Anda di halaman 1dari 1

Faktor eksternal yang berupa suhu dapat mempengaruhi lapisan terluar telur (korion) yang

menyebabkan polispermi (Risnandar, 2001). Polispermi fisiologi merupakan kondisi dimana beberapa
sperma menembus ke dalam sel telur, tetapi hanya satu pronukleus sperma yang bergabung dengan sel
telur haploid inti. Sel telur mempunyai dua lapisan, lapisan dalam berupa vitelin dan lapisan terluar berupa
korion (Risnandar, 2001). Lapisan terluar (korion) sangat sensitif terhadap suhu. Jika lapisan tersebut
terpapar suhu, maka korion akan rusak sehingga dapat menyebabkan lebih dari satu sperma memasuki
sel telur (Risnandar, 2001).

Fisi (pemisahan) merupakan suatu peristiwa dimana set kromosom (2n) yang mengalami fisi akan bersifat
aneuploidi, yaitu kekurangan 1 kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa gagal berpisah (NDJ). Dari
peristiwa itulah maka akan terlihat banyak kromosom haploid (n).

Pada analisis triploid (3n), terdapat perbedaan yang bermakna antara ketinggian rendah dan sedang,
sedangkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara ketinggian sedang dan tinggi. Suhu
lingkungan pada ketinggian sedang, yaitu pada rentang ketinggian 700-1000 mdpl (Ngantang memiliki
ketinggian 982 mdpl) memberikan pengaruh paling optimal pada fenomena triploid.

Pada analisis tetraploid (4n), diketahui bahwa tidak terdapat berbedaan yang bermakna antara
ketinggian rendah dan sedang, sedangkan ketinggian sedang dan tinggi terdapat perbedaan yang
bermakna. Suhu lingkungan pada ketinggian tinggi, yaitu pada > 1000 mdpl (Batu memiliki ketinggian 1668
mdpl) memberikan pengaruh paling optimal pada fenomena tetraploid.

Poliploidi dapat terjadi akibat adanya penyimpangan selama mitosis dan meiosis yang tidak
mengalami reduksi (Corebima, 2000). Hal ini dijelaskan bahwa jika suatu gamet yang memiliki kromosom
2n dan tidak mengalami reduksi maka jika tergabung dengan suatu gamet normal (n), maka zigot yang
terbentuk akan memiliki ploidi triploid (3n), dan jika gamet yang bergabung tersebut tidak mengalami
reduksi (pada individu diploid), maka zigot yang terbentuk tergolong tetraploid (4n) dan poliploidi dapat
juga terjadi akibat penggandaan jumlah perangkat kromosom di dalam sel-sel somatik. Gamet yang tidak
tereduksi juga disebabkan adanya fisi. Fisi (pemisahan) merupakan suatu peristiwa dimana set kromosom
(2n) yang mengalami fisi akan bersifat aneuploidi, yaitu kekurangan 1 kromosom yang diakibatkan oleh
peristiwa gagal berpisah (NDJ). Dari peristiwa itulah gamet tidak tereduksi dan akan terlihat banyak
kromosom haploid (n).

Anda mungkin juga menyukai