Anda di halaman 1dari 14

PENELITIAN EKSPERIMEN

RESUME

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Statistika Biologi yang dibimbing oleh
Prof. Dr. Aloysius Duran Corebima dan Dr. Sulisetijono, M. Pd

Oleh :
Nabilla Gezy A.
180341863041
Kelas C/2018

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
NOPEMBER 2018
A. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen mendasarkan pada paradigma positivistik pada awalnya memang
banyak diterapkan pada penelitian ilmu-ilmu keras (hard-science), seperti biologi dan Fisika,
yang kemudian diadopsi untuk diterapkan pada bidang-bidang lain, termasuk bidang sosial dan
pendidikan. Pada penelitian eksperimen terdapat faktor-faktor yang dapat mengancam validitas
internal hasil penelitian eksperimen, yaitu sebagai berikut.
1) History, yaitu kejadian-kejadian tertentu yang terjadi antara pengukuran pertama (pretest)
dan kedua (post-test), selain variabel-variabel yang dieksperimenkan (treatment).
2) Maturation (kematangan), yaitu: proses perubahan (kematangan) di dalam diri subyek yang
terjadi selama berlangsungnya eksperimen (misal: makin trampil, makin lelah/jenuh dsb).
3) Efek Testing, yaitu efek yang ditimbulkan hasil pengukuran pertama (pretest) terhadap hasil
pengukuran kedua (post-test).
4) Instrumentation, yaitu efek yang ditimbulkan akibat perubahan cara pengukuran, perubahan
pengamat, yang dapat membuat perubahan hasil pengukuran.
5) Selection, yaitu adanya bias dalam menentukan subyek untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
6) Statistical regression, yaitu bahwa kelompok yang dipilih berdasarkan skor yang ekstrim
cenderung akan meregres ke rerata populasi.
7) Mortality, yaitu kehilangan subyek, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
pembading, yaitu adanya pengurangan subyek ketika dilakukan pengukuran terhadap
dampak perlakuan.
Borg & Gall (1983), menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian
yang paling dapat diandalkan keilmiahannya (paling valid), karena dilakukan dengan
pengontrolan secara ketat terhadap variabel-variabel pengganggu di luar yang dieksperimenkan.
Menurut konsep klasik, eksperimen merupakan penelitian untuk menentukan pengaruh variabel
perlakuan (independent variable) terhadap variabel dampak (dependent variable). Penelitian
eksperimen juga merupakan penelitian yang dilakukan secara sengaja oleh peneliti dengan cara
memberikan treatment/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian guna membangkitkan
sesuatu kejadian/keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. Penelitian eksperimen
merupakan penelitian kausal (sebab akibat) yang pembuktiannya diperoleh melalui
komparasi/perbandingan antara :
a. Kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (yang tidak
diberikan perlakuan).
b. Kondisi subjek sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan.

Karakteristik Penelitian Eksperimen


a. Metode eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dianggap paling dapat
menguji hipotesis hubungan sebab-akibat, atau paling dapat memenuhi validitas internal.
b. Metode eksperimen merupakan rancangan penelitian yang memberikan pengujian hipotesis
yang paling ketat dibanding jenis penelitian yang lain.
c. Metode eksperimen merupakan penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap dampaknya dalam kondisi yang terkendalikan.
d. Satu atau lebih variabel bebas dimanipulasi (kondisinya dibuat berbeda, misal: treatment dan
non-treatment
e. Semua variabel lainnya, kecuali variabel perlakuan (variabel bebas), dikendalikan
(dipertahankan tetap).
f. Pengaruh manipulasi variabel bebas (pemberian perlakuan) terhadap variabel terikat diamati,
dengan asumsi karena diberi perlakuan yang berbeda maka akan berdampak yang berbeda
pula.
g. Adanya komparasi, sehingga perlu penyamaan antara kelompok yang akan dikenai
perlakuan dengan kelompok yang tidak dikenai perlakuan (dua kelompok yang akan
dibandingkan tersebut harus komparabel).

Ruang Lingkup Penelitian Eksperimen


1. Sebagian besar eksperimen dalam bidang pendidikan pada umumnya dilakukan dalam rangka
melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, biasanya
berkaitan dengan usaha untuk menguji pengaruh materi, media, metode, atau praktik pendidikan
yang baru terhadap hasil belajar siswa.
2. Rancangan penelitian eksperimen pada umumnya, menggunakan variabel tunggal:
a. satu variabel perlakuan dimanipulasikan (dibuat kondisinya berbeda), selanjutnya diamati
akibat/danpak dari perlakuan tersebut terhadap 1 atau lebih variabel tergantung.
b. Variabel yang dimanipulasikan disebut: variabel perlakuan, variabel treatment, variabel
eksperimen, atau variabel independen.
c. Variabel yang merupakan akibat/dampak disebut: variabel tergantung, variabel dependen, atau
variabel dampak.
d. Masalah pokok: menentukan kelompok kontrol (pembanding) yang sebanding (komparabel);
dan membuat konstan (mengontrol/mengendalikan) variabel-variabel non-eksperimental yang
dapat mempengaruhi variabel dampak.

Variabel
Variabel, adalah gejala atau fakta (data) yang harganya berubah-berubah atau bervariasi.
1. Variabel Bebas/independen (variabel perlakuan/eksperimen), merupakan variabel yang akan
dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat/dependen, atau variabel dampak.
2. Variabel Terikat/dependen (variabel dampak), merupakan variabel hasil/dampak/akibat dari
variabel bebas/perlakuan. Variabel terikat umumnya menjadi tujuan penelitian, sumber
masalah, yang ingin ditingkatkan kualitasnya.
3. Variabel Kontrol (Pengendali), variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat, tetapi
pengaruhnya ditiadakan/dikendalikan dengan cara dikontrol (diisolasi) pengaruhnya.
Pengontrolan dapat dilakukan melalui pengembangan disain penelitiannya (kondisinya
dibuat sama) atau secara statistik tertentu.
4. Variabel Moderator, variabel yang mempengaruhi tingkat hubungan (pengaruh) variabel
bebas terhadap variabel terikat. Atau hubungan/pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat memiliki nilai yang berbeda pada level yang berbeda.

Prosedur Penelitian Eksperimen


1. Memilih dan merumuskan masalah, termasuk akan menguji-cobakan perlakuan apa, dampak
dampak apa yang ingin dilihat.
2. Memilih subyek yang akan dikenai perlakuan dan subyek yang tidak dikenai perlakuan.
3. Memilih desain penelitian eksperimen.
4. Mengembangkan instrumen pengukuran (instrumen untuk mengumpulkan data)
5. Melaksanakan prosedur penelitian dan pengumpulan data.
6. Menganalisis data
7. Perumusan kesimpulan
Desain Penelitian Eksperimen
Desain penelitian berhubungan dengan tingkat validitas hasil penelitian yang diinginkan. Pada
penelitian eksperimen di kelas pembelajaran akan banyak menghadapi berbagai keterbatasan,
antara lain:
1. Kesulitan untuk mengelompokkan siswa secara bebas sesuai keinginan peneliti, yaitu
melakukan matching atau penugasan secara random, sehingga sulit memperoleh dua kelompok
(kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) yang benar-benar sebanding (komparabel).
2. Penelitian eksperimen di kelas pada umumnya hanya dapat menggunakan kelas atau kelompok
siswa apa adanya, sehingga sampelnya disebut intax sample.
3. Kendala-kendala yang terkait dengan kejujuran dan keobyektifan guru dalam mengukur
dampak perlakuan (hasil belajar).
4. Kendala untuk mengendalikan factor-faktor (variabel) yang dapat mempengaruhi hasil
eksperimen, misal: interaksi siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
mungkin dicegah, dsb.
Secara umum penelitian Eksperimen dibagi menjadi dua yaitu: eksperimen betul (true
experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen (Quasi Experiment
Design). Perbedaan yang mendasar dari dua jenis ini adalah penelitian eksperimen betul (true
experiment) mengontrol semua variabel yang dikehendakai sedangkan untuk penelitian
eksperimen semu (Quasi Experiment Design) peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel
yang mampu mempengaruhi. Berikut ini disajikan beberapa jenis disain penelitian eksperimen.

1. Desain Pra-Eksperimental (Pre-ED) - Single Group Design


a. Studi kasus 1 tembakan (one shot case study)
X (treatment) O (observasi)
Misal: “Pengaruh metode simulasi (X) terhadap pemahaman konsep (O)”
b. Pretest – postest satu kelompok
O1 X O2
c. Desain rangkaian waktu (Time-series design)
O1 O2 O3 O4 X1 O5 O6 O7 O8

2. Desain Eksperimen Sebenarnya (True-ED)


a. Desain kelompok kontrol pretest-postest
Pretest Treatment Postest
Kontrol R O1 X1 O2
Eksperimen R O3 X2 O4
b. Desain kelompok kontrol hanya postest
Pretest Treatment Postest
Kontrol R -- X1 O2
Eksperimen R -- X1 O2

c. Desain solomon 4 kelompok

Pretest Treatment Postest


Pretested R O1 X1 O2
Pretested R O3 X2 O4
Unpretested R -- X3 O5
Unpretested R -- X4 O6

3. Desain Eksperimental Semu (Quasi-ED)


Quasi eksperimen adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatment), pengukuran-
pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperiment (experimental units) namun
tidak menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan
rancangan eksperiment semu (quasi experiment). Disebut eksperimen semu karena eksperimen
ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-
variabel yang seharusnya dikontrol atau di manipulasi tidak dikontrol. Rancangan eksperimen
Semu (quasi eksperimen) adalah rancangan penelitian Eksperimen yang dilakukan pada kondisi
yang tidak memungkinkan mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan
(Danim, 2013). Validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen
yang sebenarnya. Oleh karena itu rancangan eksperimen ini sering dianggap sebagai eksperimen
yang tidak sebenarnya.
Tujuan penelitian eksperimen semu untuk memperkirakan kondisi eksperimen murni
dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variable
yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan,mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau
keduanya.
a. Desain pretest-postest non ekuivalen (Non-equivalen grup desain)
O1 X1 O2
O3 X2 O4
b. Desain perbandingan kelompok statis
X1 O1
X2 O2
c. Desain berimbang
Setiap kelompok menerima semua treatmen namun pada urutan yg berbeda
Selain itu, Menurut Yusuf (2014) Rancangan Penelitian eksperimen semu (Quasi
Experiment Design) ada tiga rancangan yang sering digunakan.
a. The Time Series Experiment
Pada rancangan ini dilakukan beberapa kali proses observasi atau pemberian test terhadap
subjek sebelum dilakukan pemberian perlakuan untuk dapat mengetahui kecenderungan
kelompok. Setelah itu dikaukan pemberian perlakuan. Sesudah diberikan perlakuan maka
dilanjutkan dengan observasi kembali sebanyak beberapa kali, dengan menggunakan instrumen
yang sama. Jarak waktu observasi pertama ke waktu selanjutnya harus memiliki jarak yang
sama. Secara diagram Rancangan Penelitian ini sebagai berikut:

O1 O2 O3 O1 X O5 O6 O7 O8

Keterangan:
X = Perlakuan
O1, O2, O3, O4, O5, O6, O7, dan O8 = test

b. The Non-Equivalent Group Design


Rancangan ini menggunakan pretest sebelum perlakuan untuk kelompok eksperimen dan
kelompok kontrolnya (O1, O3 ), hasil pretest akan menjadi dasar penentuan perubahan. Selain
itu, dapat pula meminimalkan atau mengurangi kecondongan seleksi. Pemberian posttest pada
akhir kegiatan akan dapat menunjukkan seberapa jauh akibat perlakun (X). hal tersebut bertujuan
untuk melihat perbedaan skor sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Untuk menentukan
perbedaannya dilakukan proses O2 – O1, sedangkan untuk kelompok control O4 – O3. Perbedaan
O2 dan O4 akan memberikan gambaran lebih baik akibat perlakuan X, setelah memperhitungkan
selisih O3 dan O1.
Gambar rancangan secara diagram:

E O1 ————–X————– O2
K O3 ————– – ————– O4

Keterangan:
X = Perlakuan
O1, O2, O3, dan O4 = test (O1, dan O3 sebagai pretest dan O2, dan O4 sebagai post test)

c. The Equivalent Time Series Samples Design


Rancangan The Equivalent Time Series Samples Design perlakuannya tidak hanya
diperkenalkan tidak hanya satu kali, tetapi berulangkali yang diselingi adanya periode yang tidak
diberikan perlakuan. Gambar rancangan secara diagram sebagai berikut:

X1 O1 — X0 O2 — X1 O3 – X0 O4

Keterangan:
X0 = tidak ada perlakuan
X1 = ada perlakuan
O1, O2, O3, dan O4 adalah observasi pada t1, t2, t3, dan t4

Teknik Pengambilan Sampel


Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel
yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan
sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu :
a) Probability Sampling (Random Sample)
b) Non Probability Sampling (Non Random Sample)
1. Probability Sampling
Pada pengam bilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan
diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi
bias. Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan
salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan sampel
dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik.
Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah yang
disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error). Sedangkan pada non probability sampel,
penyimpangan nilai sampel terhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran
penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi
pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengolah data disebut Non
Sampling Error.
Cara Pengambilan Sampel
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu sebagai berikut.
a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap
anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n
dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu 1) Bila jumlah
populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi, 2) bila populasinya besar, perlu
digunakan label "Random Numbers"
b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan dari titik awal yang dipilih secara random, dimana:
K = N/n
N : Jumlah populasi
N : jumlah sampel
c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam
setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random sampling.
Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥
4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka
buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke
dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak
dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan,
kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin
mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi
tersebut di atas.
d. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari
satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil
sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan
setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti
gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU.
Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal
tingkat II). Maka orang tua semua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai
sampel (Cluster).
e. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.
2. Non Probability Sample (Selected Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan
sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana
suatu keadaan. Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut.
a. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang
menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
b. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah
sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan,
asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
c. Sampel Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan
kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal
betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
B. Contoh Penelitian Eksperimen
1. Identitas Jurnal 1
Judul : Hubungan Antara Kemampuan Memori dan Motivasi Belajar
Biologi Dengan Hasil Belajar Biologi Ranah Kognitif Siswa SMA
Negeri 2 Madiun Tahun Pelajaran 2011/2012
Pengarang : Afrisa Mustika Habsari, Puguh Karyanto, Riezky Maya Probosari
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4, No 1, Hal 89-96 Th 2012
Rumusan Masalah :
1) Bagaimana hubungan antara kemampuan memori dengan hasil belajar biologi
ranah kognitif ?
2) Bagaimana hubungan antara dan motivasi belajar biologi dengan hasil belajar
biologi ranah kognitif ?
Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan memori dengan hasil belajar
biologi ranah kognitif
2) Untuk mengetahui hubungan antara dan motivasi belajar biologi dengan hasil
belajar biologi ranah kognitif ?
Metode Penelitian :
a) Desain penelitian : Quasi Experimental design
b) Populasi : seluruh siswa SMA Negeri 2 Madiun tahun pelajaran 2011/2012 yang
memperoleh pelajaran biologi dalam pembelajaran di kelasnya, meliputi keseluruhan
kelas X, kelas XI IPA, dan kelas XII IPA sebanyak 676 siswa.
c) Pengambilan sampel : stratified random sampling
d) Variabel : Bebas : kemampuan memori (X1) dan motivasi belajar biologi (X2)
Terikat : hasil belajar biologi ranah kognitif (Y).
e) Teknik pengumpulan data :
- Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder berupa hasil
belajar kognitif
- Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data kemampuan memori. Pengukuran
kemampuan memori menggunakan soal tes yang telah terstandarisasi (standardized
test), sehingga tidak diperlukan uji validitas. Namun untuk mengetahui apakah tes
kemampuan tersebut sesuai dengan keadaan siswa saat ini maka diperlukan
pelaksanaan uji coba (try out) untuk uji reliabilitas.
- Teknik angket diperlukan untuk memperoleh data motivasi belajar biologi. Angket
motivasi belajar diperlukan uji coba (try out) untuk uji validitas dan uji reliabilitas.
f) Rancangan penelitian : penelitian korelasional
g) Analisis data : analisis regresi sederhana dan regresi ganda dalam SPSS 16 yang
sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas dengan uji Kolmogorof-Smirnov, uji
linearitas dengan Anova test, uji homocedastisitas dengan melihat scatterplot dan uji
multikolinearitas dengan melihat nilai.

Hasil penelitian : kemampuan memori dan motivasi belajar biologi memiliki hubungan
positif dengan hasil belajar biologi ranah kognitif yang cukup signifikan. Kemampuan
memori memberikan sumbangan relatif sebesar 31,1%, motivasi belajar biologi
memberikan sumbangan relatif sebesar 68,9%, kemampuan memori dan motivasi belajar
biologi bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 16,9%. Motivasi belajar
biologi memberikan kontribusi yang lebih besar dalam memprediksi hasil belajar biologi
ranahkognitif di SMA Negeri 2 Madiun tahun pelajaran 2011/2012 dengan sumbangan
relatif sebesar 68,9%.

2. Identitas Jurnal 2
Judul : Pengaruh Problem Based Learning Dipadu Strategi Numbered
Heads Together Terhadap Kemampuan Metakognitif, Berpikir
Kritis, dan Kognitif Biologi
Pengarang : Anyta Kusumaningtias, Siti Zubaidah, Sri Endah Indriwati
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4, No 1, Hal 89-96 Th 2012
Rumusan Masalah :
1) Adakah perbedaan kemampuan metakognitif siswa yang dibelajarkan
menggunakan PBL dipadu strategi NHT dengan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional ?
2) Adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
menggunakan PBL dipadu strategi NHT dengan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional ?
Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan metakognitif siswa yang dibelajarkan
menggunakan PBL dipadu strategi NHT dengan siswa yang menggunakan
pembelajaran konvensional
2) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan menggunakan PBL dipadu strategi NHT dengan siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional
Metode Penelitian :
a) Desain penelitian : Quasi Experimental design
b) Rancangan penelitian : nonrandomized control group pretest-posttest.

c) Populasi : seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang semester I tahun
ajaran 2012/2013.
d) Pengambilan sampel : stratified random sampling
e) Sampel : 68 siswa, terdiri dari 34 siswa kelas eksperimen (XI IPA 6) dan 34 siswa kelas
kontrol (XI IPA 5).
f) Variabel : Bebas : Model pembelajaran ( PBL-NHT)
Terikat : kemampuan metakognitif, kemampuan berpikir kritis.
g) Teknik pengumpulan data : nilai pretest dan posttest
h) Analisis data : Analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis kovarian (ANAKOVA). Sebelum dilakukan uji anakova, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varian. Uji
normalitas menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Uji homogenitas varian
menggunakan Levene’s Test of Equality of Error Variances.
Hasil Penelitian
1) Ada perbedaan rata-rata skor kemampuan metakognitif siswa kelas XI IPA SMA Negeri
5 Malang yang dibelajarkan menggunakan problem based learning dipadu strategi
Numbered Heads Together dengan pembelajaran konvensional
2) Ada perbedaan rata-rata skor kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA SMA Negeri
5 Malang yang dibelajarkan menggunakan problem based learning dipadu strategi
Numbered Heads Together dengan pembelajaran konvensional.

Anda mungkin juga menyukai