Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Autis dengan Hiperaktif

Posted on March 7, 2014

Banyak orang yang sering menyamakan anak yang hiperaktif dengan autis. Autis dan hiperaktif
sebenarnya merupakan 2 hal yang mempunyai perbedaan mendasar. Tidak semua anak Hiperaktif itu
Autis. dan tidak semua anak Autis itu Hiperaktif. Berikut ini saya akan mencoba membahas tentang
autis dan hiperaktif.

A. AUTIS
Autis adalah sebuah gangguan perkembangan pada anak yang sangat kompleks. Gangguan yang
terjadi ditandai dengan gangguan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial dengan orang lain,
ataupun perilakunya. Penyebab autis adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi
otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar
secara efektif. Autis memiliki dasar genetika yang kuat, walaupun genetika autis sangat kompleks dan
tidak jelas apakah ASD dijelaskan lebih oleh mutasi yang jarang, atau dengan kombinasi yang jarang
dari genetika umum. Kasus tertentu yang jarang terjadi adalah autis yang berkaitan dengan
lingkungan yang menyebabkan cacat lahir, seperti pengaruh logam berat, pestisida, dan zat
berbahaya lainnya.

Ciri-Ciri Anak Autis


Perbedaan pada wajah, yang membedakan anak autis adalah sebagai berikut:

1) Memiliki jarak yang lebih lebar antara kedua mata


2) Bagian tengah wajah lebih sempit, termasuk daerah pipi dan hidung
3) Memiliki bibir dan philtrum (daerah antara hidung dengan bibir) yang lebih lebar.

Ciri-ciri ini diungkap oleh para ilmuwan setelah melakukan pengamatan terhadap 62 anak berusia 12
tahun yang didiagnosis mengidap autis. Sebagai pembandingnya, para ilmuwan juga mengamati 41
anak yang tidak memiliki riwayat atau gejala klinis autis. Gejala autisme sangat bervariasi. Sebagian
anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif. Mereka
cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis dan
mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan
orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam
dunianya sendiri. Anak autis juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi
secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti berputar-putar, mengepak-
ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.

Ada 10 terapi untuk anak autis yang direkomendasikan oleh para profesional dan memang sangat
bagu untuk anak yang mengalami gangguan autis. Terapi yang dilakukan memerlukan waktu yang
cukup lama dikarenakan autis merupakan gangguan proses perkembangan. Sepuluh terapi tersebut
akan di bahas di postingan selanjutnya yaah…. ^.^

B. ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)


ADHD adalah gangguan perkembangan saraf perilaku. Ciri utamanya adalah bermasalah dalam
perhatian dan hiperaktivitas. Penderita ADHD memiliki masalah dalam hal memperhatikan. Mereka
bisa jadi jauh lebih aktif dan/atau lebih impulsif dibandingkan orang-orang seusianya. Gangguan ini
mempengaruhi masalah-masalah yang signifikan dalam hubungan, belajar, dan perilaku para
penderitanya.
Gangguan ini banyak ditemukan pada anak-anak maupun orang dewasa. ADHD lebih banyak diderita
oleh anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Namun, penderita gangguan ini juga dapat hidup
normal dan tumbuh menjadi orang sukses, seperti Michael Phelps, atlet renang pemenang medali
emas Olimpiade, yang didiagnosis menderita ADHD saat kanak-kanak.

Banyak gejala yang dapat dilihat dari anak penderita ADHD. Gejala yang terjadi pada penderita ADHD
biasanya timbul sebelum anak tersebut berusia 7 tahun. Terdapat 2 tipe penderita ADHD yaitu anak
penderita ADHD yang kurang bisa memperhatikan dan anak penderita ADHD yang hiperaktif atau
impulsif. Gejala-gejala penderita ADHD yang kurang bisa memperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Sulit Mengikuti Instruksi. Penderita ADHD seringkali bertindak tak terkontrol. Instruksi yang
diberikan sulit diikuti atau bahkan diabaikan

2) Kesulitan mempertahankan perhatian dalam mengerjakan sesuatu atau bermain, baik di


sekolah maupun di rumah. Perilakunya yang sangat aktif membuat penderita ADHD cepat merespon
apa yang di lihat. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian terhadap sesuatu yang telah dikerjakan
sebelumny.

3) Kehilangan barang-barang yang dibutuhkan dalam beraktivitas, baik di sekolah maupun di


rumah

4) Tampak tidak mendengarkan

5) Tidak memperhatikan detail-detail dengan baik

6) Tampak kacau

7) Bermasalah dengan tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan di awal

8) Sering lupa

9) Mudah bimbang

Anak penderita ADHD yang hiperaktif atau impulsif paling tidak memiliki 6 atau lebih gejala-gejala
berikut ini:

1) Gugup
2) Berlari dan memanjat di tempat-tempat yang tidak seharusnya
3) Tidak bisa bermain dengan tenang
4) Menjawab tanpa berpikir
5) Mengganggu orang lain Perbedaan Autis dengan Hiperaktif

Posted on March 7, 2014

Banyak orang yang sering menyamakan anak yang hiperaktif dengan autis. Autis dan hiperaktif
sebenarnya merupakan 2 hal yang mempunyai perbedaan mendasar. Tidak semua anak Hiperaktif
itu Autis. dan tidak semua anak Autis itu Hiperaktif. Berikut ini saya akan mencoba membahas
tentang autis dan hiperaktif.

A. AUTIS
Autis adalah sebuah gangguan perkembangan pada anak yang sangat kompleks. Gangguan yang
terjadi ditandai dengan gangguan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial dengan orang lain,
ataupun perilakunya. Penyebab autis adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi
otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia
luar secara efektif. Autis memiliki dasar genetika yang kuat, walaupun genetika autis sangat
kompleks dan tidak jelas apakah ASD dijelaskan lebih oleh mutasi yang jarang, atau dengan
kombinasi yang jarang dari genetika umum. Kasus tertentu yang jarang terjadi adalah autis yang
berkaitan dengan lingkungan yang menyebabkan cacat lahir, seperti pengaruh logam berat,
pestisida, dan zat berbahaya lainnya.

Ciri-Ciri Anak Autis


Perbedaan pada wajah, yang membedakan anak autis adalah sebagai berikut:

1) Memiliki jarak yang lebih lebar antara kedua mata


2) Bagian tengah wajah lebih sempit, termasuk daerah pipi dan hidung
3) Memiliki bibir dan philtrum (daerah antara hidung dengan bibir) yang lebih lebar.

Ciri-ciri ini diungkap oleh para ilmuwan setelah melakukan pengamatan terhadap 62 anak berusia
12 tahun yang didiagnosis mengidap autis. Sebagai pembandingnya, para ilmuwan juga mengamati
41 anak yang tidak memiliki riwayat atau gejala klinis autis. Gejala autisme sangat bervariasi.
Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif.
Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis
dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang
jelas. Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan
lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta
seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autis juga mengalami kesulitan dalam memahami
bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti
berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.

Ada 10 terapi untuk anak autis yang direkomendasikan oleh para profesional dan memang sangat
bagu untuk anak yang mengalami gangguan autis. Terapi yang dilakukan memerlukan waktu yang
cukup lama dikarenakan autis merupakan gangguan proses perkembangan. Sepuluh terapi
tersebut akan di bahas di postingan selanjutnya yaah…. ^.^

B. ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)


ADHD adalah gangguan perkembangan saraf perilaku. Ciri utamanya adalah bermasalah dalam
perhatian dan hiperaktivitas. Penderita ADHD memiliki masalah dalam hal memperhatikan.
Mereka bisa jadi jauh lebih aktif dan/atau lebih impulsif dibandingkan orang-orang seusianya.
Gangguan ini mempengaruhi masalah-masalah yang signifikan dalam hubungan, belajar,
dan perilaku para penderitanya.

Gangguan ini banyak ditemukan pada anak-anak maupun orang dewasa. ADHD lebih banyak
diderita oleh anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Namun, penderita gangguan ini juga
dapat hidup normal dan tumbuh menjadi orang sukses, seperti Michael Phelps, atlet renang
pemenang medali emas Olimpiade, yang didiagnosis menderita ADHD saat kanak-kanak.

Banyak gejala yang dapat dilihat dari anak penderita ADHD. Gejala yang terjadi pada penderita
ADHD biasanya timbul sebelum anak tersebut berusia 7 tahun. Terdapat 2 tipe penderita ADHD
yaitu anak penderita ADHD yang kurang bisa memperhatikan dan anak penderita ADHD yang
hiperaktif atau impulsif. Gejala-gejala penderita ADHD yang kurang bisa memperhatikan adalah
sebagai berikut:

1) Sulit Mengikuti Instruksi. Penderita ADHD seringkali bertindak tak terkontrol. Instruksi yang
diberikan sulit diikuti atau bahkan diabaikan

2) Kesulitan mempertahankan perhatian dalam mengerjakan sesuatu atau bermain, baik di


sekolah maupun di rumah. Perilakunya yang sangat aktif membuat penderita ADHD cepat
merespon apa yang di lihat. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian terhadap sesuatu yang
telah dikerjakan sebelumny.

3) Kehilangan barang-barang yang dibutuhkan dalam beraktivitas, baik di sekolah maupun di


rumah

4) Tampak tidak mendengarkan

5) Tidak memperhatikan detail-detail dengan baik

6) Tampak kacau

7) Bermasalah dengan tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan di awal

8) Sering lupa

9) Mudah bimbang Perbedaan Autis dengan Hiperaktif

Posted on March 7, 2014

Banyak orang yang sering menyamakan anak yang hiperaktif dengan autis. Autis dan hiperaktif
sebenarnya merupakan 2 hal yang mempunyai perbedaan mendasar. Tidak semua anak Hiperaktif
itu Autis. dan tidak semua anak Autis itu Hiperaktif. Berikut ini saya akan mencoba membahas
tentang autis dan hiperaktif.

A. AUTIS
Autis adalah sebuah gangguan perkembangan pada anak yang sangat kompleks. Gangguan yang
terjadi ditandai dengan gangguan dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial dengan orang lain,
ataupun perilakunya. Penyebab autis adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi
otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia
luar secara efektif. Autis memiliki dasar genetika yang kuat, walaupun genetika autis sangat
kompleks dan tidak jelas apakah ASD dijelaskan lebih oleh mutasi yang jarang, atau dengan
kombinasi yang jarang dari genetika umum. Kasus tertentu yang jarang terjadi adalah autis yang
berkaitan dengan lingkungan yang menyebabkan cacat lahir, seperti pengaruh logam berat,
pestisida, dan zat berbahaya lainnya.

Ciri-Ciri Anak Autis


Perbedaan pada wajah, yang membedakan anak autis adalah sebagai berikut:

1) Memiliki jarak yang lebih lebar antara kedua mata


2) Bagian tengah wajah lebih sempit, termasuk daerah pipi dan hidung
3) Memiliki bibir dan philtrum (daerah antara hidung dengan bibir) yang lebih lebar.

Ciri-ciri ini diungkap oleh para ilmuwan setelah melakukan pengamatan terhadap 62 anak berusia
12 tahun yang didiagnosis mengidap autis. Sebagai pembandingnya, para ilmuwan juga mengamati
41 anak yang tidak memiliki riwayat atau gejala klinis autis. Gejala autisme sangat bervariasi.
Sebagian anak berperilaku hiperaktif dan agresif atau menyakiti diri, tapi ada pula yang pasif.
Mereka cenderung sangat sulit mengendalikan emosinya dan sering tempertantrum (menangis
dan mengamuk). Kadang-kadang mereka menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang
jelas. Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan
lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta
seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autis juga mengalami kesulitan dalam memahami
bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Disamping itu seringkali (prilaku stimulasi diri) seperti
berputar-putar, mengepak-ngepakan tangan seperti sayap, berjalan berjinjit dan lain sebagainya.
Ada 10 terapi untuk anak autis yang direkomendasikan oleh para profesional dan memang sangat
bagu untuk anak yang mengalami gangguan autis. Terapi yang dilakukan memerlukan waktu yang
cukup lama dikarenakan autis merupakan gangguan proses perkembangan. Sepuluh terapi
tersebut akan di bahas di postingan selanjutnya yaah…. ^.^

B. ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)


ADHD adalah gangguan perkembangan saraf perilaku. Ciri utamanya adalah bermasalah dalam
perhatian dan hiperaktivitas. Penderita ADHD memiliki masalah dalam hal memperhatikan.
Mereka bisa jadi jauh lebih aktif dan/atau lebih impulsif dibandingkan orang-orang seusianya.
Gangguan ini mempengaruhi masalah-masalah yang signifikan dalam hubungan, belajar,
dan perilaku para penderitanya.

Gangguan ini banyak ditemukan pada anak-anak maupun orang dewasa. ADHD lebih banyak
diderita oleh anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Namun, penderita gangguan ini juga
dapat hidup normal dan tumbuh menjadi orang sukses, seperti Michael Phelps, atlet renang
pemenang medali emas Olimpiade, yang didiagnosis menderita ADHD saat kanak-kanak.

Banyak gejala yang dapat dilihat dari anak penderita ADHD. Gejala yang terjadi pada penderita
ADHD biasanya timbul sebelum anak tersebut berusia 7 tahun. Terdapat 2 tipe penderita ADHD
yaitu anak penderita ADHD yang kurang bisa memperhatikan dan anak penderita ADHD yang
hiperaktif atau impulsif. Gejala-gejala penderita ADHD yang kurang bisa memperhatikan adalah
sebagai berikut:

1) Sulit Mengikuti Instruksi. Penderita ADHD seringkali bertindak tak terkontrol. Instruksi yang
diberikan sulit diikuti atau bahkan diabaikan

2) Kesulitan mempertahankan perhatian dalam mengerjakan sesuatu atau bermain, baik di


sekolah maupun di rumah. Perilakunya yang sangat aktif membuat penderita ADHD cepat
merespon apa yang di lihat. Hal ini menyebabkan kurangnya perhatian terhadap sesuatu yang
telah dikerjakan sebelumny.

3) Kehilangan barang-barang yang dibutuhkan dalam beraktivitas, baik di sekolah maupun di


rumah

4) Tampak tidak mendengarkan

5) Tidak memperhatikan detail-detail dengan baik

6) Tampak kacau

7) Bermasalah dengan tugas-tugas yang membutuhkan perencanaan di awal

8) Sering lupa

9) Mudah bimbang

Anak penderita ADHD yang hiperaktif atau impulsif paling tidak memiliki 6 atau lebih gejala-gejala
berikut ini:

1) Gugup
2) Berlari dan memanjat di tempat-tempat yang tidak seharusnya
3) Tidak bisa bermain dengan tenang
4) Menjawab tanpa berpikir
5) Mengganggu orang lain
6) Tidak bisa duduk dengan tenang

Anak penderita ADHD yang hiperaktif atau impulsif paling tidak memiliki 6 atau lebih gejala-gejala
berikut ini:

1) Gugup
2) Berlari dan memanjat di tempat-tempat yang tidak seharusnya
3) Tidak bisa bermain dengan tenang
4) Menjawab tanpa berpikir
5) Mengganggu orang lain
6) Tidak bisa duduk dengan tenang

6) Tidak bisa duduk dengan tenang

Anda mungkin juga menyukai