Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENATALAKSANAAN DI RUMAH DAN DI RUMAH SAKIT


PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI RUANG ROSELLA I
RSUD DR. SOETOMO

Disusun oleh:
Kelompok 2

Pembimbing Akademik:
Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns.,M.Kep

Chusnul Hotimah 131611133004


Ni Putu Neni Indriyani 131611133031
Indriani Dwi Wulandari 131611133034
M. Hidayatullah Al Muslim 131611133042
Annisa Fiqih Ilmafiani 131611133045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS AIRLANGGA
2018

PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PENATALAKSANAAN DI RUMAH DAN DI RUMAH SAKIT,
PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS
DI RUANG ROSELLA I
RSUD DR. SOETOMO

Sasaran :Pasien dan keluarga


Hari/Tanggal : Kamis / 15 November 2018
Tempat : Ruang Rosella I
Waktu : 10.00 - 10.35 WIB
Pelaksana : Mahasiswa Program Studi Keperawatan - Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mendapat penyuluhan selama 35 menit, peserta penyuluhan
beserta keluarganya di ruang Rosella Idapat menambah pengetahuan
tentang diabetes penatalaksanaan di rumah dan di rumah sakit.

2. Tujuan instruksional khusus


Setelah mendapat pendidikan kesehatan, peserta dapat:
1. Mengetahui penatalaksanaan pasien diabetes mellitus di rumah sakit
2. Mengetahui penatalaksanaan pasien diabetes mellitus di rumah

II. Sasaran
Pasien dan keluarga di Ruang Rosella I

III. Materi
1. Penatalaksanaan pasien diabetes mellitus di rumah dan di rumah sakit
2. Empat pilar penatalaksanaan pasien DM tipe 2

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
Leaflet, poster
VI. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh : Peserta
: Moderator : Fasilitator

: Notulen
: Pembimbing

VII.Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing Klinik : Abas Budianto, S.Kep. Ns
3. Moderator : Chusnul Hotimah
4. Penyuluh : Ni Putu Neni Indriyani
5. Fasilitator : M. Hidayatullah Al Muslim
Indriani Dwi Wulandari
6. Notulen : Annisa Fiqih Ilmafiani
7. Peserta : Pasien dan keluarga

VIII. Job Description

No. Nama Sie Job Description Respon


1. Moderator 1. Membuka kegiatan pendidikan 1. Peserta mejawab salam
kesehatan 2. Peserta memperhatikan
2. Mengatur jalannya acara dari awal moderator
hingga akhir
3. Memperkenalkan diri dan tim
4. Menjelaskan kontrak waktu
5. Menutup acara

2. Penyuluh 1. Menyampaikan materi 1. Peserta memperhatikan


2. Menggali pengetahuan peserta tentang pemateri
materi yang akan disampaikan 2. Peserta menjawab
3. Menjawab pertanyaan yang beberapa pertanyaan
disampaikan oleh peserta yag ditanyakan oleh
4. Mengkaji kembali pengetahuan peserta penyuluh
tentang materi yang akan disampaikan 3. Mendengarkan jawaan
sesuai dengan
pertanyaan yang ada .

2. Fasilitator 1. Membantu dan mengkondisikan 1. Peserta menempati


peserta selama pendidikan kesehatan tempat duduk yang
berlangsung telah disiapkan
2. Meminta tanda tangan peserta yang 2. Menandatangai absessi
hadir (absensi)
3. Memfasilitasi peserta untuk aktif
bertanya

4. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan 1. Peserta memberikan


jawaban penyaji sebagai dokumentasi tanggapan dan
kegiatan pertanyaan.
2. Mencatat proses kegiatan disesuaikan
dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil
kegiatan
IX. Pelaksanaan
No Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Kegiatan Peserta
1. 5 Pembukaan:
Menit 1. Mengucapkan salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2) Mengenal tim
3. Menjelaskan kontrak waktu dan topik penyuluh
pendidikan kesehatan 3) Mengetahui
4. Menjelaskan tujuan pendidikan kontrak waktu
kesehtan dan topik
5. Menyebutkan materi pendidikan 4) Mengerti tujuan
kesehatan yang akan diberikan dan dari pendidikan
menggali pengetahuan dasar mengenai kesehatan
materi 5) Tahu apa saja
6. Mempraktekkan bersama 5 langkah yang akan
cuci tangan disampaikan
2. 15 Pelaksanaan:
Menit Menjelaskan serta menggali pengetahuan 1) Mendengarkan
masyarakat tentang materi yang dan
disampaikan: memperhatikan
1. Penatalaksanaan pasien diabetes materi
mellitus di rumah
2. Dan penatalaksanaan pasien
diabetes mellitus di rumah sakit

3. 10 Diskusi / Tanya jawab dan evaluasi:


menit 1. Memberikan kesempatan pada peserta 1) Mengajukan
untuk bertanya kemudian didiskusikan pertanyaan
bersama 2) Menanggapi
2. Menanyakan kepada peserta tentang jawaban
materi yang telah diberikan sebagai 3) Menjawab
review materi pertanyaan
3. Memberikan kesimpulan
4 5 Terminasi:
Menit 1) Mengucapkan terima kasih kepada 1) Mendengarkan
peserta dan
2) Mengucapkan salam penutup membalas salam
X. Evaluasi
A. Kriteria struktur
1. Kontrak waktu dan tempat diberikan sebelum acara dilaksanakan
2. Pembuatan SAP, leaflet, dan poster dikerjakan maksimal 1 hari
sebelumnya
3. Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan
4. Pengorganisasianpenyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan
saat penyuluhan dilaksanakan
B. Kriteria proses
1. Peserta sangat antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
berlangsung
2. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari awal
sampai akhir
3. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat
4. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
C. Kriteria hasil
1. Peserta yang mengikuti pendidikan kesehatan ini minimal 1 orang
2. Peserta dapat mengikuti acara pendidikan kesehatan dari awal sampai
akhir
3. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
4. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
5. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan penyuluh
dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan penyuluh dengan benar
Penyuluhan Kesehatan
Tentang Diabetes Self Management Education (DSME), Penatalaksanaan Di
Rumah Dan Di Rumah Sakit, Serta Perencanaan Pulang (Discharge
Planning) Pada Pasien Dengan Penyakit Diabetes Mellitus
Di Ruang Rosella I
Rsud Dr. Soetomo
Kamis, 15 November 2018

No. NAMA ALAMAT TTD


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
Daftar Pertanyaan
Pendidikan Kesehatan
Tentang Diabetes Self Management Education (DSME), Penatalaksanaan Di
Rumah Dan Di Rumah Sakit, Serta Perencanaan Pulang (Discharge
Planning) Pada Pasien Dengan Penyakit Diabetes Mellitus
Di Ruang Rosella I
Rsud Dr. Soetomo
Kamis, 16 November 2018
No. Nama Penanya Pertanyaan Jawaban
Lampiran 1
Susunan Acara Pendidikan Kesehatan
Tentang Penatalaksanaan Di Rumah Dan Di Rumah Sakit
Pada Pasien Dengan Penyakit Diabetes Mellitus
Di Ruang Rosella I
Rsud Dr. SoetomoKamis, 15November 2018

Jam Agenda Jobdesc


09.00-10.00 Persiapan acara Pendidikan Semua mahasiswa
Kesehatan keperawatan kelompok 2
praktik klinik 2 Fakultas
Keperawatan Universitas
Airlangga
10.00-10.05 Pembukaan penyuluhan Moderator
10.05-10.20 Penyajian materi Penyuluh
10.20- 10.30 Tanya jawab Penyuluh dan fasilitator
10.30- 10.35 Penutupan Penyuluh
MATERI PENYULUHAN

A. DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME)


Definisi DSME
Definisi Diabetes Self Management Education (DSME) adalah suatu
proses berkelanjutan yang dilakukan untuk memfasilitasi pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan pasien DM untuk melakukan perawatan mandiri
(Funnel et.al, 2008), Menurut Jack et all (2004) DSME dilakukan dengan
menggunakan metode pedoman, konseling dan intervensi prilaku untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai DM dan meningkatkan keterampilan
individu dan keluarga dalam pengelolaan DM. DSME dapat dilakukan di berbagai
metode, bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok. Metode individu
biasanya dilakukan dalam setting rumah sakit sedangkan dalam kelompok lebih
bervariatif, dapat dilakukan di rumah sakit, komunitas, group diabetes, klas atau
organisasi diabetes (Rickheim P.L, Weaver T.W, Flader J, Kendall D.M, 2002).
Tujuan DSME
Tujuan DSME adalah mengoptimalkan kontrol metabolik dan kualitas
hidup pasien dalam upaya mencegah komplikasi akut dan kronis, sekaligus
mengurangi penggunaan biaya perawatan klinis (Norris et.al., 2002). Menurut
Funnell et.al. (2008) tujuan umum DSME adalah mendukung pengambilan
keputusan, perawatan diri, pemecahan masalah, dan kolaborasi aktif dengan tim
kesehatan untuk meningkatkan hasil klinis, status kesehatan, dan kualitas hidup
Prinsip DSME Prinsip utama DSME menurut Funnell et.al. (2008) adalah
pendidikan DM efektif dalam memperbaiki hasil klinis dan kualitas hidup pasien
meskipun dalam jangka pendek, DSME telah berkembang dari model pengajaran
primer menjadi lebih teoritis yang berdasarkan pada model pemberdayaan pasien,
tidak ada program edukasi yang terbaik namun program edukasi yang
menggabungkan strategi perilaku dan psikososial terbukti dapat memperbaiki
hasil klinis, dukungan yang berkelanjutan merupakan aspek yang sangat penting
untuk mempertahankan kemajuan yang diperoleh pasien selama program DSME,
dan penetapan tujuan-perilaku adalah strategi efektif mendukung selfcare
behaviour.
Komponen DSME Menurut Schumacher dan Jancksonville (2005 dalam
Rondhianto, 2012) komponen dalam DSME yaitu:
a. Pengetahuan dasar tentang diabetes, meliputi definisi, patofisiologi dasar,
alasan pengobatan, dan komplikasi diabetes;
b. Pengobatan, meliputi definisi, tipe, dosis, dan cara menyimpan.
Penggunaan insulin meliputi dosis, jenis insulin, cara penyuntikan, dan
lainnya. Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) meliputi dosis,
waktu minum dan lainnya;
c. Monitoring, meliputi penjelasan monitoring yang perlu dilakukan,
pengertian tujuan, dan hasil dari monitoring, dampak hasil dan strategi
lanjutan, peralatan yang digunakan dalam monitoring, frekuensi, dan
waktu pemeriksaan;
d. Nutrisi, meliputi fungsi nutrisi bagi tubuh, pengaturan diet, kebutuhan
kalori jadwal makan, manjemen nutrisi saat sakit, kontrol berat badan,
gangguan makan dan lainnya;
e. Olahraga dan aktivitas, meliputi kebutuhan evaluasi kondisi medis
sebelum melakukan olahraga, penggunaan alas kaki dan alat pelindung
dalam berolahraga, pemeriksaan kaki dan alas kaki yang digunakan, dan
pengaturan kegiatan saat kondisi metabolisme tubuh sedang buruk;
f. Stres dan psikososial, meliputi identifikasi faktor yang menyebabkan
terjadinya distres, dukungan keluarga dan lingkungan dalam kepatuhan
pengobatan;
g. Perawatan kaki, meliputi insidensi gangguan pada kaki, penyebab, tanda
dan gejala, cara mencegah, komplikasi, pengobatan, rekomendasi pada
pasien jadwal pemeriksaan berkala;
h. Sistem pelayanan kesehatan dan sumber daya, meliputi pemberian
informasi tentang tenaga kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan yang
ada di lingkungan pasien yang dapat membantu pasien

Tingkat Pembelajaran DSME


Menurut Jones et.al. (2008) tingkat pembelajaran DSME terbagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu:
a. Survival/basic level Edukasi yang diberikan kepada pasien pada tingkat ini
meliputi pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk melakukan
perawatan diri dalam upaya mencegah, mengidentifikasi dan mengobati
komplikasi jangka pendek.
b. Intermediate level Edukasi yang diberikan kepada pasien pada tingkat ini
meliputi pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk melakukan
perawatan diri dalam upaya mencapai kontrol metabolik yang
direkomendasikan, mengurangi resiko komplikasi jangka panjang dan
memfasilitasi penyesuaian hidup pasien.
c. Advanced level Edukasi yang diberikan kepada pasien pada tingkat ini
meliputi pengetahuan, keterampilan dan motivasi untuk melakukan
perawatan diri dalam upaya mendukung manajemen DM secara intensif
untuk kontrol metabolik yang optimal, dan integrasi penuh ke dalam
kegiatan perawatan kehidupan pasien.

Pelaksanaan DSME
DSME dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, baik di klinik maupun
komunitas (Norris et.al., 2002). Pelaksanaan DSME dapat dilakukan sebanyak 4
sesi dengan durasi waktu antara 1-2 jam untuk tiap sesi (Central Dupage Hospital,
2011), yaitu:
a. Sesi 1 membahas pengetahuan dasar tentang DM (definisi, etiologi,
klasifikasi, manifestasi klinis, patofisiologi, diagnosis, pencegahan,
pengobatan, komplikasi);
b. Sesi 2 membahas pengaturan nutrisi/diet dan aktivitas/latihan fisik yang
dapat dilakukan;
c. Sesi 3 membahas perawatan kaki dan monitoring yang perlu dilakukan;
dan
d. Sesi 4 membahas manajemen stress dan dukungan psikososial, dan akses
pasien terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
B. PENATALAKSANAAN DI RUMAH DAN DI RUMAH SAKIT
Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila kadar glukosa darah belum
mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik
oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu, OHO dapat segera
diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi. Dalam keadaan
dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat badan
yang menurun dengan cepat, dan adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.
Pilar penatalaksanaan DM
 Edukasi : hanya fkous di rumah, tetapi juga menjelaskan sekilas mengenai
kebijakan rumah sakit, manaj stress
 Terapi gizi medis
 Latihan jasmani
 Intervensi farmakologis

Edukasi

Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit,


pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul dan resikonya, pentingnya
intervensi obat dan pemantauan glukosa darah, cara mengatasi hipoglikemia, perlunya
latihan fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan. Mendidik
pasien bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah, mengurangi komplikasi
dan meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri.

Penyakit DM tipe 2 biasanya terjadi pada saat gaya hidup dan perilaku terbentuk
dengan kuat. Petugas kesehatan bertugas sebagai pendamping pasien dalam
memberikan edukasi yang lengkap dalam upaya untuk peningkatan motivasi dan
perubahan perilaku.8 Penelitian Palestian (2006) mendapatkan bahwa sikap responden
terhadap penyakit DM yang dideritanya meningkat cukup berarti setelah pemberian
intervensi komunikasi terapeutik.Secara statistik terdapat pengaruh yang bermakna
setelah pemberian komunikasi terapeutik terhadap sikap pasien dengan penyakit yang
diderita dan program pengobatan.

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dengan memberikan edukasi antara
lain :
a. Penyandang diabetes dapat hidup lebih lama dan dalam kebahagiaan, karena
kualitas hidup sudah merupakan kebutuhan bagi seseorang,
b. Membantu penyandang diabetes agar mereka dapat merawat dirinya
sendiri, sehingga komplikasi yang mungkin timbul dapat dikurangi, selain itu
juga jumlah hari sakit dapat ditekan,
c. Meningkatkan progresifitas penyandang diabetes sehingga
dapat berfungsi dan berperan sebaik-baiknya di dalam
masyarakat.

Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan


gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada
pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri,
setelah mendapat pelatihan khusus.

Terapi gizi medis

Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes


secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari
anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan
keluarganya).Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat TNM sesuai
dengan kebutuhannya guna mencapai sasaran terapi.Prinsip pengaturan makan
pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat
umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan
pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah
atau insulin.

Komposisi makanan yang dianjurkan

a. Karbohidrat

 Karbohidrat yang dianjurkansebesar 45-65%total asupanenergi.

 Pembatasankarbohidrat total <130 g/haritidakdianjurkan.

 Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat

tinggi.

 Gula dalam bumbu diperbolehkan sehinggap penyandang diabetes

mellitus dapatmakansamadenganmakanankeluarga yang lain.

 Sukrosatidakbolehlebihdari 5% total asupanenergi.


 Pemanis alternative

dapatdigunakansebagaipenggantigula,asaltidakmelebihibatasamank

onsumsiharian

b. Lemak

 Asupanlemakdianjurkansekitar 20-25%kebutuhankalori.

 Tidakdiperkenankanmelebihi 30% totalasupanenergi.

 Lemakjenuh< 7 % kebutuhankalori

 Lemaktidakjenuhganda< 10 %,

selebihnyadarilemaktidakjenuhtunggal.

 Bahanmakanan yang perludibatasiadalahyang

banyakmengandunglemakjenuhdanlemaktransantara lain:

dagingberlemakdansusupenuh (whole milk).

 Anjurankonsumsikolesterol<200 mg/hari.

c. Protein

 Dibutuhkansebesar 10 – 20% total asupanenergi.

 Sumber protein yang baikadalah seafood(ikan, udang, cumi, dll),

dagingtanpalemak, ayamtanpakulit,

produksusurendahlemak,kacang-kacangan, tahu, dantempe.

 Padapasiendengannefropatiperlupenurunanasupan protein menjadi

0,8 g/KgBBperhariatau 10% darikebutuhan energy dan 65%

d. Natrium

 Anjuranasupannatriumuntukpenyandangdiabetes mellitus

samadengananjuranuntukmasyarakatumumyaitutidaklebihdari

3000mg atausamadengan 6-7 gram (1 sendokteh) garamdapur.


 Mereka yang hipertensi, pembatasannatriumsampai 2400 mg.

 Sumbernatriumantaralainadalahgaramdapur, vetsin, soda,

danbahanpengawetsepertinatrium benzoate dannatriumnitrit.

e. Serat

 Sepertihalnyamasyarakatumumpenyandang diabetes mellitus

dianjurkanmengonsumsicukupseratdarikacangkacangan,buah,

dansayuransertasumberkarbohidrat yang tinggiserat,

karenamengandung vitamin, mineral, serat, danbahan lain yang

baikuntukkesehatan.Anjuran konsumsi serat adalah ± 25 g/hari.

Latihan jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM
tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,
berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas
insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan
dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat
komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak
atau bermalas-malasan.

Intervensi farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.

1. Obat hipoglikemik oral


Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 5 golongan:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa.
E. DPP-IV inhibitor
2. Suntikan
 Insulin
 Agonis GLP-1/incretin mimetic
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, P. E. (2015). Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia.PB.PERKENI.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/36426530/Konsensus_DM_T
ipe_2_Indonesia_2011_soft_launching_1.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWY
YGZ2Y53UL3A&Expires=1542065705&Signature=C70OZKkEX%2Bnq%2Buh
00uE6sNzq5EA%3D&response-content-
disposition=inline%3B%20filename%3DKONSENSUS.pdf
Putra, I. W. A., & Berawi, K. (2015). Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2.Jurnal Majority, 4(9), 8-12.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1401/1243
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42401/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai