Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MATEMATIKA DASAR

Integral (Bagian 2)

Dosen Pengampuh:

Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom.

Disusun Oleh :

David Priyan H.S.Pane (5173351008)

Muslimin Hari Wibowo (5181151001)

Ananda Azhari Dalimunthe (5183351023)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


PENDIDIKAN TEKONOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
2018/2019
KATA PENGHANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala karunia
nikmatnya sehingga makalah berjudul “INTEGRAL (Bagian 2)” dapat diselesaikan
tampa ada halangan yang berarti. Makalah ini disusun untuk tugas keenam mata
kuliah matematika dasar yang dibimbing oleh Dosen Amirhud Dalimunthe, S.T.,
M.Kom.Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari teman teman dan sumber sumber yang ada. Untuk itu
saya ucapkan terima kasih.
Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah
ini, baik dari segi EYD, kosa kata, tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karenanya saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari bapak Amirhud
Dalimunthe, S.T., M.Kom sekalian untuk saya jadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian, semoga makalah ini dapat diterima sebagai tugas kesembilan saya di
mata kuliah matematika dasar

Medan, 18 november 2018

Tim penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ........................................................................................................... 2


DAFTART ISI .......................................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 5
Bab II ........................................................................................................................................ 6
Pembahasan Integral( bagian 1 ) ............................................................................................... 6
2.1. Pengertian Integral ........................................................................................................ 6
2.2 Turunan Tertentu .......................................................................................................... 6
2.3 Teorema Dasar Kalkulus................................................................................................ 7
2.4 Sifat-Sifat Integral Tentu Lebih Lanjut .......................................................................... 9
2.5 Metode Substitusi Dalam Integral Tentu .................................................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
Kesimpulan ......................................................................................................................... 11
Saran ................................................................................................................................... 11
Referensi .................................................................................Error! Bookmark not defined.

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hitung integral merupakan metode matematika dengan latar belakang
sejarah penemuan dan pengembangan yang agak unik. Metode ini banyak di
minati oleh para ilmuwan lain di luar bidang matematika. Beberapa ilmuwan
yang telah memberikan sumbangan terhadap penemuan dan pengembangan
metode matematika hitung integral ini, di antaranya adalah :
1. Archimedes (287-212 SM), seorang fisikawan sekaligus matematikawan
dari Syracuse, Yunani.Pada abad kedua sebelum masehi, Archimedes talah
menemukan ide penjumlahan untuk menentukan luas sebuah daerah tertutup
dan volume dari benda putar. Diantaranya adalah rumus lingkaran, luas
segmen parabola, volume bola, volume kerucut, serta volume benda putar
yang lain. Ide penjumlahan ini merupakan salah satu konsep dasar dari
Kalkulus Integral.
2. Isaac Newton (1642-1727 M), seorang matematikawan sekaligus fisikawan
dari Inggris. Isaac Newton dan Gottfried wilhelm Leibniz dalam kurun
waktu yang hampir bersamaan, meskipun bekerja sendiri-sendiri, telah
menemukan hubungan antara Kalkulus Differansial dan Kalkulus Integral.
Walaupun konsep luas daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup (integral
tertentu) telah lebih dahulu diketahui, tetapi I Newton dan Leibniz
merupakan dua tokoh terkemuka dalam sejarah Kalkulus. Sebab, mereka
mampu mengungkapkan hubungan yang erat antara antiderivatif dengan
intagral tertentu. Hubungan ini dikenal dengan Teorema Dasar Kalkulus.
3. Gottfried wilhelm Leibniz (1646-1716 M), seorang ilmuwan jenius dari
Leipzig, Jerman. Leibniz seorang ilmuwan serba-bisa. Ia mendalami bidang
hukum, agama, filsafat, sejarah, politik, geologi, dan matematika. Selain
Teorema Dasar Kalkulus yang dikembangkan bersama Newton, Leibniz
juga terkenal dengan pemakaian lambang matematika. Lambang dx/dy bagi
turunan dan lambang ∫ bagi integral merupakan lambang-lambang yang
diusulkan oleh Leibniz dalam Hitung Differensial dan Hitung Integral.
4. George Friedrich Bernhard Riemann (1826-1866 M), seorang
matematikawan dari Gottingen, Jerman. Meskipun Teorema Dasar Kalkulus
telah dikemukakan oleh Newton, namun Riemann memberi definisi
mutakhir tentang integral tentu. Atas sumbangannya inilah integral tentu
sering disebut sebagai Integral Riemann.

4|Page
1.2 Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Dari Intergral?


2. Bagaimana Turunan tentu?
3. Bagaimana Teorema dasar kalkulus ?
4. Bagaimana Sifat-sifat Integral Tentu Lebih Lanjut ?
5. Bagaimana Metode Substitusi dalam Integral Tentu ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian intergral


2. Untuk Mengetahuai Turunan tentu
3. Untuk Mengetahuai Teorema dasar kalkulus
4. Untuk Mengetahuai -sifat Integral Tentu Lebih Lanjut
5. Untuk Mengetahuai Metode Substitusi dalam Integral Tentu

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Integral

Matematika mempunyai banyak pasangan operasi kebalikan, diantaranya :


penjumlahan dengan pengurangan, perkalian dengan pembagian, penarikan
logaritma dengan perhitungan logaritma, serta pemangkatan dengan penarikan
akar. Turunan juga memiliki operasi kebalikan, yaitu yang biasa kita sebut integral
atau anti turunan berikut ini adalah konsep-konsep dasar Integral, definisi, dan
teorema-teorema yang menyertai integral serta contoh- contoh soal pemahaman
materi.

2.2 Turunan Tertentu

Integral tentu adalah proses pengintegralan yang digunakan pada aplikasi


integral. Pada beberapa aplikasi integral dikenal istilah batas bawah dan batas
atas sebuah integral, batas inilah yang kemudian menjadi ciri khas sebuah
integral dinamakan sebagai integral tertentu. Sebab berbeda dengan integral tak
tentu yang tidak memiliki batas, maka pada integral tertentu ada sebuah nilai
yang harus disubtitusi yang menyebabkan tidak adanya lagi nilai C (konstanta )
pada setiap hasil integral dan menghasilkan nilai tertentu.
Secara umum integral tentu dari sebuah fungsi dengan batas tertentu dapat
dirumuskan sebagai berikut :
𝑏 𝑏
Jika f kontinu pada [a,b], maka ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = [𝐹(𝑥)] = F(b)- F(a) dengan F
𝑎
antiturunan seberang dari f , yakni suatu fungsi sedemikian sehingga F’ = f
Suatu fungsi f yang kontinu terdefinisi untuk Interval [a,b] kita bagi menjadi n
bagian yang sama dengan lebar.

6|Page
2.3 Teorema Dasar Kalkulus

Teorema Dasar Kalkulus I


Teorema Dasar Kalkulus I menjelaskan bahwa sebuah integral tak tentu dapat
dibalikkan dengan menggunakan pendiferensial. Pernyataan Formal dari
Teorema Kalkulus I adalah sebagai berikut:

“Andaikan f kontinu pada interval tertutup [a,b] dan andaikan x sebarang titik
(variable) dalam (a,b). Maka,

Teorema Dasar Kalkulus II


Teorema Dasar Kalkulus berperan sebagai penghubung antara diferensiasi dan
integrasi. Bagian teorema ini memiliki aplikasi yang sangat penting, karena ia
dengan signifikan mempermudah perhitungan integral tertentu. Pernyataan formal
dari Teorema Dasar Kalkulus II adalah :

“Misalkan f kontinu (karenanya terintegrasikan) pada [a,b] dan misalkan F


sebarang anti-turunan pada [a,b]. Maka :

Hubungan ini dapat lebih jelas terlihat ketika kita menuliskan kembali kesimpulan
untuk teorema dengan f(x)digantikan oleh g(x),

Sekarang, agar lebih paham mengenai teorema dasar kalkulus I dan II, coba
perhatikan contoh soal berikut ini :
(Teorema Dasar Kalkulus I )

7|Page
(Teorema Dasar Kalkulus II)

8|Page
2.4 Sifat-Sifat Integral Tentu Lebih Lanjut

SIFAT:

Jika f(x) ≥ 0 dalam interval a ≤ x ≤ b, maka ≥ 0


Jika f(x) ≤ 0 dalam interval a ≤ x ≤ 0, maka ≤ 0

Contoh :

9|Page
2.5 Metode Substitusi Dalam Integral Tentu

Integral subtitusi pada prinsipnya sama dengan integral pemisalan. Prinsip integral
Subtitusi ada 2 yaitu salah satu bagian dimisalkan dengan u ,sisanya yang lain
(termasuk dx) harus diubah dalam du.

Bentuk umumnya : ∫ 𝐹 [𝑔(𝑥). 𝑔′(𝑥)𝑑𝑥


Misal u = g(x) dan du = g’(x) dx, didapat
Contoh :

10 | P a g e
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Matematika mempunyai banyak pasangan operasi kebalikan, diantaranya:
penjumlahan dengan pengurangan, perkalian dengan pembagian, penarikan
logaritma dengan perhitungan logaritma, serta pemangkatan dengan penarikan
akar. Turunan juga memiliki operasi kebalikan, yaitu yang biasa kita sebut
integral atau anti turunan.
Kita menggunakan istilah “suatu anti turunan” daripada “anti turunan”
dalam definisi, karena jika suatu fungsi f mempunyai suatu anti turunan, ia akan
mempunyai keseluruhan famili dan setiap anggota dari famili ini dapat diperoleh
dari salah satu di antara mereka dengan jalan menambahkan suatu konstanta yang
cocok. Famili fungsi ini kita namakan anti turunan umum dari f. Sebarang
persamaan dengan yang tidak diketahui berupa suatu fungsi dan yang mencakup
turunan (atau diferensial) dari fungsi yang tidak diketahui ini disebut persamaan
diferensial. Notasi Sigma merupakan notasi yang digunakan untuk menyatakan
penjumlahan bilangan. Luas menurut poligon – poligon dalam Tinjaulah daerah
R yang dibatasi oleh parabola y = f(x)=x2 sumbu-x, dan garis tegak x =2 ( gambar
4 ) kita menggunakan acuan R sebagai daerah dibawah kurva y=x2 diantara x=0
dan x=2. Sasaran kita adalah menghitung luas A (R).Luas menurut Poligon-
poligon luarMungkin anda belum yakin bahwa A(R) = . Kita dapat memberikan
lebih banyak fakta. Tinjaulah segi empat dengan alas [xi-1, xi] dan tinggi f (xi)
= (diperlihatkan pada bagian kiri atas Gambar 7). Luasnya adalah f (xi) Δx.
Gabungan Sn dari semua segi empat yang demikian membentuk suatu poligon
luar untuk daerah R.

3.2 Saran
Kami hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, untuk itu
penulis mohon dengan segalakerendahan hati, untuk memberikan Saran dan
Kritiknya yang bersifat membangun,dengan harapan agar makalah ini bisa lebih
sempurna

DAFTAR PUSTAKA

11 | P a g e
http://www.academia.edu/18545305/Teorema_Dasar_Kalkulus_1_and_2_Ahmad_Sandi_N
_

https://mathematicstudycenter.wordpress.com/2016/04/23/teorema-dasar-kalkulus/

http://socs.binus.ac.id/2014/08/19/kalkulus-wono-sifat-sifat-integral-tentu-05-integral-
tentu-nilai-rata-simetri-dlsb/

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai