Anda di halaman 1dari 4

PRODUKSI BANGGAI CARDINAL FISH LATAR BELAKANG Indonesia terkenal kaya akan terumbu

(Pterapogon Kauderni) Ikan kardinal banggai adalah ikan laut karang yang merupakan habitat berbagai jenis
yang hanya hidup dan ditemukan (endemik) di ikan konsumsi maupun ikan hias. Sampai saat ini
sekitar Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah). sebagian besar ikan hias laut Indonesia hasil
Ikan ini mempunyai bentuk dan warna tubuh tangkapan diekspor ke luar negeri dan menjadi
sangat khas dan indah, karenanya banyak disukai sumber devisa negara. Negara tujuan ekspor ikan
dan digunakan untuk ikan hias dalam akuarium. hias laut masih terbatas pada beberapa Negara
Tubuh ikan ini berwarna dasar putih dan bergaris seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan,
hitam melintang, sirip dada, sirip punggung, dan Cina dan sebagian ke Eropa (Poernomo, 2006).
sirip ekor memanjang dan berbintik putih di Salah satu spesies yang diperdagangkan di
sepanjang sirip (Allen & Steene, 1995) seluruh dunia sebagai ikan hias dalam jumlah
Di daerah Banggai ikan ini dikenal besar adalah ikan endemic di Kepulauan Banggai
dengan nama “ikan capungan” sedangkan dalam dan beberapa pulau kecil di sekitarnya, yaitu
perdagangan ikan hias Internasional, ikan ini Pterapogon kauderni atau lebih dikenal sebagai
Oleh: selain dikenal dengan nama umum “banggai Banggai cardinalfish (Ndobe dan Moore, 2006).
cardinal ” juga dikenal dengan nama “kaudem’s Spesies tersebut dinilai terancam punah
cardinal atau longfin cardinal”. Di alam ikan ini oleh beberapa studi akibat pemanfaatan
NAMA : MUH RIFALDHI
hidup di perairan dangkal, tak lebih dari 8 meter berlebihan dan degradasi habitat (Erdmann &
STAMBUK : O 271 16 072
umumnya di sekitar terumbu karang. Ikan ini Vagelli, 2001).
KELAS : AKUA 02
lebih mudah ditemui di tempat yang banyak Usaha yang dapat dilakukan untuk
populasi bulu babinya (Diadema setosum), menghindari kepunahan populasi di alam dan
tampaknya ikan ini lebih menyukai hidup dan sediaan untuk penggemar akuarium adalah
bersembunyi di sela-sela duri bulu babi (Vagelli dengan cara membenihkan secara terkontrol. Di
& Erdmann, 2002). Indonesia belum pernah dilaporkan ke berhasilan
membenihkan ikan ini secara terkontrol, laporan Spesies : Pterapogon kauderni kecoklatan dengan garis hitam vertikal dan
yang ada umumnya menginformasikan sumber bintik-bintik putih/perak kebiruan pada sirip-
daya ikan ini di Kepulauan Banggai , konservasi siripnya.
dan perbaikan teknik penangkapannya di alam
PENYEBARAN DAN HABITAT
agar tidak merusak lingkungan karang (Lunn &
Moreau, 2001). Daerah penyebaran Banggai Cardinal Fish
sangat terbatas di wilayah Sulawesi Tengah
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
bagian Timur, tepatnya di Kepulauan Banggai,
Ikan Banggai cardinal fish mempunyai 27
karena itu spesies ini termasuk endemik. Habitat
genus dan 250 spesies, tetapi hanya satu spesies
Banggai Cardinal Fish mempunyai ciri- alami Banggai Cardinal Fish dapat ditemukan di
yang terdapat di Indonesia, yaitu kaudermi. Ikan
ciri sebagai berikut: bentuk tubuh agak pipih perairan laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai
ini mulai diketahui sejak tahun 1920, dan mulai
dengan mata yang besar berwarna hitam dan 5 meter, dengan pH 8,1 sampai 8,4 dan suhu
dikoleksi oleh penggemar ikan hias pada tahun
bentuk mulut terminal dengan ukuran besar, perairan 25 sampai 280 C. Populasi ikan ini
1933. Menurut Tullock dan Michael (1999) ikan
rahang bawah cenderung menonjol. BCF dapat ditemukan pada daerah lamun (sea grass)
Banggai Cardinal Fish diklasifikasikan sebagai
memiliki dua buah 3 sirip punggung yang dan terumbu karang dimana banyak terdapat bulu
berikut :
terpisah, dimana pada sirip dorsal yang pertama babi Telur Larva Juvenile Dewasa Induk Benih 6
Kingdom : Animalia mempunyai 6 sampai 8 jari-jari sirip dan pada dan anemon. Banggai Cardinal Fish hidup
Filum : Chordata sirip dorsal yang kedua mempunyai 8 sampai 14 bersimbiosis dengan bulu babi (Diadema
Sub Filum : Vertebrata jari-jari sirip lunak, serta dua sirip dibagian anal setosum) yang umumnya terdapat di perairan
Super Klas : Gnathostomata dengan jumlah jari-jari lunak 8 sampai 18 pantai. Simbiosis dilakukan dengan cara
Kelas : Osteichtyes (Nelson, 1994 dalam Steve et al., 2005). mengupayakan agar garis hitam pekat pada tubuh
Sub Klas : Actinopterygi Ukurannya kecil, dan panjang total ikan dewasa mereka membaur membentuk garis lurus dengan
Super Ordo : Teleostei maksimal 10 cm. Ciri khas antara lain sirip ekor salah satu duri bulu babi yang bertujuan untuk
Famili : Apogonidae bercabang yang memanjang serta pola warna penyamaran dan perlindungan dari serangan
Genus : Pterapogon khas yaitu dasar keperakan agak kuning predator. Selain bulu babi, ikan ini juga memiliki
tempat perlindungan lain yaitu anemon laut mendapatkan asupan makanan dari luar. Pakan panjang yang terdapat benih ikan capungan
dengan cara memanfaatkan tubuh mereka yang yang diberikan pada stadia awal adalah nauplii banggai hingga keluar dari air dan kemudian
kecil agar dapat menyelinap diantara helaian artemia. Pemberian naupli artemia ini benih ikan capungan banggai dijaring
anemon laut. berlangsung selama ± 45 hari, kemudian menggunakan saringan. Benih yang telah
selanjutnya diberikan artemia yang dewasa pada ditangkap dimasukkan ke dalam ember berisi air
PEMBENIHAN
umur lebih dari 45 hari. Benih sebaiknya laut yang digunakan sebagai tempat
Ikan BCF merupakan tipe ikan yang diajarkan makan pellet agar lebih memudahkan penyimpanan sementara selama proses
memelihara telurnya dalam mulut (mouthbreeder) dalam penanganannya. Setelah benih berumur ± 4 pemanenan. Benih yang berada di ember
hingga menjadi benih yang memiliki morfologi bulan, dapat diberikan pakan rucah yang dipotong dipindahkan langsung ke dalam akuarium
sama dengan ikan dewasa. Sehingga dalam halus sesuai dengan bukaan mulutnya. Pakan ini pemeliharaan benih. Benih akan dipelihara pada
kegiatan pembenihan ikan BCF, tidak melalui diberikan sebanyak 2 – 3 kali sehari dengan dosis akuarium benih selama selama empat bulan
proses pemeliharaan larva, mengingat fase sekenyangnya (adlibitum). sehingga benih memiliki harga yang ekonomis.
pemeliharaan larva dilakukan oleh induk jantan Hal ini sesuai dengan pernyataan Poernomo dkk.
ALAT DAN BAHAN
dalam mulutnya. (2003) bahwa ikan capungan banggai berusia
Alat yang digunakan dalam produksi empat bulan atau lebih kurang berukuran 4-5 cm.
Setelah 15 – 18 hari masa pengeraman,
Banggai Cardinafish yaitu, Buku tulis, pulpen,
benih-benih yang keluar dari mulut induk jantan PEMELIHARAAN INDUK
labu Erlenmeyer, labu semprot, gelas ukur, pipet
telah siap beradaptasi dengan lingkungan baru.
tetes, buret. Bahan yang digunakan adalah ikan, Kegiatan pemeliharaan induk dengan melakukan
Proses ini berlangsung bertahap mengingat proses
bulu babi, dan pakan. penurunan air pada setiap pagi hingga ketinggian
perkembangan organ tubuh benih tersebut
air lebih kurang 20 cm. Penurunan air dilakukan
bervariasi dan tidak bersamaan. Benih yang PENDEDERAN DAN PEMBESARAN
untuk mempercepat pergantian air dan
dihasilkan oleh satu ekor induk berkisar antara 13
Pada saat pemanenan digunakan saringan mempermudah ikan memakan pakan yang
– 55 ekor benih. Benih-benih yang telah keluar
dengan mesh size satu millimeter dan ember. diberikan. Induk capungan banggai sejumlah 20
biasanya tidak memiliki cadangan makanan (yolk
Cara pemanenan benih ikan capungan banggai ekor diberi makan dengan pakan alami yang
egg) dalam tubuhnya lagi, sehingga harus
yaitu dengan mengangkat bulu babi berduri berupa udang rebon (Mesopodopsis sp.) sebanyak
lebih kurang 200mL (kepadatan lebih kurang 8 Cardinalfish) Prosiding Konferensi
individu per mililiter) dan dibiarkan sesaat untuk Nasional Akuakultur 2005 Makasar.
ikan memakannya. Setelah itu air kembali Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI).
dinaikkan kembali hingga mencapai ketinggian Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
air lebih kurang 80 cm dengan debit air yang Semarang.
kecil yaitu 2 liter per menit. Pemberian pakan Poernomo, A., 2006. Ikan Hias Laut Indonesia.
pada induk capungan banggai dilakukan dua kali Penebar Swadaya, Jakarta.
sehari yaitu pada pagi hari pukul 9.00 WITA dan
siang hari pada pukul 14.00 WITA. Hal ini
berlawanan dengan pernyataan Vagelli (2008)
bahwa capungan banggai merupakan ikan
nokturnal. Capungan banggai diberian pakan
pada pagi hari di BBRPBL dikarenakan untuk
mempermudah pemeliharaan capungan banggai.

DAFTAR PUSTAKA

Ndobe S dan Moore A. 2007. Pengembangan


Budidaya In-situ Banggai Cardinal Fish
(Pterapogon kauderni). Prosiding
Konferensi Aquaculture Indonesia, 2007.
Hal 253-262
Ndobe, S., Moore, A. 2006. Potensi dan
Pentingnya Pengembangan Budidaya In-
Situ Pterapogon kauderni (Banggai

Anda mungkin juga menyukai