Anda di halaman 1dari 13

V-B

Makalah Komunikasi dalam Organisasi

Dony Darmawansyah

201610310311097

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI V-B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

ABSTRAK

Perkembangan teknologi komunikasi sudah menjadi sangat pesat dan menjadi salah satu aspek
yang sangat penting pada saat ini. Kebutuhan akan teknologi komunikasi yang handal dan baik
dalam penyajian kecepatan laju data maupun kualitas pelayanan semakin meningkat dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan aplikasi multimedia,maka koneksi nirkabel (tanpa kabel) merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk terus dikembangkan seiring dengan meningkatnya
kebutuhan akan kualitas komunikasi antar pengguna. Jaringan nirkabel atau sering disebut dengan
Wireless Local Area Network (WLAN) mampu menyediakan kemampuan seperti jaringan kabel
pada umumnya tanpa ada batasan seperti jaringan berkabel. WLAN menggunakan frekuensi radio
yang sama untuk mengirimkan dan menerima sinyal. Voice Over Internet Protocol (VoIP) adalah
teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video, dan data yang berbentuk paket melalui
jaringan IP. Jaringan VoIP dapat dibangun dengan menggunakan jaringan nirkabel atau WLAN
(Wireless Local Area Network). Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini dilakukan perhitungan dan
analisis packet delay VoIP pada jaringan ad-hoc WLAN dengan menggunakan
parameterparameter yang berbeda seperti codec, packetization interval, data rate. Dari hasil
analisis diperoleh gambaran tentang pengaruh jumlah panggilan (numbers of call ) terhadap packet
delay, dan juga pengaruh codec, packetization interval, data rate terhadap packet delay.

A. LATAR BELAKANG

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain


dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu
hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat
bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok,
yang terdiri dari atasan danbawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial
maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan
masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan
manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiranpesan di


antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk
komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. KOMUNIKASI

Komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari bahasa Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya "membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih". Dalam pengertian secara khusus
mengenai komunikasi itu sendiri menurut Hovland Komunikasi adalah “proses mengubah
perilaku orang lain”. Banyak ahli di dunia juga memberikan sumbangan pemikiran tentang
komunikasi

Menurut Harorl D. Lasswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yg


menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau
hasil apa.

Shannon & Weaver: Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan
teknologi.

Raymond S. Ross: Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan
simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau
respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.

Prof. Dr. Alo Liliweri: Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber
kepada penerima agar dapat dipahami.

Bernard Berelson & Gary A. Steiner: Komunikasi adalah Transmisi informasi, gagasan,
emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol -kata-kata, gambar,
figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yg disebut dengan
komunikasi.

Dari beberapa pengertian komunikasi dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke
pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.
B. ORGANISASI

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan
terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.

Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui
mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.

James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan


manusia untuk mencapai tujuan bersama.

Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem


aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.

Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan organisasi ialah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka
pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang /
beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan
bawahan.

Dari beberapa pengertian tentang organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa, organisasi adalah
suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
BAB III

PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke
pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi atau pengertian yang sama.

Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang
bisa berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan
seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan
kerja antar pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.

Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi harus ada si pengirim berita
(sender) maupun si penerima berita (receiver). Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil
seenaknya saja, tetapi ada penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan
diambil, dan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta visi,
misi suatu organisasi.

B. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

1. Komunikator (communicator), yaitu memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang
berbicara, pengirim berita atau orang yang memberitakan.

2. Menyampaikan berita, dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim
atau menyiarkan.

3. Berita-berita yang disampaikan (message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.

4. Komunikan (communicate), yaitu orang yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung.
Dengan kata lain orang yang menerima berita.

5. Tanggapan atau reaksi (response), dalam bentuk jawaban atau reaksi.

Kelima unsur komunikasi tersebut (Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita yang


disampaikan, Komunikan dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang utuh dan bulat,
dalam arti apabila satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan demikian
masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan. Jadi dengan demikian
keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsur tersebut.

C. PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Proses komunikasi dalam organisasi

1. Proses ideasi

Tahap pertama dalam suatu proses komunikasi adalah ideasi (ideation) yaitu proses penciptaan
gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.

2. Proses encoding

Gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sandi yang dirancang
untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang
akan digunakan.

3. Proses pengiriman

Gagasan atau pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media
komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara,
menulis, menggambar dan bertindak.

4. Proses penerimaan

Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung
pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.

5. Proses decoding

Pesan-pesan yang diterima diintrepretasikan, dibaca, diartikan,dan diuraikan secara langsung


atau tidak langsung melalui proses berfikir.

6. Proses tindakan

Respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan,
atau melakukan tindakan-tindakan lain.
jenis-jenis komunikasi dalam organisasi terdiri dari:

1. Komunikasi Internal: Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri.
Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen]. Komunikasi
internal terdiri dari dua dimensi yakni komunikasi vertical, dan komunikasi horizontal.

a. Komunikasi Vertikal

Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way
traffic communication]. Komunikasi vertical ada dalam bentuk komunikasi kebawah dan
komunikasi keatas. Fungsi komunikasi kebawah antara lain :

1) Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan


kerja bawahan.

2) Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.

3) Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi,


insentif

Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami
cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya.Keberhasilan organisasi dilandasi
oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa
kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang
dipimpinnya. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah,
pengumuman, rapat, majalah intern.

Sedangkan fungsi komunikasi keatas antara lain

1) Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan
bantuan, dan keluhan.

2) Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan
dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat
diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan. Contoh : staf memberikan laporan,
saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.

b. Komunikasi horizontal

Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal
sering kali berlangsung tidak formal.

Fungsi komunikasi horizontal/ke samping digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang
sama. Komunikasi ini berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti
telepon, atau melalui pesan tertulis.

c. Komunikasi Diagonal (Cross Communication)

Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.

d. Komunikasi Eksternal

Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak umum di luar organisasi.

Contoh Komunikasi

Teknologi Komunikasi

Contoh sosiologi komunikasi pada objek satu ini bukan lagi hal yang sulit ditemukan di
masyarakat. Perkembangan teknologi komunikasi merupakan contoh modernsisasi yang mampu
mengubah cara komunikasi masyarakat dengan keunggulannya dalam mempersempit ruang dan
mempersingkat waktu. Contoh teknologi komunikasi adalah penggunaan smartphone guna
menghubungkan keluarga yang berada di desa dengan keluarga yang berada di kota. Adanya
teknologi komunikasi juga terasa manfaatnya bagi bidang-bidang kehidupan lain seperti ekonomi
dan pendidikan. Contoh teknologi komunikasi bidang ekonomi adalah adanya
aplikasi marketplace yang digunakan untuk jual beli secara online. Ada pun contoh teknologi
komunikasi bidang pendidikan dapat ditemui pada sistem kuliah online di beberapa perguruan
tinggi, perpustakaan elektronik (e-library), dan aplikasi les online
D. HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

1. Hambatan dari Proses Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya
atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

a. Hambatan dalam penyandian/symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan
tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim
dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

b. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

c. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima

d. Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih
lanjut.

e. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi,
dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara),
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit
antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah,
nasional, maupun internasional), adanya istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang
tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.

4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan
nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga
menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang
hendak disampaikan.

5. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,

kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat

pancaindera seseorang, dll.


E. CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI

1. Gunakan umpan-balik

Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga
tercipta dua iklim komunikasi dua arah.

2. Kenali si penerima berita

a. bagaimana latar belakang pendidikannya.

b. bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan,

c. sejauh mana minat dan perasaanya

3. Rencanakan secara teliti, pertimbangkan baik-baik : apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan

Anda mungkin juga menyukai