Anda di halaman 1dari 5

Imanuel Pratama Bayuaji

21100117120019
TEKNIK GEOLOGI UNDIP

ANALISIS GEOKIMIA PADA KUALITAS BATUAN INDUK, TIPE


HIDROKARBON, ASAL MATERIAL ORGANIK, DAN KEMATANGAN
PADA PENGEBORAN SUMUR GINGERBREAD 1, JELLYBEAN 1,
KITKAT 2, JELLYBEAN 2 DAN GINGERBREAD 2

Untuk menentukan kualitas batuan induk dalam suatu pengeboran, dapat


diinterpretasikan berdasaran data TOC yang ada di masing-masing sumur. Dalam
melakukan interpretasi dapat menggunakan klasifikasi Peters and casso (1994).
Dalam klasifikasi ini, kualitas dari batuan induk ini dapat dibedakan menjadi 5
berdasarkan dari nilai TOC nya.

Pada sumur pertama yaitu gingerbread-1, terdapat formasi Talang akar yang
memiliki 9 sampel. Untuk sampel 1,4,5,8, dan 9 dapat diinterpretasikan kualitas
batuan induknya adalah good karena pada sampel 1,4,5,8 dan 9 ini nilai TOC nya
berada diantara 1-2%. Sedangkan untuk sampel ke 3 dan 7 dapat diinterpretasikan
kualitas batuan induknya adalah very good karena nilai TOC nya sudah lebih dari
2-4%. Dan untuk data sample 2 dan 6 di interpretasikan batuan induknya Excellent
dimana dalam data tersebut memiliki TOC yang lebih dari 4. Kemudian untuk
sumur kedua yaitu jellybean-1, terdapat 13 data sample. Untuk sampel 1, 2, 4, 5 dan
9 dapat diinterpretasikan kualitas batuan induknya adalah fair karena nilai dari TOC
nya berada di antara 0,5-1-%. Dan sampel 3, 6, 8, 10, dan 11 di interpretasikan
memiliki TOCnya kategori good karena TOCnya antara 1-2% dan data sampel 7,
12, dan 13 dapat disebut dengan Excellent karena nilai dari TOCnya lebih dari 4%.
Begitupun dengan sumur ketiga yaitu kitkat, pada sumur ini memiliki 14 sampel
kualitas batuan induk pada sumur kitkat ini dari sampel 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 12, dan
14 dapat diinterpretasikan yaitu good karena nilai dari TOC nya berada di antara
1-2% dan pada sempel 8, 10, 11 dan 13 di interpretasikan yaitu very good, karena
memiliki data TOC antara 2-4%. Dan untuk sempel ke 6 yaitu excellent, karean
memiliki data lebih dari 4%. Kemudian terdapat sumur ke empat yaitu sumur
jellybean-2 yang dimana memiliki 8 sampel. Pada sempel ke 7 dapat
diinterpretasikan termasuk dalam kualitas batuan induk fair karena nilai dari TOC
nya diantara 0,5-1%. Dan sempel 1, 2, 3, 4 dan 6 di interpretasikan memiliki batuan
induk good, karena memiliki nilai TOC antara 1-2% dan pada sampel 5 dan 8
diduga very good, karena nilai TOC yaitu antara 2-5%. Lalu lanjut ke sumur yang
terakhir yaitu sumur gingerbread 2. Pada sumur ini terdapat 6 sampel, dimana
sempel 1, 2, 3, 5 dan 6 di interpretasikan yaitu fair karena memiliki nilai TOC antara
0.5 – 1%. Dan pada sampel ke 4 di interpretasikan yaitu Good, karena memiliki
TOC sekitar 1-2%.
Tipe kerogen pada sumur dapat dilihat dari perbandingan nilai indeks
hidrogen dan indeks oksigen. Semakin tinggi nilai indeks hidrogen maka akan
semakin banyak proses reduksi dan hal tersebut dapat menunjukkan lingkungan
laut, Sebaliknya, jika semakin tinggi nilai indeks oksigen maka akan semakin
banyak proses oksidasi dan akan semakin menunjukkan lingkungan darat. Untuk
menentukan tipe hidrokarbon nya dapat dilihat dari grafik perbandingan indeks
oksigen dan indeks hidrogen diagram Van Krevellen, 1950. Tipe kerogen dapat
dilihat dari nilai HI dan IO dari data tabel pada soal, dimana untuk menentukan nilai
HI sendiri dapat ditentukan dari (S2/TOC)X100, sedangkan untuk menentukan nilai
IO sendiri dapat dintentukan dari (S3/TOC)X100, setelah mendapatkan hasilnya
lalu lakukan pemplotan. Berdasarkan pemplotan pada diagram Van Krevellen, 1950
dari data diagram pada soal terdapat 5 sumur pada sumur pertama yaitu gingerbread
dapat diinterpretasikan tipe kerogen pada pengeboran ini yaitu termasuk dalam tipe
ke III, dimana pada tipe ke III ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif rendah
(<01.0) rasio O/C relatif rendah (0.2 – 0.3). Index hidrogen di bawah 300 dan index
oksigen di atas 100. Tipe kerogen ini juga disebut vitrinite. Sumber utamanya
berupa tanaman darat yang ditemukan pada sedimentasi detrital tebal sepanjang
continental margin. Tipe hidrokarbon yang dihasilkan utamanya adalah gas. pada
sumur kedua yaitu jellybean-1 dapat diinterpretasikan tipe kerogen pada
pengeboran ini yaitu termasuk dalam tipe ke II, dimana pada tipe ke II ini
dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif tinggi (1.0 – 1.4) dan rasio O/C relatif
rendah (0.09 – 1.5). Memiliki index hidrogen antara 200 dan 300, sedangkan index
oksigen antara 50 dan 100. Kerogen tipe II ini juga disebut exinite yang dimana asal
material organik nya terdapat pada lingkungan marine dan umumnya berasosiasi
dengan calcareous atau sedimen dolomitic. Tipe II ini juga sangat sering dijumpai
pada lapangan minyak dan gas. pada sumur ketiga yaitu kitkat-2 dapat
diinterpretasikan tipe kerogen pada pengeboran ini yaitu termasuk dalam tipe ke II,
dimana pada tipe ke II ini dikarakterisasikan dengan rasio H/C relatif tinggi (1.0 –
1.4) dan rasio O/C relatif rendah (0.09 – 1.5). Memiliki index hidrogen antara 200
dan 300, sedangkan index oksigen antara 50 dan 100. Kerogen tipe II ini juga
disebut exinite yang dimana asal material organik nya terdapat pada lingkungan
marine dan umumnya berasosiasi dengan calcareous atau sedimen dolomitic. Tipe
II ini juga sangat sering dijumpai pada lapangan minyak dan gas.

Kematangan dalam suatu pengeboran dapat di analisis berdasarkan nilai dari


Tmax dan Ro dari data yang telah didapatkan. Jadi kematangan itu dibagi menjadi
3, yaitu Early mature, peak mature dan late mature. Early mature sendiri
merupakan suatu tingkat kematangan dari hidrokarbon tetapi belum migrasi primer
yang sebenarnya, biasanya Early mature berada jika Tmax mencapai 435. Untuk
Peak mature kurang lebih berada pada Tmax 440, dan terakhir yaitu Late mature
kurang lebih berada pada Tmax 450. Kemudian dari nilai Tmax tersebut,
dikorelasikan juga dengan nilai Ro. Untuk Early mature pada nilai Ro kurang lebih
biasanya 0,61%, kemudian untuk Peak mature kurang lebih 0,65% dan late mature
kurang lebih 0,9%. Berdasarkan data tabel yang terdapat pada soal yaitu pertama
terdapat sumur Gingerbread-1, pada sumur pertama dapat diinterpretasikan
memiliki tingkat kematangan yaitu immature karena pada sumur pertama ini setiap
sampel nya memiliki nilai Tmax yang belum mencapai 435. Kemudian untuk sumur
kedua yaitu jellybean-1 ada dapat diinterpretasikan memiliki kematangan yaitu
immature karena pada sumur kedua ini ada beberapa sampel nya memiliki nilai
Tmax yang belum mencapai 435, yaitu pada sampel 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 10. Pada
pada data 7, 8, 9, 11, dan 13 memiliki kematangan early mature dimana Tmaxnya
sudah menembus 435. Dan terdapat sempel ke 12 memiliki kematangan peak
mature karean nilai Tmaxnya 440. Selanjutnya sumur ketiga yaitu kitkat-2. pada
sumur ketiga terdapat 14 sampel. Pada sampel 1, 2, 3 dan 4 dapat diinterpretasikan
memiliki kematangan yaitu mature karena nilai Tmax sudah mencapai 440. Pada
sampel 5 -14 memiliki tingkay kematangan late mature karena memiliki Tmax
mencapai 450. Kemudian yang terakhir yaitu sumur keempat, yaitu jellybean-2
dimana pada sumur ini memiliki 8 sampel dapat diinterpretasikan memiliki
kematangan yaitu immature karena nilai Tmax pada sumur ini belum mencapai
nilai 430 alias belum matang.

Anda mungkin juga menyukai