Lapsus Jiwa SY
Lapsus Jiwa SY
OLEH:
10542 0378 12
PEMBIMBING
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-
Nya, serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta sahabat dan
keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul
“Gangguan Anxietas YTT” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan
Klinik di Bagian Psikiatri.
Selama persiapan dan penyusunan laporan kasus ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi.Namun berkat bantuan, saran, dan kritik
dari berbagai pihak akhirnya laporan kasus ini dapat terselesaikan.
Secara Khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terimakasih yang mendalam
kepada dr. Lanny Pratiwi, Sp.KJ. selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi
selama penyusunan tugas ini hingga selesai.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan rahmat
yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan
kasus ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan yang
serupa dimasa yang akan datang. Saya berharap sekiranya laporan kasus ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Penulis
LAPORAN KASUS
I. RIWAYAT PSIKIATRI
Cemas
a. Hendaya /Disfungsi :
Hendaya sosial : (-)
Hendaya pekerjaan : (-)
Hendaya waktu senggang : (-)
b. Faktor Stressor Psikososial :
Pada saat anaknya diculik dan dijual ke Malaysia.
II.6. Pikiran
a. Aruspikir : Tidak terganggu
b. Isi pikir : Tidak terganggu
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
VI. PROGNOSIS
Pada umumnya tergantung pada kepribadian sebelumnya (bila relatif
stabil, maka prognosa lebih baik) ; permulaannya (bila akut, maka prognosanya
lebih baik) ; bila stres yang menimbulkan gangguan cemas itu mudah diatasi,
maka prognosa juga baik ; bila gejala-gejala itu menguntungkan si penderita
(mendapatkan kasih-sayang, perhatian, simpatik, uang, pembebasan tanggang
jawab) maka prognosanya jelek.
Faktor pendukung :
Stressor psikososial jelas walaupun belum diyakini bahwa merupakan faktor
pencetus dari kelainan yang terjadi.
Tidak ada kelainan organik
Tidak ada keluarga dengan gejala yang sama
Pasien ingin sembuh
Faktor penghambat
Rumah pasien jauh sehingga sulit untuk berobat ke rumah sakit
Tetapi pada pasien ini sudah terjadi bertahun-tahun yaitu sejak tahun
2012 dan cemas yang dirasakan tidak sepanjang hari dan setiap hari, memiliki
waktu tenggang setelah gelisah sehingga diagnosis lebih ke Gangguan Anxietas
YTT (F41.9).
Farmakoterapi :
Obat anti-anxietas golongan benzodiazepine, berupa Clobazam. Golongan
benzodiazepin merupakan obat anti-anxitas yang mempunyai ratio terapeutik lebih
tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksistas yang rendah,
dibandingkan dengan meprobamate atau phenobarbital. Golongan benzodiazepin
juga merupakan “drugs of choice” dari semua obat yang mempunyai efek anti-
anxietas, disebabkan spesifitas, potensi, dan keamanannya.
Clobazam dipilih sebagai psikofarmaka karena clobazam = 1,5
benzodiazepine mempunyai efek yang kurang terhadap psycomotor performance
sehingga dapat diberikan kepada pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap
aktif. Dengan dosis 2 – 3 x 10 mg/hr.
AUTOANAMNESIS TANGGAL 07 November 2017
Dokter Muda (DM), Pasien (P)