Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO ADHD

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun, kelas 1 SD, datang diantar oleh orangtuanya karena
sering mendapat laporan dari gurunya bahwa pasien sering berbicara dengan kawannya
ataupun berjalan-jalan dalam kelas saat pelajaran berlangsung. Menurut keterangan dari
gurunya, pasien kesulitan untuk fokus dan mempertahankan perhatiannya saat sedang belajar
di sekolah, sehingga harus terus diingatkan untuk memperhatikan pelajaran. Pasien sering
menyela murid lainnya saat menjawab pertanyaan di kelas, memotong antrean, mengalihkan
perhatian teman-teman sekelasnya, dan kehilangan pekerjaan rumahnya, tetapi tampak
cerdas dan mampu menyelesaikan pekerjaannya jika diawasi secara individual. Gurunya juga
menyatakan bahwa pasien sulit untuk mengikuti instruksi tetapi pada umumnya dapat
berinteraksi dengan baik dengan teman-temannya.
Ibu pasien menyatakan pasien kesulitan untuk mematuhi perintah orangtuanya dan menjalani
rutinitas, misalnya mengerjakan PR atau merapikan mainannya. Di rumah, pasien berlarian
sepanjang hari dan hanya bisa duduk diam selama beberapa lama sebelum "merasa bosan".
Orangtua pasien melaporkan bahwa pasien sering menunjukkan perilaku mencari perhatian
dan menjadi marah ketika dia merasa tidak diakui atau merasa bahwa dia telah diabaikan.
Orangtua pasien mengakui, saat mengikuti program PAUD, pasien juga tidak dapat duduk
dengan tenang. Pasien sering berlarian dan beberapa kali berkelahi dengan temannya.
Pasien tinggal bersama orangtuanya dan merupakan anak tunggal. Paman pasien memiliki
gejala yang sama saat masih kecil. Di waktu luangnya, pasien senang menghabiskan waktu
bersama teman-temannya dan berpartisipasi dalam aktivitas fisik semacam seperti berenang,
berlari, dan bersepeda.
SKENARIO ADHD

Seorang gadis 12 tahun, murid SLTP kelas 1, datang diantar orangtuanya ke dokter karena
masalah dengan kinerja sekolah. Orangtua pasien merasa khawatir karena pasien tertinggal
dalam beberapa pelajaran. Gurunya telah melaporkan bahwa pasien jarang menyerahkan
tugas sekolahnya karena hilang. Selama ini, ayahnya menyewa seorang tutor dan pasien
dapat mengikuti kursus tersebut dengan baik, tetapi tidak dapat menerapkan pelajaran yang
didapat di sekolah. Pada catatan positif, gurunya menyatakan bahwa dia mengikuti mata
pelajaran olahraga dengan sangat baik.
Di rumah, diketahui bahwa pasien dapat duduk dengan tenang, tetapi terus-menerus
mengutak-atik ponselnya. Pasien mengaku memiliki kesulitan untuk fokus pada suatu
kegiatan dalam waktu lama dan sering merasa perhatiannya mudah teralihkan. Orangtua
menyatakan bahwa pasien telah kehilangan banyak peralatan sekolah dan sering terlambat
untuk berangkat ke sekolah, karena butuh waktu begitu lama untuk bersiap-siap. Pasien
sering gelisah dan sulit berkonsentrasi, bahkan pada hal-hal yang menurutnya
menyenangkan; misalnya, pasien tidak dapat duduk dengan tenang saat menonton film
sampai selesai.
Ibu pasien nenyatakan bahwa pasien sudah mengalami keluhan seperti ini ketika dia masih
kecil, tetapi belum terlalu khawatir sampai sekarang. Orangtua pasien cemas begitu
menyadari bahwa pasien sedang mengalami kesulitan belajar.
Pasien tinggal bersama orangtuanya dan adik laki-lakinya yang berusia 7 tahun. Ibunya
adalah seorang guru di sebuah SLTP dan ayahnya adalah seorang akuntan. Pasien memiliki
beberapa teman dan memiliki kehidupan sosial yang aktif.

Anda mungkin juga menyukai