Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SISTEM PEMBUMIAN NETRAL GENERATOR PADA PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA UAP SEI. BATU


2 × 8.5 MW SANGGAU

Verta Asi Manullang1, Bonar Sirait2, Purwoharjono2


1
Mahasiswa Program Studi Tekni Elektr Fakultas Teknik UNTAN Pontianak
2
Dosen Program Studi Tekni Elektr Fakultas Teknik UNTAN Pontianak
Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
E-mail : verta.asi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem pembumian generator PLTU Sungai Batu.
Pengumpulan data dilakukan dengan data sekunder yang diperoleh dari PT. PLN (Persero) Area Sanggau.
Metode yang digunakan pada sistem pembumian PLTU Sungai Batu adalah pembumian tahanan tinggi dengan
arus setting sebesar 10A. Penelitian ini hanya mengacu pada nilai tahanan yang sudah terpasang sebelumnya.
Bagian terpenting adalah bagaimana mendapatkan nilai tahanan dengan menggunakan arus setting dengan nilai
tegangan yang bervariasi. Dalam penelitian ini dikaji bagaimana nilai NGR yang terpasang terhadap nilai NGR
yang dihitung secara teoritis. Nilai NGR ( Neutral Grounding Resistor ) yang terpasang sebesar 360 Ω, setelah
perhitungan di dapat 358.9294Ω, dengan menganggap selisih yang tidak terlalu signifkan maka penerapan
metode tahanan tinggi pada generator PLTU Sungai Batu telah memenuhi standar.

Kata Kunci : Analisis, Pembumian Titik Netral, Pembumian Tahanan Tinggi

1. PENDAHULUAN pembumian dengan cara penanaman elektroda


Sistem tenaga listrik adalah sistem penyediaan pembumian.Pembangkit Listrik yang menjadi
tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit objek dari penelitian ini adalah pembangkit Tenaga
atau pusat listrik terhubung satu dengan lainnya Uap yang berlokasi di Desa Sungai Batu,
oleh jaringan transmisi dengan pusat beban atau Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, mulai
jaringan distribusi. Salah satu bagian besar dari beroperasi pada 17 Desember 2014. Berdasarkan
sistem tenaga listrik adalah pusat pembangkit data dan pengamatan dalam sistem
tenaga listrik. Pusat pembangkit tenaga listrik pembumiannya, PLTU ini menggunakan sistem
tersebut dapat berupa generator yang digerakkan pembumian netral generator dengan tanahan tinggi
dengan tenaga uap, gas, tenaga air, tenaga diesel yang dibumikan menggunakaNGR atau (Neutral
dan lain sebagainya. Generator merupakan Grounding Resistance). Pembumian jenis ini
komponen yang sangat penting, sehingga digunakan untuk mengamankan generator bila
kontinuitas dari operasi generator ini harus terjaga terjadi gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah di
dengan baik sehingga pasokan energi listrik tidak generator, di mana arus gangguan 1 phasa ketanah
berkurang akibat adanya gangguan pada generator. dibatasi tidak lebih dari 10 Ampere. Pada
Secara umum pentingnya peran generator menuntut prinsipnya NGR juga digunakan dengan tujuan
suatu generator harus memiliki sistem pembumian memperkecil arus gangguan.
netral yang handal. Sistem pembumian adalah salah Tugas akhir ini merupakan studi yang
satu bagian dari sistem tenaga listrik. Seiring akan menganalisa kinerja dari pembumian yang
pertumbuhan beban listrik yang terus meningkat digunakan untuk dijadikan suatu masukan pada
menyebabkan sistem tenaga listrik berkembang pembumian titik netral generator PLTU Sei.Batu
pesat dan semakin besar. Dalam suatu sistem Sanggau, yang akan mengacu pada standar-standar
pastinya dapat terjadi kesalahan atau gangguan yang telah dibuat dan disepakati. Analisa ini juga
sistem. Dalam hal ini terjadinya arus gangguan, dan dilakukan pada sistem dengan kondisi yang normal.
bila itu terjadi maka arus gangguan yang
ditimbulkan akan mengalir ketanah. Semakin besar
arus gangguan dan busur api yang ditimbulkan
akan semakin sulit untuk padam sendiri. Seiring
dengan itu, apabila tegangan transien yang
ditimbulkan semakin besar maka dapat menggaggu
sistem dan merusak peralatan. Untuk mengatasi
gangguan pada sistem tenaga listrik diperlukan
rancang sistem yang disebut sistem pembumian
yang berfungsi untuk mengalirkan arus gangguan
ke tanah dengan menciptakan jalur resistansi
2. TINJAUAN PUSTAKA Ia
I0 = I1 = I2 = (2. 2)
3
Salah satu gangguan yang sering terjadi pada 3E a
generator adalah terjadinya gangguan hubung Ia =
Z 1 +Z 2 +Z 0 +3Z f
singkat. Berdasarkan ANSI/IEEE std.100-1992 I0
gangguan disefinisikan sebagai suatu kondisi fisik Rangkaian +
yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, Urutan Nol V0
komponen, atau suatu elemen untuk bekerja sesuai -
dengan fungsinya[1][2]. Hubung singkat merupakan
suatu hubungan abnormal pada impedansi yang I1
Rangkaian
+
relatif rendah, terjadi secara kebetulan atau V1 3Zf
Urutan Positif
disengaja antara dua titik yang memiliki beda -
potensial. Gangguan hubung singkat dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu: I2
a) Gangguan Simetris Rangkaian
+
Urutan Negatif V2
Gangguan simetris merupakan gangguan di -
mana besar magnitude dari arus gangguan sama
pada tiap phasa. Gangguan jenis ini tejadi pada Gambar 2. 3 Hubungan rangkaian urutan untuk
gangguan hubung singkat 3 phasa. Saat gangguan gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah
simetris terjadi, tidak terjadi busur api karena
konduktor tidak menyentuh tanah. Berikut ini B. Perhitungan Tegangan
adalah persamaan yang dapat digunakan untuk karena,
perhitungan arus gangguan 3 phasa . Vr 0
If = (2. 3)
V rr +Z f
maka
Vi f = Vi 0 + ∆Vi = Vi 0 − Zir I f (2. 4
ZL Ifault atau
Zs1 Zs2
Z ir
Gambar 2. 1 Gangguan simetris Vi f = Vi 0 − Vr 0 (2. 5)
Z rr +Z f
𝐕𝐬
𝐈𝐅𝐚𝐮𝐥𝐭 = (2. 1) C. Sistem Pembumian
𝐙𝐬𝟏 +𝐙𝐋 +𝐙𝐬𝟐
Bumi (Earth) adalah masa konduktif bumi
yang potensial listriknya di setiap titik manapun
b) Gangguan tak Simetris menurut konversi adalah nol. Pembumian adalah
Gangguan tak simetris terjadi akibat dari
sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat
pengaruh beban yang tidak seimbang dalam sistem.
yang mempergunakan listrik sebagai sumber
Suatu beban tiga phasa dapat dikatakan seimbang
tenaga.Pembumian dapat digambarkan sebagai
apabila arus yang dihasilkn seimbang dan jika
hubungan atara suatu peralatan atau sirkit dengan
beban tersebut dihubungkan dengan tengagan
bumi.Pembumian mulai dikenal pada tahun 1990.
sistem yang seimbang. Beban yang tidak seimbang
Sebelumnya sistem-sistem tenaga listrik tidak
ditandai dengan tidak seimbangnya arus pada
diketanahkan karena ukurannya masih kecil dan
sistem, kondisi ini dipengaruhi oleh tegangan yang
tidak membahayakan. Namun setelah sistem-sistem
dibangkitkan pada sistem tidak seimbang. Dalam
tenaga listrik berkembang semakin besar dengan
perancangan sistem tenaga listrik, sistem
tegangan yang semakin tinggi dan jarak jangkauan
direncanakan seimbang.
semakin jauh, maka diperlukan pembumian. Jika
tidak, hal ini dapat menimbulkan potensi bahaya
A. Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa ke listrik yang sangat tinggi, baik bagi manusia,
Tanah peralatan, dan sistem pelayanannya sendiri.
Pembumian juga diasumsikan sebagai hubungan
pengantar yang menghubungkan sistem, badan
peralatan dengan bumi atau tanah sehingga dapat
Ia Ib = 0 Ic = 0
mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen-komponen peralatan dari
bahaya tegangan atau arus abnormal. Oleh karena
Va Zf Vb Vc itu, pembumian menjadi bagian penting dari sistem
tenaga listrik.
Gambar 2. 2 Gangguan hubung singkat 1 phasa ke Terdapat 2 (dua) jenis pembumian pada
tanah sistem tenaga listrik, yaitu pembumian sistem dan
Persamaan yang digunakan untuk perhitungan pembumian peralatan. Pembumian sistem
gangguan hubung singkat 1 phasa ke tanah, adalah merupakan pembumian pada sistem tenaga listrik
: ke bumi dengan cara tertentu. Pembumian sistem
Ea ini dilakukan pada generator dan transformator.
I1 = Sedangkan pembumian peralatan adalah
Z 1 +Z 2 +Z 0 +3Z f
pembumian bagian konduktif terbuka peralatan vCG = vCn − iR R g (2. 13)
yang pada keadaan normal tidak bertegangan. F. Neutral Grounding Resistor ( NGR )
Pembumian titik netral yang melalui tahan
D. Jenis – Jenis Pembumian pada Generator (resistance grounding) adalah suatu sistem yang
Netral generator ditanahkan dengan: mempunyai titik netral yang dihubungkan dengan
a) Impedansi rendah (tahanan atau dengan tanah melalui tahanan atau resistor. Pembumian
reaktansi), arus primer dari 50 hingga 600A. jenis ini lebih dikenal dengan sebutan pembumian
b) Impedansi tinggi atau resonansi di mana arus dengan resistor (Neutral Grounding Resistance)
primernya 1 sampai 10 A. atau NGR. NGR adalah sebuah tahanan yang
c) Generator dan sistem terhubung yang tidak dipasang seri dengan netral sekunder pada
ditanahkan. generator sebelum terhubung ke tanah[8].
A

E. Pembumian Titik Netral dengan Tahanan


Sistem pembumian dengan tahanan memiliki
dua metode, yaitu tahanan tinggi dan tahanan B

rendah. Pembumian dengan tahanan tinggi Rg

diperoleh dari koneksi titik netral generator. Sistem G


C

pembumian tahanan tinggi dapat digunakan pada


Gambar 2. 6 Neutral Grounding Resistance (NGR)
sistem yang kecil hingga menengah. Nilai tahanan
Pada umumnya nilai tahanan lebih tinggi dari pada
dipilih sedemikian rupa sehingga menungkinkan
reaktansi sistem pada tempat di mana tahanan
arus 1 – 10 A selama terjadi gangguan.
tersebut di pasang. Sebagai akibat besar arus
gangguan fasa ke tanah hal yang pertama dapat
A
dibatasi oleh tahanan itu sendiri, untuk itu
penentuan nilai tahanan yang tepat sangat perlu
B
dilakukan. Karena jika pemilihan nilai tahanan
if yang tidak tepat dapat menimbulkan gangguan
Rg mekanis pada generator yang akan mempengaruhi
G
C kinerja sistem tenaga listrik.
n

Gambar 2. 4 Hubungan wye dengan phasa B


Secara umum harga tahanan yang ditetapkan pada
terganggu
hubungan netral adalah:
iA
A Vi f
Rg = (2. 14)
zA I set

vAn
Dimana:
zB Rg = Tahanan Netral Pembumian (NGR) [Ohm]
iB B
vCn vBn
Rg Zf Vi f = Nilai tegangan pada phasa yang terganggu [V]
zC G iC Iset = Arus Setting,10 [A]
C
n
Dengan memilih harga tahanan yang tepat, arus
Gambar 2. 5 Sikuit model dengan phasa B gangguan ke tanah dapat dibatasi sehingga
terganggu harganya hampir sama bila gangguan terjadi
disegala tempat di dalam sistem bila tidak terdapat
Berdasarkan gambar di atas, gangguan terjadi di titik pembumianya lainnya. Dalam menentukan
phasa B. Persamaan untuk gangguan di phasa B nilai tahanan pembumian akan menentukan
adalah : besarnya gangguan tanah.
𝐯𝐁𝐧
𝐢𝐁 = (2. 6)
𝐙𝐑 +𝐙𝐟 +𝐑𝐠 G. Klasifikasi Sistem Pembumian dengan
Untuk tegangan drop nya, adalah : NGR
v Z Berikut ini adalah klasifikasi sistem
vBG = Bn f (2. 7)
Z R +Z f +R g
pembumian dengan NGR :
Atau a) Sistem pembumian dengan tahanan rendah,
vBG = iR Zf (2. 8) dengan tahanan 12 dan 40 Ohm serta arus
Arus di phasa A dan C, adalah : primer 50 – 600 A.
iA = iB = 0 (2. 9) b) Sistem pembumian dengan tahanan tinggi
Dengan menggunakan KVL, phasa A-n-G menjadi dengan tahanan 200 dan 500 Ohm, serta arus
: primer 1 – 10 A.
vAn − iR R g − VbG = 0 (2. 10) Penggunaan NGR dengan jenis rendah maupun
vAG = vAn − iR R g (2. 11) tinggi tergantung dari desain subsistem tenaga
Untuk phasa C, menjadi : listrik, pada dasarnya semakin besar nilai NGRnya
vCn − iR R h − VbG = 0 (2. 12) maka arus gangguan phasa ke tanahnya semakin
kecil.
3. METODOLOGI PENELITIAN Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Semboja, Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sei. Batu, PLTD Bina
Mulai Pertiwi, PLTD Sewatama 1 dan PLTD Sewatama 2.
Setiap unit pembangkit terhubung ke sebuah pusat
Pengumpulan data: pembangkit, dalam hal ini pusat pembangkit
1. Data Generator
( Daya, Tegangan, Reaktansi, dan Impedansi ) tersebut terletak pada PLTD Semboja, di mana
2. Data Pembumian pembangkit ini berfungsi menerima daya dari setiap
( Nilai pembumian yang digunakan )
pembangkit, kemudian menyalurkan kembali ke
Pembentukan admitansi bus
beberapa penyulang yang dimiliki sistem PLN
Sanggau.
Hitung nilai I hubung singkat 1 ⏀ ke tanah
B. Gambar Jaringan
Hitung Nilai V per ⏀
Berikut ini adalah data saluran ( dari
Perhitungan nilai NGR pembangkit hingga saluran distribusi ) yang dimiliki
𝑉
𝑅= sistem kelistrikan area Sanggau. Data ini diperlukan
𝐼𝑠𝑒𝑡
sebagai data input untuk melakukan perhitungan
gangguan hubung singkat, dengan adanya data
Iset = 10 A Iset = 50 - 600A impedansi maka perhitungan gangguan hubung
NGR Tahanan
NGR terpasang
NGR Tahanan Rendah singkat dapat dilakukan. Data disajikan berdasarkan
Tinggi = impedansi yang dimiliki bus ke bus. Bus dua ( 2 )
NGR
TIDAK perhitungan
bertindak sebagai bus pembagi beban atau
YA
dispatcher beban yang terletak pada bus 20 kV
milik PLTD Semboja, dari bus ini lah setiap
Analisisa pembumian titik netral penyulang dimulai.
Pada gambar 3.3 dan 3.4 merupakan gambar
Kesimpulan & Saran
berdasarkan penamaan dan penomoran milik sistem
PLN area Sanggau. Generator Bus 6.3 kV milik
Selesai
PLTD Sei. Batu pada gambar ini ditunjukkan oleh
bus 1856, setelah dilakukan penomoran bus kembali
A. Gambaran Umum yang diharapkan untuk memudahkan pendataan (
PT. PLN (Persero) area Sanggau menangani 3 gambar 3.4 ), bus 1856 di ubah menjadi bus 3.
sistem kelistrikan, mulai dari sistem pembagkit,
transmisi hingga sistem distribusi. Perusahaan ini
memiliki 5 sub-pembangkit, yaitu Pembangkit

360 ?
3

6 4
5
11
2
12
8 1 14 17
7
13

18
19
10 16 15 20
9
22 21
23
24

Gambar 3. 1 Single line sistem kelistrikan area Sanggau


360 ?
3

6 4
5
11
2
12
8 1 14 17
7
13

18
19
10 16 15 20
9
22 21
23
24

Gambar 3. 2 Single line sistem Sanggau dengan penomoran bus

C. DATA PENELITIAN Fasa-Fasa


kV kV kV kV
Berikut ini adalah data – data yang diperlukan untuk 7 Tegangan
3.67 0.23 0.23 0.23
Fasa-Netral kV kV kV kV
melakukan analisa sistem pembumian pada 8 Xd” 25% 25% 25% 25%
generator PLTU Sei. Batu. 9 Xd' 35% 35.00% 35% 35%
10 Xd 99% 99.00% 99% 99%
Sumber : PT.PLN (Persero) Sanggau

Tabel 3. 3 Data Generator PLTD Bina Pertiwi


Sanggau
NO ITEM GENERATOR
1 2 3
1 Daya Aktif 550 kW 550 kW 550 kW
2 Daya Semu 579 kVA 579 kVA 579 kVA
3 Power Faktor 0.95 0.95 0.95
4 Kutub 4 4 4
5 RPM 1500 1500 1500
6 Tegangan 0.4 kV 0.4 kV 0.4 kV
Fasa-Fasa
Gambar 3. 3 Single line PLTU Sei. Batu 7 Tegangan 0.23 kV 0.23 kV 0.23 kV
Fasa-Netral
Sanggau
8 Xd” 0.25 0.25 0.25
9 Xd' 0.35 0.35 0.35
Tabel 3. 1 Data Generator PLTU Sei.Batu 10 Xd 0.99 0.99 0.99
NO ITEM GENERATOR Sumber : PT.PLN (Persero) Sanggau
1 2
1 Daya Aktif 8.5 MW 8.5 MW Tabel 3. 4 Data Generator PLTD Sewatama 2
2 Daya Semu 10 MVA 10 MVA
3 Power Faktor 85% 85% Sanggau
4 Kutub 2 2 N ITEM GENERATOR
5 RPM 3000 3000 O 1 2
6 Tegangan 6.3 kV 6.3 kV 1 Daya Aktif 1200 kW 1000 kW
Fasa-Fasa 2 Daya Semu 1263 kVA 1053 kVA
7 Tegangan 3.637 kV 3.67 kV 3 Power Faktor 95% 95%
Fasa-Netral 4 Kutub 4 4
8 Arus Nominal 916 A 916 A 5 RPM 1500 1500
9 X1 17.50% 17.50% 6 Tegangan Fasa-Fasa 0.4 kV 0.4 kV
10 X2 17.50% 17.50% 7 Tegangan Fasa-Netral 0.23 kV 0.23 kV
11 X0 3% 3% 8 Xd” 25% 25%
12 Xd” 14.30% 14.30% 9 Xd' 35% 35%
Sumber : PLTU Sui. Batu Sanggau 10 Xd 99% 99%
Sumber : PT.PLN (Persero) Sanggau
Tabel 3. 2 Data Generator PLTD Semboja Sanggau
NO ITEM GENERATOR Tabel 3. 4 Data Generator PLTD Sewatama 2
1 2 3 4 Sanggau (lanjutan)
1 Daya 1 MW 550 550 550 NO ITEM GENERATOR
Aktif kW kW kW 3 4 5
2 Daya 10.53 579 579 579 1 Daya Aktif 1000 kW 1000 kW 1000 kW
Semu MVA kVA kVA kVA 2 1053 1053 1053
Power Daya Semu
3 95% 95% 95% 95% kVA kVA kVA
Faktor 3 Power Faktor 95% 95% 95%
4 Kutub 4 4 4 4 4 Kutub 4 4 4
5 RPM 1500 1500 1500 1500 5 RPM 1500 1500 1500
6 Tegangan 6.3 0.4 0.4 0.4 6 Tegangan 0.4 kV 0.4 kV 0.4 kV
Fasa-Fasa C. Tegangan Bus Selama Gangguan Terjadi
7 Tegangan 0.23 kV 0.23 kV 0.23 kV Berikut ini adalah hasil dari perhitungan
Fasa-Netral
8 Xd” 25% 25% 25% tegangan pada bus selama gangguan yang dikejakan
9 Xd' 35% 35% 35% dengan bantuan software MATLAB.
10 Xd 99% 99% 99%
Tabel 4. 2 Tegangan Tiap Bus Selama Gangguan
Terjadi di Bus 3
Tabel 3. 5 Data Generator PLTD Sewatama I Bus Tegagan Mutlak
Sanggau No Phasa a Phasa b Phasa c
NO ITEM GENERATOR
1 2 3 4
1 0.9331 0.9783 0.9886
1 Daya Aktif 1000 1000 1000 400 2 0.5597 0.9584 1.013
kW kW kW kW 3 0 0.9868 0.9196
2 Daya Semu 1053 1053 1053 421 4 0.3263 0.9882 0.8897
kVA kVA kVA kVA
3 Power Faktor 95% 95% 95% 95%
5 0.7376 0.9063 0.975
4 Kutub 4 4 4 4 6 0.5598 0.9584 1.013
5 RPM 1500 1500 1500 1500 7 0.6888 0.8898 0.9724
6 Tegangan 6.3 6.3 6.3 0.4 8 0.5598 0.9584 1.013
Fasa-Fasa kV kV kV kV
7 Tegangan 3.67 3.67 3.67 0.23
9 0.7312 0.9042 0.9746
Fasa-Netral kV kV kV kV 10 0.5598 0.9584 1.013
8 Xd” 25% 25% 25% 25% 11 0.5597 0.9584 1.013
9 Xd' 35% 35% 35% 35% 12 0.5597 0.9584 1.013
10 Xd 99% 99% 99% 99%
13 0.5597 0.9584 1.013
14 0.5597 0.9584 1.013
4. PEMBAHASAN 15 0.5597 0.9584 1.013
A. Perhitungan Hubung Singkat pada Bus 6.3 16 0.5597 0.9584 1.013
kV PLTU Sei. Batu Sanggau 17 0.5597 0.9584 1.013
Pada gambar 3.4 bus 6.3 kV milik generator 18 0.5597 0.9584 1.013
PLTU Sei.Batu diwakilkan dengan bus nomor 3. 19 0.5597 0.9584 1.013
Sistem pembumian pada bus ini lah yang nantinya 20 0.5597 0.9584 1.013
akan dianalisa lebih lanjut. Seperti yang ditunjukkan 21 0.5597 0.9584 1.013
pada gambar 3.1 dimana tahanan atau NGR yang 22 0.5597 0.9584 1.013
dipasang sebesar 360 Ω dengan arus setting primer ( 23 0.5597 0.9584 1.013
Iset ) di pilih 10 A. Sebelum menganalisa nilai NGR 24 0.5597 0.9584 1.013
yang terpasang, pada bab ini akan dilakukan
perhitungan arus gangguan hubung singkat. Seperti
D. Aliran arus pada salurn untuk gangguan di
yang telah dijelaskan sebelumnya, perhitungan arus
bus nomor 3
gangguan hubung singkat khususnya gangguan
hubung singkat 1 phasa ke tanah dilakukan, bukan
Tabel 4. 3 Aliran arus pada saluran untuk gangguan
hanya untuk mendapat kan nilai arus gangguannya,
di bus 3
tetapi prosesnya berlanjut untuk menentukan nilai
pada tegangan tiap phasa pada keadaan gangguan / Arus Mutlak Saluran
terganggu. Pada bab ini perhitungan mengenai arus Dari Ke Phasa a Phasa b Phasa c
hubung singkat dilakukan dengan menggunakan Bus Bus
software MATLAB untuk mempermudah 1 2 1998.993 988.2698 988.2698
perhitungan yang data nya akan dimuat dalam bab 3. 2 4 4344.446 2160.673 2160.673
Sedangkan perhitungan untuk menentukan nilai 3 F 14655.42 0 0
NGRakan dilakukan secara manual. 4 3 4344.446 2160.673 2160.673
5 6 527.8224 263.9112 263.9112
B. Arus Gangguan Hubung Singkat Ke Tanah 6 2 527.8224 263.9112 263.9112
Pada Bus Nomor 3 7 8 1096.735 548.3675 548.3675
Berikut ini adalah hasil dari perhitungan 8 2 1096.735 548.3675 548.3675
arus gangguan total pada bus nomor. 3 yang 9 10 721.0997 360.5499 360.5499
dikejakan dengan bantuan software MATLAB. 10 2 721.0997 360.5499 360.5499

Tabel 4. 1 Gangguan Hubung Singkat ke Tanah E. Hubungan antara Arus dan Tegangan Saat
pada Bus No. 3 Terjadi Gangguan Hubung Singkat
Saat terjadi gangguan pada salah satu phasa,
Arus Gangguan Total Arus Gangguan Total maka gangguan ini akan mengakibatkan arus lebih
( p.u ) (A) pada phasa yang terganggu dan akibatnya dapart
1.5992 14655.4183 mengakibatkan kenaikan tegangan pada phasa yang
tidak terganggu.
Hal ini terjadi pada objek penelitian yaitu pada Sedangkan perbedaan signifinakan yang dimiliki
bus 3, dengan analogi di atas saat terjadi gangguan antara harga tahanan Rg dari tahanan tinggi dan
pada phasa „a‟ terjadi kenaikan tegangan pada phasa tahanan rendah diperngaruhi dari harga Iset yang
„b‟ dan phasa „c‟. Di mana phasa „b‟ nilainya 0.9868 digunakan. Tahanan tinggi menggunakan Iset 10 A
dan phasa „c‟ nilainya 0.9196. dan tahanan rendah menggunakan Iset 600A. Dipilih
nilai tegangan pada phasa b dan Iset yang paling
F. Impedansi Urutan Nol di bus 3 (p.u) maksimal karena untuk mendapatkan nilai Rg yang
maksimal pula.
Tabel 4. 4 Impedansi urutan Nol di Bus 3
r x 5. PENUTUP
A. Kesimpulan
0.004 0.500 Setelah melakukan perhitungan dan analisis sistem
pembumian netral generator pada pembangkit listrik
tenaga uap Sungai Batu, maka dapat diambil
G. Tahanan Tinggi Tiik Netral Generator bus beberapa kesimpulan sebagai berikut :
3
Berikut ini adalah perhitugan untuk a) Dari penelitian ini diperoleh Tegangan pada
menentukan nilai tahanan tinggi titik netral atau phasa b, Vb = 0.9896 dan Vif = 358.9294 Ω
nilai NGR Dari persamaan (2.42) dengan b) Jenis pembumian yang digunakan adalah
memasukkan nilai 𝑽𝒊 𝒇 pada bus 3 dengan tahanan tinggi dengan NGR. Dari data yang
mengambil nilai tegangan yang terganggu paling didapat nilai NGR (Neutral Gronding Resistor)
tinggi di mana nilainya adalah 0.9868 serta nilai Iset atau tahanan Rg sebesar 360Ω, sedangkan hasil
= 10 A. dari perhitungan didapat sebesar 358.9294 Ω.
Karena NGR yang nilainya akan dicari adalah c) Setelah melakukan perhitungan, didapat selisih
untuk pembumian generator, maka sebelum sebesar 1.0706Ω. Selisih ini tidak terlalu
perhitungan menentukan nilai NGR atau tahanan Rg, signifikan, ini dapat terjadi karena perubahan
nilai 𝑽𝒊 𝒇 dikali dengan VLNgenerator, sebesar 3637.3 atau perluasan jaringan, seperti penambahan
V. bus, perubahan peralatan atau mesin yang
Maka 𝑉𝑖 𝑓 = 0.9868 x 3637.3066 digunakan yang berakibat pada nilai impedansi
= 3589.2942 𝑉 pembangkit atau jaringan yang berbeda, dan
Kemudian, dengan menggunakan persamaan sebagainya.
𝑉𝑖 𝑓 Dari poin satu (a) dapat dianggap hasil perhitungan
𝑅𝑔 = terhadap data relatif sama, untuk itu dapat
𝐼𝑠𝑒𝑡
didapat hasil dinyatakan bahwa sistem pembumian titik netral
3589.2942 generator pada PLTU Sungai Batu adalah efektif
= = 358.9294 Ω dan memenuhi syarat.
10
Sebagai refensi dilakukan juga perhitungan untuk
tahanan rendah. Dengan menggunakan persamaan B. Saran
yang sama, tetapi dengan mengganti nilai Iset Seiring pertumbuhan beban dan semakin
menjadi 600 A di dapat : banyaknya pengguna energi, untuk itu sangat di
sarankan kepada pihak PT.PLN untuk selalu
Tabel 4. 5 Nilai Rg Untuk Tahanan Tinggi Dan mengevaluasi nilai-nilai dari sistem yang dianggap
Tahanan Rendah penting, mengingat peralatan yang terdapat dalam
suatu gardu induk sangat mahal harganya dan
Tahanan Tinggi (Iset = Tahanan Rendah
mudah rusak serta memiliki peran penting dalam
10 A) (Iset = 600 A)
sistem tenaga listrik. Dengan melakukan evaluasi
𝟑𝟓𝟖. 𝟗𝟐𝟗𝟒 5.982 penyetelan kembali alat – alat pengaman terhadap
arus gangguan dan tahanan pembumian sehingga
Dari perhitungan yang dilakukan, dengan diharapkan dapat memberikan sistem pembumian
tegangan sebesar 0.9868 didapat nilai tahanan Rg yang handal.
sebesar 358.9294 Ω. Pada data milik PLTU Sungai
Batu nilai NGR atau tahanan Rg yang ditunjukkan 6. DAFTAR PUSTAKA
adalah sebesar 360Ω. Secara matematis dapat [1] Standar IEEE Std 519-1992, 1993,
ditinjau antara data dan perhitungan memiliki selisih Recommended Practices arul Requirements for
sebesar 1.0706Ω ini dapat terjadi karena perubahan Harmonis Control inElectrical Power Systems.
atau perluasan jaringan pada sistem tenaga, seperti New York: 1992-1993.
penambahan bus, perubahan peralatan atau mesin [2]. Adul Haris, Herman Bedi Agtriadi. 2017.
yang digunakan yang dapat mengakibatkan Analisis Sistem Penentuan Lokasi Gangguan
perubahan pada data pembangkit atau jaringan Jaringan Distribsi Listrik Terintegrasi Google
khususnya pada nilai impedansinya. Map. Teknik Informatika,STT PLN.
[3]. Ir. Bonar Sirait M.Sc,. Diktat Kuliah Analisis [10]. Ir.Wahyudi Sarimun N.,MT,. 2012.Proteksi
Sistem Tenaga Listrik. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Depok:
[4]. Sinurat, Pardamean. 2015.Teori Komponen Pernerbit Garamond.
Simetri dan Analisa Hubung Singkat [11]. Asyer Agriselius, Syahrial, dan Siti saodah.
[5]. Hadi Saadat, “Power System Analysis,” WCB 2014. Analisis Pemilihan Pentanahan Titik
McGraw-Hil, New York, 1999 Netral Generator Pada PLTMH 2 x 4,4 MW
[6]. Ir. T.S. Hutahuruk, M.E.E.1991.Pengetanahan Nua Ambon. Laporan Tugas Akhir Jurusan
Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan Teknik Elektro, institut teknologi nasional
Peralatan. Institut Teknologi Bandung & bandung.
Universitas Trisakti
[7]. Springer Science+Busssines Media Singapore
2016. Md.A. Salam and Q.M. Rahman, Power
System Grounding. Power System, DOI Verta Asi Manullang, lahir di
10.1007?978-981-10-0445-9_4 Beloyang, Kab. Sintang,
[8]. Ramadhan, Muhammad Zakiy. 2009.Netral Kalimantan Barat, 10 November
Grounding Resistor. Laporan Mingguan OJT 1992. Memperoleh gelar Sarjana
PT PLN Sektor Asam-Asam Wilayah dari Program Studi Teknik Elektro
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Universitas Tanjungpura,
[9]. Prih Sumardjati, Teknik Pemanfaatan Energi Pontianak Indonesia
Listrik jilid I, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008

Anda mungkin juga menyukai