Anda di halaman 1dari 7

Diagnosis Hipertensi pada penderita Diabetes Melitus

Penegakan diagnosis hipertensi mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis didapatkan keluhan utama, riwayat perjalanan

penyakit saat ini, riwayat penyakit sebelumnya dan riwayat keluarga dengan hipertensi. Pada

kebanyakan kasus, hipertensi ditemukan tidak sengaja saat pasien datang berobat ke klinik

atau layanan kesehatan lainnya. Pada hipertensi primer, pasien sering tanpa gejala sedangkan

pada hipertensi sekunder gejala yang muncul merupakan gejala dari penyakit dasarnya.

Anamnesis pada pasien hipertensi adalah riwayat penyakit mencakup lama dan

klasifikasi hipertensi, pola hidup, faktor resiko kardiovaskular, riwayat penyakit

kardiovaskular, gejala yang menyertai hipertensi, target organ yang rusak, obat yang pernah

dan sedang digunakan. Pada penderita hipertensi dengan diabetes melitus maka perlu

ditanyakan juga terkait keluhan yang mengarahkan diagnosis diabetes melitus pada pasien.

Tabel 1. Riwayat keluarga dan kesehatan pasien yang terkait dengan hipertensi
Tabel 2. Obat obatan yang mempengaruhi Tekanan Darah

Pada pasien yag dicurigai mengalami hipertensi oleh karena penyebab lain dapat
dibedakan berdasarkan :

Penyakit Gejala Pemeriksaan fisik Laboratotium


Penyakit ginjal dan Usia muda, TD Diastolik >110 Darah lengkap :
renovaskular Hipertensi muncul mmHg Anemia, eritrosit,
tiba-tiba, Bruit sistolik dan Urin : Oliguria
Hipertensi akselerasi, diastolik (+) (<250 ml/hr),
Edema, Anuria (<50 ml/hr),
leukosit urin,
, kreatinin ( ), eGFR
( ), Proteinuria
Asidosis
Freokromositoma Nyeri kepala, Takikardia Gula darah ( ),
diaporesis, Facial flushing,
Eedema, BMR ( ), urin 24
jam, pemeriksaan
metdrenalin &
normetadrenalin
serum
Aldosteronisme Hipertensi Resisten Hipokalemia
Primer idiopatik, kadar
aldosteron plasma,
plasma renin activity
Sindrom cushing Peningkatan Berat Hipertensi, Hiperlipidemia
badan, nyeri
pinggang, nyeri
kepala, intoleransi
glukosa,
Osteoporosis,
obesitas trunkal,
moonface, purple
striae, kelemahan
otot, memar,
hirsutisme,
hiperglisemia,
Pada perempuan :
oligomenorea,
amenorea
Obstructive Sleep Apnoea berulang
Apnoea (OSA) saat malam hari
Koarkasio Aorta Murmur sistolik (+)
menetap di dada dan
punggung.
Tekanan darah
lengan tinggi,
Tekanan darah
ekstremitas rendah
bahkan menghilang
Hipotiroid Cepat lelah, Tekanan darah
penurunan berat diastolik meningkat
badan, rambut
rontok, kelemahan
otot
Hipertiroid Pembesaran kelenjar Tekanan darah
tiroid, peningkatan sistolik meningkat,
berat badan, takikardi
eksolftalmus, kulit
dan rambut kering
Hipertensi akibat Memiliki riwayat
obat-obatan pemakaian
kontrasepsi
humoral14
Stenosis arteri renalis
dan
hiperparatiroidisme
Tabel 3. Diagnosis Hipertensi Sekunder

Diagnosis diabetes mellitus ditegakkan berdasarkan kadar glukosa darah pasien. Tabel

4 menunjukkan kadar glukosa darah sebagai patokan diagnosis diabetes.1

Tabel 4. Kadar Glukosa darah sebagai patokan penyaring DM

Temuan klinis yang menunjang diagnsosis diantaranya adalah keluhan khas diabetes

mellitus yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia. Pada pemeriksaan gula darah sewaktu
didapatkan hasil > 200 mg/dl, gula darah puasa > 126 mg/dl. Uji toleransi glukosa dapat

dilakukan dengan memeriksa glukosa plasma puasa, respon pemeriksaan glukosa oral, atau

dengan pemeriksaan hemoglobin A1C (HbA1C). Nilai HbA1C < 5,6% dianggap sebagai nilai

toleransi normal.1,9 International Expert Comittee (IEC) menyatakan bahwa nilai HbA1C ≥

6,5% merupakan salah satu kriteria diagnostik diabetes mellitus.11 Gambar 2.1 menunjukkan

alur diagnosis dari diabetes melitus serta pemeriksaan yang dilakukan.

Gambar 2.1 Alur diangosis diabetes melitus.

Pada Pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua kali
selang 2 menit, pemeriksaan dilakukan pada lengan kontra lateral. Selain itu juga dilakukan
pemeriksaan tinggi badan, berat badan, funduskopi, leher, jantun, abdomen, ekstremitas dan
refleks saraf 13 untuk melihat komplikasi yang dapat ditimbulkan.
Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan urinalisa, darah
: platelet, fibrinogen ,biokimia : potassium, sodium, creatinin, GDS, lipid profil, asam urat
dan Pemeriksaan tambahan: foto rontgen dada, EKG 12 lead, Mikroalbuminuria dan
Ekokardiografi

1. PERKI. Pedoman Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit Kardiovaskular. 2015.

2. National Heart Foundation of Australia. Guideline for the diagnosis and


management of hypertension in adults-2016. Melbourne National Heart
Foundation of Australia, 2016.
3. Perkeni (2015). Konsensus: Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
di Indonesia. PB: Perkeni

Anda mungkin juga menyukai