Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

PENGARUH FAKTOR MOTIVASI TERHADAP KINERJA


PENYUSUNAN ANGKA KREDIT PEJABAT FUNGSIONAL TEKNIK
JALAN DAN JEMBATAN
(STUDI KASUS PADA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT WILAYAH JAKARTA)
Arifa Nalendra1) dan Indung Sudarso2
1) Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
email: arifa_nalendra@yahoo.com
2) Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
email: indungsds@yahoo.com

ABSTRAK

Jabatan fungsional Teknik Jalan dan Jembatan merupakan salah satu Jabatan Fungsional
Tertentu (JFT) yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) yang tugas utamanya dibidang pembangunan jalan
dan jembatan. Sementara kondisi saat ini masih banyak pejabat fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan yang belum menyusun angka kredit, sebagai bentuk laporan atas prestasi pekerjaan
teknis yang sudah mereka lakukan. Penyusunan angka kredit sangatlah penting untuk
pembinaan dan pengembangan karier, serta pengembangan keahlian Teknik Jalan dan
Jembatan. Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh motivasi terhadap kinerja penyusunan
angka kredit pejabat fungsional tertentu Teknik Jalan dan Jembatan di Kementerian PUPR
wilayah Jakarta, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerjanya. Penelitian ini dilakukan
dengan cara melakukan penyebaran kuesioner dengan metode random sampling kepada para
pegawai negeri sipil (PNS) pemangku JFT Teknik Jalan dan Jembatan yang bekerja di
Kementerian PUPR wilayah Jakarta. Hasil survei kuesioner dianalisa dengan menggunakan
metode SEM-PLS, dan hasilnya disampaikan di dalam forum FGD, untuk mencari solusi
terbaik bagi peningkatan kinerja para Teknik Jalan dan Jembatan ditinjau dari segi motivasi.
Hasil analisis SEM-PLS menunjukkan bahwa faktor motivasi intrinsik adalah yang paling
berpengaruh terhadap kinerja penyusunan angka kredit pejabat fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan di Kementerian PUPR wilayah Jakarta, dengan indikator dominan antara lain The
Work Itself, Achievement, dan Responsibilities. Dan melalui proses FGD melibatkan unsur
pimpinan terkait, telah dihasilkan 3 (tiga) solusi peningkatan kinerja.
Kata kunci: Motivasi, Kinerja, Pejabat Fungsional Tertentu.

PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugasnya membangun infrastruktur jalan, selain memiliki pejabat
struktural dan pejabat fungsional umum, Kementerian PUPR memiliki pejabat fungsional
tertentu yaitu Teknik Jalan dan Jembatan yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
64/Kep/Mk.Waspan/10/1999 disebutkan: bahwa dalam rangka meningkatkan mutu
pembangunan bidang jalan dan jembatan, diperlukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
ditugaskan secara penuh sebagai penyelenggara penyusunan sistem jaringan jalan,

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

penyelenggaraan penanganan jalan, dan penyelenggaraan penanganan jembatan. Sehingga


dipandang perlu menetapkan Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan Jembatan. Pejabat
Fungsional Teknik Jalan dan Jembatan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melakukan kegiatan teknis fungsional penyelenggara penyusunan sistem jaringan jalan,
penyelenggara penanganan jalan, dan penyelenggara penanganan jembatan (KemenPAN,
2009).
Dalam implementasinya, dari 268 Teknik Jalan dan Jembatan di Kementerian PUPR
wilayah Jakarta, ada 182 orang yang masa kerja dalam pangkat dan golongan-nya lebih dari 2
(dua) tahun, tetapi belum mengumpulkan angka kredit yang cukup untuk mengajukan
kenaikan pangkat. Berarti ada 67,9% Teknik Jalan dan Jembatan yang perolehan angka
kreditnya belum mencapai hasil yang diharapkan.
Tabel 1 Data Komposisi Teknik Jalan dan Jembatan di Wilayah Jakarta
Masa Kerja Pangkat/Golongan Jumlah Persentase

< 2 tahun 86 32,1%

2 tahun keatas 182 67,9%

Total 268 100%

Sumber: Buku Jabatan Fungsional Tertentu Januari-Maret 2015, Pusat Pengembangan


Manajemen dan Jabatan Fungsional, Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kondisi di atas bertolak belakang dengan kinerja Kementerian PUPR secara institusi,
dimana secara umum kinerja Kementerian PUPR sudah baik. Laporan keuangan Kementerian
PUPR pada tahun 2012, 2013, dan 2014 mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP). Realisasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan juga
tergolong baik, sebesar 90,96% pada tahun 2011, sebesar 90,46% pada tahun 2012, sebesar
91,84% pada tahun 2013, dan sebesar 93,90% pada tahun 2014 (Direktorat Jenderal
Anggaran, 2015).
Dari data-data di atas dapat kita lihat bahwa kinerja pembangunan infrastruktur di
bidang jalan dan jembatan hasilnya sudah baik. Akan tetapi kondisi kinerja penyusunan angka
kredit Teknik Jalan dan Jembatan belum maksimal. Kondisi ini menandakan adanya
permasalahan di dalam proses penyusunan angka kredit, baik dari faktor internal sang
pegawai ataupun dari faktor eksternal.
Kinerja penyusunan angka kredit ini menjadi sangat penting mengingat pegawai saat
ini bukan lagi dianggap sebagai sumber daya (Human Resource), tetapi sudah merupakan
bagian dari modal (Human Capital) yang harus dikelola sebaik mungkin. Bahkan seperti yang
diamanatkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, kedepan ASN
diutamakan untuk menjadi pejabat fungsional tertentu. Pembinaan jabatan fungsional tertentu
perlu ditingkatkan lagi guna menarik dan mengakomodir ASN yang akan menduduki jenis
jabatan tersebut. Kelancaran penyusunan angka kredit akan mendukung pembinaan pegawai
dan mempercepat kenaikan pangkat, sehingga dapat mempercepat pula kaderisasi pemimpin
masa depan.
Hasil kajian dari berbagai literatur, untuk meningkatkan kinerja perlu dilakukan
pendekatan Sumber Daya Manusia (SDM) (Bercu & Grigoruta, 2012) (Tohidi & Jabbari,
2012). Berbagai penelitian telah dilakukan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
maupun Dinas Pekerjaan Umum mengani faktor-faktor SDM yang berpengaruh pada kinerja

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

pegawai (Poernomo, 2009) (Irsal, 2011) (Tjahjono, 2011) (Yuniar, 2013) (Yulius, 2014).
Penelitian-penelitian tersebut mengkaji tentang faktor-faktor SDM yang berpengaruh terhadap
kinerja pegawai di bidang pekerjaan umum, khususnya di unit-unit yang menangani
pembangunan jalan dan jembatan. Hasil analisis yang dilakukan menuju pada kesimpulan
bahwa motivasi merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang positif dan signifikan bagi
kinerja pegawai di bidang pekerjaan umum. Motivasi menjadi sangat penting karena motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau
bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2006).
Herzberg membagi motivasi menjadi 2 (dua) macam, yaitu (Luthans, 2011) :
a. Motivasi Intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk
berprestasi yang bersumber dalam diri individu tersebut, yang lebih dikenal dengan faktor
motivasional atau motivators. Dalam penelitian ini, motivasi intrinsik adalah dorongan
dari dalam diri sendiri yang berhubungan dengan kegiatan mengumpulkan dan menyusun
angka kredit. Yang tergolong sebagai faktor intrinsik adalah: Achievement (Keberhasilan),
Recognition (pengakuan/penghargaan), Work it self (Pekerjaan itu sendiri), Responsibility
(Tanggung jawab), dan Advancement (Pengembangan)
b. Motivasi Ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang bersumber dari luar diri
yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupannya, yang dikenal dengan
hygiene factor. Didalam penelitian ini, motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang
bersumber dari hal-hal di luar pekerjaan yang dilakukan dalam mengumpulkan dan
menyusun angka kredit. Yang tergolong sebagai motivasi ekstrinsik adalah: Company
Policy and Administration (Kebijakan perusahaan dan administrasi), Quality Supervisor
(Supervisi), Interpersonal Relation (Hubungan antar pribadi), Working Condition
(Kondisi kerja), dan Wages (Gaji).
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dirasakan perlu adanya
penelitian mengenai pengaruh faktor motivasi terhadap kinerja penyusunan angka kredit
pejabat fungsional tertentu Teknik Jalan dan Jembatan di lingkungan Kementerian PUPR
wilayah Jakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan besar pengaruh motivasi terhadap kinerja penyusunan angka kredit
pejabat fungsional tertentu Teknik Jalan dan Jembatan di lingkungan Kementerian
PUPR wilayah Jakarta.
2. Menentukan kebijakan yang bisa diambil untuk meningkatkan kinerja penyusunan
angka kredit pejabat fungsional tertentu Teknik Jalan dan Jembatan dari sisi motivasi.

METODE
Penelitian ini bersifat konfirmatori dengan tujuan untuk menguji hubungan saling
mempengaruhi antara variabel-variabel. Pada penelitian jenis ini dukungan teori dibutuhkan
sebagai landasan untuk mengajukan hipotesis. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang
diuji adalah motivasi (Achievement, Recognition, The Work it self, Responsibilities,
Advancement, Company Policy, Supervisory Quality, Interpersonal Relation, Working
Condition, Insentif) dan kinerja (Quality, Quantitiy, dan Time). Dan hasil penelitian akan
diolah menggunakan metode Structural Equation Modeling - Partial Least Squares (SEM-
PLS), dan dilanjutkan dengan metode Focus Group Discussion (FGD).
Selanjutnya, proses yang dilakukan adalah dengan cara melakukan penyebaran
kuesioner kepada 120 orang Teknik Jalan dan Jembatan di Kementerian PUPR wilayah
Jakarta. Responden diminta ketersetujuannya terhadap pertanyaan variabel motivasi dan
kinerja. Responden penelitian ini adalah para pegawai negeri sipil (PNS) pemangku JFT

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Teknik Jalan dan Jembatan yang bekerja di Kementerian PUPR wilayah Jakarta. Hasil survei
kuesioner dianalisa dengan menggunakan metode SEM-PLS, dengan parameter sebagai
berikut:
Tabel 2 Parameter Model Pengukuran (Outer Model)

Tabel 3 Model Struktural (Inner Model)

Selanjutnya hasil penelitian disampaikan di dalam forum FGD yang melibatkan unsur
pimpinan/decision maker yang terkait dengan Teknik Jalan dan Jembatan, untuk mencari
solusi terbaik bagi peningkatan kinerja para Teknik Jalan dan Jembatan ditinjau dari segi
motivasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pengolahan data menggunakan SEM-PLS dilakukan melalui running sebanyak 3 (tiga)
kali untuk mendapatkan hasil yang valid dan reliabel. Output dari running ke-3 adalah sebagai
berikut :

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Gambar 1 Pengujian Tahap 3

Gambar 2 Uji Validitas Pada Pengujian Tahap 3

Gambar 3 Uji Reliabilitas Pada Pengujian Tahap 3

Hasil Model Pengukuran (Outer Model)


Tabel 4 AVE dan Composite Reliability
Variabel AVE Composite Reliability
Kinerja 0.773 0.932
Motivasi Ekstrinsik 0.509 0.891
Motivasi Instrinsik 0.563 0.899

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Suatu konstruk dikatakan valid dan reliable jika mempunyai nilai AVE di atas 0.50,
serta Composite Reliability di atas 0.70. Dari Tabel 4 di bawah dapat dilihat bahwa nilai AVE
paling kecil yaitu 0.509, sedangkan nilai Composite Reliability paling kecil yaitu 0.891,
sehingga variabel yang dipakai untuk penelitian ini sudah valid dan reliable atau telah
memenuhi Convergent Validity dan Reliability.
Hasil Model Struktural (Inner Model)

Gambar 4 Nilai R Square

Dari hasil Gambar 4 di atas diperoleh nilai R Square untuk variabel kinerja sebesar
0.512, yang artinya nilai tersebut mengindikasikan bahwa variasi kinerja dapat dijelaskan oleh
variabel konstruk (motivasi intrinsik dan ekstrinsik) sebesar 51.2 % sedangkan sisanya yaitu
sebesar 48.8 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian.
Tabel 5 Nilai Q2 predictive relevance
Variabel SSO SSE 1-SSE/SSO
Kinerja 400.000 257.444 0.356
Disamping melihat besarnya nilai R Square, evaluasi model PLS dapat juga dilakukan
dengan Q2 predictive relevance. Pendekatan ini diadaptasi PLS dengan menggunakan
prosedur blindfolding (Latan & Ghozali, 2012). Tabel 3 di bawah menunjukkan nilai Q2
sebesar 0.377. Nilai Q2 > 0 menunjukkan bahwa model penelitian ini memiliki predictive
relevance.
Dalam mengukur signifikansi model penelitian, perlu dilakukan prosedur
bootstrapping. Tabel 6 di bawah menunjukkan hasil bootstrapping dan koefisien jalur pada
model penelitian dengan signifikansi α = 10%.
Tabel 6 Path Coefficients dan T Statistics
Original Sample Standard T P
Variabel
Sample Mean Error Statistics Values
Motivasi Intrinsik 0.424 0.420 0.135 3.130 0.002
Motivasi Ekstrinsik 0.307 0.323 0.135 2.272 0.024

Dari hasil analisis data dengan menggunakan metode SEM-PLS, maka didapatkan
hasil sebagai berikut :
1. Dari hasil koefisien jalur yang diperoleh antara variabel motivasi intrinsik terhadap
performance sebesar 0.424 dengan nilai T-statistik 3.130 > 1,64 pada taraf signifikansi α
= 0,1 (10%), disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
intrinsik dengan performance. Nilai positif pada koefisien parameter artinya adalah
semakin tinggi tingkat motivasi intrinsik maka kinerja akan semakin meningkat.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

2. Dari hasil koefisien jalur yang diperoleh antara variabel motivasi ekstrinsik terhadap
performance sebesar 0.307 dengan nilai T-statistik 2.272 > 1,64 pada taraf signifikansi α
= 0,1 (10%), disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi
ekstrinsik dengan performance. Nilai positif pada koefisien parameter artinya adalah
semakin tinggi tingkat motivasi ekstrinsik maka kinerja akan semakin meningkat.
3. Sehingga variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja penyusunan angka kredit
adalah variabel motivasi intrinsik.
4. Indikator yang paling berpengaruh adalah The Work It Self dengan loading factor sebesar
0.844, lalu Achievement dengan loading factor sebesar 0.805, dan Responsibilities dengan
loading factor sebesar 0.796. Tiga indikator inilah yang perlu menjadi fokus peningkatan
guna meningkatkan kinerja.
Berdasarkan hasil FGD para peserta memberikan masukan sebagai solusi bagi
peningkatan kinerja Teknik Jalan dan Jembatan. Solusi yang diberikan antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatkan pemahaman para pimpinan di unit kerja Ditjen Bina Marga akan peran JFT
Teknik Jalan dan Jembatan melalui sosialisasi JFT Teknik Jalan dan Jembatan untuk
Pejabat Struktural. Sehingga Teknik Jalan dan Jembatan diberikan tugas yang sesuai
dengan bidangnya, dan di optimalkan fungsinya. Dengan sosialisasi ini diharapkan Pejabat
Struktural juga dapat memahami bahwa Teknik Jalan dan Jembatan memiliki tugas untuk
menyusun angka kredit sesuai dengan butir-butir kegiatan yang telah ditentukan, dan perlu
dorongan untuk mengerjakannya. Serta memahami pula bahwa Teknik Jalan dan Jembatan
memiliki tugas untuk menyusun angka kredit dimana tugas-tugas tersebut ada yang diluar
tugas pokok sehari-hari sehingga dibutuhkan kesempatan untuk mengerjakan diluar
pekerjaan rutin.
b. Pembinaan penyusunan karya tulis ilmiah bagi JFT baik melalui pelatihan dan pembinaan
teknik penyusunan, maupun dengan menyediakan sarana berupa Jurnal yang diterbitkan
secara berkala. Diharapkan hal ini dapat meningkatkan angka kredit Teknik Jalan dan
Jembatan.
c. Revisi kurikulum diklat pembentukan Teknik Jalan dan Jembatan dengan menambah porsi
diklat penyusunan angka kredit yang menekankan pada praktek. Sehingga setelah diklat
pembentukan, Teknik Jalan dan Jembatan sudah punya usulan angka kredit yang siap
diajukan. Selain itu strategi diklat dan bimbingan teknis penyusunan angka kredit juga
perlu disempurnakan dimana lebih menekankan pada praktek langsung, sehingga
meningkatkan pemahaman JFT tentang teknik penyusunan angka kredit.

Pembahasan
Hasil analisis data menggunakan SEM-PLS yang ditindaklanjuti dengan FGD,
menghasilkan faktor motivasi yang berpengaruh pada kinerja penyusunan angka kredit dari
Teknik Jalan dan Jembatan, dan solusi peningkatan kinerjanya melalui faktor motivasi. Faktor
motivasi yang paling berpengaruh adalah motivasi intrinsik, dan indikator yang dominan
berpengaruh adalah The Work It Self, Achievement, serta Responsibilities.
Dari proses FGD yang melibatkan para pimpinan yang terkait dengan JFT Teknik
Jalan dan Jembatan, didapatkan berbagai masukan dan solusi untuk peningkatan kinerja.
Tercatat ada 3 (tiga) solusi yang diusulkan untuk peningkatan.
Solusi yang diusulkan didalam penelitian ini besar kemungkinan untuk dapat
diaplikasikan di Kementerian PUPR. Ada beberapa hal yang mendukung implementasi dari
solusi yang diusulkan tersebut, yaitu :
1. Solusi peningkatan kinerja tersebut berasal langsung dari decision maker atau dari unsur
pimpinan yang mengelola JFT Teknik Jalan dan Jembatan. Solusi ini muncul dari

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

masukan dari hasil penelitian dan analisis dari penelitian ini, dan dijadikan masukan oleh
para pimpinan untuk merencanakan pengembangan JFT kedepan.
2. Adanya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki dari pimpinan sebagai pemberi solusi,
untuk mengimplementasikan solusi yang diusulkan sendiri.
3. Pasca reorganisasi Kementerian PUPR, komitmen pengelolaan SDM di Kementerian
tersebut semakin meningkat. Hal ini tercermin dengan pembentukan struktur organisasi
baru setingkat Eselon I, yaitu Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM).
Salah satu komitmen BPSDM adalah meningkatkan pengelolaan JFT, salah satunya
adalah Teknik Jalan dan Jembatan. Komitmen tersebut didukung dengan pembentukan
Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional, sebuah unit Eselon II yang
salah satu tugas utamanya melakukan pengembangan JFT. Salah satu peserta FGD adalah
Kepala Pusat tersebut. Sehingga hasil masukan dari penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan dalam menyusun program kerja Pusat tersebut di tahun 2016 dan tahun-
tahun selanjutnya.
4. Berdasarkan UU Aparatur Sipil Negara (ASN), JFT merupakan salah satu dari tiga pilar
ASN selain Jabatan Pimpinan Tinggi dan Jabatan Administrasi. Untuk itu JFT sedini
mungkin harus dibina dan ditingkatkan profesionalitasnya untuk mendukung kinerja
pemerintah

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat kita simpulkan bahwa :
1. Hasil dari analisis data menggunakan metode SEM-PLS menunjukkan hasil sebagai
berikut :
a. Hal yang paling berpengaruh terhadap kinerja penyusunan angka kredit Teknik Jalan
dan Jembatan adalah motivasi intrinsik dengan nilai 0.424 yang artinya semakin tinggi
nilai motivasi intrinsik maka kinerja akan meningkat sebesar 42.4 % dan sebaliknya.
Motivasi intrinsik merupakan dorongan dari dalam diri sendiri yang berhubungan
dengan kegiatan mengumpulkan dan menyusun angka kredit.
b. Indikator dari motivasi intrinsik yang memiliki pengaruh dominan adalah The Work It
Self dengan loading factor sebesar 0.844, lalu Achievement dengan loading factor
sebesar 0.805, dan Responsibilities dengan loading factor sebesar 0.796.
2. Hasil dari analisis data SEM-PLS diangkat kedalam FGD untuk mencari solusi
peningkatan kinerja penyusunan angka kredit Teknik Jalan dan Jembatan. Hasil dari FGD
tersebut adalah menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Meningkatkan pemahaman para pimpinan di unit kerja Ditjen Bina Marga akan peran
JFT Teknik Jalan dan Jembatan melalui sosialisasi JFT Teknik Jalan dan Jembatan
untuk Pejabat Struktural. Sehingga Teknik Jalan dan Jembatan diberikan tugas yang
sesuai dengan bidangnya, dan di optimalkan fungsinya.
b. Pembinaan penyusunan karya tulis ilmiah bagi JFT baik melalui pelatihan dan
pembinaan teknik penyusunan, maupun dengan menyediakan sarana berupa Jurnal
yang diterbitkan secara berkala.
c. Revisi kurikulum diklat pembentukan Teknik Jalan dan Jembatan dengan menambah
porsi diklat penyusunan angka kredit yang menekankan pada praktek.

Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa serta kesimpulan, maka saran-saran yang
bisa diberikan adalah sebagai berikut:

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

1. Poin-poin solusi yang dihasilkan oleh penelitian ini supaya dapat diimplementasikan
menjadi program kerja di lingkungan Kementerian PUPR.
2. Penelitian ini terbatas pada Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR di wilayah
Jakarta. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada Teknik Jalan dan Jembatan di
seluruh Indonesia, terutama di Balai dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional untuk
mendapatkan hasil yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R. (2011). Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Kantor
Kecamatan Tebing Tinggi Kota di Kota Tebing Tinggi. Jurnal Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera utara, Medan, 1.
Amabile, T. M. (1993). Motivational synergy: toward new conceptualizations of intrinsic and
extrinsic motivation in the workplace. Human Resource Management Review, 3 (3),
185-201.
Awaluddin, I. Y. (2011). Memahami Focus Group Discussion. Bintang Media.
Bercu, & Grigoruta. (2012). Human Resource Involvement in Romanian Public Organizations
under the Financial Constraints. Procedia - Economics and Finance, 451–456.
Hair, Ringle, & Sarstedt. (2011). PLS-SEM : Indeed a Silver Bullet. Journal of Marketing
Theory and Practice, 139–151.
Hasibuan, M. (2006). Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Heidjrachman, & Husnan, S. (2000). Manajemen Personalia, Edisi 4, Cetakan Kesembilan.
Yogyakarta: BPFE.
Irsal, M. (2011). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka Barat.
Jogiyanto, H. (2009). Konsep & Aplikasi PLS Untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Keijzers, B. (2010). Bachelor Thesis: Employee Motivation and Performance.
KemenPAN. (2009). Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan
Pembangunan Dan Pendayagunaan Aparatur Negara No :
64/KEP/MK.WASPAN/10/1999 Tentang Jabatan Fungsional Teknik Jalan Dan
Jembatan Dan Angka Kreditnya.
KementerianPUPR. (2015). Buku Jabatan Fungsional Tertentu Januari-Maret 2015, Pusat
Pengembangan Manajemen dan Jabatan Fungsional, Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Latan, & Ghozali. (2012). Partial Least Squares: Konsep, Teknik dan Aplikasi SmartPLS 2.0
M3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Luthans, F. (2011). Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach. New York:
McGraw-Hill.
Mangkunegara, A. P. (2005). Sumber Daya Manusia perusahaan. Bandung: Remaja Rosda
karya.
Manullang, M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Poernomo, A. R. (2009). Pengaruh Motivasi Internal dan Eksternal Melalui Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Jember.
Risdawati, M. (2010). Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2007). Organizational Behavior. Upper Saddle River, N.J.:
Prentice Hall.
Sukwandani, P. (2007). Pengaruh Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan Budaya
Perusahaan terhadap Kinerja Karyawan. Malang: Tesis Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya.
Tjahjono, B. N. (2011). Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai di Lingkungan Dinas Bina Marga Propinsi Jawa Tengah.
Tohidi, & Jabbari. (2012). Role of Human Aspects in Project Management. Procedia - Social
and Behavioral Sciences, 837–840.
Yulius, S. (2014). Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Bagian
Sekretariat di Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu.
Yuniar. (2013). Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi terhadap kinerja Pegawai Dinas
Pekerjaan Umum Kota Lubuklinggau.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-9-10

Anda mungkin juga menyukai