SOSIOLOGI HUKUM
NAMA :
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Secara historis istilah Sosiologi Hukum untuk pertama kali digunakan oleh
seorang ahli hukum asal Italia yang bernama Anzilotti pada tahun 1882. Akan
tetapi istilah sosiologi hukum tersebut turut berkembang mengikuti dinamika dalam
tulisan-tulisan Roscoe Pound (1870 – 1964 ), Eugen Ehrlich ( 1862 – 1922 ), Max
Weber ( 1864 – 1920 ), Karl Liewellyn (1893 – 1962), dan Emile Durkheim (1858
– 1917). Dari sudut perkembangannya sosiologi hukum pada hakekatnya lahir dari
hasil –hasil pemikiran-pemikiran para ahli pemekir, baik dibidang filsafat hukum,
ilmu hukum maupun sosiologi. Hasil-hasil pemikiran tersebut tidak saja berasal
yang mewakili sekelompok ahli pemikir yang pada garis besarnya mempunyai
Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri merupkan ilmu sosial
Saat ini Indonesia sedang dalam kondisi carut – marut, kondisi krisis di berbagai
berlaku bagi masyarakat kecil yang melakukan kejahatan kecil. Sedangkan pelaku-
pelaku kejahatan besar seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) sangat sulit
untuk disentuh. Dalam hal ini memang diperlukan keberanian bagi masyarakat
ada pembedaan dalam kelas-kelas sosial. Bagi masyarakat dalam stratifikasi sosial
mempunyai kedudukan atau jabatan lebih tinggi memiliki perlakuan yang istimewa
atau kehormatan tersendiri daripada masyarakat yang berasal dari latar belakang
keluarga kalangan biasa atau tidak mempunyai kedudukan atau jabatan posisi
maka segala sesuatu yang berkenaan dengan pelanggaran hukum atau tidak taat
pada aturan hukum yang ada akan mendapatkan sanksi yang tegas bagi pelakunya.
Tanpa memandang status sosial serta harta kekayaan yang dimiliki oleh seseorang,
begitulah sejatinya hukum yang diharapkan dan di cita – citakan oleh seluruh
dengan apa yang menjadi tujuan utama serta cita – cita hukum di Indonesia.
Maka dari itu kami selaku kelompok penulis berkeinginan untuk menyusun
1
Arianto, Henry. 2010. Hukum Responsif dan Penegakan Hukum di Indonesia, Lex Jurnalica, h.
115.
1.2 Rumusan Masalah
hukum?
hukum?
BAB II
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu
Sedangkan di lain hal penegakan hukum juga dapat diartikan sebagai usaha untuk
kenyataan. Penegakan hukum merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal 2.
memuat keadilan dan kebenaran, penegakan hukum bukan hanya menjadi tugas dari
para penegak hukum yang sudah di kenal secara konvensional , tetapi menjadi tugas
dari setiap orang. Meskipun demikian, dalam kaitannya dengan hukum publik
Indonesia adalah negara hukum, yang berarti bahwa setiap perbuatan aparat negara
harus berdasar hukum, serta setiap warga harus mentaati hukum. Dengan perkembangan
dunia yang semakin kompleks dewasa ini, maka tidak jarang pula menimbulkan
Permasalahan yang timbul itu, baik berupa pelanggaran terhadap norma-norma yang
menciptakan suatu fenomena yang bertentangan dengan kaidah moral dan kaidah susila
serta aturan-aturan hukum. Pelanggaran yang terjadi merupakan realitas dari keberadaan
2
Dellyana,Shant., 1988, Konsep Penegakan Hukum, Yogyakarta, Percetakan Liberty, h. 32.
manusia yang tidak bisa menerima aturan-aturan itu secara keseluruhan. Kalau hal
semacam itu terus dibiarkan berlarut-larut dan kurang mendapat perhatian, maka akan
umum.3
Sementara dalam penegakanya tentu saja terdapat beberapa faktor – faktor yang
mempengaruhi daripada penegakan hukum itu sendiri tentu saja diperlukan produk
hukum (perundang – undangan) serta aparat penegak hukum yang kredibel guna
menciptakan ketertiban hukum dalam lingkungan masyarakat, namun hal ini tentu saja
tidak hanya menitikberatkan posisi pemerintah dan aparat penegak hukum sebagai
pondasi daripada penegakan hukum itu sendiri namun peranan masyarakat selaku pihak
yang harus mematuhi hukum yang diciptakan oleh pemerintah maka masyarakat juga
harus memiliki kesadaran hukum yang tinggi dan kepatuhan akan peraturan hukum
yang ada. Lebih spesifik dijelaskan oleh Soerjono Soekanto mengenai faktor – faktor
1. Faktor Hukum
antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilan
Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar hukum
merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu
3
Ibid. h.33.
4
Soerjono Soekanto. 2004, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum Cetakan
Kelima.Jakarta, Raja Grafindo Persada, h.42.
maintenance, karena penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses
penyerasian antara nilai kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk
mencapai kedamaian.
peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas petugas kurang baik,
ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan
Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan perangkat
keras, salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang
diterima oleh Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis
tindak pidana khusus yang selama ini masih diberikan wewenang kepada jaksa,
hal tersebut karena secara teknis yuridis polisi dianggap belum mampu dan
belum siap. Walaupun disadari pula bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi
4. Faktor Masyarakat
kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi, sedang, atau kurang.
Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat terhadap hukum, merupakan salah
5. Faktor Kebudayaan
yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia
peraturan mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang.
BAB III
HUKUM
Sosiologi hukum sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri merupkan ilmu sosial
memepelajari masyarakat , khususnya gejala hukum dari masyarakat. Ada dua pendapat
utama tentang perspektif sosiologi hukum secara umum J. Van Houtte (1970)
menyampaikan bahwa :
1. Sosiologi hukum harus diberikan suatu fungsi yang global artinya sosiologi
baik melalui keputusan penguasa maupun melalui keputusan bersama dari warga
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegunaan dari sosiologi hukum adalah
baik sebagai sarana pengendalian sosial maupun sarana mengubah masyrakat agar
mencapai keadaan – keadaan tertentu. Keempat Sosiologi hukum juga memberi
Di Indonesia dikenal beberapa penegak hukum atau pelaksana hukum seperti; hakim ,
Utamanya hakim dan jaksa selaku penegak hukum dimuka pengadilan yang akan
ketentuan peraturan hukum yang berlaku. Dalam prakteknya sosiologi hukum sebagai
salah satu ilmu tentu saja memiliki peran dan manfaat penting bagi dua penegak hukum
diatas khususnya dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dalam ruang lingkup
pengadilan.
1. Hakim
Di Indonesia putusan atau vonis diserahkan sepenuhnya oleh hakim dan hakim
hakim maka hal ini menyentuh wilayah psikologis bukan lagi hukum. Kondisi
menjadi acuan penting. Tentu saja dengan adanya sosiologi hukum hal ini dapat
memberikan manfaat bagi hakim sebagai salah satu faktor pertimbangan dalam
ditimbulkan dari vonis tersebut kepada terdakwa baik dalam ruang lingkup
2. Jaksa
Dalam sistem peradilan peranan jaksa kejaksaan sangat sentral karena kejaksaan
pengadilan atau tidak. Jaksa pula yang menentukan apakah seorang tersangka
akan dijatuhi hukuman atau tidak melalui surat dakwaan dan tuntutan yang
Indonesia sehingga lembaga ini harus diisi oleh orang-orang yang profesional
Dengan adanya sosiologi hukum ilmu ini dapat mendatangkan manfaat bagi
adanya sosiologi hukum juga jaksa diharapkan dapat memiliki kesadaran yang
PENUTUP
1. Kesimpulan
dan manusia tidak dapat dipisahkan, manusia yang membuat aturan dan manusia
juga yang dapat merubah tatanan undang-undang dalam hukum. Hukum semestinya
dapat berjalan secara efektif apabila semua sadar diri akan pentingnya menjunjung
tinggi nilai-nilai hukum yang berada dalam masyarakat. Gejala sosial yang muncul
dari penerapan hukum adalah suatu bentuk dari ilmu sosiologi hukum. Aspek yang
dikaji meliputi dampak penegakan hukum bagi masyarakat, stratifikasi sosial dalam
masyarakat dalam perubahan sosial hukum, dan lain-lain. Sosiologi hukum lebih
mengkaji pada dampak diterapkannya sumber hukum, bukan substansi dari materi
Dalam halnya memberikan manfaat bagi penegak hukum khususnya Hakim dan
Jaksa dengan adanya ilmu sosiologi hukum guna mempelajari dan memahami
fenomena – fenomena hukum yang terjadi dengan diterapkanya suatu hukum dapat
yang telah disepakati bersama sehingga tidak menyebabkan sebuah masalah baru
sanksi yang didapatkan tegas dan memaksa. Hukum diterapkan tanpa pandang bulu,
setiap masyarakat baik yang berasal dari golongan kelas menengah kebawah dan
golongan kelas atas harus mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum.
Hukum dijunjung tinggi, sehingga nilai-nilai hukum akan mendapat tempat bagi
khalayak masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA