Anda di halaman 1dari 13

1.

SEMANGGI AIR
Semanggi air merupakan tumbuhan air yang banyak terdapat di lingkungan air
tawar misalnya sawah, kolam, danau, dan sungai. Tumbuhan ini biasanya tumbuh liar
dengan jenis-jenis tumbuhan air lainnya antara lain eceng kecil, genjer, rumput air, teki
alit, dan lain-lain (Sastrapradja dan Afriastini 1985). Berdasarkan penelitian sebelumnya
oleh Kristiono (2009) telah diketahui bahwa komposisi kimia daun dan tangkai semanggi
air terdiri atas kadar air 89,02%, kadar abu 2,70%, kadar lemak 0,27%, kadar protein
4,35%, dan serat kasar 2,28%.

A. KLASIFIKASI

Klasifikasi dari semanggi air (M. crenata Presl.) menurut Haenk (1825) diacu
dalam Afriastini (2003) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Salviniales
Famili : Marsileaceae
Genus : Marsilea
Spesies : Marsilea crenata Presl

Semanggi air merupakan tumbuhan air yang banyak terdapat di lingkungan air tawar,
yaitu sawah, kolam, danau, dan sungai. Semanggi air sering dianggap sebagai gulma pada
tanaman padi namun memiliki nilai kegunaan yang beraneka ragam (Afriastini 2003). Tumbuhan
ini biasanya hidup dengan jenisjenis tumbuhan air lain, misalnya eceng kecil, genjer, rumput air,
serta teki alit (Sastrapradja dan Afriastini 1985). Semanggi air memiliki beberapa nama lain,
yaitu jukut calingcingan (Sunda), tapak itek (Malaysia), upat-upat (Filipina), chutul phnom
(Kamboja), pak vaen (Laos), phak waen (Thailand), dan water clover fern (Inggris).
B. MORFOLOGI
Semanggi air merupakan tanaman kelompok paku air, hidup secara liar di lingkungan
perairan seperti kolam, sawah, danau, dan rawa-rawa. Daun semanggi air berbentuk bulat dan
terdiri dari empat helai anak daun. Deskripsi histologis pada semanggi air terdiri dari bagian
daun, tangkai, batang, dan akar.
1. Daun
Daun tersusun atas jaringan epidermis, palisade, bunga karang, parenkim, dan jaringan
pengangkut. Jaringan epidermis pada daun bentuknya cenderung tidak beraturan dan terdiri
dari satu lapis sel yang terletak di bagian terluar. Jaringan epidermis terdapat di kedua sisi.
Stomata ditemukan pada epidermis atas. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang
terletak di luar xilem dan mengelilingi kedua sisinya. Bagian tangkai terdiri dari jaringan
epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis tersusun lebih
rapih dibandingkan pada daun. Ruang interseluler banyak terdapat pada tangkai. Rongga-
rongga ini membut tangkai dapat mengapung di permukaan. Jaringan pengangkut tersusun
atas floem yang mengelilingi xilem di tengah.
2. Batang
Batang terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut.
Jaringan parenkim yang menyusun korteks pada batang banyak terdapat pati.
3. Akar
Akar terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut. Bentuk
jaringan epidermis pada akar cenderung tidak beraturan, yang disebabkan bentuk akar yang
serabut. Jaringan pengangkut tersusun atas floem yang mengelilingi xilem, dengan ukuran
xilem yang lebih besar.
 Sumber
 https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61340/6/C13fas1.pdf
C. MANFAAT
Saat petani melakukan pembersihan sawah dari gulma, tanaman tersebut akan
langsung dibuang begitu saja atau beberapa jenisnya dijadikan campuran pakan ternak
seperti bebek. Belum banyak masyarakat yang belum mengetahui jika beberapa tanaman
liar seperti semanggi air yang dianggap hama bagi tanaman padi dapat dimanfaatkan
sebagai sumber pangan nabati. Di beberapa daerah di Indonesia, tanaman ini sudah
dimanfaatkan sebagai sayuran pada makanan pecel, urap-urap dan lalapan. Proses
pengolahannya sendiri masih sederhana, yakni dengan cara direbus.
Masyarakat di beberapa negara sudah banyak memanfaatkan tumbuhan semanggi
air, baik sebagai bahan pangan maupun bahan untuk pengobatan beberapa jenis penyakit.
Champion dan Clayton (dalam Arifin, 2009) menyatakan, di Thailand bagian daun
tanaman ini dimakan segar dengan sambal lokal. Di Filipina daun semanggi air digunakan
sebagai obat untuk neurasthenia dan oedema. Sedangkan di India daun semanggi air
diganakan untuk melawan kusta, demam, dan keracunan pada darah. Di Australia tanaman
ini banyak digunakan sebagai tepung dan dimakan. Selain untuk dikonsumsi dan
digunakan sebagai obat, di New Zealand semanggi air juga dapat digunakan sebagai
tanaman hias pada akuarium.
Dari beberapa pemanfaatan semanggi air diatas, dapat diketahui bahwa semanggi air
memiliki komposisi zat yang sangat beragam, yaitu:
1. Menurut Yacob et al. (dalam Nurjanah dkk, 2012) tumbuhan semanggi air memiliki
kadar air sebesar 89,02%, kadar abu sebesar 2,1%, kadar lemak sebesar 0,27%, kadar
protein sebesar 4,35%, dan kandungan seratnya sebesar 2,28%.
2. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Arifin (2009) semanggi air memiliki
beberapa kandungan mineral antara lain, fosfor sebesar 142,8 mg/100 g, kalsium 69,05
mg/100 g, kalium 937,56 mg/100 g, natrium 69,6 mg/100 g, zat besi 108,3 mg/100 g,
tembaga 5,19 mg/100 g, dan seng 7,58 mg/100 g. Kandungan beberapa mineral seperti
fosfor dan kalium memiliki kadar yang cukup tinggi dibandingkan dengan sayuran lain,
bahkan memiliki kandungan yang sangat tinggi pada mineral logam seperti zat besi,
tembaga, dan seng.
3. Merujuk pada hasil pengamatan yang dilakukan oleh Sulistiono (2009:55) kandungan
vitamin C pada daun dan tangkai semanggi air segar sebesar 66,58 mg/100 g,
kandungan ß-karoten sebesar 3,32 µg/g, dan kandungan karoten sebesar 73,78 µg/g.
Sedangkan untuk vitamin A, B, D, E, K tidak terdeteksi pada tangkai dan daun
semanggi air.
Selain memiliki komposisi zat yang sangat beragam, semanggi air juga
mengandung senyawa fitokimia dan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Hasler
(dalam Azka, 2010) menyatakan bahwa fitokimia merupakan senyawa bioaktif dalam
tumbuhan yang dapat memberikan efek kesehatan pada tubuh manusia. Sedangkan
antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat
radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif sehingga kerusakan sel dapat dihambat
(Winarsih dalam Azka, 2010).
Beberapa senyawa fitokimia dan antioksidan serta komponen bioaktif yang
terkandung dalam semanggi antara lain:
1. Alkaloid
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Azka (2010:35) ekstrak kasar metanol
semanggi air memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan dengan
ekstrak kasar etil asetat dan kloroform. Ekstrak kasar metanol semanggi air diduga
mengandung komponen alkaloid. Hal tersebut diperkuat dengan hasil pengamatan yang
dilakukan Nurjanah dkk dalam jurnal inovasi dan kewirausahan yang ditulisnya tahun
2012, rata-rata kemampuan menghambat radikal bebas tertinggi terdapat pada
konsentrasi 800 ppm, yaitu 40,74% untuk ekstrak kloroform, 47,38% untuk ekstrak etil
asetat, dan 53,63% untuk ekstrak metanol.
2. Flavonoid
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Astuti (2013:30) ekstrak kasar
semanggi air menggunakan metanol menunjukkan hasil positif pada pengujian
flavonoid. Menurut Zabrie et al. (dalam Nurjanah dkk, 2012) pada manusia flavonoid
berfungsi sebagai stimulan pada jantung, diuretik, menurunkan kadar gula darah, dan
sebagai anti jamur.
3. Steroid
Hasil uji yang dilakukan oleh Astuti (2013:29) menunjukkan hasil positif pada
ekstrak semanggi air yang diuji. Steroid merupakan salah satu senyawa kimia yang
banyak digunakan dalam bidang pengobatan. Steroid dapat dimanfaatkan sebagai
antibakteri, antiinflamasi, dan obat pereda rasa sakit (Kumar et al. dalam Astuti,
2013:29)
4. Isoflavon
Isoflavon, merupakan senyawa multi manfaat dalam semanggi air yang
aktifitasnya mirip dengan esterogen berfungsi untuk membantu pematangan ovidak
dan fitoesterogen akan menjadi esterogen aktif dan membantu esterogen melakukan
fungsinya sebagai hormon yang membantu pematangan ovidak (Trisunuwati, 2016:4).
Dari penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa perasan daun semanggi air dapat
berperan meningkatkan kadar esterogen darah pada hewan model. Dari pengamatan
histopatologis juga dibuktikan bahwa mampu merangsang percepatan perkembangan
folikulogenesis dan ovulasi (Trisunuwati, 2016:7)
5. Karbohidrat
Menurut Azka (2010:38) berdasarkan hasil pengujian pada ketiga ekstrak kasar
semanggi air uji Molisch juga memberikan hasil positif, hal ini menunjukkan bahwa
ketiga ekstrak kasar semanggi air memiliki kandungan karbohidrat. Karbohidrat yang
terdapat pada buah dan sayur umumnya berupa pati dan selulosa.
6. Gula Pereduksi
Gula pereduksi merupakan kelompok gula atau karbohidrat yang dapat
mereduksi senyawa pengoksidasi. Hasil pengujian gula pereduksi menggunakan
pereaksi Benedict menunjukkan bahwa hanya ekstrak kasar metanol semanggi air yang
positif mengandung gula pereduksi (Nurjanah dkk, 2012)
7. Asam Amino
Kandungan asam amino terdeteksi pada semanggi air. Hasil pengujian asam
amino dengan menggunakan pereaksi Nihidrin 0, 0% menunjukkan bahwa hanya
ekstrak kasar metanol semanggi air saja yang positif mengandung komponen asam
amino (Azka, 2010:39).
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa semanggi air yang dianggap sebagian
besar orang sebagai tumbuhan liar dan gulma tanaman padi memiliki segudang kandungan
yang bermanfaat bagi tubuh. Hal tersebut tidak hanya dibuktikan dari kepercayaan
masyarakat melainkan juga melalui beberapa penelitian. Namun yang perlu diperhatikan
dalam pemanfaatan tumbuhan semanggi air untuk bahan konsumsi adalah kebersihan dan
keamanan tempat tumbuhnya. Pastikan tempat tumbuhnya tidak berada di lingkungan yang
airnya tercemar atau terkontaminasi bahan-bahan berbahaya seperti timbal, seng, dan
bahan pencemar lainnya, sehingga zat-zat yang terkandung didalamnya dapat
dimanfaatkan tubuh secara optimal.
 Sumber
- Arifin, M. 2009. Analisis Mikroskopi dan Kandungan Mineral Semanggi
Air Marsilea crenata Presl. (Marsileaceae). Skripsi tidak diterbitkan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
- Nurjanah, dkk. 2012. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif
Semanggi Air (Marselia crenata). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan
Volume 1, Institut Pertanian Bogor.
- Trisunuwati, P. 2016. The Role of Leave Water Clover (Marsilea crenata)
Squeeze Towards Esterogen Blood Level and Uterine Histology in Rats
(Rattus norvegicus). Jurnal Ternak Tropika Volume 17, Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya.
Manfaat
- Obat alami penyakit infeksi saluran kencing
- Mengatasi terlambat datang bulan (haid).
- Menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Mengatasi lesu dan lelah berlebihan (neurasthenia).
- Mengobati penyakit flu dan demam
- Menghentikan penyakit diare.
- Mengatasi penyakit radang hati (hepatitis).
- Mencegah dan Mengobati penyakit radang tenggorokan.
Sumber
- http://www.sakadoci.com/2016/02/tanaman-semanggi-manfaat-cara.html

D. KERUGIAN
Tidak ada yang spesifik, biasanya gak usah dicantumin kata bu Nurul.
2. KAYAMBANG ATAU KAYU APU (Pistia stratiotes L.)
Pada mulanya tumbuhan kayu apu hanya dikenal sebagai tumbuhan penggangguan di
danau. Akar tanaman berupa akar serabut, terjurai pada lapisan atas perairan dan sangat
potensial untuk menyerap bahan-bahan yang terlarut pada bagian itu (Yusuf, 2001). Selain itu,
karena kayu apu mempunyai daya mengikat butiran-butiran lumpur yang halus maka dapat
digunakan untuk menjernihkan air bagi industri maupun keperluan sehari-hari. Menurut Pusat
Litbang PU Sumberdaya Air (2008), tanaman kayu apu mampu menurunkan unsur N dan P secara
berturut-turut yaitu 25 % dan 12 % per minggu dengan penyerapan kadar awal 0,847 mg/l dan
0,493 mg/l setiap minggunya.

A. KLASIFIKASI
Berikut ini klasifikasi kayu apu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Pistia
Spesies : Pistia stratiotes L
Jenis tumbuhan air yang mengapung sering dianggap gulma dan tidak memiliki nilai
ekonomis, namun jenis tumbuhan ini sering digunakan untuk pengolahan limbah karena tingkat
pertumbuhannya yang tinggi dan kemampuannya untuk menyerap hara langsung dari kolom air
(Saeni 1989 dalam Suryati Dan Budhi 2003). Pistia stratiotes termasuk dalam famili Araceae yang
tumbuh mengapung pada permukaan air dengan akar-akarnya yang menggantung terendam di
bawah bagian daunnya yang mengambang. Lebar daun tumbuhan ini antara 5-14 cm dan jarak
antar nodusnya 0, 1-0, 5 cm sehingga membuat susunan daun pada tumbuhan ini terdapat pada
tiap bagian rosetnya (Don, 2006). Menurut Mamonto (2013), Pistia stratiotes sebanyak 200 gr
dengan konsentrasi awal 5 ppm dapat mengakumulasi polutan sianida (CN) dalam pertambangan
emas di wilayah pesisir sungai di areal tambang Bulawa, Gorontalo sebanyak 63,96% dengan
proses fitoremidiasi.

B. MORFOLOGI
Kayu apu (Pistia stratiotes) merupakan familia Salviniaceae dari genus Pistia.
Kayu apu memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan
air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan
permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini
mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kayu apu mengapung. Daun tipe kedua
tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil, dan berfungsi
menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kayu apu.
Kayu apu sendiri akarnya (dalam pengertian anatomi) tereduksi. Kayu apu tidak
menghasilkan bunga karena termasuk golongan paku-pakuan.
Sebagaimana paku air (misalnya semanggi air dan azolla) lainnya, kayu apu itu juga
bersifat heterospor, memiliki dua tipe spora, yaitu makrospora yang akan tumbuh menjadi
protalus betina dan mikrospora yang akan tumbuh menjadi protalus jantan. Kayu apu hanya
membutuhkan lingkungan yang basah dan hangat, dan tidak memerlukan persyaratan
khusus dalam pertumbuhannya. Water lettuce (P.stratiotes) tidak memiliki batang yang
jelas dan bahkan tidak memiliki batang.
Daun daunnya tersusun secara roset didekat akar, sehingga disebut roset akar.
Daunnya merupakan daun tunggal. Ujung daun membulat namun pangkal daun runcing.
Tepi daun berlekuk-lekuk dann ditutupi dengan rambut tebal dan lembut. Panjang daun
sekitar 2 hingga 10 cm sedangkan lebar daun sekitar 2 hingga 6 cm. Daun daun tebal dan
lembut membentuk suatu pahatan seperti mahkota bunga mawar dan sedikit kenyal.
Pertulangan daun sejajar, dimana tulang daun tipis dan terselubung. Daun berwarna hijau
kadang kebiruan bila sudah tua agak berwarna kuning.
Bunga berada di tengah roset dan tumbuh berwarna putih namun tidak begitu jelas.
Bunga bertipe bunga tongkol dan terletak di ketiak daun di tengah roset. Bunga merupakan
bunga berumah satu. Panjang bunga kurang lebih 1 cm, memiliki rambut dan dilindungi
oleh seludang, serta bunga bersembunyi sehingga tidak nampak jelas. Perkembangbiakan
yang dilakukan selan generatif, juga dapat terjadi secara vegetatif, yang dilakukan dengan
menghasilkan stolon. Membran pada bunga memisahkan antara bunga jantan dan bunga
betina.
Buah dari bunga Apu-apu (P.stratiotes) merupakan buah buni. Buah berbentuk
bulat dan berwarna merah, dengan ukuran 5 hingga 8 cm. Sedangkan biji dari tumbuhan
ini berbentuk bulat, berwarna hitam, dan berukuran kecil. Ukuran biji 2 mm, dengan sisi
membujur dan ujung meruncing. Akar jumbai panjang berwarna putih, yang menggantung
di bawah roset yang mengambang bebas di sepanjang saluran air. Akar memiliki stolon.
Rambut-rambut akarnya membentuk suatu struktur berbentuk seperti keranjang dan
dikelilingi gelembung udara, sehingga meningkatkan daya apung tumbuhan itu. Akar dapat
tumbuh panjang hinga mencapai 80 cm.

C. MANFAAT
1. Kandungan Unsur Hara dalam Kayu Apu (Pistia stratiotes L.)
Majid (1986) menyatakan bahwa kayu apu dapat berperan sebagai sumber
pupuk organik. Penelitian Irfan dan Shardendu (2009) menunjukkan bahwa kayu apu
dapat digunakan sebagai penyerap unsur nitrogen di alam, seperti terlihat pada
kandungan nitrogen kayu apu. Arisandi (2006) menyatakan bahwa kandungan C
organik dan N total yang cukup tinggi pada kayu apu, yaitu 40.5% dan 1.8% diharapkan
mampu menyumbang unsur hara ke dalam tanah sehingga dapat mengurangi
penggunaan pupuk anorganik.
Hasil analisis bahan organik yang dilakukan di laboratorium Kimia Tanah
Universitas Brawijaya menunjukkan bahwa kandungan bahan organik kompos kayu
apu adalah 22.8%, sedangkan kandungan bahan organik kayu apu segar adalah 19.6%.
Hasil ini menunjukkan bahwa kompos kayu apu dan kayu apu segar dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan organik di dalam tanah.
Hasil penelitian Farichatul Laili menunjukkan bahwa pemberian kompos kayu
apu 12 ton ha-1+ dosis pupuk nitrogen 120 kg ha-1 memberikan hasil yang tinggi pada
jumlah anakan, jumlah daun dan bobot kering.
2. Pemanfaatan kayu apu untuk menurunkan kadar Cr pada Pengolahan limbah Industri
Penyamakan Kulit.
3. Pemanfaatan kayu apu untuk menurunkan kadar pencemaran air limbah pabrik tahu.
4. Pemanfaatan kayu apu untuk obat demam, obat batuk rejan, dan pelancar air seni.
5. Pemanfaatan kayu apu untuk bioakumulator tembaga.
6. Sebagai bagian dari dekorasi dalam ruang atau sebagai tanaman hias di kolam atau
akuarium.
Selain itu kayu apu juga bermanfaat sebagai tumbuhan air memiliki potensi
dalam menurunkan kadar pencemaran air oleh limbah. Sebagai bioremediasi yang
merupakan suatu teknologi inovatif guna penggolahan limbah, yang dapat kita gunakan
sebagai alternatif dalam menangani pencemaran. Tanaman ini merupakan jenis gulma
air yang pertumbuhannya cepat dan mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan
baru yang sangat besar.
Kayu apu biasa dimanfaatkan untuk melakukan penjernihan air. Umumnya
tanaman ini sangat tahan terhadap kadar unsur hara yang sangat rendah dalam air tetapi
responnya terhadap kadar hara yang tinggi juga sangatlah besar. Jadi tumbuhan Kayu
apu ini dapat ditanam di bak penampungan atau pun kedalam kolam ikan karena dapat
menghilangkan racun ataupun bahan lain yang mengkontaminasi air.

D. KERUGIAN
1. Kompetisi Gulma terhadap Tanaman
Adanya persaingan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk
berproduksi. Persaingan atau kompetisi antara gulma dan tanaman yang kita usahakan
di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya
matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi
baik kualitas dan kuantitas.
2. Persaingan memperebutkan hara
Setiap lahan berkapasitas tertentu didalam mendukung pertumbuhan berbagai
pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di permukaannya. Jumlah bahan organik yang
dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh
karena itu jika gulma tidak diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan
itu berupa gulma. Hal ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung
lahan.
Tetapi tidak dapat mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain
gangguan gulma tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk Yang paling
diperebutkan antara pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan karena nitrogen
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma
menyerap lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama,
gulma mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5
kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak dan
magnesium lebih dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak membutuhkan
unsur hara daripada tanaman yang dikelola manusia.
3. Persaingan memperebutkan air
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya, gulma juga membutuhkan banyak air
untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam suatu lahan menjadi terbatas, maka
persaingan air menjadi parah. Air diserap dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar
diuapkan (transpirasi) dan hanya sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses
fotosintesis. Untuk tiap kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter
air. Kebutuhan yang besar tersebut hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman.
Contoh gulma Helianthus annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman jagung.
Persaingan memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan.
4. Persaingan memperebutkan cahaya
Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan
subur, maka faktor pembatas berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup (dimusim
penghujan) berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari.
Tumbuhan yang berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih
dahulu, oleh karena itu tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya.
Tumbuhan lain yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya.
 SUMBER
- Fonkou, 2002. Potentials of water lettuce (Pistia stratiotes) in domestic
sewage treatment with macrophytic lagoon systems in Cameroon.
Proceedings of International Symposium on Environmental Pollution
Control and Waste Management 7-10 January 2002, Tunis
(EPCOWM’2002,p.709-714.
- Estiarana, 2001. Tanaman Air Apu-apu Water Lettuce Pistia stratiotes L.
http://estiana.blogspot.com/2010/12/water-lettuce-pistia-stratiotes-
apu.html.

Anda mungkin juga menyukai