengulangan pekerjaan akibat
kesalahan prosedur. Hal ini dapat dikatakan
sebagai upaya penghindaran peristiwa
unappropriate processing dan over production.
Pemasokan bahan material juga akan
disesuaikan dengan standarisasi yang terdapat
dalam surat kontrak kerja, sehingga kemungkinan
kelebihan bahan material kecil, atau yang
biasanya disebut dengan unnecessary inventory.
Desain gedung dikerjakan sesuai dengan desain
arsitektural dari project manager

324
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

sehingga ketidakcocokkan atau ketidakpuasan Defect, defect pada proyek yaitu terjadi
konsumen dalam hal desain sangat kecil. ketika pelaksanaan proyek terjadi kerusakan
pada fisik bangunan, material, property.
Pengolahan Data Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
 Work Breakdown Structure (WBS) terjadinya defect adalah faktor cuaca yang
buruk. Pada umumnya musim hujan terjadi
pada bulan Oktober hingga Maret, namun
pada kenyata-annya musim hujan dapat
terjadi kapan saja. Dan juga kondisi tanah
yang terlalu keras bahkan berbatu, sehingga
pada saat pemancangan terjadi kerusakan
pada pile cap. Dapat kita lihat pada Gambar
6. berikut ini.

Gambar 4. Bagan Work Breakdown Structure proyek


pembangunan gedung hotel Mantos tahap III Gambar 6. Fish bone diagram defect

 Identifikasi Waste Waste terakhir yang berpotensi terjadi adalah


Berdasarkan wawancara pada pihak yang unnecessary motion dan excessive
terkait dan melihat kondisi lapangan dan transportation. Yang menyebabkan waste ini
karak-teristik proyek, waste yang paling terjadi karena perpindahan transportasi untuk
berpotensi muncul dan berpengaruh pada material dari tempat pengambilan material
proyek gedung hotel Mantos tahap III adalah cukup jauh yang berjarak ± 25 km dan medan
waiting, defect excessive transportation dan menuju lokasi dapat terjadi hambatan seperti
unnecessary motion. kemacetan lalu lintas, dapat dilihat pada gambar
Adapun faktor-faktor penyebab dari 7.
kondisi waiting adalah lokasi penampungan
material yang terbatas sehingga pengiriman
bisa tertunda atau tidak lancar dan juga cuaca
yang buruk dapat mengganggu jalannya
proyek. dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 7. Fish bone diagram excessive


transportation dan unnecessary motion

Gambar 5. Fish bone diagram waiting

325
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Controling waste dengan formulasi if then Tabel 4. Matriks evaluasi kerusakan pile cap pada saat
pemancangan karena tanah yang sangat keras

Tabel 5. Matriks evaluasi traffic jam

 Matriks Evaluasi
Matriks evaluasi bertujuan untuk menge-
tahui solusi mana yang layak dipilih
berdasarkan beberapa kriteria yang sudah
ditentukan sebelumnya dengan melakukan
pembobotan. Dari pembobotan tersebut akan
didapatkan scoring tiap-tiap solusi, sehingga
dapat diputuskan solusi mana yang dapat “GO”
atau “NOT GO”.
 Managing Variation
Tabel 2. Matriks evaluasi lahan penampungan Variasi di dalam proyek diartikan ketidak-
material terbatas pastian, untuk itu pihak pelaksana perlu
mengatur variasi, dengan cara mengestimasi
sebelum pelaksanaan proyek baik dari segi
biaya, dan waktu, sumber daya yang
digunakan. Estimasi biaya dilakukan dengan
merinci kebutuhan material dan tenaga kerja
dari tiap jenis pekerjaan.

Tabel 6. Rincian biaya proyek pembangunan gedung


hotel Mantos III

Tabel 3. Matriks evaluasi cuaca buruk

Setelah melakukan estimasi biaya,


dilakukan estimasi penjadwalan dengan
menggunakan kurva S dan Critical Chain
Project Management.

326
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

Tabel 7. Perhitungan project buffer Tabel 8. Rincian biaya proyek pembangunan


gedung hotel Mantos III

Dari perhitungan dari tabel diatas, didapat-


kan bahwa total biaya tenaga kerja perhari
yaitu sebesar Rp. 1.584.000,00 dihitung satu
orang pekerja tiap pekerjaan. Jadi diperoleh
penghematan sebesar,
7 x Rp 1,584,000.00 =
Rp.11,088,000.00 Identifikasi Resiko
Pada dasarnya identifikasi resiko diawali
dengan menyusun daftar kejadian kejadian tidak
diharapkan di proyek yang mungkin menyebab-
kan kegagalan dalam mencapai sasaran proyek.
Tabel 9. Identifikasi peristiwa resiko

Dari penjadwalan CCPM, didapatkan


bahwa panjang durasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek 353 hari (termasuk
buffer time) hal ini tentu saja jauh lebih singkat
dibandingkan dengan jadwal eksisting yaitu
sepanjang 360 hari.

Biaya yang dapat dihemat dari metode


penjadwalan CCPM Dari daftar kejadian resiko di atas kemudian
Dari hasil penjadwalan dengan mengguna- dilakukan risk priority number pada setiap
kan metode CCPM dibanding dengan indikator resiko, yang dimana risk priority
penjadwalan eksisitng didapatkan percepatan number diberikan sesuai hasil wawancara dengan
pengerjaan hingga kurang lebih 7 hari (termasuk para pakar yang terakit dengan proyek serupa.
buffer time). Tentu saja hal ini berpengaruh pada Risk priotity number terletak pada range 1 sampai
total biaya tenaga kerja yang dikeluarkan. 5 pada tiap-tiap indikator.
Dengan adanya percepatan 7 hari maka pihak Berikut ini dapat dilihat dari Tabel 10. form
pelaksana dapat menghemat biaya tenaga kerja penilaian resiko dari proyek pembangunan
selama 7 hari, berikut rincian dari perhitungan gedung Hotel Manado Town Square tahap III
penghematan biaya tersebut, dapat dilihat pada yang dikerjakan oleh PT. Gerbang Nusa Perkasa.
Tabel 8.

327
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

Tabel 10. Form Penilaian resiko Analisa Risiko

Tabel 12. Matriks Respon Resiko

Pada tabel form penilaian resiko di atas juga


dilakukan Failure Mode and Effects Analysis
(FMEA), tujuannya yaitu mengetahui peristiwa
resiko apa yang kemungkinan besar terjadi,
berdampak buruk, dan mempunyai tingkat
kesulitan penanganan yang tinggi. Semakin tinggi
nilai FMEA, maka pihak pelaksana harus semakin
waspada terhadap peristiwa resiko tersebut. PENUTUP
Analisis dan Interprestasi Hasil Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil:
 Analisis Waste 1. Waste atau kegiatan non value added yang
muncul pada penelitian ini adalah waiting,
Tabel 11. Rekomendasi solusi penyebab waste setelah defects, unnecessary motion dan excessive
evaluasi
transportation. Kondisi cuaca yang tidak
menentu, dan kondisi tanah yang sangat keras
merupakan faktor penyebab timbulnya
defects. Waiting disebabkan karena lokasi
penampungan material yang terbatas. Juga
masalah traffic jam yang mengakibatkan
unnecessary motion dan excessive
transportation.
2. Untuk menghindari traffic jam ditempuh
dengan tindakan mencari rute terpendek dari
tempat pengangkutan menuju lokasi proyek.
Untuk masalah kondisi cuaca, dapat
mengajukan surat keterlambatan kepada
pemilik proyek. Untuk masalah pada lokasi
penampungan material yang terbatas, dapat
dilakukan pengiriman material berdasarkan
jadwal pekerjaan. Dan untuk masalah tanah
yang keras, pile cap dianggarkan lebih dari
yang dibutuhkan.
3. Peristiwa resiko yang paling utama muncul
pada proyek ini adalah masalah Acts of God

328
Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.6, September 2014 (320-329) ISSN: 2337-6732

and Natural Hazard, karena peristiwa resiko Saran


tersebut sulit untuk diprediksi. 1. Untuk mencapai target proyek diperlukan
4. Dari hasil Estimasi biaya, didapatkan total sosialisasi kepada semua pihak yang terlibat
biaya yang dibutuhkan sebanyak dalam setiap aktivitas sehingga dapat
Rp.72,391,666,414.56. Untuk Estimasi meminimalisasi resiko yang dapat terjadi.
waktu digunakan metode CCPM dan 2. Resiko yang diidentifikasi untuk kedepan-
didapatkan percepatan waktu pengerjaan nya tidak hanya resiko berdasarkan waste
pada penjadwalan sebesar 7 hari (termasuk kritis, tetapi untuk keseluruhan waste yang
buffer time). teridentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Nyoman. 2009. Penerapan Metode Penjadwalan Critical Chain dan Lean Construction
dalam Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Adhi Karya
(Persero), Tbk), Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya

Hanggoro, Eko., 2013. Critical Chain Project Management (CCPM)

Ratih Indri Hapsari Penerapan Metode Lean Project Management dalam Perencanaan Proyek
Konstruksi pada Pembangunan Gedung Sdn Bektiharjo II Semanding Tuban Jurusan Teknik
Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Soeharto, I., 1999. Manajemen Proyek dan Konseptual Sampai Operasional Erlangga, Jakarta.
Womack, J. and Jones, D., 1996. Lean Thinking: Banish Waste And Create Wealth in Your
Corporation. Simon and Schuster, New York.

http://flixuno.files.wordpress.com/2011/09/untitled1.jpg

329
JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

ANALISIS PENGENDALIAN PENJADWALAN PEMBANGUNAN


GEDUNG ADMINISTRASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(UPI) KAMPUS SERANG MENGGUNAKAN METODE WORK
BREAKDOWN STRUCTURE (WBS) DAN KURVA-S
Andi Maddeppungeng1), Irma Suryani2), Mohamad Iskandar3)
1),2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon 42435

7.
Alumni Program Studi S-1 Teknik Sipil. Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon 42435

ABSTRAK

Pembanguan sebuah proyek dibutuhkan sebuah manajemen yang baik agar proyek dapat berjalan dengan baik
pula, dalam penelitian ini akan membahas tentang manajemen penjadwalan. Hal ini dilakukan karena sebelumnya
kurva-s yang didapat hanya 1 kurva pengendalian, sehingga menyebabkan pekerjaan banyak yang tidak sesuai
dengan rencana, sedangkan dalam penelitian ini pembuatan kurva-s menjadi 4 level kurva pengendalian.
Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah dengan menggunakan metode Work Breakdown Structure
(WBS) dan kurva-s. pembuatan kurva-s menggunakan software Primavera Project Planner, Microsoft Excell,
dan Microsoft Project
Hasil penelitiaan ini adalah mendapatkan kurva-s penjadwalan proyek pembangunan gedung administrasi
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Serang, menghasilkan durasi optimal 14 minggu, biaya optimal
Rp. 2,978,065,749.13.

Kata kunci : Manajemen proyek, WBS, kurva-s, Primavera Project Planner, Microsoft Project, Microsoft Excell.

ABSTRACT

Construction of a project needs good management so that a project can work well too, in this study will discuss
scheduling management.
This is done because the previous curve -s is obtained only one curve control, thus causing a lot of jobs that do
not comply with the plan,whereas in this study the s-curve creation into 4 levels of control curves.
The method used in this research is to use the method of Work Breakdown Structure (WBS) and the s-curve. The
first is to create four levels of WBS analysis using Microsoft Visio, after level of WBS is created then the next
activity is to create s- curves using the software Primavera Project Planner, Microsoft Excel, and Microsoft
Project.
The results of this study found that the s-curve of construction schedule of administration building of
UniversitasPendidikan Indonesia (UPI) SerangCampus,produces optimal duration of 14 weeks and the optimal
cost of Rp. 2,978,065,749.13.

Keywords: Project management, WBS, s-curve, Primavera Project Planner, Microsoft Project, Microsoft Excel.

9. PENDAHULUAN perencanaan bila tidak sesuai dengan rencana


Pembangunan Gedung Administrasi pelaksanaan yang telah ditentukan akan dapat
Universitas Pendidikan Indonesia UPI) menglami keterlambatan pekerjaan. Hal ini
Kampus Serang melalui suatu proses bisa mengurangi mutu pekerjaan dan dapat
perencanan, baik itu struktur, biaya, dan waktu menambah biaya pelaksanaan. Salah satu cara
pelaksanaan ( Time Schedule ) dan bagaimana untuk mencapai hal tersebut adalah dengan
proses pengendaliannya. Perencanaan waktu meningkatkan sistem pengawasan
pelaksanaan sangat menentukan kemajuan (Monitoring), Pelaporan (Reporting), dan
proyek, karena bagaimanapun baiknya Pengendalian (Control) Proyek pembangunan

88 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

Gedung Administrasi Universitas Pendidikan Serang, dalam hal ini adalah PT Prisma
Indonesia UPI) Kampus Serang. Kencana Utama.
Pengawasan (Monitoring) pada Penelitiaan ini hanya memfokuskan pada
hakekatnya juga sangat erat hubungannya pengendalian pekerjaan dalam bentuk
dengan unsur pengendalian itu sendiri, yang kurva pengendalian.
juga memegang peranan penting terhadap Penelitian ini mengacu pada data biaya
kegiatan-kegiatan dan program fisik. untuk menghitung Weight Factor (WF)
Pengawasan pengendalian proyek ini dalam pembuatan kurva-S.
tergantung dari tingkatnya masing-masing. Data laporan bulanan hanya digunakan
Pemilik proyek (Owner) hanya melihat sejauh utuk mengetahui seberapa besar kegiatan
mana proyek berjalan, apakah sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan yang telah
yang direncanakan. Sedangkan manajer proyek diselesaikan dalam kurun waktu satu
maupun manajer operasional di bawahnya bulan.
memelukan rincian/detail dari kemajuan Data laporan bulanan hanya digunakan
masing-masing kegiatan proyek untuk untuk mengetahui apakah proses
mendukung kemajuan proyek secara pengendalian prestasi telah tercapai.
keseluruhan. Untuk itu perlu tindakan korektif Teknik pemecahan kegiatan proyek
seorang manager proyek sebagai pengendali (WBS) hanya dilakukan sampai pada
yang mendapat memecahkan atau level terendah, yakni pada level 4.
menguraikan permasalahan-permasalahan yang Pembuatan kurva-S menggunakan alat
terjadi dalam kegiatan suatu proyek konstruksi. bantu Microsoft Excel.
Setiap pelaksanaan pekerjaan dapat dibuat Analisis penjadwalan menggunakan
suatu rencana pengendalian prestasi kerja yang software Primavera Project
dapat membantu manajer proyek untuk Penurunan proyek hanya dilakukan pada
mengevaluasi setiap pekerjaan yang telah lingkup kegiatannya / sub pekerjaan
dilaksanakan. Dalam pembuatan suatu rencana dilapangan (WBS), tidak termasuk
pengendalian prestasi kerja dapat struktur organisasinya (OBS).
menggunakan suatu sistem pendekatan atau Tidak membahas tentang tenaga kerja,
hirarki yang dikenal dengan istilah Work karena dalam asumsi perencanaan
Breakdown Structure ( WBS ). Dengan metode pengendalian disesuaikan dengan tenaga
ini akan membantu dalam proses pengendalian kerja yang akan dialokasikan diproyek,
, karena dapat memecahkan item pekerjaan atau tidak dilakukan adanya penambahan
dalam unit yang lebih kecil maka secara tidak jumlah tenaga kerja.
langsung ruang lingkup pekerjaan lebih kecil. Untuk data-data lainnya yang
Sehingga proses pengendalian menjadi lebih berhubungan dengan analisis
mudah dilakukan, terfokus dan tepat pada diasumsikan secara wajar sesuai dengan
sasaran. kondisi dan situasi yang ada di proyek.
1.1 PERMASALAHAN
13. Apakah lebih optimal menggunakan 1 2. TINJAUAN PUSTAKA
kurva pengendalian atau dengan WBS ?
14. Berapa durasi optimal dan durasi biaya Penelitian tentang Work Breakdown
jika menggunakan WBS ? Struktur (WBS) telah dilakukan. Berikut
ditampilkan perbandingan penelitian terdahulu
1.2 BATASAN MASALAH yang berhubungan dengan penelitian yang akan
Penelitian ini harus fokus pada tujuan, sehingga dilakukan.
harus memiliki batasan penulisan sebagai
berikut: Sigit Tondo Yuwono dan Doody
a. Penelitian dilaksanakan dengan mengacu Hendra (2002) meneliti tentang pembuatan
pada Rencana Anggaran Biaya dan Time kurva-s dengan bantuan WBS , hasil akhirnya
Schedule yang dibuat oleh konsultan berupa kurva -s menggunakan Microsoft excel
manajemen/Kontraktor pada dengan WBS di bagi menjadi 4 level.
pelaksanaan proyek pembangunan
Gedung Administrasi Universitas Yuniarta Dicki (2005) meneliti tentang
Pendidikan Indonesia UPI) Kampus pengendaliaan prestasi kerja dengan
menggunakan WBS, hasilnya adalah bagan

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 89


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

prestasi berupa WBS mengguunakan menguraikan dan membagi proyek yang utuh
microsoft visio dengan WBS mernjadi 3 level. dan sistematis menjadi proyek -proyek kecil
atau bagian kecil yang dapat dikendalikan
g. Work Breakdown Structure (WBS) dalam bentuk diagram pohon atau tree chart.
Dalam kaitan ini Soeharto Iman (1995: WBS sangat membantu dalam proses
dd. menerangkan sebagai berikut: Work perencanaan, pengorganisasian, maupun
Breakdown Structure (WBS) hampir memiliki pengendalian pada proyek besar maupun kecil.
pengertian yang mirip dengan daftar tugas. Dari penguraian yang dilakukan dalam system
WBS adalah sebuah cara yang digunakan untuk pemecahan WBS akan timbul hirarki kegiatan
mendefinisikan dan mengelompokkan tugas- dan hirarki ini tidak selalu menunjukkan
tugas dari sebuah proyek menjadi bagian- urutan-urutan kegiatan antara satu dengan
bagian kecil sehingga lebih mudah di atur. lainnya. Hirarki kegiatan ditunjukkan oleh
Dalam WBS terdaftar setiap pekerjaan, setiap pohon kegiatan atau tree chart. Penguraian
sub-pekerjaan, setiap tonggak penting dari dilakukan terus pada unit terkecil dari suatu
proyek (milestone) dan produk atau jasa yang kegiatan proyek yang tidak dapat dibagi lagi,
akan diserah terimakan (deliverables). WBS tetapi masih dapat dikendalikan.
merupakan suatu daftar yang bersifat top down
dan secara hirarkis menerangkan komponen- Work Breakdown Structure (WBS)
komponen yang harus dibangun dan pekerjaan merupakan cara yang sangat tepat dalam
yang berkaitan dengannya Struktur dalam WBS mengidentifikasikan aktifitas atau kegiatan
mendefinisikan tugas-tugas yang dapat dalam suatu proyek yang dapat dikelompokkan
diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas menurut hirarki tertentu secara logika yang
lain, memudahkan alokasi sumber daya, kemudian dapat dilimpahkan kepada orang-
penyerahan tanggung jawab, pengukuran dan orang atau tenaga tertentu untuk
pengendalian proyek. WBS disusun bedasarkan melaksanakannya. WBS tidak hanya
dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek digunakan pada proyek besar saja namun dapat
yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan diaplikasikan pada proyek-proyek yang relatif
spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan kecil yang mungkin mempunyai aktivitas atau
menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola kegiatan proyek yang komplek. Sebuah WBS
struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item digambarkan secara grafis seperti diagram
pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut struktur organisasi yang menunjukkan bagian-
sebagai Work Breakdown Structure. Work bagian pekerjaan dalam beberapa tingkat
Breakdown Structure adalah suatu metode kedudukan atau level. Pada gambar di bawah
pendekatan untuk membagi suatu kegiatan ini menunjukkan contoh ilustrasi dari struktur
proyek menjadi komponen-komponennya. WBS suatu bangunan gedung.
Pendekatan ini akan digunakan untuk
menjabarkan, memecah,

Level 1 Pembangunan Gedung

Level 2 Pondasi Struktur Atap

Level 3 Tiang Kolom Balok Kuda-

Level 4 baja Beton Ring Gording

Level 5 Pengecor Bekisting

Gambar 1. Ilustrasi Struktur WBS


(Sumber: Aisha momoh, Rajkumar roy andEssam shehab,1995)

90 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

Keterangan Gambar : Prosentase Bobot Pekerjaan (WF) =


Level-1 (Major Project) : Anggaran biaya proyek x 100%
Merupakan keseluruhan proyek utama yang Total anggaran
masih utuh, yaitu berupa banguna utama.
Menentukan bobot tiap pekerjaan maka
Level-2 (Major Facilities) : harus dihitung dahulu volume pekerjaan dan
Merupakan elemen fungsi bangunan utama, biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut.
terdiri dari bangunan bawah tanah (site work) Volume pekerjaan dapat ditentukan dengan
melakukan perhitungan pada gambar rencana
Level-3 (Sub-Facilities) : dan shop drawing yang ada. Biaya nominal
Merupakan sub-bagian dari fungsi bangunan atau anggaran biaya adalah jumlah dari
utama,sebagai contoh elemen bangunan masing-masing hasil perkalian volume dengan
gedung,terdiri dari tiga elemen yaitu : gedung harga satuan pekerjaan yang bersangkutan.
kantor(office building), gedung pelengkap Secara umum dapat dirumuskan :
(maintenance building), gudang (ware house) RAB = Σ (Volume x Harga Satuan Pekerjaan)

Level-4 (Work item) : Berikut ini contoh perhitungan bobot dari


Merupakan item pekerjaan sebagai contoh: pekerjaan Biaya Adminstrasi, Dokumentasi &
elemen bangunan kantor yang diturunkan Perizinan (IMB):
menjadi arsitektural, struktur, dan pekrjaan Diketahui:
listrik Pekerjaan Biaya Adminstrasi, Dokumentasi &
Perizinan (IMB):
Level-5(Work Packages) : 1. Anggaran biaya proyek : Rp
Merupakan sub dari item pekerjaan terdiri dari 66,350,000.00
paket paket kegiatan 2. Total anggaran : Rp 1,805,685,416.73

Garis pemecahan elemen, yaitu Maka pembobotan sebagai berikut:


berupa garis komando dan koordinasi antara Bobot Pekerjaan Biaya Adminstrasi,
satu elemen dengan elemen yang lain dan Dokumentasi & Perizinan (IMB):
berhubungan juga antara satu dan lainnya baik = Rp 66,350,000.00 x 100%
dalam satu kesatuan elemen maupun Rp 1,805,685,416.73
mencakup pada keseluruhan bangunan utama. = 3.675 %

Garis batas Level : Dari contoh perhitungan diatas dapat dilihat


Merupakan garis yang membatasi antara level bahwa dengan biaya Rp 66,350,000.00 maka
satu dan level yang lain. akan mendapatkan bobot sebesar 3.675 %.
Penguraian WBS dapat dilakukan
berbarengan dengan penguraian struktur C. Pengertiaan Kurva-S
organisasinya atau Organanization Breakdown Kurva-S adalah pengembangan dan
Structure (OBS) yang menunjukkan penggabungan dari diagram balok dan
penanggung jawab pelaksana tiap tingkat atau Hannum Curve. Kurva-S digunakan untuk
level WBS, sehingga penanggung jawab menggambarkan dan mengungkapkan nilai-
kegiatan atau pembagi tugas akan lebih nilai kuantitas dalam hubungannya dengan
terarah. waktu. Kurva-S menggambarkan secara
kumulatif kemajuan pelaksanaan proyek,
B. Pembobotan Pekerjaan kriteria ataupun ukuran kemajuan proyek yang
Menurut Bachtiar Ibrahim, (1993) dapat berupa bobot prestasi pelaksanaan atau
dalam Sigit Tondo yuwono dan Dody Hendra produksi nilai uang yang dibelanjakan, jumlah
Nursakti (2003) bobot pekerjaan atau weight kuantitas atau volume pekerjaan, penggunaan
factor adalah besarnya nilai harga satu unit sumber daya, jam, tenaga kerja dan masih
pekerjaan dibandingkan biaya pekerjaan banyak lagi. Kurva dibuat dengan sumbu-x
seluruhnya. Bobot faktor ini dapat dirumuskan menunjukkan parameter waktu sedangkan
dalam bentuk persen sebagai berikut : sumbu-y sebagai nilai kumulatif persentase
(%) bobot pekerjaan. Kurva ini disebut sebagai
Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 91
JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

kurva-S karena berbentuk huruf S, hal ini dimana semua kegiatan proyek telah
disebabkan oleh : selesai dikerjakan.
DD Pada tahap awal kurva agak landai, hal
ini dikarenakan pada tahap awal Kegunaan Kurva-sPenggunaan kurva-S dapat
EE kegiatan proyek relatif sedikit dan digunakan dalam hal :
kemajuan pada awalnya bergerak lambat. a. Analisa kemajuan proyek secara
FF Diikuti oleh kegiartan yang bergerak keseluruhan.
cepat dalam kurun waktu yang lebih b. Analisis kemajuan untuk satu unit
lama. Pada tahap ini terdapat banyak pekerjaan atau elemen-elemennya.
kegiatan proyek yang dikerjakan dengan c. Untuk menyiapkan rancangan produksi
volume kegiatan yang lebih banyak. gambar, menyusun pengajuan pembelian
GG Pada tahap akhir kecepatan kemajuan bahan material, penyiapan alat maupun
menurun dan berhenti pada titik akhir tenaga kerja.
σ Analisis dana proyek.

Gambar 2. Contoh Kurva-S


(Sumber : Imam soeharto, 1995)

4. Primavera proyek menjadikan software ini sangat


P3 (Primavera Project Planner) merupakan mendukung proses administrasi sebuah proyek.
suatu program yang dikembangkan untuk Microsoft Project 2007 memberikan
membantu dalam membuat penjadwalan unsur-unsur manajeman proyek yang sempurna
(scheduling). Kegiatan-kegiatan yang dengan memadukan kemudahan penggunaan,
banyak dan memiliki hubungan kemampuan, dan fleksibilitas sehingga
ketergantungan yang beragam tentu saja penggunanya dapat mengatur proyek secara
akan menyulitkan dan merepotkan, apalagi lebih efisien dan efektif. Anda akan
jika terdapat perubahan rencana dalam mendapatkan informasi, mengendalikan
pelaksanaannya. P3 telah menyediakan pekerjaan proyek, jadwal, laporan keuangan,
semua fasilitas yang dibutuhkan untuk serta mengendalikan kekompakan tim proyek.
mengantisipasi hal-hal tersebut. Anda juga akan lebih produktif dengan
mengintegrasikan program-program Microsoft
5. MS Project Office yang familiar, membuat pelaporan yang
1). Pengertiaan Microsoft Project kuat, perencanaan yang terkendali dan sarana
Microsoft Project Professional 2007 yang fleksibel.
merupakan software administrasi proyek Pengelolaan proyek konstruksi
yang digunakan untuk melakukan membutuhkan waktu yang panjang dan
perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan ketelitian yang tinggi. Microsoft Project 2007
pelaporan data dari suatu proyek. dapat menunjang dan membantu tugas
Kemudahan penggunaan dan keleluasaan pengelolaan sebuah proyek konstruksi sehingga
lembar kerja serta cakupan unsur-unsur menghasilkan suatu data yang akurat.

92 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

Keunggulan Microsoft Project 2007 adalah Mudah dilakukan modifikasi, jika ingin
kemampuannya menangani perencanaan dilakukan rescheduling.
suatu kegiatan, pengorganisasian dan Penyusunan jadwal produksi yang tepat
pengendalian waktu serta biaya yang akan lebih mudah dihasilkan dalam
mengubah input data menjadi sebuah output waktu yang cepat.
data sesuai tujuannya. Pengelolaan Proyek
Konstruksi Bangunan Gedung dengan 3). Tujuan Microsoft Project 2007
Microsoft Project 2007 secara khusus Tujuan yang diharapkan dari sistem ini
ditujukan bagi para perencana dan praktisi adalah penggunaan platform atau sistem project
yang ingin menerapkan Microsoft Project management yang effektif & seragam
2007 secara praktis, cepat dan aplikatif (uniform), menghilangkan duplikasi informasi
untuk mengelola proyek konstruksi - data entry, menurunkan ketergantungan
bangunan gedung. Buku ini menyajikan terhadap spreadsheet, memudahkan pembuatan
berbagai teknik penerapan Microsoft Project laporan konsolidasi, dan memperbaiki
2007, mulai dari pembuatan rencana proyek, komunikasi antara staf / karyawan. Sehingga
alokasi sumber daya yang tersedia, keuntungan yang diperoleh dari sistem ini
perencanaan biaya proyek, alokasi sumber seperti informasi proyek yang up-to-date,
daya yang tersedia, perencanaan biaya akurat, tepat waktu, dan dipercaya, bukanlah
proyel, pembuatan rencana pergerakan hal yang sulit untuk dipenuhi.
proyek, hingga proses evaluasi terhadap
proyek. Diharapkan buku ini dapat 4). Output data Ms. Project 2007
memebantu para perencana proyek Output atau keluaran dari suatu
mengorganisir dan mengendalikan proyek pekerjaan perencanaan proyek menggunakan
konstruksi bangunan secara profesional. Microsoft Project 2007 bisa bermacam-macam.
Microsoft Project 2007 merupakan Microsoft Project 2007 menyediakan fasilitas
software yang dapat digunakan untuk seperti umumnya suatu aplikasi. Maksudnya,
membuat rancangan proyek serta melakukan dokumen proyek atau pekerjaan manajemen
manajemen dalam proyek tersebut. proyek yang sudah dibuat bisa langsung di
kelengkapan fasilitas dan kemampuannya cetak atau di print ke printer seperti biasa.
yang luar biasa dalam pengolah data-data Selain itu apabila memerlukan report tertentu,
proyek menjadikan software ini paling Microsoft Project 2007 juga menyedian
banyak dipakai oleh berbagai macam report sesuai kebutuhan
operator komputer. ini karena sebuah proyek.
keberadaannya benar-benar mampu Microsoft Project 2007 juga
membnatu dan memudahkan pemakai dalam menyediakan keluaran dalam format grafik
menyelesaikan pekerjaan, terutama yang menarik. Output ini dikenal dengan Visual
pekerjaan yang berhubungan dengan olah Report. Beberapa aplikasi yang terintegrasi
data proyek. dengan Microsoft Project 2007 antara lain
Microsoft Excel 2007 dengan Privot Tablenya
2). Keuntungan Microsoft project 2007 dan Microsoft Visio 2007. Sebenarnya masih
Berikut ini beberapa keuntungan yang banyak fasilitas lainnya dengan cara imopr data
dapat diperoleh dengan menggunakan ke aplikasi lain, misalnya Microsoft Outlook.
Microsoft Project: Mencetak Data Proyek Untuk mencetak data
a. Dapat melakukan penjadwalan proyek baik yang sudah tersimpan sebelumnya
produksi secara efektif dan efisien, maupun yang masih dikerjakan bisa dilakukan
karena ditunjang dengan informasi dengan mudah dan cepat.
alokasi waktu yang dibutuhkan untuk Proses pencetakan ke printer maupun
tiap proses, serta kebutuhan sumber dalam bentuk report akan menghasilkan data
daya untuk setiap proses sepanjang yang sama, hanya saja kalau Anda mencetak
waktu. langsung ke printer outputnya sesuai dengan
b. Dapat diperoleh secara langsung tampilan yang di pilih. Misalnya Anda sedang
informasi aliran biaya selama periode. berada pada tampilan Gantt Table dan Gantt
Chart, maka ketika Anda menekan tombo

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 93


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

Pinter, secara otomatis yang tercetak apabila akan membatalkan proses


tersebut data yang tampil di layar. Berbeda pencetakan ke printer klik tombol
dengan output dalam bentuk report, semua Cancel.
ditentukan dengan kaidah-kaidah laporan H Untuk melihat dalam tampilan Print
sebagaimana layaknya manahemen pryek. Preview dan mencetak hasilnya ke
Mencetak Langsung ke Printer Untuk printer Anda bisa melakukannya sendiri
mencetak dokumen yang sudah tersimpan . Cara dan langkahnya sama seperti yang
atau yang masih aktif pada dasarnya sama telah dijelaskan di atas. Menggunakan
saja. Jika dokumen proyek sudah tersimpan Report Seperti telah dijelaskan di atas
dalam media penyimpanan, maka Anda bahwa Microsoft Project 2007
tetap harus membukanya terlebih dahulu. menyediakan banyak fasilitas untuk
Setelah dokumen proyek ada dan tampil di laporan atau report ini. Salah satunya
komputer baru bisa dilaksanakan prncetakan adalah dengan cara langsung
ke printer. Sebagai gambaran langkah- mencetaknya ke printer sesuai dengan
langkah untuk membuka dokumen yang view yang diambil. Sekarang Anda akan
akan di cetak ke printer, caranya sebagai mencoba menggunakan beberapa report
berikut: yang disediakan Microsoft Project
Professional 2007.
A Tampilkan menu File 5). Visual Report Keistimewaan Microsoft
B Pilih Open, setelah itu kotak dialog Project 2007
Open segera hadir di hadapan Anda Visual Report Keistimewaan Microsoft
C Klik nama file yang akan dibuka, Project 2007 adalah menyediakan fasilitas yang
setelah itu klik tombol Open. Dengan terintegrasi dengan apliksi lain khususnya
mengikuti langkah tersebut file dalam lingkungan Microsoft Office Syste. Ada
proyek yang akan di cetak segera dua aplikasi yang sangat erat berhubungan
hadir dihadapan Anda Data ini bisa dengan report Microsoft project 2007, yaitu
langsung di cetak ke printer sesuai Microsoft Visio 2007 dan Microsoft Excel
dengan tampilan ini. Namun 2007. Untuk menghasilkan Visual Report data-
sebaiknya sebelum data tersebut di data yang sudah dibuat sebelumnya bisa
cetak ke printer Anda bisa ditampilkan dan di cetak dalam bentuk visual.
melihatnya terlebih dahulu melalui Cara yang harus Anda lakukan untuk
Print Preview. Caranya sebagai menghasilkan Visual Report adalah sebagai
berikut: berikut:
D Klik Menu File 1. Klik Menu Reports
E Pilih dan klik Print Preview. Setelah
2. Klik Visual Report. Setelah itu kotak
melaksanakan perintah tersebut data
dialog Visual Report segera tampil
Gantt Chart tersebut
F Untuk mencetaknya ke printer Anda dilayar komputer
langsung klik tombol Printer. Namun 3. Seperti Anda lihat ada dua aplikasiyang
sebaiknya Anda mengatur terlebih bisa digunakan untuk membuat Visual
dahulu ukuran dan jenis kertas yang Report, yaitu Microsoft Excel dan
akan digunakanuntuk mencetak Microsoft Visio. Untuk kali ini Anda
dokumen tersebut. Setelah ukuran gunakan Microsoft Visio. Caranya klik
kertas di tentukan Anda langsung tanda centang di depan Microsoft Excel
tekan tombol Print. Untuk itu klik untuk memastikan bahwa hanya dalam
tombol Page Setup, kotak dialog Page format Visio lah yang akan tampil.
Setup segera tampil. Tentukan ukuran Tujuannya adalah untuk memudahkan
kertas yang sesuai dengan dokumen mencari format Visual Report yang
Anda. Kemudian apabila akan paling sesuai.
langsung mencetaknya ke printer klik
4. Pilih dan klik Resource Availability
tombol Print, setelah itu segera tampil
kotak dialog Print Report (US)
G Klik tombol OK untuk melaksanakan 5. Klik tombol View untuk melihat
proses pencetakan ke printer dan hasilnya. Sekarang Anda sedang berada

94 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

pada tampilan Microsoft Visio 2007. harus ditunjang dengan dengan report
Untuk mengatur Visual report ini yang baik.
Anda bisa menggunakan beberapa
pilihan yang ada di Microsoft Visio.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Coba perhatikan pilihan di bawah Add
Total, coba Anda beri tanda centang di
1. Membuat WBS
beberapa task yang ada di bawah
Membuat bagan dengan menggunakan
pilihan tersebut.
Microsoft Visio, langkah-langkahnya adalah:
= Perhatikan perubahan tampilan yang 3. Install dahulu Software Microsoft visio
ada di Microsoft Visio 2007. Anda pada komputer.
bisa menyimpan hasil Visual Report 4. Ketika sudah selesai di install, klik start
tersebut ke dalam media pada komputer dan klik all program, klik
penyimpanan. Tentu saja file yang Microsoft office, setelah itu klik
dihasilkan adalah file dalam format Microsoft visio.
Microsoft Visio 2007. Untuk 5. Pada saat masuk dalam program
menyimpan file ini caranya sebagai Microsoft visio , klik getting started,
berikut: kemudian klik organization chard.
= Klik Menu File 6. Kemudianlah susun daftar WBS dengan
elemen yang sudah di pecah sebagaimana
= Pilih dan klik Save atau Save As. instruksi pada nomor 2.
Kemudian setelah kotak dialog Save 7. Hasil dari pembuatan WBS dengan
tampil ketikkan nama file Visual menggunakan Software Microsoft Visio
Report Anda dan klik tombol Save. dapat dilihat dari gambar berikut ini:
Report Untuk menghasilkan laporan
perencanaan proyek yang baik tentu

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 95


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

Gambar 3. WBS
(Sumber : Analisis Penulis, 2012)

96 | Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015

B. Pengendalian Waktu
LEVEL MULAI SELESAI DURASI

1 14 September 13 desember 13
‘10 ‘10 Minggu

2 14 September 13 desember 13
‘10 ‘10 Minggu

3 14 September 13 desember 13
‘10 ‘10 Minggu

4 14 September 6 desember 12
‘10 ‘10 Minggu

Gambar 4. Pengendalian Waktu


(Sumber : Analisis penulis,
2012)

C. Pengendalian Biaya
Level Biaya
Gambar 7. Kurva-s Level 3
1 Rp 2,978,065,749.13 (Sumber : Analisis penulis, 2012)
2 Rp 2,978,065,749.13
3 Rp 2,978,065,749.13
4 Rp 1,805,685,416.73
Gambar 5. Pengendalian biaya
(Sumber : Analisis Penulis, 2012)

D. Pembuatan Kurva-s

Gambar 6. Kurva-s Level 2


(Sumber : Analisis penulis, 2012)
Gambar 8. Kurva-s Level 4
(Sumber : Analisis penulis, 2012)

Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa | 97


JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1 2015
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Dalam penelitiaan ini WBS di buat
menjadi 4 level dengan menggunakan software Microsoft visio, sedangkan kurva-s di buat
dengan menggunakan software primavera project planner, Microsoft excel, dan Microsoft
project.
2) Durasi optimal dapat dilihat dari hasil kurva-s yaitu 14 minggu waktu pelaksanaan. Hal ini
berbeda dengan rencana sebelumnya yang memiliki durasi optimal 15 minggu.
3) Rencana anggaran biaya maksimum
kontraktor adalah Rp. 2,978,065,749.13, sedangkan setelah di crashing menjadi Rp
2,984,011,775.03.
4) Dengan menggunakan software primavera project planner maka dapat menghasilkan kurva-S.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis
terhadap perencanaan pengendalian proyek berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam tugas
akhir ini dimana penjabaran dilakukan berdasarkan lokasinya dan dilakukan sampai dengan level-4
,maka untuk menghasilkan perencanaan yang lebih detail dan terperinci, penjabaran dapat dilakukan
sampai dengan level yang lebih rendah, misalnya level-5. Dapat pula dilakukan variasi penjabaran
proyek tidak berdasarkan pada lokasinya, namun pada komponen penyusun proyek, kegiatan yang
disubkontrakkan dan sebagainya serta dalam pembuatan jaringan kerja (network planning) dapat
juga dilakukan dengan menggunakan metode CPM dan PDM. Demikian saran yang dapat diberikan
penulis berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan.

6. DAFTAR PUSTAKA
Abrar Husen, 2011, Manajemen Proyek (Edisi Revisi), Penerbit Andi, Yogyakarta.
Aisha Momoh, Rajkumar Roy dan Essam Shehab, 1995, A Work Breakdown Structure For
Implementing and
| Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK TOKO


MODISLAND MANADO DENGAN METODE CPM
Tommy Aro Telaumbanua
Jantje B. Mangare, Mochtar Sibi
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Email: tmyaro@gmail.com

ABSTRAK
Proses perencanaan hingga pengendalian proyek selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan
kegiatan paling penting dari suatu proyek. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu proyek dapat
disebabkan perencanaan yang tidak matang serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan
proyek tidak efisien. Penjadwalan proyek membantu menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan
aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan
diantara aktivitas, serta menunjukkan perkiraan waktu yang realistis untuk setiap aktivitas.CPM (Critical
Path Method) membuat asumsi bahwa waktu aktivitas yang diketahui dengan pasti sehingga hanya
diperlukan satu faktor waktu untuk setiap aktivitas. Salah satu keuntungan CPM yaitu CPM cocok untuk
formulasi, penjadwalan, dan mengelola berbagai kegiatan disemua pekerjaan konstruksi, karena
menyediakan jadwal yang dibangun secara empiris. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelebihan
dalam penjadwalan waktu melalui Penerapan Metode CPM pada Proyek Pembangunan Toko Modisland
Manado. Dan Metode CPM mendapatkan durasi 168 hari untuk menyelesaikan rangkaian aktivitas
pekerjaan tanah, pondasi dan struktur, CPM juga menampilkan lintasan kritis melalui Network Plan atau
Jaringan kerja yang menjadi ciri khas Metode CPM
Kata kunci : Proyek, Penerapan, Penjadwalan, Metode CPM, Network Plan

PENDAHULUAN Rumusan Masalah


8. Bagaimana durasi waktu antara penjadwalan
Latar belakang rencana pembangunan Toko Modisland
Keberhasilan atau kegagalan dalam Manado dengan penjadwalan metode CPM.
penyelesaian proyek tergantung dari perencanaan, 9. Apa saja kegiatan kritis dalam proyek
penjadwalan dan pengendalian proyek yang pembanggunan Toko Modisland Manado.
dikelola secara efektif dan efisien. Namun, sering
kali masih banyak penyelesaian proyek yang tidak Batasan Masalah
dikelola secara efektif dan efisien. Hal ini 10. Data proyek yang dianalisa adalah data proyek
mengakibatkan waktu penyelesaian proyek pembangunan Toko Modisland Manado.
terlambat, biaya proyek membengkak, dan kinerja 2 Tinjauan hanya pada segi durasi saja.
menurun. 3. Analisis dilakukan pada item pekerjaan
Keterlambatan penyelesaian proyek sangat erat tanah,pondasi dan struktur (kolom, balok, plat
hubungannya dengan biaya dan waktu. Semakin lantai dan tangga).
mundur penyelesaian proyek maka biaya
yang dibutuhkan semakin besar, dan Tujuan Penelitian
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi. Oleh 1. Mendapatkan penjadwalan rencana
karena itu, peran manajemen proyek sangat pembangunan Toko Modisland Manado yang
penting guna meminimalkan kegagalan dalam menggunakan bar chart dan penjadwalan
menyelesaikan suatu proyek. dengan metode jalur kritis.
Pelaksana proyek harus memutuskan berapa 2. Mengetahui kegiatan kritis dalam proyek
lama waktu yang dibutuhkan untuk setiap pembanggunan Toko Modisland Manado.
aktivitas proyek, dan menghitung berapa banyak
orang serta bahan yang diperlukan pada tiap tahap Manfaat Penelitian
proyek. Namun di lapangan, penyelesaian proyek Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
masih banyak yang mengalami keterlambatan informasi bagi pihak kontraktor mengenai
waktu, tidak selesai sesuai jadwal. perencanaan durasi proyek konstruksi agar dapat
menjadi pilihan untuk menutupi keterlambatan

549
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

yang ada. Dan untuk rekan–rekan mahasiswa agar h. Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut.
dapat dijadikan referensi tambahan mengenai Dengan selesainya proyek itu diharapkan
metode CPM. dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang
sudah ditentukan
i. Alasan sosial politis lainnya, apabila proyek
LANDASAN TEORI tersebut milik pemerintah.
j. kondisi alam dan lokasi proyek.
Manajemen Konstruksi k. keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari
Manajemen adalah proses perencanaan, fasilitas perhubungannya.
pengarahan, pengorganisasian, dan pengawasan l. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya
terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan material, peralatan, dan material pelengkap
penggunaan sumber daya organisasi lainnya. lainnya yang menunjang terwujudnya proyek
Manajemen konstruksi memiliki ruang lingkup yang tersebut.
cukup luas, karena mencakup tahap kegiatan sejak m. Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek
awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan terhadap sumber daya yang dipergunakan selama
akhir pelaksanaan yang berupa hasil operasional pelaksanaan berlangsung.
pembangunan. n. Produktivitas sumber daya, peralatan proyek
dan tenaga kerja proyek, selama operasional
Tujuan Manajemen berlangsung dengan referensi dan perhitungan
Tujuan utama mempelajari manajemen yang memenuhi aturan teknis.
adalah untuk memperoleh suatu cara atau teknik
yang baik untuk dilakukan atau diterapkan agar Hubungan Biaya terhadap
sumber- baik. Waktu Pelaksanaan
Manajemen yang baik mengandung Aspek biaya diperhitungkan dalam
pengertian sumber yang terbatas misalnya modal, penjadwalan proyek dengan jalan mendefinisikan
tenaga dan sebagainya dapat diatur sehingga hubungan biaya dengan lamanya kegiatan dalam
memperoleh hasil atau pemasukan (input) yang proyek, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya
efektif dan efisien karena sistem pengaturannya langsung (direct cost). Sedangkan biaya tak
tertata dengan efektifitas dan efisiensi. Efektifitas langsung (indirect cost) akan diperhitungkan
dan efisiensi adalah dua konsepsi utama untuk dalam menentukan biaya total suatu proyek.
mengukur prestasi kerja manajemen. Efisiensi Biaya langsung akan meningkat apabila
adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu waktu pelaksanaan proyek dipercepat, namun
pekerjaan dengan benar sedangkan efektifitas biaya langsung ini akan meningkat juga bila
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan waktu pelaksanaan proyek diperlambat. Biaya
yang telah ditetapkan. Jadi pengertian efisiensi tidak langsung tidak tergantung pada kuantitas
dan efektifitas berarti segala sesuatu dilaksanakan pekerjaan melainkan bergantung pada jangka
dengan berdaya guna yang berarti tepat, cepat, waktu pelaksanaan proyek maka biaya
hemat dan selamat. komilatifnya akan naik secara linier menurut umur
proyek.
Fungsi Manajemen
Dalam fungsinya menggerakkan organisasi Metode Penjadwalan Proyek
manajemen merupakan suatu proyek yang Waktu dan Durasi Kegiatan
dinamis yang meliputi fungsi-fungsi planning, Dalam konteks penjadwalan, terdapat dua
organizing, actualing, controlling dan lain-lain. perbedaan, yaitu waktu (Time) dan kurun waktu
Manajemen merupakan suatu rangkaian (duration). Bila waktu menyatakan siang/malam,
pekerjaan yang berkaitan serta berfungsi satu sedangkan kurun waktu atau durasi menunjukan
sama lain. Fungsi manajemen ada empat yaitu : lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan
3. Planning (Perencanaan) suatu kegiatan, seperti lamanya waktu kerja dalam
4. Organizing (Pengorganisasian) satu hari adalah 8 Jam.
5. Actuating (Penggerakan)
6. Controlling (Penawasan) Bagan Balok (Barchart)
Dalam Bar Chart (Bagan Balok), kegiatan
Faktor-Faktor Penjadwalan Proyek Faktor- digambarkan dengan balok horizontal. Panjang
faktor yang harus dipertimbangkan balok menyatakan lama kegiatan dalam skala
dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek : waktu yang dipilih. Bagan balok terdiri atas

550
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

sumbu y yang menyatakan kegiatan atau paket Metode Jalur Kritis (Critical Path Method)
kerja dari lingkup proyek dan digambarkan Metode jalur kritis (Critical Path Method),
sebagai balok, sedangkan sumbu x menyatakan yakni metode untuk merencanakan dan
satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan mengawasi proyek-proyek merupakan sistem
sebagai durasinya paling banyak dipergunakan diantara semua
sistem lain yang memakai prinsip pembentukan
Kurva – S jaringan.

Pada Kurva–S, sumbu mendatar


menunjukkan waktu kalender, dan sumbu vertikal
menunjukkan nilai komulatif biaya atau Y
persentase penyelesaian pekerjaan. Kurva yang X
berbentuk huruf ”S” tersebut lebih banyak Z

terbentuk karena kelaziman dalam pelaksanaan Gambar 1. Event (Lingkaran kejadian)


proyek yaitu:
a. Kemajuan pada awal-awalnya bergerak Bila suatu lingkaran kejadian dibagi menjadi
lambat. 3 ruang yang mempunyai arti sebagai berikut:
b. Kemudian diikuti oleh kegiatan yang bergerak Ruang X, Yang terletak disebelah kiri disediakan
cepat dalam kurun waktu yang lebih lama. untuk nomor lingkaran kejadian
c. Pada akhirnya kegiatan menurun kembali dan (Number of event).
berhenti pada suatu titik akhir. Ruang Y, Yang terletak di sebelah kiri disediakan
untuk menunjukkan “waktu” paling
Network Planning awal peristiwa itu dapat dikerjakan
Manfaat Penerapan Network Scheduling : (EET = Earliest Event Time)
1. Penggambaran logika hubungan antar Ruang Z, Yang terletak pada bagian kanan bawah
kegiatan, membuat perencanaan proyek disediakan untuk menunjukkan
menjadi lebih rinci dan detail. “waktu paling akhir peristiwa itu dapat
B Dengan memperhitungkan dan mengetahui dikerjakan” (LET = Latest Event
waktu terjadinya setiap kegiatan yang Time).
ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan,
kesukaran – kesukaran yang bakal timbul dapat Network Diagram
diketahui jauh sebelum terjadi sehingga Beberapa hal yang digunakan sebagai
tindakan pencegahan yang diperlukan dapat pedoman dalam pembuatan network diagram
dilakukan. adalah sebagai berikut :
C Dalam network planning dapat terlihat jelas σ Dalam penggambaran, network diagram harus
waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau jelas dan mudah untuk dibaca.
harus disegerakan. σ Harus dimulai dari event/kejadian dan
D Sebagai alat komunikatif yang efektif. diakhiri pada event/kejadian.
E Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan σ Kegiatan disimbolkan dengan anak panah
proyek yang lebih ekenomis dipandang dari yang digambar garis lurus dan boleh patah.
sudut biaya langsung dan penggunaan sumber σ Dihindari terjadinya perpotongan antara anak
daya yang optimum. panah.
F Berguna untuk menyelesaikan klaim yang
diakibatkan oleh keterlambatan dalam 3
menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, Dummy
C
menganalisis cashflow dan pengendalian
biaya. A B D
G Menyediakan kemampuan analisis untuk 1 2 4 3
mencobah mengubah sebagian dari proses, lalu Gambar 2. Network diagram AOA
mengamati efek terhadap proyek secara
keseluruhan. Untuk membentuk visualisasi dari network
H Terdiri atas metode Activity On Arrow (CPM) planning, perlu digunakan simbol -simbol yaitu:
dan Activity On Node (PDM). 1. Arrow, (anak panah), menyatakan
sebuah kegiatan / aktivitas yang
memerlukan durasi (jangka waktu
tertentu).

551
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

yang tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan


2. Node, merupakan lingkaran yang suatu rangkaian kegiatan.
menyatakan sebuah kegiatan atau
peristiwa (event) sebagai awal atau
akhir atau pertemuan dari satu atau
beberapa kegiatan.
Double Arrow, bentuknya
6. merupakan arah panah sejajar,
yang menunjukkan kegiatan
lintasan kritis (critical path).
Dummy, bentuknya merupakan
7. arah panah terputus - putus yang
menyatakan kegiatan semu untuk
membatasi mulainya kegiatan. Gambar 5 Network Diagram EET (Saat paling
cepat terjadi)
Menghitung EET dan LET Menggunakan
Cara Langsung (Metode Algoritma) Mulai dari event yang pertama kearah kanan
menuju event yang terakhir.
21 Dengan cara penjumlahan.
Apabila EET dari satu event tergantung oleh
15 21 lebih dari satu kegiatan maka yang
X
9 Z menentukan adalah hasil penjumlahan yang
terbesar.

Gambar 3. Contoh event dengan perhitungan


EET

Cara ini adalah cara untuk mempermudah


Network Planning di dalam mencari jalur kritis.
Perhitungan EET dilakukan melalui event awal
bergerak ke event akhir dengan cara
menjumlahkan, yaitu antara EET ditambah durasi.
Dan bila pada suatu event bertemu dua atau lebih
kegiatan, EET yang dipakai adalah waktu yang Gambar 6. Network Diagram LET (Saat paling
terbesar. lambat terjadi)
12
- Mulai dari event yang terakhir kearah kiri
20 menuju event yang pertama dengan cara
12 pengurangan.
18 - Apabila LET dari suatu event tergantung pada
lebih dari satu kegiatan, maka yang
menentukan adalah hasil pengurangan yang
terkecil.
Gambar 4. Contoh event dengan perhitungan
LET
METODOLOGI PENELITIAN
Menghitung LET dilakukan mulai dari event
akhir bergerak mundur dengan jalan mengurangi, Tempat Penelitian
yaitu antara LET dikurangi durasi. Dan apabila a. Nama Proyek :
pada suatu event Pembangunan Toko Modisland Manado
b. Lokasi Proyek :
Lintasan Kritis Jl. Letjen Suprapto (Kawasan 45)
Lintasan kritis atau waktu kritis adalah c. Pelaksana Proyek :
jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event CV. Mekanika Baja Utama

552
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

Waktu Penelitian Analisis Data Menggunakan Metode CPM


Penelitian dilaksanakan dalam 2 bulan mulai Penelitian ini menganalisis optimalisasi
dari persiapan, survei lapangan, analisis Rencana durasi proyek dengan menggunakan metode CPM
Anggaran Biaya (RAB) sampai penyusunan hasil untuk mengantisipasi keterlambatan, Pekerjaan ini
penelitian. dimulai dengan persiapan yakni membuat perancah-
perancah yang akan digunakan, melakukan
Metode Pengumpulan Data pengukuran terhadap area yang akan
H Data primer dibangun, serta melakukan pemasangan
Observasi bouwplank. Selanjutnya dilakukan pekerjaan-
Interview/wawancara pekerjaan yang berkonsentrasi pada struktur
I Data sekunder bagian bawah bangunan, yaitu galian dan
Metode Analisis CPM timbunan tanah, pemasangan pondasi dan sloof
beton, selanjutnya pekerjaan struktur.
Diagram Alir Penelitian
Tabel 1. Daftar Item dan Volume Pekerjaan

Gambar 7. Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan
Data Proyek
a. Nama Proyek :
Pembangunan Toko Modisland
Manado b. Lokasi Proyek :
Jl. Letjen Suprapto (Kawasan 45)
c. Waktu Pelaksanaan:
240 Hari Kalender
Waktu Pelaksanaan khusus Perkerjaan
Persiapan, Pekerjaan Tanah dan Pekerjaan
Struktur : 192 Hari Kalender.

553
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

Tabel 1. Daftar Item dan Volume Pekerjaan Tabel 2. Daftar Item, Volume dan Durasi
(Lanjutan) Pekerjaan (Lanjutan)

Memperkirakan durasi waktu masing-masing


kegiatan
Memperkirakan durasi waktu digunakan
metode wawancara langsung kepada pekerja dan
pihak yang bertanggung jawab langsung di lokasi
proyek.
Berikut ini adalah durasi waktu masing-masing
item pekerjaan :

Tabel 2. Daftar Item, Volume dan


Durasi Pekerjaan

554
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

Analisis Metode Critical Path Method Free Float (FF) = EF – D – ES


Identifikasi Jalur Kritis = 14 – 14 – 0 = 0
Langkah–langkah untuk perencanaan waktu
dengan metode jalur kritis (CPM) ialah : Independent Float (IF) = EF–D– LS
A Membuat Daftar jenis–jenis pekerjaan. = 14 – 14 – 0 = 0
B Perkiraan waktu/durasi pada tiap item
pekerjaan Hasil perhitungan Float Time untuk masing-
C Analisa waktu dengan menggunakan metode masing kegiatan dapat dilihat pada tabel 3. Dari
CPM (EF, LS dan Float Time) perhitungan diatas dapat dilihat kegiatan-kegiatan
D Mengidentifikasi jalur kritis yang termasuk dalam lintasan kritis dan non kritis.
E Gambar Network Planning
Tabel 3. Hasil Perhitungan Float Time
Perhitungan Maju (Forward Pass) Paling Awal Paling Akhir FLOAT
Mencari waktu selesai paling awal (EF/ I-j Keg Durasi Mulai Selesai Mulai Selesai
TOTAL FREE INDEPT
Earliest Finish Time) pada aktivitas A (Item EETi EETj LETi LETj
1 - 3 A 9 0 9 0 9 0 0 0
Pekerjaan 1 ke item Pekerjaan 2), dan B (Item
3 - 6 C 18 9 27 9 27 0 0 0
Pekerjaan 2 ke Item Pekerjaan 6), C (Item 6 - 8 F 5 27 32 7 32 0 0 20
Pekerjaan 6 ke Item Pekerjaan 7) dan D (Item 8 - 2 H 5 32 37 32 37 0 0 0
Pekerjaan 7 ke Item Pekerjaan 8). 8 - 7 H 0 32 32 32 40 8 0 0
7 - 9 G 3 32 40 37 43 8 5 0
9 - 10 I 12 37 43 55 55 6 -6 -24
Rumus : EF = ES + D 2 - 9 I 0 37 37 37 43 6 0 0
2 - 10 B 18 37 37 55 55 0 -18 -36
Aktivitas A : EF = 0 + 14 = 14
2 - 12 L 0 37 37 37 48 11 0 0
Aktivitas B : EF = 14 + 7 = 21 12 - 4 L 7 37 48 55 55 11 4 -14
Aktivitas C : EF = 21 + 25 = 46 10 - 4 D 0 55 55 55 55 0 0 0
Aktivitas D : EF = 46 + 5 = 51 4 - 11 D 8 55 55 63 63 0 -8 -16
10 - 11 J 1 55 55 63 63 7 -1 -9
Perhitungan Mundur (Backward Pass) 11 - 36 AJ 0 63 63 63 79 16 0 0
Mencari waktu paling akhir (LS / Latest Start 11 - 25 K 12 63 63 75 75 0 -12 -24
36 - 28 AJ 1 63 79 75 80 16 15 3
Time) pada kegiatan P, 0, N dan M.
28 - 27 AB 2 75 80 82 82 5 3 -4
25 - 28 AB 0 75 75 75 80 5 0 0
Rumus : ES = LF – D 25 - 5 E 0 75 75 75 75 0 0 0
25 - 7 Y 4 75 75 82 82 3 -4 -11
Aktivitas P (dari Item pekerjaan 31 ke item 30): 27 - 19 AA 2 82 82 84 84 0 -2 -4
LS = 237 – 5 = 232 19 - 29 S 4 84 84 88 88 0 -4 -8
29 - 20 AC 2 88 88 90 90 0 -2 -4
Aktivitas O (dari Item pekerjaan 30 ke item 26): 20 - 30 T 4 90 90 94 94 0 -4 -8
LS = 232 – 2 = 230 20 - 22 V 0 90 90 90 90 0 0 0
22 - 32 V 4 90 90 94 94 0 -4 -8
Aktivitas N (dari Item pekerjaan 26 ke item 27): 32 - 23 AF 2 94 94 96 96 0 -2 -4
LS = 230 – 26 = 204 23 - 33 W 4 96 96 102 108 8 -4 -10
30 - 21 AD 2 94 94 96 96 0 -2 -4
Aktivitas M (dari Item pekerjaan 27 ke item 22): 21 - 31 U 4 96 96 100 106 6 -4 -8
31 - 33 AE 2 100 106 102 108 6 4 2
LS = 204 – 11 = 193 23 - 13 M 0 96 96 96 96 0 0 0
13 - 16 M 12 96 96 108 108 0 -12 -24
Identifikasi Float Time 33 - 16 P 0 102 108 108 108 6 6 0
1. Peristiwa awalnya adalah peristiwa nomor 1, 33 - 24 AG 2 102 108 14 120 16 4 92
i = 1. 24 - 34 X 4 104 12 18 130 22 -96 -10
ES = 0 16 - 14 P 12 108 108 120 120 0 -12 -24
LS = 0 14 - 17 N 12 120 120 132 132 0 -12 -24
34 - 17 AH 2 108 130 132 132 22 20 -4
6. Peristiwa akhirnya adalah peristiwa nomor 17 - 15 Q 12 132 132 144 144 0 -12 -24
2, j = 2. 15 - 18 O 12 144 144 156 156 0 -12 -24
EF = 14 16 - 26 Z 0 144 144 144 152 8 0 0
LF = 14 26 - 18 Z 4 144 156 152 156 8 8 0
7. Lama Kegiatan (D) = 14 hari. 18 - 35 R 12 156 156 168 168 0 -12 -24

8. Total Float (TF) = LF – D – ES


14 – 14 – 0 = 0

555
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

Hasil Penelitian Pekerjaan tangga lantai 1,2 dan 3.


= Perhitungan menggunakan metode CPM pada Pekerjaan kolom H beam lantai 1,2 dan 3.
Proyek Pembangunan Toko Modisland Pekerjaan balok lantai 2 .
Manado mendapatkan durasi yang sama yaitu Pekerjaan base plate.
168 hari. Pekerjaan angkur.
= Hasil analisis metode CPM pada Proyek Pekerjaan baut HTB 22 kolom 1 dan 2.
Pembangunan Toko Modisland Manado men- Pekerjaan baut HTB 20 kolom 1.
dapatkan item pekerjaan kritis yaitu : 3. Dengan menerapkan metode CPM pada
Pekerjaan pondasi. proyek Pembangunan Toko Modisland
Pekerjaan galian tanah . Manado mendapatkan waktu penyelesaian
Pekerjaan urugan kembali. proyek 168 hari. Jika dibandingkan antara hasil
Pekerjaan urugan pasir bawah lantai. perhitungan yang dilakukan oleh CV.
Pekerjaan cor lantai rabat. MEKANIKA BAJA UTAMA membutuhkan
Pekerjaan tie beam. waktu 192 hari, Hal ini akan memberikan
Pekerjaan kolom pedestal. keuntungan dari segi waktu penyelesaian
Pekerjaan cor plat lantai 2,3 dan 4. proyek akan lebih cepat 24 hari.

3
32 G 7 63 AJ 75
7 40 3 9 43 36 79 1 28 80

I AB
1
2 2

37 55 84 88
0 A 9 C 27 F 32 H B J 63 K 75 Y 82 AA S AC 90 T 94 AD 96 U 100

1 3 6 8 2 10 11 25 27 19 29 20 30 21 31
0 9 9 18 27 5 32 5 37 18 55 1 63 12 75 4 82 2 84 4 88 2 90 4 94 2 96 4 106

AE
D E 2
8 7

1 5 2
2 37 L 45 5 75 2 90 V 32 94 AF 23 96 W 33 102 AG 24 104 X 34 108

4 5
8 7 5 75 90 4 94 2 96 4 108 2 120 4 130

AH

NO NOTASI NAMA KEGIATAN DURASI ( HARI) KEGIATAN YANG MENDAHULUI KET 21U Kolom H - BEAM 300 lantai III 4 days AF KRITIS 96 M 108 P 120 N 132

1 1 1
1A PERSIAPAN 9 days KRITIS 22V Balok Lantai 2 4 days DUMMY T KRITIS 13 96 2 16 108 2 14 120 2 17 132

2B Ponda si strous s ø 30 cm panjang 18 days H KRITIS 23W Balok Lantai 3 4 days AE NON K RITIS

3C Galian tanah 18 days A KRITIS Q

24X Balok Lantai 4 4 days AG NON KRITIS

4D Urugan Kembali 8 days L,DUMMY J KRITIS

Base plate t. 20,12,16


25Y mm 8 days K KRITIS

5E Buang tanah 7 days DUMMY Y NON KRITIS 12

Plat Stifner t. 10
26Z mm 4 days DUMMY O NON KRITIS

6F Urugan pasir bawah lantai 10 cm 5 days C KRITIS

Angkur 25 mm
27AA ST41 2 days Y,AB,E KRITIS

7G Lantai kerja PILE CAP dan 3 days DUMMY H NON KRITIS

Baut HTB 25 ( kolom


28AB pedestal) 2 days AJ NON KRITIS 144 O 156 R 168

8H Cor lantai rabat 1 : 3 : 5 5 days F KRITIS 15 18 35

Baut HTB 22 (kolom


9 I Pile cap (K250 ) 12 days G,DUMMY B NON K RITIS 29AC 1) 2 days S KRITIS 144 12 156 12 168

Baut HTB 22 (kolom


1
0 J Tie beam (K25 0) 1 day I,B KRITIS 30AD 2) 2 days T KRITIS Z

11K Kolom pedestal (K250) 12 days J,D KRITIS 31AE Baut HTB 22 (kolom 3) 2 days U NON KRITIS 4

12L Ponda si batu kali 1:4 7 days DUMMY B NON K RITIS 32AF Baut HTB 2 0,19 ( balok 1 ) 2 days V KRITIS

13M Cor Plat lantai 02 t= 13 cm (K250 ) 12 days DUMMY W KRITIS 33AG Baut HTB 2 0,19 ( balok 2 ) 2 days AE,W NON K RITIS

14N Cor Plat lantai 03 t= 13 cm (K250 ) 12 days P,DUMMY X KRITIS 34AH Baut HTB 20,19 ( balok 3) 2 days X NON KRITIS 26 144

1
5
15O Cor Plat lantai 04 t= 13 cm (K250 ) 12 days Q KRITIS 35AI Cat Zincromate 1 day R NON K RITIS 2

16P Pek. Tangga 1 - 2 12 days M,DUMMY AG KRITIS

36AJ Erection Baja 1 day DUMMY K NON KRITIS

17Q Pek. Tangga 2 - 3 12 days N,AH KRITIS


18R Pek. Tangga 3 - 4 12 days Q,Z KRITIS

19S Kolom H - BEAM 300 4 days AA KRITIS

20T Kolom H - BEAM 300 lantai II 4 days AC KRITIS

Gambar 8. Tampilan Lintasan Kritis dengan Metode CPM


PENUTUP aktivitas pada jalur tersebut tidak boleh
terlambat saat memulainya dan saat
Kesimpulan penyelesaian akhirnya.
Berdasarkan hasil perhitungan yang
dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal Saran
sebagai berikut : A. Dalam penyusunan network agar penentuan
8. Dengan menggunakan Metode CPM waktu lintasan kritisnya dapat optimal maka
pelaksanaan proyek pada pekerjaan tanah, diperlukan analisis metode CPM sehingga
pondasi dan struktur mendapatkan hasil 168 dapat dibuat perbandingan dalam perhi-
hari kerja dimana lebih cepat 24 hari dari tungannya dan mendapatkan hasil yang lebih
analisis oleh CV MEKANIKA BAJA akurat.
UTAMA yang sebelumnya 192 hari. B. Agar Mencoba Metode Penjadwalan Proyek
9. Berdasarkan analisis menggunakan Metode yang lain seperti barchart, PDM, dan
CPM mendapatkan pekerjaan kritis yaitu. B, C, dilanjutkan dengan percepatan durasi seperti
D, F, H, J, K, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, Y, Metode Crashing, Trade Off, Alokasi Tenaga
AA, AC, AD, AF Dimana kegiatan / Kerja, agar hasil penelitian lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Husein. (2008). Manajemen Proyek, perencanaan, penjadwalan & pengendalian proyek.
Yogyakarta
Arif, Arianto (2010), Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line Of Balance Dan Time
Chainage Diagram Dalam Penjadwalan Proyek Konstruksi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Badri, Sofyan, (1997). Dasar-Dasar Network Planning. Rineka Cipta, Jakarta.

556
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.8 Oktober 2017 (549-557) ISSN: 2337-6732

Charles, Kirkpatrick.A. dan Levin, Richard,I. (1972). “Perencanaan dan pengawasan dengan PERT
dan CPM”. Bhatara, Jakarta.

Mockler, R.J. 1972. The Management Control Process. Prentice Hall. New Jersey.

Tubagus Haedar Ali, (1995), “Prinsip-Prinsip Network Planning”. PT.Gramedia, Jakarta.

Siswanto, (2007), “Operations Research jilid 1”. Erlangga, Jakarta.

Soeharto, Iman, (1999). Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional), Erlangga, Jakarta.

Soetomo Kajatmo, (1997), “Manajemen Konstruksi”. Erlangga, Jakarta.

Tarore, Huibert, (2001). Analisis System Rekayasa Konstruksi Edisi Pertama. Sam Ratulangi
University, Manado.

Tarore, Huibert (2002). Jaringan Kerja Dengan Metode CPM, Metode PERT. Sam Ratulangi
University, Manado.

Wulfram I. Ervianto, (2002). Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi), Andi, Yogyakarta.
557

Anda mungkin juga menyukai