Anda di halaman 1dari 6

LATAR BELAKANG

Hipertensi dan diabetes adalah kondisi yang umum terjadi di masyarakat dan
merupakan faktor risiko penting penyakit kardiovaskular. Hipertensi lebih sering terjadi pada
populasi diabetes dibandingkan populasi non-diabetes. Lebih dari 75 pasien diabetes
mempunyai tekanan darah lebih dari 130/80 atau mengonsumsi obat-obatan anti hipertensi.

Hipertensi dapat terjadi bersamaan (komorbid) dengan diabetes atau merupakan


akibat proses patologis diabetes.

1. Njoto, EN. Target tekanan darah pada diabetes melitus. CDK Journal.
2014;41:864-6.

Hipertensi adalah salah satu faktor risiko kardiovaskular yang paling umum pada pasien
dengan diabetes, di Australia insiden diabetes melitus dengan hipertensi 35% pada pria dan
46% wanita, dan merupakan penyebab 75% dari semua kematian kardiovaskular. Jika
Hipertensi dengan DM ini dapat dikontrol secara optimal, maka dapat menurunkan resiko
kematian sebesar 50 %.

Hipertensi (HTN) terjadi lebih dari 50% pasien dengan diabetes mellitus (DM) dan
memberikan kontribusi signifikan terhadap penyakit mikro dan makrovaskuler pada DM .
Risiko penyakit kardiovaskular (CVD) empat kali lipat lebih tinggi pada pasien dengan DM
dan HTN dibandingkan dengan pasien yang tidak menderita DM.

2. Lastra G, Syed S, Kurkulasurya LR, Manrique C, Sowers JR. Type 2 diabetes


mellitus and hypertension : An update. Endocrinol Metab Clin North Am Journal:
2014 ; 43(1): 103–122
DIAGNOSIS
3. National Heart Foundation of Australia. Guideline for the diagnosis and
management of hypertension in adults-2016. Melbourne National Heart
Foundation of Australia, 2016.
Pemeriksaan pada hipertensi menurut PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia), terdiri atas:

1. Riwayat penyakit

a. Lama dan klasifikasi hipertensi

b. Pola hidup

c. Faktor-faktor risiko kelainan kardiovaskular

d. Riwayat penyakit kardiovaskular

e. Gejala-gejala yang menyertai hipertensi

f. Target organ yang rusak

g. Obat-obatan yang sedang atau pernah digunakan

2. Pemeriksaan fisik

a. Tekanan darah minimal 2 kali selang dua menit

b. Periksa tekanan darah lengan kontra lateral

c. Tinggi badan dan berat badan

d. Pemeriksaan funduskopi

e. Pemeriksaan leher, jantung, abdomen dan ekstemitas

f. Refleks saraf 13

3. Pemeriksaan laboratorium

a. Urinalisa

b. Darah : platelet, fibrinogen

c. Biokimia : potassium, sodium, creatinin, GDS, lipid profil, asam urat


4. Pemeriksaan tambahan

a. Foto rontgen dada

b. EKG 12 lead

c. Mikroalbuminuria

d. Ekokardiografi

TATALAKSANA

Terdapat bukti yang signifikan blokade RAAS sebagai lini pertama terapi untuk HTN pada
DM untuk menunda terjadinya mikroalbuminuria;

Akhirnya, blokade RAAS juga memiliki manfaat potensial di luar efek menurunkan BP,
termasuk memperbaiki resistensi insulin, peradangan, stres oksidatif dan fungsi vaskular.
Dalam uji klinis besar, Studi Evaluasi Aldactone Acak (RALES) dan Eplerenone Post - Acute
Myocardial Infarction Gagal Jantung dan Studi Survival Survival (EPHESUS), blokade MR
menunjukkan peningkatan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular.

4. Lastra G, Syed S, Kurkulasurya LR, Manrique C, Sowers JR. Type 2 diabetes


mellitus and hypertension : An update. Endocrinol Metab Clin North Am Journal:
2014 ; 43(1): 103–122

TATALAKSANA HIPERTENSI JNC VIII


Daftar Pustaka sama Kak Salwa

Anda mungkin juga menyukai