Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Analisis Fundamental


Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental
ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -
kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk
membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka
panjang.analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi,
analisis industri, dan analisis rasio Keuangan.
1) Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan pada model
teknik fundamental.analisis ini cenderung digunakan untuk mengetahui keadaan-
keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi. Unsur-unsur
makroekonomi yang biasa dianalisis melalui analisis ekonomi ini adalah faktor
pendapatan domestik bruto, inflasi, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang
diterapkan oleh suatu negara.analisis ini digunakan untuk mengetahui potensi dari
faktor makro yang pastinya menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tingkat
pengembalian dari investasi.Analisis ekonomi dianggap penting karena adanya
kecenderungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan ekonomi
makro dan kinerja suatupasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi
pada perekonomian makro.
2) Analisis Industri
Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan kinerja dari
berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan
prospek paling baik ataupun sebaliknya.Berdasarkan hasil analisis industri, investor
akan menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan
saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam
portofolio. Analisis Industri merupakan tahapan penting Pengelompokan suatu
industri dalam kenyataannya tidaklah sesederhana yang dibayangkan, karena banyak
perusahaan yang bergerak dalam lini bisnis yang berbeda. Untuk menyiasati
permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pengklasifikasian industri. Menurut
Michael Porter (1996), Fokus dari analisa industri adalah pada pengenalan ciri pokok
yang mendasari suatu industri yang bersumber pada situasi ekonomi dan teknologi
yang membentuk arena dimana strategi bersaing harus ditata. Dapat dikatakan analisa
industri adalah sebuah perencanaan yang terjadi dalam suatu kelompok bisnis ketika
suatu usaha telah berjalan.perencanaan lingkungan usaha, kecendrungan ekonomi,
teknologi dan politik akan mempunyai pengaruh kuat dalam suatu usaha.
3) Analisis Rasio Keuangan
Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis keuangan
perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan
aliran kas). Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Analisis rasio
dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan
atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang.
Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi, yang
dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu
antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis
rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar
penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio
keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang pada masa yang akan
datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan
yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti
dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus dilakukan pula
analisis persaingan- persaingan yang sedang dihadapi oleh manajemen perusahaan
dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas
bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.

Rumus Analisis Rasio Keuangan


1. Current Ratio (CR)

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki, Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

2. Price Earning Ratio (PER)



PER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar investor menilai harga dari
saham terhadap kelipatan dari earnings dan memberikan indikasi tentang jangka waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan
perusahaan pada suatu periode tertentu (jogiyanto 2003:105). PER adalah „perbandingan
antara harga saham dengan laba bersih perusahaan’, dimana harga saham sebuah emiten
dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun.
Karena yang menjadi fokus perhitungannya adalah laba bersih yang telah dihasilkan
perusahaan, maka dengan mengetahui PER sebuah emiten, kita bisa mengetahui apakah
harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak secara real dan bukannya secara future
alias perkiraan.
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑃𝐸𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

3. Price to Book Value (PBV)



PBV adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat harga saham apakah
termasuk undervalued atau over valued. PBV fokusnya pada nilai ekuitas perusahaan.
PBV sesuai artinya bermakna ‘harga saham dibandingkan nilai ekuitas per saham’. Cara
menghitungnya, adalah dengan membagi harga saham dengan Book Value-nya (BV),
dimana BV dihasilkan dari ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Konsep
penggunaannya pun sama dengan PER: semakin tinggi nilai PBV, maka semakin mahal
harga sahamnya. Bila suatu perusahaan memiliki nilai PBV di atas satu (PBV>1), maka
harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik di mata investor.Secara
umum, persamaan. Yang digunakan untuk menilai PBV suatu saham dapat dituliskan
sebagai berikut :
𝑃𝑛
𝑃𝐵𝑉 =
𝐵𝑉𝑛
dengan:

PBVn = Price to Book Value
Pn = Harga per lembar saham pada tahun ke-n
BVn = Nilai book value per lembar saham pada tahun ke-n

4. Debt to Equity Ratio (DER)



Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Rasio ini dalat dirumuskan dengan membagi total hutang
dengan total equitas. Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham.

5. Return On Asset (ROA)



Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑅𝑂𝐴 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡

6. Return on Equity (ROE)



ROE berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
atas modalnya sendiri. Semakin besar ROE maka semakin baik kinerja perusahaan dalam
memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐸 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

7. Return on Investment (ROI)



Bertujuan untuk mengukur keuntungan investasi dan sebagai evaluasi akhir untuk
menentukan keputusan investasi di dalam perusahaan. Rasio ini dapat memberikan
informasi kepada investor tingkat pengembalian yang akan diterima dari investasi yang
dilakukan. ROI dapat dirumuskan dengan membagi Net income dengan total Aset.

8. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)



Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok
penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
𝐺𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
9. Deviden Payout Ratio (DPR)
DPR adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan
ke pemegang saham. Variabel Payout Ratio menunjukkan persentase dari pendapatan
yang akan dibayarkan pada pemegang saham sebagai cash dividend. Formulanya: nilai
dividen yang dibagikan per saham dibanding dengan nilai laba bersih per saham.
𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐷𝑃𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
10. Earning per Share

EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang
diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa dan tidak termasuk
saham preferen.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 − 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛 =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒

Anda mungkin juga menyukai