Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Telinga terasa penuh atau nyeri, pendengaran dapat berkurang (Stadium
Oklusi Tuba)
Nyeri telinga makin intens, demam, rewel dan gelisah (pada bayi/anak),
muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering memegang telinga
yang nyeri (Stadium hiperemis)
Sama seperti stadium hiperemis (Stadium supurasi)
Keluar sekret dari liang telinga (Stadium Perforasi)
Setelah sekret keluar, intensitas keluhan berkurang (suhu turun, nyeri
mereda, bayi/anak lebih tenang. Bila perforasi permanen, pendengaran
dapat tetap berkurang.
Usia : bayi/anak/dewasa
Riwayat Penyakit Terdahulu : Infeksi saluran napas atas berulang
Riwayat Kebiasaan : menyusu dari botol dalam posisi berbaring
terlentang.
Kelainan kongenital : sumbing langit-langit, sindorm Down
Paparan asap rokok
Alergi
Sosial-ekonomi : Rendah
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal : 120/80 mmhg
Nadi normal : 60-100 x/i
Frekuensi pernafasan : >20 x/i
Suhu : meningkat
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan status lokalis:
Mengatur posisi pasien:
Lutut kiri pemeriksa bersinggung dengan lutut kiri pasien atau
lutut kanan pemeriksa bersentuhan dengan lutut kanan pasien
seperti gambar. Jika ingin memeriksa telinga kontralateral,
hanya posisi kepala pasien saja yang diubah.
Memasang lampu kepala :
Lampu kepala ditempatkan di tengah dahi seperti gambar dan diarahkan ke
daerah yang diperiksa.
Memeriksa telinga :
a. Inspeksi dan palpasi telinga untuk menilai daerah preaurikula, aurikula
dan retroaurikula.
b. Telinga dipegang dengan gentle dan ditarik kea rah belakang atas atau
jika menggunakan corong telinga, corong dipasang dengan cara yang
terlihat pada gambar.
c. Telinga dipegang dengan gentle dan ditarik kea rah belakang atas.
Otoskop dipegang seperti memegang pena seperti terlihat pada gambar.
Untuk memeriksa telinga kanan otoskop dipegang dengan tangan kanan
dan sebaliknya..
Antibiotik :
1. Dewasa
a. Amoxicillin : 3x500 mg/hari 10-14 hari
b. Trimethoprim-Sulfametoksazol : 2x160 mg TMP/hari
c. Amoxicillin-Asam Clavulanat : 3x500 mg/hari
d. Eritromycin : 4x500 mg/hari
2. Anak
a. Amoxicillin 25-50 mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis perhari
b. Trimethoprim-Sulfametoksazol : 8-20 mg TMP/kgBB/hari dibagi 2
dosis perhari
c. Amoxicillin-Asam Clavulanat : 25-50 mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis
perhari
d. Erithromycin : 25-50 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis perhari.
Tatalaksana Nonfarmakoterapi
Edukasi Untuk bayi/anak, orangtua dianjurkan untuk memberikan ASI minimal 6
bulan sampai 2 tahun.
Menghindarkan bayi/anak dari paparan asap rokok.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Dirujuk jika terdapat indikasi miringotomi dan jika terdapat komplikasi
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
Kompetensi 3A
Manifestasi Klinis Keluarnya sekret dari telinga
Keluhan tambahan : sesak, pilek, demam
Onset : > 2 bulan
Durasi : terus menerus/hilang timbul
Riwayat Penyakit Terdahulu : keluar cairan dari liang telinga
sebelumnya, dan infeksi saluran nafas atas berulang.
Daya tahan tubuh rendah
Penyelam
Cairan berwarna kuning/kuning-kehijauan/bercampur
darah/jernih/berbau
Gangguan pendengaran
Higienitas kurang dan gizi buruk
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal : 120/80 mmhg
Nadi normal : 60-100 x/i
Frekuensi pernafasan : >20 x/I (40x/i)
Suhu : 38,5oC
Kepala dan leher dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan status lokalis:
Mengatur posisi pasien:
Lutut kiri pemeriksa bersinggung dengan lutut kiri pasien atau
lutut kanan pemeriksa bersentuhan dengan lutut kanan pasien
seperti gambar. Jika ingin memeriksa telinga kontralateral,
hanya posisi kepala pasien saja yang diubah.
c. Telinga dipegang dengan gentle dan ditarik kea rah belakang atas.
Otoskop dipegang seperti memegang pena seperti terlihat pada gambar.
Untuk memeriksa telinga kanan otoskop dipegang dengan tangan kanan
dan sebaliknya..
Memeriksa hidung :
Setelah dilakukan inspeksi dan palpasi, dilakukan pemeriksaan rinoskopi
anterior dengan menggunakan spekulum hidung. Spekulum dipegang dengan
tangan yang tidak dominan. Spekulum dimasukkan dalam keadaan tertutup dan
dikeluarkan setengah terbuka seperti gambar.
Pemeriksaan Penunjang Tes garputala Rinne, Weber, Schwabach menunjukkan jenis ketulian
yang dialami pasien
Audiometri nada murni
Foto mastoid
Diagnosis Banding Otitis media akut
Catatan :
- Jika ada lup gunakan lup untuk melihat ruam
- Jika ada senter, maka gunakan senter untuk melihat ruam
Pemeriksaan Penunjang Pewarnaan KOH : untuk melihat hifa
Pada dermatofita : hifa sejati, panjang, lurus dan bersekat serta
arthrospora
Kultur jamur
Diagnosis Banding Dermatitis numularis
Pitriasis rosea
Lepra
Tatalaksana Farmakoterapi R/ Ketokonazol tab 2x200 mg No. VII (selama 10-14 hari)
Sue
Tatalaksana Nonfarmakoterapi -
Edukasi Jaga kebersihan tubuh
Berkeringat langsung mandi
Ganti baju jika berkeringat
Hindari menggunakan baju yang ketat
Hindari memakai handuk yang sama.
Professional Informed consent
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
ULKUS TROPIKUM
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : luka pada kaki/tungkai bawah tertusuk duri
Predileksi : luka kecil cepat jadi memburuk
Disertai nyeri skala 7
Luka berbau
Trauma
Hygiene yang buruk
Gizi buruk
Catatan :
- Kapan luka pertama kali terjadi? TANYAKAN
- Pernah mengalami luka yang sama pada daerah yang lain?
TANYAKAN
- Awal lukanya bagaimana? TANYAKAN
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal
Nadi normal/tinggi
Frekuensi pernafasan : >20 x/menit
Suhu : Normal: 36,5oC - 37,2oC
Pemeriksaan Fisik HARUS MENIMBANG BERAT BADAN
Inspeksi luka :
Interpretasi :
1. Ulkus yang soliter
2. Lesi berbentuk satelit
3. Dinding bergaung
4. Tepi tidak teratur
5. Dasar kotor
6. Tertutup oleh jaringan
7. Nekrotik, pus dan eksudat
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan darah lengkap
Mikroskop lapangan gelap
Pewarnaan Burry (melihat Basilus Fisiformis)
Urinalisa
Pemeriksaan kadar gula dan kolestrol
Biakan kuman.
Diagnosis Banding Ulkus Tropikum
Ulkus varikosum
Ulkus kusta
LIPOMA
Kompetensi 2
Manifestasi Klinis Keluhan Utama : benjolan, tidak nyeri
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah : pulsus paradoksus (lemah saat inspirasi,
Keras saat ekspirasi)
Nadi : >120 x/i
Frekuensi pernafasan : >30 x/i
Suhu : Normal
Pemeriksaan Fisik -
Pemeriksaan Penunjang -
Tatalaksana Nonfarmakoterapi
Edukasi Jangan basah selama 3 hari
Kontrol luka ganti perban
Professional Informed consent
Segera leakukan penanganan awal jika pasien terbaring
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
Rujuk
RINITIS AKUT
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Gejala < 12 minggu
Keluar ingus dari hidung(rinorea)
Bersin-bersin
Hidung tersumbat
Dapat disertai rasa panas atau gatal pada hidung
Dapat disertai batuk
Penurunan daya tahan tubuh
Terkena paparan debu, asap atau gas
Kontak dengan penderita ISPA
1. Rinitis Virus
a. Rinitis Simplek
- Pilek
- Selesma
- Common cold
- Coryza
- Masa inkubasi 1-4 hari, berakhir 2-3 minggu
b. Rinitis Influenza
- Common cold
c. Rinitis Eksantematous
- Pertusis
- Eksantema 2-3 hari
2. Rinitis Bakteri
a. Infeksi non spesifik
Rinitis bakteri primer : membran putih keabu-abuan yang
lengket dapat terbentuk di rongga hidung, dan apabila
diangkat dapat menyebabkan pendarahan/epistaksis.
Rinitis bakter sekunder : akibat infeksi bakter rinitis viral akut
b. Rinitis Difteri
- Riwayat imunisasi tidak lengkap
3. Rinitis Iritan
- Paparan debu, asap, gas (+)
- Trauma mukosa hidung pada masa manipulasi intranasal
contohnya pengangkatan corpus alienum.
- “immediate catarrhalreaction”
- Bersin
- Rinore/keluar ingus dari hidung
- Hidung tersumbat
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal
Nadi normal
Frekuensi pernafasan normal
Suhu : 38OC / Meningkat (Normal: 36,5oC - 37,2oC)
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan status lokalis:
Mengatur posisi pasien:
Lutut kiri pemeriksa bersinggung dengan lutut kiri pasien atau
lutut kanan pemeriksa bersentuhan dengan lutut kanan pasien
seperti gambar. Jika ingin memeriksa telinga kontralateral,
hanya posisi kepala pasien saja yang diubah.
Memasang lampu kepala :
Lampu kepala ditempatkan di tengah dahi seperti gambar dan diarahkan ke
daerah yang diperiksa.
Memeriksa telinga :
a. Inspeksi dan palpasi telinga untuk menilai daerah preaurikula,
aurikula dan retroaurikula.
b. Telinga dipegang dengan gentle dan ditarik kea rah belakang atas
atau jika menggunakan corong telinga, corong dipasang dengan cara
yang terlihat pada gambar.
c. Telinga dipegang dengan gentle dan ditarik kea rah belakang atas.
Otoskop dipegang seperti memegang pena seperti terlihat pada
gambar. Untuk memeriksa telinga kanan otoskop dipegang dengan
tangan kanan dan sebaliknya..
Pemeriksaan Penunjang -
TINEA KRURIS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Bercak merah berisisik yang gatal
Kontak langsung dengan manusia dan binatang.
Di daerah genitokrural sekitar anus, bokong, dan perut bagian bawah
Durasi : terus menerus
Memperparah jika berkeringat
Kebiasaan : contohnya jarang mengganti pakaian dalam
Lingkungan yang lembab dan panas
Imunodefisiensi
Obesitas
Diabetes Melitus
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal
Nadi normal
Frekuensi pernafasan normal
Suhu : Normal: 36,5oC - 37,2oC
Pemeriksaan Fisik Gambaran umum bercak ditemukan :
- Lesi berbentuk infiltrate eritematosa
- Meninggi
- Plak eritema
- Squama di tepi lesi
- Berbatas tegas
- Bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah (central
healing)
- Konfigurasi polisiklik
Lesi dijumpai di daerah kulit berambut terminal, berambut velus (glabrosa) dan
kuku.
Catatan :
- Jika ada lup gunakan lup untuk melihat ruam
- Jika ada senter, maka gunakan senter untuk melihat ruam
Pemeriksaan Penunjang Pewarnaan KOH : ditemukan hifa panjang, bersekat dan artrospora
Kultur Jamur
Diagnosis Banding Kandidiasis
Dermatitis intertigo
Eritrasma
Tatalaksana Farmakoterapi Antifungal topical : krim klotrimazol atau Terbinafin
Hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu
Pengobatan sistemik :
- Griseofulvin 0-5-1 gram/hari
- Ketokonazol 2x200 mg/hari, Itrakonazol : 100 mg/hari atau
Terbinafin 250 mg/hari
- Diberikan 10-14 pada pagi hari setelah makan.
TINEA KAPITIS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Bercak merah berisisik yang gatal
Kontak langsung dengan manusia dan binatang.
Terjadi pada kulit dan rambut kepala
Durasi : terus menerus
Memperparah jika berkeringat
Kebiasaan : contohnya sering mengganti shampoo dan suka memakai
topi
Lingkungan yang lembab dan panas
Imunodefisiensi
Obesitas
Diabetes Melitus
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal
Nadi normal
Frekuensi pernafasan normal
Suhu : Normal: 36,5oC - 37,2oC
Pemeriksaan Fisik Gambaran umum bercak ditemukan :
- Lesi berbentuk infiltrate eritematosa
- Meninggi
- Plak eritema
- Squama di tepi lesi
- Berbatas tegas
- Bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah (central
healing)
- Konfigurasi polisiklik
Lesi dijumpai di daerah kulit berambut terminal, berambut velus (glabrosa) dan
kuku.
Catatan :
- Jika ada lup gunakan lup untuk melihat ruam
- Jika ada senter, maka gunakan senter untuk melihat ruam
Pemeriksaan Penunjang Pewarnaan KOH : ditemukan hifa panjang, bersekat dan artrospora
Kultur Jamur
Diagnosis Banding -
Tatalaksana Farmakoterapi Antifungal topical : krim klotrimazol atau Terbinafin
Hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu
Pengobatan sistemik :
- Griseofulvin 0-5-1 gram/hari
- Ketokonazol 2x200 mg/hari, Itrakonazol : 100 mg/hari atau
Terbinafin 250 mg/hari
- Diberikan 10-14 pada pagi hari setelah makan.
Tatalaksana Nonfarmakoterapi
Hygiene diri harus terjaga dan pemakian handuk/pakaian secara
bersamaan harus dihindari.
Edukasi Menjaga hygiene tubuh
Tidak menggonta ganti shampoo atau menggunakan topi.
Memberitahu pasien ini bukan penyakit berbahaya.
RINOSINUSITIS AKUT
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Onset : Tiba-tiba
Terjadi < 12 minggu
Kriteria Mayor :
Hidung tersumbat
Keluar sekret dari hidung atau post- nasal discharge yang purulent
Nyeri pada wajah
Hiposmia / anosmia
Kriteria Minor :
Sakit kepala
Demam
Halitosis
Rasa lemah (fatigue)
Sakit gigi
Sakit atau rasa penuh di telinga
Batuk
Memeriksa hidung :
Setelah dilakukan inspeksi dan palpasi, dilakukan pemeriksaan rinoskopi
anterior dengan menggunakan spekulum hidung. Spekulum dipegang dengan
tangan yang tidak dominan. Spekulum dimasukkan dalam keadaan tertutup dan
dikeluarkan setengah terbuka seperti gambar.
Memeriksa mulut dan tenggorokan :
Spatula dipegang untuk menekan lidah seperti gambar.
Hasil Pemeriksaan rongga mulut : Dapat ditemukan karies profunda pada gigi
rahang atas.
Pemeriksaan Penunjang Foto polos sinus paranasal dengan Water’s view (AP / lateral)
HIPERMETROPIA
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : penglihatan kurang jelas untuk objek yang dekat.
Sakit kepala dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan
membaca dekat.
Penglihatan tidak enak bila melihat pada jarak yang tetap dan
diperlukan penglihatan jelas pada jangka waktu yang lama, misalnya
menonton TV dan lain-lain.
Mata sensitif terhadap sinar.
Mata juling (dapat terjadi)
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding -
Tatalaksana Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajam
penglihatan terbaik.
Edukasi Memberitahu keluarga jika penyakit ini harus dikoreksi dengan bantuan
kaca mata. Karena jika tidak, maka mata akan berakomodasi terus
menerus dan menyebabkan komplikasi.
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding -
Edukasi Keluarga dan pasien harus mengerti bahwa mata kering adalah keadaan
menahun dan pemulihan total sukar terjadi, kecuali pada kasus ringan,
Diagnosis Banding -
HORDEOLUM
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : kelopak yang bengkak disertai rasa sakit.
Kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal,
Merah dan nyeri bila ditekan,
Perasaan tidak nyaman
Sensasi terbakar pada kelopak mata
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding 1. Selulitis preseptal
2. Kalazion
3. Granuloma piogenik
KONJUNGTIVITIS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : mata merah, rasa mengganjal, gatal dan berair, kadang disertai sekret.
Tidak disertai penurunan tajam penglihatan.
Daya tahan tubuh yang menurun
Adanya riwayat atopi
Penggunaan kontak lens dengan perawatan yang tidak baik
Higiene personal yang buruk
- Konjungtivitis bacterial
a. Konjungtiva hiperemis
b. Sekret purulen atau mukopurulen dapat disertai membran atau pseudomembran
di konjungtiva tarsal.
- Konjungtivitis viral:
a. Konjungtiva hiperemis
b. Sekret umumnya mukoserosa
c. Pembesaran kelenjar preaurikular
- Konjungtivitis alergi:
a. Konjungtiva hiperemis
b. Riwayat atopi atau alergi,
c. Gatal.
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal
Nadi normal
Frekuensi pernafasan normal
Suhu : Normal: 36,5oC - 37,2oC
Pemeriksaan Fisik Langkah pemeriksaan visus :
o Menerangkan tujuan dan cara pemeriksaan serta meminta persetujuan
o Meminta pasien berdiri/duduk pada jarak 5 atau 6 meter dari optotip snellen
o Meminta pasien untuk menutup salah satu mata (mata hanya ditutup bukan ditekan)
o Meminta pasien untuk membaca huruf pada Optotip Snellen mulai dari deretan huruf
yang paling bawah sampai deretan huruf yang dapat dibaca tanpa melakukan kesalahan
dan menentukan nilai visusnya.
o Bila pasien tidak dapat membaca huruf paling atas pada Optotip Snellen maka
dilakukan pemeriksaan hitung jari mulai dari 5 meter didepan pasien kemudian
berjalan maju dan menentukan visusnya.
o Dilakukan pada kedua mata
o Penguji memberikan informasi visus kanan mata 6/6 dan visus mata kiri 6/60
o Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan visus mata kanan dan kiri
Hasil Pemeriksaan :
Visus normal
Injeksi konjungtival
Dapat disertai edema kelopak, kemosis
Eksudasi; eksudat dapat serous, mukopurulen, atau purulen tergantung penyebab
Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan folikel, papil atau papil raksasa, flikten, membrane,
atau pseudomembran.
Pemeriksaan Penunjang 1. Sediaan langsung swab konjungtiva dengan perwarnaan Gram atau Giemsa
2. Pemeriksaan sekret dengan perwarnaan biru metilen pada kasus konjungtivitis gonore
Diagnosis Banding -
R/Kloramfenikol ED fl No.I
S 1 dd gtt 6 OD/OS
BLEFARITIS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : Gatal pada tepi kelopak mata
Rasa panas pada tepi kelopak mata
Merah/hiperemia pada tepi kelopak mata
Terbentuk sisik yang keras dan krusta terutama di sekitar dasar bulu
mata
Kerontokan bulu mata (madarosis), putih pada bulu mata (poliosis), dan
trikiasis
Keluar sekret yang mengering selama tidur, sehingga ketika bangun
kelopak mata sukar dibuka
Riwayat kelainan kulit, misalnya dermatitis seboroik
Riwayat higiene personal dan lingkungan yang kurang baik
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding -
Tatalaksana Non- Membersihkan kelopak mata dengan lidi kapas yang dibasahi air hangat
Medikamentosa Membersihkan dengan sampo atau sabun
Kompres hangat selama 5-10 menit
Tatalaksana Medikamentosa Jika ulkus (+) pada kelopak mata, diberikan salep atau tetes mata
antibiotik hingga gejala menghilang. Dapat diberikan kloramfenikol
Edukasi 1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga bahwa kulit kepala,
alis mata, dan tepi palpebra harus selalu dibersihkan terutama pada
pasien dengan dermatitis seboroik.
2. Memberitahu pasien dan keluarga untuk menjaga higiene personal dan
lingkungan.
GLAUKOMA AKUT
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis Keluhan utama : Mata merah
Tajam penglihatan turun mendadak
Rasa sakit atau nyeri pada mata yang dapat menjalar ke kepala
Mual dan muntah (pada tekanan bola mata yang sangat tinggi)
Bilik mata depan yang dangkal
1. Visus turun
2. Tekanan intra okular meningkat
3. Konjungtiva bulbi: hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi silier,
injeksi konjungtiva
4. Edema kornea
5. Bilik mata depan dangkal
6. Pupil mid-dilatasi, refleks pupil negatif
Pemeriksaan Penunjang -
Tatalaksana Non- Pembatasan asupan cairan untuk menjaga agar tekanan intra okular
Medikamentosa tidak semakin meningkat
Tatalaksana Medikamentosa Asetazolamid HCl 500 mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari.
KCl 0.5 gr 3 x/hari.
Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari.
Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik 4-6 x 1 tetes sehari
Terapi simptomatik.
GLAUKOMA KRONIK
Kompetensi 3B
Manifestasi Klinis Usia 40 tahun atau lebih
Keluhan utama : Mata dapat terasa pegal, kadang-kadang pusing
Rasa tidak nyaman atau mata cepat lelah
ada riwayat penyakit mata, trauma, atau pemakaian obat kortikosteroid
Kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata
menabrak-nabrak saat berjalan.
Ada anggota keluarga menderita glaukoma
Penderita miopia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hipotensi,
vasospasme, diabetes mellitus, dan migrain
Pada glaukoma sekunder, dapat ditemukan riwayat pemakaian obat
steroid secara rutin, atau riwayat trauma pada mata.
Catatan :
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding 1. Konjungtivitis akut
RINITIS ALERGIK
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : Bersin-bersin berulang terutama pagi hari
Rinore,
Rasa gatal
Mata gatal dan banyak air mata
Tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen
Pada usia 8-11 tahun serta 20 tahun
Adanya riwayat atopi.
Lingkungan dengan kelembaban yang tinggi merupakan faktor risiko untuk
untuk tumbuhnya jamur, sehingga dapat timbul gejala alergis.
Terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu yang
tinggi.
Memeriksa hidung :
Setelah dilakukan inspeksi dan palpasi, dilakukan pemeriksaan rinoskopi anterior
dengan menggunakan spekulum hidung. Spekulum dipegang dengan tangan yang
tidak dominan. Spekulum dimasukkan dalam keadaan tertutup dan dikeluarkan
setengah terbuka seperti gambar.
Memeriksa mulut dan tenggorokan :
Spatula dipegang untuk menekan lidah seperti gambar.
a. Mukosa edema, basah, berwarna pucat atau kebiruan (livide), disertai adanya
sekret encer, tipis dan banyak. Jika kental dan purulen biasanya berhubungan
dengan sinusitis.
b. Pada rinitis alergi kronis atau penyakit granulomatous, dapat terlihat adanya
deviasi atau perforasi septum.
c. Pada rongga hidung dapat ditemukan massa seperti polip dan tumor, atau
dapat juga ditemukan pembesaran konka inferior yang dapat berupa edema
atau hipertropik. Dengan dekongestan topikal, polip dan hipertrofi konka
tidak akan menyusut, sedangkan edema konka akan menyusut.
Pemeriksaan Penunjang 1. Hitung eosinofil dalam darah tepi dan sekret hidung.
2. Pemeriksaan Ig E total serum
3. Uji kulit atau Prick Test, digunakan untuk menentukan alergen penyebab
rinitis alergi pada pasien.
4. Pemeriksaan radiologi dengan foto sinus paranasal.
Tatalaksana Medikamentosa
1. Terapi topikal dapat dengan dekongestan hidung topikal melalui
semprot hidung.
Ipatropium bromide
a. Antihistamin
Cetrizine
Interpretasi :
- Papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa.
- Dijumpai pada kulit, mukosa dan kuku.
- Permukaannya rata, disebut dengan veruka Plana. Dengan goresan dapat
timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena Koebner).
Catatan :
- Jika ada lup gunakan lup untuk melihat ruam
- Jika ada senter, maka gunakan senter untuk melihat ruam
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding Kalus
Komedo
Liken planus
Kondiloma akuminatum
Karsinoma sel skuamosa
- AgNO3 25%
- Asam salisilat 20% - 40%.
Tatalaksana Nonfarmakoterapi
PEDIKULOSIS KAPITIS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : gatal di kepala
Anak-anak usia muda
Tinggal di asrama atau panti asuhan.
Kondisi higiene yang tidak baik, misalnya jarang membersihkan rambut
atau rambut yang relatif susah dibersihkan (rambut yang sangat panjang
pada wanita).
Kontak fisik erat dengan kepala penderita, seperti tidur bersama.
Kontak melalui fomite yang terinfestasi, misalnya pemakaian bersama
aksesori kepala, sisir, dan bantal juga dapat menyebabkan kutu menular.
Pemeriksaan Vital Sign Tekanan darah normal
Nadi normal
Frekuensi pernafasan : 18 x/menit
Suhu : NORMAL
Pemeriksaan Fisik Hasil Pemeriksaan :
- Lesi kulit terjadi karena bekas garukan, yaitu bentuk erosi dan
ekskoriasi.
- Bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri, maka timbul pus dan
krusta yang menyebabkan rambut bergumpal, disertai dengan
pembesaran kelenjar getah bening regional.
- Ditemukan telur dan kutu yang hidup pada kulit kepala dan
rambut.
Pemeriksaan Penunjang -
Diagnosis Banding Tinea kapitis
Impetigo krustosa (pioderma)
Dermatitis seboroik
Tatalaksana Farmakoterapi 1. Malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray, dibiarkan 1
malam.
2. Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan selama 2 jam
3. Gameksan 1%, dibiarkan selama 12 jam.
PITIRIASIS VERSIKOLOR
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : bercak putih pada kulit
Keluhan tambahan : gatal ringan muncul terutama saat berkeringat,
Sering dijumpai pada dewasa muda (kelenjar sebasea lebih aktif
bekerja).
Cuaca yang panas dan lembab.
Tubuh yang berkeringat.
Imunodefisiensi
Kebiasaan : memakai pakaian tertutup
Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan lampu Wood (fluoresensi) = kuning keemasan pada lesi
yang bersisik.
2. Pemeriksaan mikroskopis sediaan kerokan skuama lesi dengan KOH.
S 1 dd tab I
Edukasi - Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan
konsisten, karena angka kekambuhan tinggi (± 50% pasien).
- Infeksi jamur dibunuh dengan cepat tetapi membutuhkan waktu
berbulan- bulan untuk mengembalikan pigmentasi ke normal.
- Pakaian tidak lembab dan tidak berbagi dengan orang lain untuk
penggunaan barang pribadi.
1. Analgetik antipiretik
2. Antibiotik :
ERISIPELAS
Kompetensi 4A
Manifestasi Klinis Keluhan utama : Lesi gatal pada kulit
Keluhan tambahan : Demam dan malaise sebelum terjadinya lesi pada
kulit.
Rasa terbakar
Nyeri
Bengkak
Didahului riwayat trauma atau riwayat faringitis.
Gangguan saluran limfatik
3. Analgetik antipiretik
4. Antibiotik :
3. Penisilin 0,6 – 1,5 mega unit 5-10 hari
4. Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari