Anda di halaman 1dari 16

2.

1 Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional atau National Income jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam satu periode, biasanya selama satu tahun. Perhitungan tersebut
berdasarkan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup
selama setahun. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William
Petty dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya.pada tahun
1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab
menurut pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto atau dalam bahasa Inggris dinamakan
Gross National Product (GNP) yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap
tahun oleh suatu negara yang diukur menurut harga pasar. Oleh karena itu pengertian
pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu
Negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan
uang.

2.2 Beberapa Istilah Pendapatan Nasional :

2.2.1 Produk Domestik Bruto


Produk domestic bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas
wilayah suatu Negara selama 1 tahun. Dalam perhitungan PDB ini, termasuk juga
hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi diwilayah suatu Negara. Barang-barang yang dihasilkan termasuk
barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang
didapatkan dari PDB dianggap bersifat bruto/kotor. Semua hasil produksi
orang/perusahaan asing di dalam negeri yang harus dibayarkan disebut factor
income payment to aboard, sedangkan hasil produksi diluar negeri yang diterima
disebut factor income receipt from aboard. Apabila yang dibayarkan lebih kecil
daripada yang diterima, maka akan terjadi pembayaran ke dalam negeri. Selisihnya
merupakan pendapatan neto ke luar negeri atau disebut net factor income payment
to aboard.

*Rumus GDP*
GDP = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor – impor)
GDP = C + I + G + (X – M)
1
Di mana konsumsi (C ) adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah
tangga, investasi ( I ) oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah ( G )oleh
pemerintah, dan ekspor ( X )dan impor ( M )melibatkan sektor luar negeri. Rumus
ini termasuk rumus pendekatan pengeluaran.
Contoh soal :

Suatu negara mempunyai pendapatan nasional sebagai berikut :

1. Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000


2. Pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
3. Pengeluaran negara Rp. 250.000.000
4. Pendapatan sewa Rp. 25.000.000
5. Pengeluaran investasi Rp. 75.000.000
6. Ekspor Rp. 50.000.000
7. Impor Rp. 35.000.000

Jawab :

GDP = C + I + G + ( X – M )

GDP = 80.000.000 + 75.000.000 + 250.000.000 + (50.000.000 – 35.000.000)

GDP = 405.000.000 + 15.000.000

GDP = 420.000.000

2.2.2 Produk Nasional Bruto

Produk Nasional Bruto (PNB) meliputi nilai produk berupa barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional) selama 1 tahun. Dalam
pengertian PNB atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Gross National Product
(GNP) ini, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
Negara yang berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan
asing yang beroperasi diwilayah Negara tersebut. Apabila ada hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi diwilayah Negara Indonesia, harus dikurangkan.
Sebenarnya perbedaan PDB dengan PNB terletak pada net factor income saja.Jika
GDP lebih besar dari GNP, maka penanaman modal asing lebih besar dari
2
penanaman modal Negara tersebut diluar negeri. Keadaan seperti ini merupakan
indikasi bahwa Negara itu belum meluaskan usahanya ke luar negeri dan masih
menerima banyak modal dari luar negeri. Sebaliknya, jika GDP lebih kecil dari
GNP biasanya Negara itu mampu menanamkan modal lebih banyak di luar negeri
daripada menerima modal asing dari luar negeri. Produk nasional Bruto merupakan
pendapatan nasional yang diperoleh melalui pendekatan metode pengeluaran.

*Rumus GNP*
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
GNP = PDB – PPLN + PPDN
GNP = PDB + PPPN

Contoh soal:

Diketahui Produk Domestik Brutonya (PDB) Indonesia pada tahun 2013


adalah Rp. 131.101,6 milliar. Pendapatan/Produk Neto terhadap luar negeri
Rp.4.995.7 miliar.

Jawab:

GNP = GDP – PRODUK NETTO TERHADAP LUAR NEGERI

GNP = Rp. 131.101,6 milliar – Rp. 4.995,7 milliar

GNP = Rp. 136.057,3 milliar

2.2.3 Produk Nasional Neto (Net National Product)

Produk Nasional Neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau


penyusutan yang disebut juga replacement dari barang modal. Replacement atau
penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam
proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan
dapat menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.

Pendapatan Nasional Netto (PNN) atau yang sering disebut dengan Net
National Product. Pengertian Produk Nasional Netto adalah produk nasional yang

3
memperhitungkan pengeluaran investasi netto dengan mengurangi investasi bruto
dan depresiasi.
*Rumus NNP*
NNP = GNP – Penyusutan
Contoh Soal:
Di Indonesia pada tahun 2014 GNP atas dasar harga berlaku Rp. 300 triliun. Di
samping itu terdapat penyusutan/depresiasi Rp. 100 triliun. Maka diperoleh NPP
sebesar?

Jawab:

NNP = 300-100

NNP = 200 triliun

2.2.4 Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)


Pendapatan Nasional Neto (NNI) adalah pendapatan yang dihitung menurut
jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain,
contoh pajak penjualan, pajak hadiah, pajak impor, bea ekspor, dan cukai- cukai.

NNI = NNP - pajak tak langsung + subsidi

Mengapa Pajak tidak langsung harus dikurangkan? Karena belum mencerminkan


balas jasa atas faktor produksi. Penjual/produsen memang menerima uang pajak
bersama harga pasar barang yang dijualnya, namun uang pajak tersebut wajib
diserahkan kepada pemerintah.

Di sisi lain, subsidi harus ditambah karena ada harga-harga tertentu yang dibuat
lebih murah dibandingkan biaya produksi sesungguhnya. Contohnya adalah untuk
subsidi beras, BBM atau subsidi harga pupuk.

Contoh Soal:

NNP Indonesia atas dasar haga pada tahun 2014 berlaku Rp. 500 triliun.
Depresiasi/penyusutan diketahui sebesar Rp. 100 triliun. Dikenakan pula pajak
tidak langsung dikurangi subsidi sebesar Rp. 150 triliun. Maka diperoleh NNI
sebesar?

4
Jawab:

NNI = 500-100-150

NNI = 250 triliun

2.2.5 Pendapatan Perseorangan (Personal Income)

Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang


diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh
tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung
pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-
penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil
dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan,
tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, terlebih dahulu
NNI harus dikurangi dengan:

 Pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada
pemerintah),
 Laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan
untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan
 Iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap
perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja
tersebut tidak lagi bekerja (pension). Juga termasuk iuran jaminan sosial serta
iuran asuransi.

Contoh Soal:

Diketahui:
Berapa jumlah pendapatan perseorangan, jika diketahui:
Gross National Product = Rp 500.000,-
Penyusutan barang modal = Rp 50.000,-
Pajak tidak langsung = Rp. 25.000,-
Transfer = Rp.30.000,-
Pajak penghasilan = Rp.25.000,-
Ditanyakan: pendapatan perseorangan?
Jawab:
5
PI = GNP - Penyusutan - Pajak tidak langsung + Transfer
PI = 500.000 – 50.000 – 25.000 + 30.000
PI = 455.000
Jadi pendapatan perseorangan pada permasalahan tersebut adalah Rp. 455.000,-

2.2.6 Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan (Disposable Income)

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan


yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan
selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable
income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan
kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya
pajak pendapatan. Berikut adalah cara untuk mengetahui pendapatan yang dapat
dibelanjakan (Disposable Income):

Disposable income = Personal Income – Direct tax (Pajak Pengahasilan)

2.3 Penghitungan Pendapatan Nasional


Seperti yang telah diuraikan sebelumnya pendapatan nasional bisa saja
berbentuk PDB atau GNP. Dalam perhitungannya, kedua unsur ini tidak
dibedakan secara jelas. Namun biasanya orang hanya akan menghitung PDB atau
GDP karena GNP dapat diperoleh dengan menambahkan PDB atau GDP dengan
net income from aboard. Untuk menghitung pendapatan nasional dapat digunakan
tiga metode yaitu:

2.3.1 Pendekatan Produksi


Penghitungan pendapatan nasional dengan pendapatan produksi adalah
dengan menghitung jumlah produksi masing – masing sector ekonomi kemudian
dijumlahkan. Metode ini dapat juga dilakukan dengan cara keseluruhan nilai
tambah dari semua sector kegiatan ekonomi. Ketika menghitung pendapatan
nasional harus dihindarin terjadinya perhitungan ganda. Oleh karena itu,
pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah (bukan nilai
jual) seluruh barang dan jasa yang dihasilkan.
Penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi ini dedasarkan
atas jumlah hasil barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat atau negara dalam
satu tahun. Semua nilai hasil akhir barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini
6
berarti bahwa pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnya sama
dengan produk nasional atas dasar harga pasar. Nilai pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan nilai – nilai tambahan yang diciptakan oleh tiap – tiap
sector yang ada dalam perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan
dalam suatu sector merupakan nilai produksi dari sector tersebut yang
disumbangkan kepada pendapatan nasional. Selain untuk menunjukkan besarnya
kontribusi dari tiap –tiap sektor ekonomi kepada pendapatan nasional,
penghitungan dengan cara produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan nilai –
nilai tambahan yang diciptakan adalah dengan tujuan untuk menghindari
penghitungan 2 kali.

Berikut adalah rumus untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan


produksi:

Y= (P1xQ1) + (P2xQ2) + ... (PnxQn)

Keterangan:
Y : Pendapatan nasional
P1 : Harga barang ke-1
Q1 : Jumlah/kuantitas barang ke-1
P2 : Harga barang ke-2
Q2 : Jumlah/kuantitas barang ke-2
Pn : Harga barang ke-n
Qn : Jumlah/harga barang ke-n

Contoh Soal:
Diketahui data harga barang dan jumlah yang diproduksi pada negara ABC
pada tahun 2016 sebagai berikut
Nama Barang Harga Barang (Dalam Jumlah barang
rupiah)
Kain Batik 250.000 20.000
Sepatu 350.000 5.000
Beras 100.000 100.000
Berapa besar pendapatan nasional berdasarkan pendekatan produksi?
Diketahui:
P1 = 250.000

7
P2 = 350.000
P3 = 100.000
Q1 = 20.000
Q2 = 5.000
Q3 = 100.000
Jawab:
Y = (P1xQ1) + (P2xQ2) + (P3xQ3)
Y = (250.000x20.000) + (350.000x5.000) + (100.000x100.000)
Y = 16.750.000.000

2.3.2 Pendekatan Pendapatan

Pendapatan nasional ditentukan dengan menjumlahkan pendapatan yang


diperoleh para pekerja, pendapatan para pengusaha, dan pendapatan pemilik modal
yang dapat berupa upah atau gaji, bunga modal, dan laba. Dalam pendekatan
pendapatan, PDB atau GDP didefinisikan sebagai total pendapatan dari faktor –
faktor produksi yang terlibat dalam proses produksi disuatu Negara dalam periode
tertentu.

Menurut Suryana, pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan


pendapatan dari faktor – faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa. Pendapatan yang dihitung adalah pendapatan yang diperoleh oleh
mereka yang memiliki faktor – faktor produksi, seperti pemilik modal, pekerja, dan
pengusaha. Para pemilik faktor produksi ini masing – masing memperoleh gaji,
sewa, bunga modal, dan profit yang dilambangkan dengan wages (w), rent (r),
interest (i), dan profit (p), dengan demikian NI dirumuskan :

Penghitungan pendapatan nasional dengan metode pendapatan, pada


umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima sektor – sektor produksi
dengan cara sebagai berikut:

 Pendapatan para pekerja, yakni gaji dan upah.


 Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan).
 Pendapatan dari sewa.
 Bunga neto, yakni seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan
dikurangi bunga pinjaman konsumsi dan bunga pinjaman pemerintah.
 Keuntungaan perusahaan.
8
Bunga pinjaman pemerintah dan bunga pinjaman untuk konsumsi tidak
dihitung sebagai bagian dari pendapatan nasioal. Hal ini karena pembayaran bunga
tersebut bukanlah bunga yang dibayarkan kepada modal yang dimiliki oleh
masyarakat dan perusahaan, yang dipinjamkan dalam kegiatan yang bertujuan
untuk melakukan pembentukan modal/investasi. Berdasarkan alasan yang sama
bunga yang dibayar oleh konsumen untuk membeli batang – barang konsumsi
secara cicilan tidak termasuk sebagai bagian dari pendapatan nasional.

Pendapatan Nasional berdasarkan pendekatan pendapatan dirumuskan


sebagai berikut:

Y=r+w+i+p

Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan Sewa misalnya sewa tanah
w = Pendapatan dari gaji, upah
i = Pendapatan bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan keuntungan perseorangan
Contoh Soal:

Pada periode awal tahun 2017 diperoleh data sebagai berikut:


Sewa sebesar Rp. 400 juta, upah yang diterima per individu sebesar Rp. 300
ribu, profit pengusaha mencapai Rp. 450 juta, ekspor luar negeri sebesar Rp. 650
juta, bunga pemilik modal sebesar Rp. 350 juta, dan impor luar negeri sebesar Rp.
230 juta.

Berapa jumlah Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan


pendapatan?

Diketahui:
r = 400 juta, w = 300 ribu, i = 350 juta, p = 450 juta x = 650 juta m = 230 juta
Jawab:
Pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan hanya
menggunakan penjumlah besar sewa, upah yang diterima, bunga pemilik modal,
dan profit pengusaha. Pada soal diketahui juga nilai ekspor dan impor, tetapi nilai
9
tersebut tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan pendapatan nasional jika
menggunakan metode pendapatan. Jadi pendapatan nasional berdasarkan metode
pendapatan adalah sebagai berikut:
Y=r+w+i+p
Y = 400 juta + 300 ribu + 350 juta + 450 juta = 12.000.300.000

2.3.3 Pendekatan Pengeluaran

Berdasarkan metode ini, pendapatan nasional dapat dihitung dari seluruh


pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh masyarakat, pengeluaran masyarakat
dapat dibedakan sebagai berikut:

 Pengeluaran konsumsi rumah tangga


 Pengeluaran konsumsi pemerintah, baik pusat maupun daerah,
 Pembentukan modal tetap bruto seperti persediaan barang – barang dan alat
– alat produksi tahan lama.
 Ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa.

Pendapatan Nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran dirumuskan


sebagai berikut :

Y = C + I + G + (X-M)

Keterangan:
Y : Pendapatan Nasional
C : Konsumsi rumah tangga
I : Investasi
G : Pengeluaran Pemerintah
X : Ekspor
M : Impor
X-M : Ekspor neto

Contoh Soal:
Diketahui data sebagai berikut:
-upah Rp. 30
-ekspor Rp. 50

10
-impor Rp. 35
-bunga Rp. 15
-investasi Rp. 35
-profit Rp. 35
-konsumsi Rp. 30
-sewa Rp. 20
-pengeluaran pemerintah Rp. 50

Tentukan besarnya pendapatan nasional berdasarkan pendekatan pengeluaran!


Jawab:
Pendapatan nasional berdasarkan metode pendekatan hanya menjumlahkan
besarnya konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto.
Y = C + I + G + (X-M)
Y = 30 + 35 + 50 + (50-35)
Y = Rp. 130

2.4 Manfaat Mengitung Pendapatan Nasional


Adapun beberapa manfaat menghitung pendapatan nasional sebagai berikut:
 Dapat mengetahui/menelaah struktur ekonomi suatu negara.
 Dapat membandingkan perekonomian suatu negara, masyarakat bahkan keluarga
dari suatu waktu ke waktu lainnya.
 Dapat membandingkan perekonomian antardaerah.
 Dapat menghitung atau memperkirakan pendapatan pribadi atau keluarga dalam
satu periode tertentu.

2.5 Tujuan Menghitung Pendapatan Nasional


Berikut adalah beberapa tujuan dalam menghitung pendapatan nasional:
 Untuk melihat kemajuan masyarakat dan negara di bidang perekonomian serta
melihat pemerataan pembangunan guna mencapai keadilan dan kemakmuran.
 Untuk memperoleh taksiran akurat tentang nilai barang dan jasa yang dihasilkan
suatu masyarakat dalam satu tahun.
 Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat
perekonomian suatu negara.

11
 Untuk membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan
berjangka guna mencapai tujuan pembangunan nasional.

2.6 Faktor yang memengaruhi :

2.6.1 Permintaan dan penawaran agregat


Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan
penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-
barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga
tertentu.Konsumsi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan
nasional. Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka
perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga,
tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya
kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat
harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang selanjutnya akan
mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran agregat
cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional (pendapatan
nasional) dan menambah pengangguran.

2.6.2 Konsumsi dan tabungan


Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan
jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun),
sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan
untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat
hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan
psychological consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam
konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

2.6.3 Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu komponen penting dari
pengeluaran agrerat

12
2.7 Pendapatan Perkapita
Pengertian pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata penduduk, oleh
sebab itu untuk memperoleh pendapatan perkapita pada suatu tahun, yang harus
dilakukan adalah membagi pendapatan nasional pada tahun itu dengan jumlah
penduduk pada tahun yang sama. Pendapatan perkapita juga sering digunakan sebagai
indikator pembangunan suatu negara untuk membedakan tingkat kemajuan ekonomi
antara negara-negara maju dengan negara sedang berkembang. Dengan kata lain selain
pendapatan per kapita bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan
corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara
berbagai Negara. Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah
sebagai berikut:
Pendapatan per kapita tahun n (IPCn) = Pendapatan Nasional Bruto tahun n (GNPn) /
Jumlah Penduduk tahun n (Pn)

Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk
suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per
kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang
tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan
per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut.

2.8 Kegunaan Pendapatan Per Kapita

Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu


negara, pendapatan per kapita di hitung secara berkala (Periodik) biasanya satu tahun.
Manfaat dari perhitungan pendapatan perkapita antara lain adalah sebagai berikut :

 Untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari


tahun ke tahun.
 Sebagai data pebandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari
pendapatan per kapita masing – masing negara dapat di lihat tingkst
kesejahteraan tiap negara.
 Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu negara dengan negara lainnya.
Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun, dapat di

13
simpulkan apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah (bawah), sedang
atau tinggi.
 Sebagai data untuk mengabil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per
kapita dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah
di bidang ekonomi.

2.9 Perbandingan pertumbuhan GNP Negara Maju dan Negara Berkembang

Didasarkan atas beberapa kriteria, di dalam mengelompokkan Negara-negara


sebagai negara maju atau berkembang. Ketujuh indikator tersebut adalah:

1. Pendapatan Nasional Perkapita (Gross National Product/GNP)

GNP sebagai patokan yaitu dengan cara membagi antara jumlah keseluruhan
pendatan negara pertahun dengan jumlah seluruh penduduk negara tersebut.

Apabila hasil baginya lebih dari 10.000 dolar Amerika Serikat (U.S $ 10.000),
maka negara tersebut dapat dikelompokkan sebagai negara maju.

Sedangkan apabila kurang dari 80 dolar Amerika Serikat (U.S $ 80), maka
dikelompokkan ke dalam negara sedang berkembang.

2. Struktur mata pencaarian dari angkatan kerja.

Jika presentase angkata kerja pada sektor yang memproduksi bahan makanan
pokok lebih besar, maka negara tersebut dikelompokkan sebagai negara sedang
berkembang.Sedangkan apabila prosentase angkata kerja pada sektor jasa lebih
besar, maka Negara tersebut dikelompokkan sebagai negara maju.

3. Produktifitas per-tenaga kerja.

Produktivitas tenaga perkerja ditentukan dengan cara keseluruhan produksi


selama satu tahun dibagi dengan jumlah seluruh angkatan kerja. Apabila
produktivitas perangkatan kerja tinggi maka tergolong negara maju, demikian
sebaliknya.

4. Pengunaan energi per-orang.

Jika tingkat penggunaan tenaga listrik dan bentuk energi lainnya nya tinggi,
maka tingkat perkembangan nasionalnya tinggi (negara maju). Namun

14
demikian, indikator ini tidak bersifat mutlak karena bergantung pada kondisi
iklim negara yang bersangkutan.

5. Fasilitas transportasi dan komunikasi

Parameter ini ditentukan dengan cara mengetahui indeks perkapita dari


pengukuran jalan kereta api, jalan raya, hubungan udara, telepon, radio, televisi,
dan sebaginya. Jika indeksnya makin tinggi, maka makin tinggi pula tingkat
perkembangan nasional negara tersebut.

6. Pengunaan metal yang telah diolah.

Hal ini ditentukan oleh jumlah bahan-bahan metal seperti: besi, baja, tembaga,
alumunium dan logam lainnya yang digunakan penduduk selama setahun
tertentu. Semakin banyak jumlah yang digunakan, maka semakin tinggi tingkat
perkembangan nasional negara tersebut.

7. Penduduk melek huruf, tingkat penggunaan kalori perorang, presentase


pendapatan keluarga yang digunakan untuk membeli bahan makanan, ataupun
jumlah tabungan perkapita. Adapula sumber lain yang membedakan suatu negara
tergolong ke dalam kelompok negara maju atau negara berkembang berdasarkan
aspek kependudukannya. Suatu negara dikelompokkan ke dalam kelompok negara
berkembang, jika negara tersebut memiliki ciri-ciri kependudukan sebagai berikut:

 Tingkat pertumbuhan penduduk tinggi


 Tingkat pendapatan, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang rendah,
ketimpangan pendapatan yang mencolok, sehingga standar hidup pun
rendah
 Angka ketergantungan penduduk tinggi
 Angka pengangguran baik nyata maupun terselubung tinggi
 Tingkat produktivitas rendah.
 Ketergantungan pendapatan sangat bertumpu pada sektor pertanian dan
ekspor bahan-bahan mentah.
 Pengelolaan informasi sangat terbatas dan pasar tidak sempurna
 Aspek hubungan internasionalnya sangat rapuh

Sedangkan ciri-ciri kependudukan negara maju adalah sebagai berikut:

 Tingkat pertumbuhan penduduknya rendah


 Persebaran penduduk terkonsentrasi di daerah perkotaan
15
 Tingkat kelahiran dan kematian penduduknya rendah
 Tingkat buta huruf rendah
 Tingkat harapan hidupnya tinggi
 Pendapatan perkapitanya tinggi
 Penduduk wanita berstatus kawin di atas 19 tahun dan banyak menggunakan
alat kontrasepsi.

Pada tahun 1997 Bank Dunia (World Bank) membagi negara-negara di dunia
berdasarkan tingkat pendapatan (income perkapita) menjadi empat kelompok,
yaitu:

 Negara-negara berpendapatan rendah (low income) dengan GNP perkaitanya


< U.S $785
 Negara berpendapatan menengah (middleincome) dengan GNP perkapitanya
antara U.S $ 785 – 3.125
 Negara berpendapatan menengah tinmggi (upper middle income) dengan GNP
perkapitanya antara U.S $ 3.125 – 9.655
 Negara berpendapatan tinggi (high income) GNP perkapitanya > U.S $ 9.656

2.10 Cara memperbesar pendapatan perkapita


1. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.
2. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri
sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia.
3. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program
KB dan peningkatan pendidikan.
4. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan,
perindustrian, perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)
5. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu
berkurang.

16

Anda mungkin juga menyukai