Paper - Lusye A. H. Berhandus
Paper - Lusye A. H. Berhandus
Oleh :
Lusye A. H. Berhandus
17014101079
Masa KKM : 05 November 2018 – 02 Desember 2018
Pembimbing :
dr. L. F. Joyce Kandou, Sp.KJ
Oleh:
Lusye A. H. Berhandus
17014101079
Masa KKM : 05 November 2018 – 02 Desember 2018
Pembimbing :
i
BAB I
PENDAHULUAN
pribadi. Para ahli Psikologi juga tertarik akan masalah seberapa jauhkah
yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik.
perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak
Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi
pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan
orang lain. Erickson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan
1
perkembangan manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia, hal ini yang tidak di
lakukan oleh Freud, karena Sigmund Freud lebih mengedepankan pada wilayah
yang di ungkapkan oleh Sigmund Freud, maka dapat dikatakan juga bahwa
Erickson ini adalah seorang Post-Freudian atau Neofreudian. Akan tetapi teori
Eick Erickson ini lebih mengedepankan pada masyarakat dan kebudayaan. Ini di
karenakan Erickson sangat tertarik dengan ilmu antropologi. Bahkan sering kali
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
namanya dan tidak mau mengakui Erik sebagai anaknya sewaktu masih dalam
Abrahamsen yang berkebangsaan Yahudi. Saat Erikson berusia tiga tahun ibunya
mereka pindah ke daerah karlsruhe di Jerman Selatan. Nama Erik Erikson dipakai
pada tahun 1939 sebagai ganti Erik Homburger. Erikson menyebut dirinya sebagai
ayah bagi dirinya sendiri, nama Homburger direduksi sebagai nama tengah bukan
nama akhir.2,3
Karena tidak mengambil kuliah seni, dia memilih untuk keliling Eropa
hidup secara bebas tanpa beban, sampai suatu saat jelas “ apa yang harus di
kerjakannya “.2,3
Di usia 25, temannya Peter Blos (seorang seniman yang kemudian jadi
untuk anak – anak amerika yang di kelola oleh Dorothy Burlingham, seorang
teman Ana Freud. Di samping mengajar seni dia juga mendapat sertifikat dari
Montesori Education dan Vienna Psychoanalytic Society. Bisa di katakan, dia jadi
3
Beberapa waktu kemudian, dia bertemu Joen Serson seorang guru tari dari
Kanada dan menikahinya. Mereka dikaruniai tiga orang anak, salah satunya
dirumahnya. Dimasa ini, dia bertemu dengan psikolog seperti Henry Murray dan
Kurt Lewin serta antropolog terkenal semisal Ruth Benetict, Margaret Mead dan
Gregory Beteson.2,3
Berkeley. Di masa inilah dia melakukan studi- studinya yang terkenal tentang
kehidupan modern dalam suku Lakota dan Yurok. Tahun 1950, dia menulis
pendudukan asli Amerika, analisis tenteng Maxim Gorky dan Adolph Hitler,
tokoh tokoh sejarah,tetap muncul dalam karya karya yang lain,salah satunya
Award.2,3
10 tahun kemudian kembali ke Harvard. Walaupun telah pensiun tahun 1970, dia
4
B. Fase-Fase Perkembangan Psikososial
ciri utama setiap tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis dan di lain pihak
dalam delapan tahap perkembangan yang di lalui oleh setiap manusia menurut
karena itu kadang kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang
orang asing melainkan juga kepada beda, situasi, kondisi dan lingkungan
yang dirasa asing baginya. Dalam kondisi demikian biasanya bayi akan
menangis.4,5
Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1
tahun. Tugas yang harus di jalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan
apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan. Misalnya untuk tidur dengan
tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan tepat waktu. Serta dapat
membuang kotoran (eliminsi) dengan sepuasnya. Oleh sebab itu pada tahap
5
perkembangan kepribadian anaknya yang masih kecil. Kepuasan yang di
rasakan seorang bayi terhadap sikap yang di berikan oleh ibunya akan
bayinya dan tidak dapat memberikan rasa hangat dan nyaman atau ada hal-
rasa tidak percaya, dan dia akan selalu curiga kepada orang lain.3,5
Hal ini jangan di pahami bahwa peran sebagai orang tua harus
jahat kepadanya. Orang tipe seperti ini akan mudah di tipu. Sebaliknya, hal
tipe ini akan berkembang pada arah kecurigaan dan merasa terancam terus
menerus. Hal ini di tandai dengan munculnya frustasi, sinis, marah, maupun
depresi.3,5
di dalam diri anak tersebut yaitu harapan dan keyakinan yang sangat kuat
6
bahwa kalau segala sesuatu itu tidak berjalan sebagaimana mestinya,tetapi
tahun yang menentukan tumbuhnya kemauan Baik dan kemauan keras, anak
penggungkapan diri dan sifat kasih sayang, rasa mampu mengendalikan diri
akan menimbulkan dalam diri anak rasa memiliki kemauan baik dan bangga
yang bersifat menetap, jika orang tua dapat menolak anak untuk melakukan
orang tua dapat mendorong atau memaksa anak melakukan yang patut,
sesuai batas kemampuannya. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri
pada anak. Apabila orang tua melindungi anak berlebihan atau tidak peka
terhadap rasa malu anak dihadapan orang lain dapat menumbuhkan pribadi
Orang tua dalam mengasuh anak pada usia ini tidak perlu
kalimat yang seringkali menjadi teguran maupun nasehat bagi orang tua
dalam mengasuh anaknya yaitu “tegas namun toleran”. Konsep ini sangat
tepat dengan apa yang menjadi pemikiran Erikson. Karena tanpa sikap ini
7
Erikson sebagai impulsiveness (terlalu menuruti kata hati), sebaliknya
apabila seorang anak selalu memiliki perasaan malu dan ragu-ragu juga
tidak baik karena akan membawa anak pada sikap malignansi yang di sebut
Ritualisasi yang di alami oleh anak pada tahap ini yaitu dengan
adanya sifat bijak sana dan legalisme. Melalui tahap ini anak sudah dapat
mana yang benar dari setiap gerak atau prilaku orang lain yang disebut
anak akan memiliki sikap legalisme yakni merasa puas jika oranglain dapat
di kalahkan.3,5
c. Inisiatif vs Kesalahan
tanggung jawab, dalam tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan
lebih seimbang secara fisik maupun kejiwaan jika orang tua mampu
memberikan dorongan kreativitas inisiatif dari anak, akan tetapi jika orang
atau terlalu banyak menggunakan hukuman verbal atas inisiatif anak maka
anak kan tumbuh sebagai pribadi yang selalu takut salah. Masa bermain ini
dewasa dan berpura pura menjadi apa saja dari seekor harimau atau seorang
8
polisi. Tahap ketiga ini juga di katakan sebagai tahap kelamin lokomotor (
d. Kerajinan vs Inferioritas
dan kemampuan berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu
bekerja.3,5
tersebut anak dapat mengembangkan sikap rajin. Berbeda kalau anak tidak
sehingga anak juga dapat mengembangkan sikap rendah diri, oleh sebab itu
peran orang tua dan guru sangatlah penting untuk memperhatikan apa yang
perasaan bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk memasuki suatu
9
yang melekat pada dirinya sendiri, seperti beberapa kesukaan dan ketidak
orang ingin menentukan siapakah ia pada saat sekarang dan ingin menjadi
apakah ia pada saat yang akan datang. Freud menyebutnya fase Genital.3,4
kutup positif dan identitas ego yang kacau pada kutub negatif.Erikson
teman sebayanya.
f. Keintiman vs Isolasi
individu akan memasuki jenjang berikutnya yaitu masa dewasa awal yang
berusia sekitar 20-40 tahun. Masa Dewasa Awal (young adulthood) yang
10
sebelumnya individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya
atau lebih dikenal dengan teman akrab, namun pada masa ini ikatan
Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim
dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang
lain.5,6
dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri. Periode
ini diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial dengan orang lain yang
kedekatan dengan orang lain mengandung arti adanya kerja sama yang
terjalin dengan orang lain. Akan tetapi keadaan ini akan memiliki pengaruh
kemampuan untuk menjalin relasi dengan orang lain secara baik sehingga
dalam periode ini ialah rasa cuek, dimana seseorang akan merasa sudah
11
sendiri dari cinta, persahabatan dan masyarakat, selain itu dapat juga muncul
rasa benci dan dendam sebagai bentuk dari kesendirian dan kesepian yang
dirasakan.3,4
berjalan dengan seimbang guna memperoleh nilai positif yaitu cinta. Dalam
namundenganorang-orangterdekatkita.3,4
Ritualisasi yang terjadi pada tahapan ini yaitu adanya afiliasi dan
g. Generativitas vs Stagnasi
12
Pada setiap tahap perkembangan individu terdapat tugas untuk
dicapai, demikian pula dengan masa ini, salah satu tugas untuk dicapai ialah
dapat tercermin sika memperdulikan orang lain. Pemahaman ini jau berbeda
dengan arti kata stagnasi yaitu pemujaan terhadap diri sendiri dan sikap
sehingga individu tidak memiliki cukup waktu bagi diri sendiri. Maglinansi
yang ada adalah penolakan, dimana seseorang tidak dapat berperan secra
positif yang dapat dipetik yaitu kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini
yang berada pada usia dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otorisme
pengalaman yang mereka alami serta memberikan segala peraturan yang ada
13
dewasa dan penerusnya tidak berlangsung dengan baik dan
menyenangkan.4,5
h. Intregritas vs Keputusan
Tahap terakhir dalam teori Erikson disebut sebagai thap usia senja
yang diduduki oleh orang-orang yang berusia sekitar 65 tahun ke atas. Masa
despair. Pada mas aini individu telah memiliki kesatuan atau integritas
pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik
pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya
yang mendekati akhir. Mungkin ini masih memiliki beberapa keinginan atau
tujuan yang akan dicapainya tetapi Karena faktor usia, hal itu sedikit sekali
kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus
Dalam teori Erikson, orang yang sampai pada tahap ini berarti sudah
dan kekecewaan. Pada tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati
dianggap tiak mampu berbuat apa-apa lagi. Kesulitan tersebut dapat diatasi
jika dalam diri individu yang berada pada tahap ini memiliki intregritas
yang memiliki arti yakni menerima hidup dan oleh karena itu juga berarti
14
menerima akhir dari hidup itu sendiri. Namun sikap ini bertolak belakang
jika di dlam diri individu bersangkutan tidak terdapat intregritas yang mana
kecemasan itulah yang ingin dicapaki daam masa usia senja guna
Masa sekolah (school age) berlangsung pada usia antara 6-11 tahun,pada
masa ini berkembang kemampuan berfikir deduktif, disiplin diri dan kemampuan
berhubungan dengan teman sebaya serta rasa ingin tahu akan meningkat. Ia
mengembangkan sikap rajin dan mempelajari hasil dari ketekunan dan kerajinan.
gantikan oleh perhatian pada situasi-situasi produktif dan alat alat serta perkakas
15
Anak pada usia ini di tuntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya
berhasil, apakah itu di permainan atau di sekolah. Melalui tuntutan tersebut anak
dapat mengembangkan sikap rajin. Berbeda kalau anak tidak dapat meraih suskses
karena mereka merasa tidak mampu (inferioritas), sehingga anak juga dapat
mengembangkan sikap rendah diri, oleh sebab itu peran orang tua dan guru
sangatlah penting untuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak pada
kehadirannya.2,3
Bahaya dari tahap ini ialah anak bisa mengembangkan perasaan rendah diri
diberikan oleh guru dan orangtua.Anak dapat mengembangkan sikap rajin, jika
anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (inferioritas),
impuls id, mengatasi keadaan darurat sosial dan fisik dari dunia luar, serta
16
Tipe ego yang digambarkan oleh Erikson dapat disebut ego kreatif. Ego
atas masalah-masalah baru yang menimpanya pada setiap tahap kehidupan. Pada
kesempatan yang tersedia di dunia luar serta melakukannya dengan giat, bahkan
usaha baru dan bukan menyerah. Kemampuan untuk bangkit kembali menurut
Erikson merupakan suatu yang inheren dalam ego muda. Pada kenyataannya, ego
fisiologis dan anatomis, yang menentukan kodrat ego, terdapat juga pengaruh
kultural dan historis. Ini merupakan sumbangan Erikson yang sangat kreatif
tentang ego.2,4
Erikson juga telah berpikir tentang dimensi yang mungkin terdapat pada
suatu identitas ego yang baru. Ia berpendapat bahwa suatu identitas harus berpijak
pada tiga aspek kenyataan, yaitu faktualitas, kesadaran akan kenyataan dan
teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud. Erikson
kehidupan manusia: bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), pra-sekolah (3-6 tahun),
17
usia sekolah (7-12 tahun), remaja (12-18 tahun), pemuda (usia 20-an), separuh
baya (akhir 20-an hingga 50-an), dan manula (usia 50-an dan seterusnya). Masing-
bersifat psikososial. Misalnya saja, pada usia bayi tujuan psikososialnya adalah
menumbuhkan harapan dan kepercayaan. Kemudian bila tujuan ini tak tercapai,
18
BAB III
KESIMPULAN
Pada dasarnya kedua teori Psikoanalisa yang diungkapkan oleh Freud dan
meninggal nantinya. Hanya saja, Freud berpendapat bahwa dari semua fase
yang luar biasa dari dalam (internal) individu tersebut, baik secara sadar maupun
tidak sadar (bawah sadar). Kemudian seperti yang kita ketahui, Erik H. Erikson
19
DAFTAR PUSTAKA
4. Sadock BJ. Sadock VA. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 10th ed.
5. Mansjoer, A.A., dkk: Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi ke-3, Media
6. Maulany RF. Setio M: Buku Saku Psikiatri, Edisi I, Jakarta; EGC, 1997, hal
224-226
20