RMK SAP 12
Oleh :
KELOMPOK 8
UNIVERSITAS UDAYANA
Bagian Awal
Pada umumnya bagian awal berisikan:
Bagian Utama
Tidak ada standar tertentu untuk bagian utama. Pada umumnya bagian utama terdiri
atas beberapa bagian yaitu sebagai berikut ini:
1. Pendahuluan, antara lain berisi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan, dan
manfaat penelitian.
2. Kajian pustaka, memuat landasan teori yaitu teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrument. Disini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti. Setelah dibuat
landasan teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu, selanjutnya direkonstruksi ke dalam
kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran ini dapat dijadikan tuntunan dalam
perumusan hipotesis berdasarkan atas kajian pustaka yang telah disusun.
3. Metode penelitian, meliputi hipotesis dan rancangan penelitian. Hipotesis merupakan
jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Rancangan penelitian
meliputi identifikasi variabel, definisi operasional variabel, penentuan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknis analisis data.
4. Hasil penelitian, berisi analisis data penelitian dan pembahasan. Analisis data dan
pembahasan bersifat terpadu, dan penyajiannya dapat disertai label, grafik, atau bentuk
lain. Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun statistik. Hasil penelitian sebaiknya dibandingkan
dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Analisis data mengambil proporsi yang
paling besar dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. analisis data dapat dilakukan
melalui dua (2) tahap yaitu tahap pertama analisis deskriptif, dan kedua analisis statistic
infrensial yang tertuju pada pengujian hipoteis penelitian.
5. Kesimpulan, berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan penelitian merupakan
jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Saran yang diberikan pada laporan harus didasarkan pada data hasil
penelitian, dan didasarkan pada kesimpulan.
Bagian Akhir
Pada bagian akhir laporan biasanya berisikan daftar bacaan, serta lampiran-lampiran
dan lainnya bila ada.
1. Laporan harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan mengutarakan semua
teknik dan pengalaman yang diperoleh selama melakukan penelitian.
2. Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca laporan. Materi serta
keterangan yang diberikan harus disampaikan secara integratif, dimana kesinambungan
antara satu diskusi dengan diskusi lainnya, ataupun antara satu materi dengan materi
lainnya yang tidak terputus-putus.
3. Laporan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tingkatan analisa.
Alternatif-alternatif pemecahan yang dilakukan perlu disampaikan dengan jelas.
Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis atau hayalan-hayalan penulis tentang
apa yang akan terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut didasarkan fakta-fakta. Dengan
kata lain laporan harus berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara logis, bukti-
bukti yang ditemukan, dan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan selama masa
itu.
4. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada
hubungan dengan tujuan kegiatan, janganlah temuan tersebut dibuang, sebab ada
kemungkinan hasil penemuan tersebut dapat merupakan kata kunci dalam memberi
makna kegiatan lain di kemudian hari.
5. Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-kegagalan serta keterbatasan-
keterbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh. Dengan melaporkan
kegagalan dan alasan-alasan kuat mengapa kegagalan tersebut terjadi akan amat
berguna bagi pengambil kebijakan dalam mewaspadakan terhadap kegagalan tersebut.
6. Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu perlu dibuat outline (kerangka)
laporan dan baru kemudian outline tersebut dikembangkan menjadi laporan yang
terperinci.
7. Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau bagian-bagian, sub-sub bagian
dengan judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat lebih mudah memilih materi
yang relevan baginya.
Pembagian laporan menjadi dua tersebut amat diperlakukan agar sasaran yang ingin
dituju dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen atau pengambil keputusan biasanya hanya
membaca bagian pertama dari laporan, sedangkan bagian kedua yang berisi laporan yang lebih
lengkap dibaca oleh staf bawahannya.
Laporan untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti
oleh mereka. Istilah-istilah teknis jika digunakan haruslah yang sesuai dengan penerapan di
lapangan. Kata-kata yang digunakan hendaknya jangan membuat para pembuat keputusan
tersebut menjadi tersinggung atau merasa tersudut.
Rekomendasi yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang cermat, jangan sekali-
sekali memasukkan rekomendasi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran tanpa dasar fakta.
Sebelum laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi terlebih dahulu
dengan pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu sebelum memberikan rekomendasi
penyusun laporan telah mempunyai kesempatan untuk memperoleh penimbang terhadap
rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan dalam laporan.
IV. Aturan Penulisan
Terkait dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
laporan adalah sebagai berikut:
Fokus Laporan,
Sebuah laporan harus didasarkan pada satu/dua pertanyaan pokok, bukan serangkaian
pertanyaan, ada kecenderungan bahwa para penyusun laporan ingin melaporkan semua hasil
kegiatannya seperti juga ingin memasukkan semua tabel yang dimiliki serta data sebanyak-
banyaknya, termasuk data yang tidak dibutuhkan untuk topik yang sedang dibahas.
Alinea (Paragraf)
Pada dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan kumpulan alinea.alinea berperan
penting karena alinea menunjukkan organisasi, pikiran dan gaya pelaporan seseorang. Alinea
yang baik dan efektif hanya mengandung satu tema dan harus pula memenuhi syarat kesatuan
pikiran dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat dalam alinea harus berkaitan satu sama lain,
dan bersama-sama membentuk suatu bagian yang berpautan. Alinea yang baik harus menenuhi
tiga syarat utama yaitu sebagai berikut:
a. Alinea harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau suatu tema tertentu.
Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat pokok atau kalimat topik.
b. Hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain harus kompak (koheren).
Suatu alinea yang tidak koheren akan menghadapkan pembaca dengan loncatan-
loncatan pikiran yang membingungkan, urut-urutan waktu dan fakta-fakta yang tidak
teratur, atau perkembangan pokok-pokok tambahan tidak lagi berorientasi pada topic
utama.
c. Setelah meletakan inti alinea dalam kalimat topic, ide pokok itu harus dijelaskan lebih
lanjut/dikembangkan dengan mengajukan contoh-contoh dan perincian untuk
mengonkritkannya. Kegagalan dalam mengembangkan alinea akan menghasilkan
fragmen-fragmen yang pendek.
V. Teknik Presentasi
Pengertian
Presentasi dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi kepada
public melalui sebuah orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun melalui media.
Presentasi memiliki dua (2) tujuan yaitu:
1) Presentasi informatif, bertujuan untuk memperkenalkan hal baru pada khalayak.
Presentasi ini lebih ditujukan pada aspek kognisi khalayak. Proses ini lebih dikenal
sebagai sosialisasi.
2) Presentasi persuasif, ditujukan untuk mempengaruhi sikap (attitude) dan prilaku
(behavior) khalayak sebagaimana yang diinginkan presenter.
Dalam komunikasi, ada lima (5) unsur yang harus diperhatikan. Kelima unsure tersebut
adalah sebagai berikut ini:
1. Pengirim pesan (sender)
2. Pesan yang dikirimkan (massage)
3. Bagaimana pesab tersebut dikirimkan (delivery channel medium)
4. Penerima pesan (receiver)
5. Umpan balik (feedback)
Hukum Komunikasi
Lima (5) komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of Effektive Communication)
yaitu REACH sebagai berikut ini:
1. Respect, sikap hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak atau hadirin.
2. Empaty, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi orang lain. Rasa empaty akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan
menerimanya. Empaty juga bisa berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap
perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik dengan sikap yang positif.
3. Audible, dapar didengarkan atau dimengerti dengan baik
4. Clarity, kejelasan dari pesan yang akan disampaikan sehingga tidak membingungkan
si penerima pesan
5. Sikap rendah hati, yaitu untuk membangun rasa menghargai orang lain.
Persiapan
Hal yang terpenting dalam persiapan presentasi adalah membangun rasa percaya diri
dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan kata-kata yang
digunakan, dan komunikasi non-verbal, yaitu kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik,
nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris yang digunakan akan memberikan efek atau
pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan.
Dalam komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam persiapan mental
yaitu sebagai berikut:
1. Berbicara di depan public bukanlah hal yang sangat menegangkan.
2. Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk tampil di
depan publik.
3. Siapkan 2-3 poin pembicaraan/pertanyaan, karena audien akan sulit untuk mengingat
lebih dari tiga hal dalam suatu waktu.
4. Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan terarah.
5. Kita tak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik.
6. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai seluruh hadirin
7. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam
presentasi atau penyampaian pesan kita.
Beberapa hal penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:
1. Durasi, yaitu panjangnya sebuah presentasi
2. Analisis khalayak, yaitu mengenali komunikan
3. Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana mengorganisasi pesan dan informasi yang
akan disampaikan. Misalnya diawali dengan persoalan dan diakhiri dengan
penyampaian solusi terbaik.
4. Penggunaan alat bantu visual, yaitu dengan prinsip mudah dibaca, memberikan
penekanan dan kejelasan, dan sederhana.
Beberapa alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis, Flip Charts, Overhead
proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor
Penyampaian
Beberapa pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
1. Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa yang tepat, suara, dan kecepatan
dalam penyampaian presentasi dengan mempertimbangkan daya tangkap khalayak.
2. Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal perlu mendapat perhatian.
Kontak mata, ekpresi wajah, postur, dan gerakan tubuh sedapat mungkin menunjang
proses presentasi
DAFTAR PUSTAKA
http://meweks.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html