GEOTHERMAL
TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN & ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Ilmu Geologi” sesuai dengan waktu yang diberikan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kesalahan maupun kekurangan, baik dalam susunan kata – kata, kalimat maupun
bahasannya karena terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca sangat penulis harapkan guna penyempurnaan ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
COVER ………………………………………………………………………….. i
PENGANTAR ................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 2
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 2
1.3 Metodologi ………………………………………………………………… 2
PENDAHULUAN
1.3 Metodologi
Penelitian berdasarkan metode sekunder yaitu dengan melakukan
pengunduhan data . Dengan melihat data pengeboran dilapangan tersebut dapat
diketahui kondisi dari lokasi penelitian yang sebelumnya di amati dari hasil
pengeboran. Beberapa aspek yang di amati ada aktivitas rig, data pengeboran,
litologi dan alterasi
Epidot adalah salah satu mineral paling terkenal dan mudah menarik
perhatian. Bentuk terbaik dan paling diinginkan dari mineral ini dalam kristal
memanjang halus yang sangat berkilau dan saling berhubungan. Mineral epidote
ini sangat mahal harganya, dan serin dijadikan pajangan ataupun hiasan. Warna
Epidot hampir selalu hijau, di semua warna dan nada yang berbeda, dengan
kebiasaan warna pistachio yang sangat khas.
Epidot membentuk kelompok mineral terkait, dengan mineral Epidot
menjadi anggota paling menonjol dari kelompoknya. Dua anggota biasa dari
kelompok Epidot yaitu Epidote- (Pb) (yang lebih dikenal sebagai Hancockite), dan
Epidote- (Sr). Meskipun sering dianggap sebagai varietas Epidot, kedua bentuk ini
diklasifikasikan oleh IMA sebagai spesies mineral individu.
Epidote terbentuk akibat proses hidrotermal yang membentuk mineral
ubahan(alterasi). Proses tersebut merupakan penciri aktivitas geothermalv dimana
mineral silikat yang terbentuk pada suhu 170°C sampai dengan 380°C
1.Epidote- (Sr) beranggotakan kaya akan strontium dari Epidot dengan satu atom
kalsium diganti dengan strontium. Epidote- (Sr) secara ilmiah dikategorikan
sebagai spesies mineral individu.
2. Hancockite - Pink, merupakan jenis Epidot yang paling kaya. Hancockite secara
ilmiah diakui sebagai spesies mineral individu dengan rumus kimia CaPb2Al2Fe
(SiO4) 3 (OH). Hancockite itu dinamai untuk menghormati Elwood P. Hancock
(1834-1916), seorang kolektor mineral di New York dan New Jersey . Koleksinya
diakuisisi oleh The Mineral Museum of Harvard University pada tahun 1916 dan
saat ini dipinjamkan ke Museum Negeri New York di Albany. IMA mengganti
nama mineral ini pada tahun 2006 menjadi Epidote- (Pb), meskipun perubahan
nama ini telah membuat banyak marah para peneliti. Semenjak berganti nama,
mineral ini kurang diterima di kalangan kolektor.
3.Pistacite – jenis epidot yang sering disebut Pistachio-hijau.
2.4. Lokasi
3.1 Kesimpulan
Tulehu adalah daerah kawasan yang memiliki potensi akan panas bumi, dan
telah mulai nya kegiatan penyelidikan dan pengeboran panas bumi disana banyak
dari beberapa perusahaan yang memburu panas bumi di Maluku sebagai energy
terbarukan dan memiliki potensi sebagai energy utama di masa depan, dengan
mencari panas bumi tersebut ada beberapa mineral-mineral yang dapat mencirikan
atau memberikan tanda bahwa adanya sumber panas bumi tersebut yang dapat
dilihat dari alterasi mineral nya, pada daerah ini mineral epidote ditandai sebagai
penciri temperature, mineral ini adalah mineral yang termasuk mineral golongan
VIII yakni mineral silikat yang terdapat dibatuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf, mineral ini berpotensi besar di daerah Tulehu sebagai penciri adanya
panas bumi dengan menentukan temperature (suhu) yang dapat diteliti alterasi
mineralnya, mineral ini sangat berguna untuk eksplorasi (pencarian sumber panas
bumi)
Dapat disimpulkan penulisan karya ilmiah ini bahwa epidote merupakan
mineral yang termasuk golongan VIII : Silicates dalam klasifikasi mineral yang
bedasarkan sifat kimia nya yang disusun oleh ilmuan bernama Berzellius.
Dengan meneliti temperature dari mineral epidote tersebut, kita dapat
mengetahui bahwa terdapat atau tidaknya sumber geothermal atau panas bumi pada
daerah tersebut.
http://www.academia.edu/13115647/MINERAL_EPIDOTE