Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih yang timbul
karena fakta bahwa mereka harus membagi dalam mendapatkan sumber daya yang
langka atau aktivitas pekerjaan atau karena fakta bahwa mereka memiliki status –
status, tujuan – tujuan,nilai – nilai, atau persepsi yang berbeda. (Menurut James,A.F
stroner, dan Charles Wanker).
Konflik adalah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akibat dari
perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang atau lebih. (Marquis &
Huston 1998).
Dean G. Pruitt dan Feffrey Z. Rubin memaknai konflik sebagai persepsi mengenai
perbedaan kepentingan (perceived divergence of interest) atau suatu kepercayaan
bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.
Konflik dapat terjadi pada berbagai macam keadaan dan pada berbagai tingkat
kompleksitas. Konflik merupakan sebuah duo yang dinamis.
Konflik adalah suatu hal yang penting dan secara aktif mengajak organisasi untuk
terjadinya suatu konflik yang berarti juga sebagai pertumbuhan produksi. Teori ini
menekankan bahwa konflik dapat berakibat pertumbuhan produksi dan kehancuran
organisasi, tergantung bagaimana manajer mengolahnya. Karena konflik adalah suatu
yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu organisasi, maka manajer harus mengolahnya
dengan baik.

2.2 Penyebab Terjadinnya konflik


a. Masalah fundamental dalam sebuah organisasi (kekuatan,saran,uang dan
penghargaan).
b. Keharusan berbagai sumber daya
c. Alasan fakta atau bukti tidak sesuai dengan sumber daya yang di dapatkan
d. Tujuan utama organisasi tidak tercapai atau ada indikasi gagal
e. Perbedaan nilai – nilai tujuan dan persepsi

2.3 Kategori Konflik


Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu
konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok,
konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi :

1
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi
bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal
sebagai berikut:
a. Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
b. Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan
kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
c. Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan
tujuan.
d. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-
tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali
menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang
tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama-sama menarik.
b. Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua
pilihan yang sama menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada
satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.

2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena
pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari
beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses
pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan
untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh
kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas
kelompok dimana ia berada.

4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama


Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi.
Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam
bidang konflik antar kelompok.

5. Konflik antara organisasi


Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain
dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan
persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya
pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah
dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.

D. Proses konflik
1. Tahap I Potensi Oposisi dan Ketidakcocokan
Kondisi yang menciptakan terjadinya konflik meskipun kondisi tersebut tidak
mengarah langsung ke konflik. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh :
a. Komunikasi yg kurang baik dalam organisasi shg menimbulkan
ketidaknyamanan antar anggota organisasi.
b. Struktur Tuntutan pekerjaan menyebabkan ketidaknyamanan antar anggota
organisasi
c. Variabel Pribadi
Ketidaksukaan pribadi atas individu lain.

3
2. Tahap II Kognisi dan Personalisasi
Apabila pada tahap I muncul kondisi yang negatif, maka pada tahap ini kondisi tersebut
didefinisikan, sesuai persepsi pihak yang berkonflik.
a. Konflik yang dipersepsikan : kesadaran satu pihak atau lebih atas adanya konflik
yang menciptakan peluang terjadinya konflik
b. Konflik yang dirasakan : keterlibatan emosional saat konflik yang menciptakan
kecemasan, ketegangan, frustasi, atau kekerasan.

3. Tahap III Maksud Keputusan u/ bertindak dengan cara tertentu


a. Persaingan : keinginan memuaskan kepentingan seseorang, tidak mempedulikan
dampak pada pihak lain dalam konflik tsb.
b. Kolaborasi : Situasi yg di dalamnya pihak2 yg berkonflik sepenuhnya saling
memuaskan kepentingan semua pihak.
c. Penghindaran : keinginan menarik diri dari konflik
d. Akomodasi : kesediaan satu pihak dlm konflik u/ memperlakukan kepentingan
pesaing di atas kepentingannya sendiri.
e. Kompromi : satu situasi yg di dalamnya masing2 pihak yg
berkonflik bersedia mengorbankan sesuatu.

4. Tahap IV Perilaku
Pada tahap ini konflik tampak nyata, mencakup pernyataan, tindakan dan reaksi yg
dibuat pihak2 yg berkonflik.
5. Tahap V Hasil
Pada tahap ini konflik dapat ditentukan apakah merupakan Konflik Fungsional atau
Konflik Disfungsional.

2.4 Bagan Proses Konflik

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV TahapV


Potensi Oposisi Kognisi dan Maksud Perilaku Hasil
Atau Personalisasi
Ketidakcocokan

4
a. Kondisi antensenden :
- Komunikasi
- Struktur
- Variabel pribadi

b. Penanganan konflik “
- Bersaing
- Kerjasama
- Berkompromi
- Menghindari
- akomodasi

c. Konflik yg dirasakan
1). Konflik terbuka
- Perilaku pihak berkonflik
- Reaksi orang lain
2). Kelompok yg di persepsikan
3). Kinerja kelompok menurun
4). Kinerja kelompok meningkat

2.5 Metode penyelesaian konflik


a. Accomodation (akomodasi)
Sikap mengikuti keinginan pihak lain dan meratakan perbedaan – perbedaab agar
konflik lebih cepat selesai demi memperhatikan kerja sama.
b. Pressing (menekan)
Sikap tidak memiliki kecenderungan pada salah satu pihak. Dengan strategi ini seorang
dapat mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain.
c. Avoidance (menghindari)
Sikap menghindari terlebih dahulu dan kemudian masalah yang timbul di selesaikan
dengan efektif pada saat setelah pihak yang terlibat menjadi tenang. Konflik yang
terjadi tidak memiliki kekuatan secara sosial, ekonomi dan emosional.

5
d. Konfrontasi
Pihak yang berkonflik menyatukan pandangan mereka masing – masing secara
langsung kepada pihak lain.
e. Konsensus
Pihak yang berkonflik bertemu untuk menemukan solusi.

f. Penetapan tujuan – tujuan super ordinat


Jika tujuan tingkat yang lebih tinggi di setujui semua pihak juga mencakup tujuan yang
lebih rendah dari pihak yang bertentangan tidak hanya menyelesaikan konflik,tetapi
juga mebantu emperluat kerja sama kelompok

2.6 Peran Pimpinan dalam Penyelesaian Konflik


1. Pemimpin perlu menganalisa jumlah dan tipe konflik yang terjadi dalam
organisasi sehingga bisa fokus mengatasinya.
2. Manajer kesehatan seharusnya mengevaluasi setiap level konflik yang terjadi dan
melihat apakah organisasinya kuat dalam mengahdapi konflik.
3. Ketika manajer terlibat konflik seharusnya berfikir eksplisit tentang sejauh mana
perhatian mereka terhadap organisasi.Ini menjadi salah satu kunci untuk menentukan
strategi pengelolaan konflik.
4. Dalam negosiasi,manajer perlu menentukan dan mengidentifikasi isu yang pasti
akan dinegosiasikan.
5. Manajer seharusnya hati-hati menentukan apakah sikap dalam negosiasi telah
memenuhi standar norma sebelum bernegosiasi.
6. Manajer seharusnya tidak terlalu tertekan dalam mempersiapkan sebuah
negosiasi.
7. Jika seorang manajer melibatkan pihak ketiga dalam penanganan konflik mereka
harus mengontrol proses dan hasil dari perdebatan/diskusi.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih yang
timbul karena fakta bahwa mereka harus membagi dalam mendapatkan sumber daya
yang langka atau aktivitas pekerjaan atau karena fakta bahwa mereka memiliki status –
status, tujuan – tujuan,nilai – nilai, atau persepsi yang berbeda
Konflik akan timbul bila terjadi ketidak harmonisan antara seseorang dalam
suatu kelompok dan orang lain dari kelompok lain. Pada dasarnya konflik sesuatu yang
wajar terjadi. Konflik akan selalu terjadi, karena manusia dalam suatu organisasi atau
perusahaan masing-masing memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan yang
berbeda-beda. Kadang kala juga ada perbedaan kebiasaan atau pribadi yang kurang
baik.

3.2 Saran
Konflik adalah sebuah kemutlakan, pemimpin harus belajar untuk secara efektif
memfasilitasi penyelesaian konflik diantara orang-orang agar tujuan dapat tercapai.
Dari hasil pembahasan di atas, diharap para pembaca baik yang merupakan calon
pemimpin ataupun yang telah menjadi pemimpin, agar dapat me-manajemen institusi
atau organisasinya dengan baik agar terbebas dari konflik yang ada.

7
DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi. Manajemen Konflik Dalam Organisasi, Edisi Kedua. Bandung : Alfabeta.


2006.
Satrianegara M fais, & siti saleha.2009.”Buku Aajar Organisasi Dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan”. Jakarta.salemba medika.
Suarli,Yanyan. 2010 . ”Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis”.
Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai